Minggu, 13 Januari 2013

Yesus Kristus dalam Kesaksian Sejarah (4)

5. HADRIANUS
Dalam pemerintahan Hadrianus (117-138 M), Serenius Granianus, Gubernur Asia, menyurat kepada kaisar memohon advisnya dalam menangani dakwaan-dakwaan terhadap orang Kristen. Barangkali ia sedang mengalami masalah-masalah yang sama yang telah disebut oleh Plinius. Dalam semangat hubungan baru mereka dengan Yesus yang sudah bangkit, orang-orang Kristen sedang membawa orang lain kepada Kristus, sehingga mereka tidak lagi melaksanakan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala. Hal itu memukul pedagang-pedagang tertentu, seperti tukang perak, di tempat yang paling menyakitkan - yaitu di pundi-pundi. Sebagai akibatnya, orang-orang Kristen sering harus menghadap pengadilan hanya karena mereka mengikuti Allah yang tidak disetujui oleh negara. Hadrianus menyurat kembali kepada pengganti Granianus, yaitu Minucius Fundanus. Suratnya yang dipelihara oleh Eusebius, menjadi bukti tak langsung yang meneguhkan hal-hal sama yang dicatat oleh Plinius:
Oleh karena itu, saya tidak menghendaki perkara ini dilewati tanpa diselidiki, supaya orang-orang ini tidak diganggu, dan juga tidak diberi kesempatan kepada para informan untuk mengadakan pengaduan yang penuh dengki. Karena itu, apabila pemerintahan propinsi dengan jelas dapat menunjukkan dakwaan mereka terhadap orang Kristen, supaya dapat dipertanggung-jawabkan di hadapan pengadilan, biarlah mereka mengikuti proses ini saja, tetapi tidak dengan sekadar mengajukan petisi dan membuat gaduh terhadap orang-orang Kristen. Karena adalah jauh lebih pantas, apabila orang melemparkan tuduhan agar Anda yang harus memeriksanya.[25]
-------------------
Catatan :
[25] Eusebius, The History of the Church 4. 9. [AS]

6. SUETONIUS
Sekitar tahun 50 M, Rasul Paulus tiba di Korintus. Kisah Para Rasul 18:2 mencatat bahwa di sana ia berjumpa dengan "seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma." Rupanya, oleh kedewasaan rohani Akwila dan Priskila, yang tampak dalam Kisah Para Rasul 18:26, maka mereka pasti sudah menjadi orang Kristen ketika mereka berada di Roma sebelum tahun 49. pada tahun itulah Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma.

Suetonius, seorang sejarawan Romawi lain dan pencatat Tawarikh dari Istana Kaisar, menulis sekitar tahun 120 M, "karena orang-orang Yahudi terus-menerus mengadakan kerusuhan atas hasutan Chrestus, Kaisar memaksa mereka meninggalkan Roma." [26]

Siapakah "Chrestus itu? Ada sedikit perdebatan mengenai pertanyaan ini karena Chrestus rupanya sebuah nama yang cukup umum, terutama di antara para budak. Namun, ada beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Chrestus boleh jadi salah ejaan dari kata Yunani "Christus":
Pertama, Chrestus adalah sebuah nama Yunani. Tentu saja, banyak orang Yahudi mempunyai nama-nama Yunani, entah dari lahir atau diambil kemudian (mis., murid-murid Yesus dari Galilea, Andreas dan Filipus. dan ketujuh "diaken" yang diangkat dalam Kis. 6:5, hanya seorang di antara mereka yang disebut seorang penganut agama Yahudi), tetapi selain dari itu Chrestus tidak dikenal sebagai nama Yahudi." [27] 
Dan kedua, Chrestus kedengaran mirip sekali dengan Christus, yang dengan artinya "diurapi," tidak lazim di dunia bukan Yahudi, sehingga menggantinya dengan Chrestus, sebuah nama Yunani yang lebih lazim, dengan mudah dilakukan. Tertullianus menjelaskan bahwa para penentang kekristenan, dengan cara salah mengucapkan nama itu sebagai "Chrestianus," sebenarnya memberi kesaksian tentang" sifat manis dan kebaikannya"! (FrRE 41)

Suatu petunjuk lain timbul dalam bagian sisa Kisah Para Rasul 18, yang menceritakan bagaimana Akwila dan Priskila melibatkan diri dalam misi Paulus untuk "bersaksi kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus." Banyak orang Yahudi memberi reaksi yang sengit, dan jikalau pasal-pasal lain dari Kitab Kisah Para Rasul merupakan pertanda yang khas tentang masa-masa itu, mungkin Akwila dan Priskila terlibat dalam persengketaan yang serupa di Roma pada tahun 49 M. Orang Kristen Yahudi yang bersaksi kepada orang-orang Yahudi lainnya mungkin mengakibatkan permusuhan-permusuhan yang mengakibatkan pengusiran semua orang Yahudi dari Roma. Sudah pasti, pencatat laporan polisi itu telah diberi tahu bahwa kekerasan itu terjadi atas hasutan "Kristus." Akan tetapi, karena ia tidak pernah mendengar tentang "Kristus," ia menulis "Chrestus," nama umum yang la kenal. Tujuh puluh tahun kemudian, ketika Suetonius mencari keterangan dari laporan ini, dengan teliti ia mencatat apa yang ditemukannya. Maka laporan ini dan laporan Suetonius mengenainya, hampir pasti telah membuktikan bahwa dalam waktu enam belas sampai dua puluh tahun setelah kematian Yesus, orang-orang Kristen Yahudi dan Yudea sedang menceritakan kepada orang-orang Yahudi lainnya di Roma mengenai kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya.

Suetonius juga menguatkan laporan Tacitus mengenai kebakaran besar di Roma. Dalam karyanya yang berjudul Life of Nero, Suetonius melaporkan bahwa sesudah kebakaran itu, "Hukuman dijatuhkan kepada orang-orang Kristen, sekelompok orang yang menganut suatu takhayul baru yang jahat." [28] Sekali lagi, sebuah sumber sekular bukan Kristen membuktikan bahwa hanya tiga puluh tahun setelah kematian Kristus, terdapat pria dan wanita di Roma yang dihukum mati karena keyakinan mereka bahwa Yesus telah hidup, mati, dan dibangkitkan dari antara orang mati.
-------------------
Catatan :
[26] Suetonius, Life of Claudius 25. 4 [AS]
[27] Misalnya, Yosefus tidak menyebut orang Yahudi yang bernama Chrestus.
[28] Suetonius, Life of Nero 16. [AS]

7. LUCIANUS DARI SAMOSATA
Sekitar tahun 170 M, Lucianus, seorang pengarang syair sindiran dalam bahasa Yunani, menulis tentang orang-orang Kristen yang mula-mula dan pemberi hukum mereka. Sifat bermusuhan dari kesaksiannya menjadikannya lebih berharga:
Ketahuilah, orang-orang Kristen memuja seorang pria sampai pada hari ini - tokoh tersohor yang memperkenalkan tata ibadah baru mereka, dan disalibkan karena hal tersebut... Orang-orang tersesat ini mulai dengan keyakinan yang umum bahwa mereka itu hidup kekal selamanya, yang menjelaskan pandangan rendah mereka terhadap kematian dan pengabdian diri secara sukarela yang umum terdapat di antara mereka; dan kemudian diingatkan kepada mereka oleh pemberi hukum asli mereka bahwa mereka semua bersaudara, dari saat mereka bertobat, dan menyangkal dewa-dewa Yunani, dan menyembah orang bijaksana yang disalibkan itu, serta hidup menurut hukum-hukum-Nya. Semua hal ini mereka terima dengan iman, dan sebagai akibatnya, mereka menganggap rendah semua harta duniawi, dan menganggapnya hanya sebagai harta bersama."[29]

Lucianus juga menyebutkan orang-orang Kristen beberapa kali dalam karyanya yang berjudul Alexander the False Prophet, bagian 25 dan 29.
-------------------
Catatan :
[29] Lucianus, The Death of Peregrine 11-13. [AS]

8. MARA BAR-SERAPION
Beberapa waktu sesudah tahun 70 M, seorang Siria, barangkali seorang filsuf aliran stoa, menulis dari penjara kepada putranya. Dalam usahanya untuk mendorong putranya untuk mengejar hikmat, ia merenungkan:
Keuntungan apakah yang diperoleh orang-orang Atena ketika mereka membunuh Sokrates? Kelaparan dan penyakit pes menimpa mereka sebagai hukuman karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang di Sames ketika mereka membakar Pitagoras? Dalam waktu sesaat negeri mereka tertutup pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang Yahudi ketika menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Tidak lama setelah peristiwa itu kerajaan mereka dibinasakan. Secara adil Allah membalas dendam atas kematian tiga orang bijaksana ini: orang Atena mati kelaparan; Orang Sames dibanjiri air laut; orang Yahudi mengalami kehancuran dan dihalaukan dari negeri mereka, serta hidup tersebar di seluruh dunia. Namun, Sokrates tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran Plato. Pitagoras tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam patung Hera. Demikian pula Raja yang bijaksana itu tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran yang telah disampaikan-Nya.[30]

Nilai pengesahan surat ini terhadap fakta-fakta sejarah dikurangi oleh kenyataan bahwa Mara Bar-Serapion bisa saja memperoleh informasinya dari tradisi Kristen (yang belum tentu berarti bahwa tradisi itu salah) dan oleh kenyataan informasinya tentang Atena dan Sames itu tidak tepat. Tetapi surat ini mungkin saja ditulis sedini abad pertama dan penulisnya sudah pasti bukan orang Kristen karena di tempat lain ia merujuk kepada "dewa-dewa kami" dan menyamakan Yesus dengan Sokrates dan Pitagoras. Lagi pula, ia mengatakan bahwa Yesus hidup terus dalam ajaran-Nya dan bukan dalam kebangkitan-Nya. Rupanya ia telah dipengaruhi oleh orang Kristen bukan Yahudi, karena ia menyalahkan "orang Yahudi" karena telah "menghukum mati raja mereka yang bijaksana." Akan tetapi, bahkan Yohanes yang orang Yahudi, murid Yesus, berulang-ulang memakai kata "orang Yahudi" ketika merujuk kepada kelompok-kelompok atau para pemimpin Yahudi tertentu, yang kebanyakannya menentang Yesus, tetapi beberapa di antaranya juga mengagumi Yesus, dan yang lain bersikap masa bodoh terhadap Dia.

Kami tidak akan melanjutkan survei kami tentang rujukan-rujukan orang bukan Kristen sampai melampaui tahun 200 M. Dalam bab sebelumnya, kita telah melihat bahwa tidak mungkin seorang penulis bukan Kristen mengacu kepada Yesus atau para pengikut-Nya. Bukti dalam bab ini menunjukkan bahwa berita mengenai kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus, pasti telah mulai disebarkan ke seluruh kekaisaran Romawi segera setelah kematian Yesus, karena para penulis bukan Kristen telah melaporkan berbagai efeknya dalam waktu sembilan belas atau tiga puluh tahun setelah penugasannya.
-------------------
Catatan :
[30] British Museum Syriac MS. Addition 14, 658. Tanggal manuskrip ini ditetapkan pada abad ke-7, tetapi surat itu sendiri berasal dari abad ke-2 atau ke-3.

Sumber : Josh McDowell, Apologetika: Bukti yang Meneguhkan Kebenaran Alkitab, Vol 3, hlm 43-7

Tidak ada komentar: