5. HADRIANUS
Dalam
pemerintahan Hadrianus (117-138 M), Serenius Granianus, Gubernur
Asia, menyurat kepada kaisar memohon advisnya dalam menangani
dakwaan-dakwaan terhadap orang Kristen. Barangkali ia sedang mengalami
masalah-masalah yang sama yang telah disebut oleh Plinius. Dalam
semangat hubungan baru mereka dengan Yesus yang sudah bangkit,
orang-orang Kristen sedang membawa orang lain kepada Kristus, sehingga
mereka tidak lagi melaksanakan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala.
Hal itu memukul pedagang-pedagang tertentu, seperti tukang perak, di
tempat yang paling menyakitkan - yaitu di pundi-pundi. Sebagai
akibatnya, orang-orang Kristen sering harus menghadap pengadilan hanya
karena mereka mengikuti Allah yang tidak disetujui oleh negara.
Hadrianus menyurat kembali kepada pengganti Granianus, yaitu Minucius
Fundanus. Suratnya yang dipelihara oleh Eusebius, menjadi bukti tak
langsung yang meneguhkan hal-hal sama yang dicatat oleh Plinius:
Oleh
karena itu, saya tidak menghendaki perkara ini dilewati tanpa
diselidiki, supaya orang-orang ini tidak diganggu, dan juga tidak diberi
kesempatan kepada para informan untuk mengadakan pengaduan yang penuh
dengki. Karena itu, apabila pemerintahan propinsi dengan jelas dapat
menunjukkan dakwaan mereka terhadap orang Kristen, supaya dapat
dipertanggung-jawabkan di hadapan pengadilan, biarlah mereka mengikuti
proses ini saja, tetapi tidak dengan sekadar mengajukan petisi dan
membuat gaduh terhadap orang-orang Kristen. Karena adalah jauh lebih
pantas, apabila orang melemparkan tuduhan agar Anda yang harus
memeriksanya.[25]
-------------------
Catatan :
[25] Eusebius, The History of the Church 4. 9. [AS]
6. SUETONIUS
Sekitar
tahun 50 M, Rasul Paulus tiba di Korintus. Kisah Para Rasul 18:2 mencatat
bahwa di sana ia berjumpa dengan "seorang Yahudi bernama Akwila, yang
berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila,
isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan supaya semua orang
Yahudi meninggalkan Roma." Rupanya, oleh kedewasaan rohani Akwila dan
Priskila, yang tampak dalam Kisah Para Rasul 18:26, maka mereka pasti
sudah menjadi orang Kristen ketika mereka berada di Roma sebelum tahun
49. pada tahun itulah Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma.
Suetonius,
seorang sejarawan Romawi lain dan pencatat Tawarikh dari Istana Kaisar,
menulis sekitar tahun 120 M, "karena orang-orang Yahudi terus-menerus
mengadakan kerusuhan atas hasutan Chrestus, Kaisar memaksa mereka
meninggalkan Roma." [26]
Siapakah
"Chrestus itu? Ada sedikit perdebatan mengenai pertanyaan ini karena
Chrestus rupanya sebuah nama yang cukup umum, terutama di antara para
budak. Namun, ada beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Chrestus
boleh jadi salah ejaan dari kata Yunani "Christus":
Pertama,
Chrestus adalah sebuah nama Yunani. Tentu saja, banyak orang Yahudi
mempunyai nama-nama Yunani, entah dari lahir atau diambil kemudian
(mis., murid-murid Yesus dari Galilea, Andreas dan Filipus. dan ketujuh
"diaken" yang diangkat dalam Kis. 6:5, hanya seorang di antara mereka
yang disebut seorang penganut agama Yahudi), tetapi selain dari itu
Chrestus tidak dikenal sebagai nama Yahudi." [27]
Dan kedua, Chrestus kedengaran mirip sekali dengan Christus, yang
dengan artinya "diurapi," tidak lazim di dunia bukan Yahudi, sehingga
menggantinya dengan Chrestus, sebuah nama Yunani yang lebih lazim,
dengan mudah dilakukan. Tertullianus menjelaskan bahwa para penentang
kekristenan, dengan cara salah mengucapkan nama itu sebagai
"Chrestianus," sebenarnya memberi kesaksian tentang" sifat manis dan
kebaikannya"! (FrRE 41)
Suatu petunjuk lain timbul
dalam bagian sisa Kisah Para Rasul 18, yang menceritakan bagaimana
Akwila dan Priskila melibatkan diri dalam misi Paulus untuk "bersaksi
kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus." Banyak orang Yahudi
memberi reaksi yang sengit, dan jikalau pasal-pasal lain dari Kitab
Kisah Para Rasul merupakan pertanda yang khas tentang masa-masa itu,
mungkin Akwila dan Priskila terlibat dalam persengketaan yang serupa di
Roma pada tahun 49 M. Orang Kristen Yahudi yang bersaksi kepada
orang-orang Yahudi lainnya mungkin mengakibatkan permusuhan-permusuhan
yang mengakibatkan pengusiran semua orang Yahudi dari Roma. Sudah pasti,
pencatat laporan polisi itu telah diberi tahu bahwa kekerasan itu
terjadi atas hasutan "Kristus." Akan tetapi, karena ia tidak pernah
mendengar tentang "Kristus," ia menulis "Chrestus," nama umum yang la
kenal. Tujuh puluh tahun kemudian, ketika Suetonius mencari keterangan
dari laporan ini, dengan teliti ia mencatat apa yang ditemukannya. Maka
laporan ini dan laporan Suetonius mengenainya, hampir pasti telah
membuktikan bahwa dalam waktu enam belas sampai dua puluh tahun setelah
kematian Yesus, orang-orang Kristen Yahudi dan Yudea sedang menceritakan
kepada orang-orang Yahudi lainnya di Roma mengenai kehidupan, kematian,
dan kebangkitan-Nya.
Suetonius juga menguatkan laporan Tacitus mengenai kebakaran besar di Roma. Dalam karyanya yang berjudul Life of Nero,
Suetonius melaporkan bahwa sesudah kebakaran itu, "Hukuman dijatuhkan
kepada orang-orang Kristen, sekelompok orang yang menganut suatu
takhayul baru yang jahat." [28] Sekali
lagi, sebuah sumber sekular bukan Kristen membuktikan bahwa hanya tiga
puluh tahun setelah kematian Kristus, terdapat pria dan wanita di Roma
yang dihukum mati karena keyakinan mereka bahwa Yesus telah hidup, mati,
dan dibangkitkan dari antara orang mati.
-------------------
Catatan :
[26] Suetonius, Life of Claudius 25. 4 [AS]
[27] Misalnya, Yosefus tidak menyebut orang Yahudi yang bernama Chrestus.
[28] Suetonius, Life of Nero 16. [AS]
[27] Misalnya, Yosefus tidak menyebut orang Yahudi yang bernama Chrestus.
[28] Suetonius, Life of Nero 16. [AS]
7. LUCIANUS DARI SAMOSATA
Sekitar
tahun 170 M, Lucianus, seorang pengarang syair sindiran dalam bahasa
Yunani, menulis tentang orang-orang Kristen yang mula-mula dan pemberi
hukum mereka. Sifat bermusuhan dari kesaksiannya menjadikannya lebih
berharga:
Ketahuilah,
orang-orang Kristen memuja seorang pria sampai pada hari ini - tokoh
tersohor yang memperkenalkan tata ibadah baru mereka, dan disalibkan
karena hal tersebut... Orang-orang tersesat ini mulai dengan keyakinan
yang umum bahwa mereka itu hidup kekal selamanya, yang menjelaskan
pandangan rendah mereka terhadap kematian dan pengabdian diri secara
sukarela yang umum terdapat di antara mereka; dan kemudian diingatkan
kepada mereka oleh pemberi hukum asli mereka bahwa mereka semua
bersaudara, dari saat mereka bertobat, dan menyangkal dewa-dewa Yunani,
dan menyembah orang bijaksana yang disalibkan itu, serta hidup menurut
hukum-hukum-Nya. Semua hal ini mereka terima dengan iman, dan sebagai
akibatnya, mereka menganggap rendah semua harta duniawi, dan
menganggapnya hanya sebagai harta bersama."[29]
Lucianus
juga menyebutkan orang-orang Kristen beberapa kali dalam karyanya yang
berjudul Alexander the False Prophet, bagian 25 dan 29.
-------------------
Catatan :
[29] Lucianus, The Death of Peregrine 11-13. [AS]
8. MARA BAR-SERAPION
Beberapa
waktu sesudah tahun 70 M, seorang Siria, barangkali seorang filsuf aliran
stoa, menulis dari penjara kepada putranya. Dalam usahanya untuk
mendorong putranya untuk mengejar hikmat, ia merenungkan:
Keuntungan
apakah yang diperoleh orang-orang Atena ketika mereka membunuh
Sokrates? Kelaparan dan penyakit pes menimpa mereka sebagai hukuman
karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang di
Sames ketika mereka membakar Pitagoras? Dalam waktu sesaat negeri mereka
tertutup pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang Yahudi ketika
menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Tidak lama setelah peristiwa
itu kerajaan mereka dibinasakan. Secara adil Allah membalas dendam atas
kematian tiga orang bijaksana ini: orang Atena mati kelaparan; Orang
Sames dibanjiri air laut; orang Yahudi mengalami kehancuran dan
dihalaukan dari negeri mereka, serta hidup tersebar di seluruh dunia.
Namun, Sokrates tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam
ajaran Plato. Pitagoras tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus
dalam patung Hera. Demikian pula Raja yang bijaksana itu tidak mati
untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran yang telah
disampaikan-Nya.[30]
Nilai
pengesahan surat ini terhadap fakta-fakta sejarah dikurangi oleh
kenyataan bahwa Mara Bar-Serapion bisa saja memperoleh informasinya dari
tradisi Kristen (yang belum tentu berarti bahwa tradisi itu salah) dan
oleh kenyataan informasinya tentang Atena dan Sames itu tidak tepat.
Tetapi surat ini mungkin saja ditulis sedini abad pertama dan penulisnya
sudah pasti bukan orang Kristen karena di tempat lain ia merujuk
kepada "dewa-dewa kami" dan menyamakan Yesus dengan Sokrates dan
Pitagoras. Lagi pula, ia mengatakan bahwa Yesus hidup terus dalam
ajaran-Nya dan bukan dalam kebangkitan-Nya. Rupanya ia telah dipengaruhi
oleh orang Kristen bukan Yahudi, karena ia menyalahkan "orang Yahudi"
karena telah "menghukum mati raja mereka yang bijaksana." Akan tetapi,
bahkan Yohanes yang orang Yahudi, murid Yesus, berulang-ulang memakai
kata "orang Yahudi" ketika merujuk kepada kelompok-kelompok atau para
pemimpin Yahudi tertentu, yang kebanyakannya menentang Yesus, tetapi
beberapa di antaranya juga mengagumi Yesus, dan yang lain bersikap masa
bodoh terhadap Dia.
Kami tidak akan melanjutkan survei kami
tentang rujukan-rujukan orang bukan Kristen sampai melampaui tahun 200 M.
Dalam bab sebelumnya, kita telah melihat bahwa tidak mungkin seorang
penulis bukan Kristen mengacu kepada Yesus atau para pengikut-Nya. Bukti
dalam bab ini menunjukkan bahwa berita mengenai kehidupan, kematian,
dan kebangkitan Yesus, pasti telah mulai disebarkan ke seluruh
kekaisaran Romawi segera setelah kematian Yesus, karena para penulis
bukan Kristen telah melaporkan berbagai efeknya dalam waktu sembilan
belas atau tiga puluh tahun setelah penugasannya.
-------------------
Catatan :
[30]
British Museum Syriac MS. Addition 14, 658. Tanggal manuskrip ini
ditetapkan pada abad ke-7, tetapi surat itu sendiri berasal dari abad
ke-2 atau ke-3.
Sumber : Josh McDowell, Apologetika: Bukti yang Meneguhkan Kebenaran Alkitab, Vol 3, hlm 43-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar