Rabu, 09 Mei 2012

RENUNGAN ( 04 ): Tentang Berkat.

Berkat Allah kepada orang beriman seperti air yang mengalir dari mata air yang tidak pernah habis

Berkat yang dimengerti jemaat gereja ada dua, yaitu berkat jasmani dan berkat rohani, tetapi di dalam pengajaran sebagian gereja lebih menitik beratkan kepada berkat jasmani atau berkat duniawi, sedangkan berkat rohani atau berkat sorgawi hanya dijadikan pengajaran pelengkap saja. Bahkan ada gereja yang terang-terangan mengajarkan bagaimana untuk mendapatkan berkat duniawi itu, sehingga hidup mereka penuh kelimpahan berkat duniawi. Secara akademis pengajaran seperti ini dikenal dengan nama Theologi Kemakmuran atau Theologi Sukses.
Dengan dasar theologi ini ada beberapa gereja yang kemudian bertumbuh menjadi besar dengan jumlah jemaat sampai puluhan ribu orang jemaat, bahkan ada yang mencapai ratusan ribu orang jemaat. Mereka dapat membangun komplek gereja seluas beberapa hektar sampai puluhan hektar dengan fasilitas yang lengkap dan istimewa . Dengan hasil pencapaian sedemikian ini maka mereka yakin akan "kebenaran" pengajaran  Theologi sukses itu karena pengalaman kesuksesan duniawi yang mereka peroleh menjadi bukti bahwa mereka diberkati Tuhan, sehingga lebih jauh mereka menyatakan bahwa ajaran itu sudah sesuai dengan Firman Tuhan .Pertanyaan pertama adalah "apakah Tuhan Yesus mengajarkan tentang hal-hal duniawi ? ataukah tentang hal-hal rohani ? ataukah mengajarkan kedua-duanya ?"

Banyak sekali ayat-ayat Alkitab (sekurang-kurangnya ada 120 ayat) yang berbicara tentang berkat, di dalam Perjanjian Lama ada 112 ayat yang tersebar dalam 19 kitab dan di dalam Perjanjian Baru ada 24 ayat yang terdapat dalam 3 Injil dan 9 suratan. Dari begitu banyak ayat-ayat  Alkitab yang membahas tentang berkat, adalah ayat dalam Kitab Maleakhi yang menjadi ayat terpenting dari pengajaran Theologi Sukses itu:

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit, dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (Mal. 3:10)

Ini merupakan ayat dalam Alkitab yang menjadi dasar dari ajaran kemakmuran yang diajarkan gereja-gereja itu dan sangat digemari oleh jemaat, terutama jemaat yang mempunyai latar-belakang pengusaha/ pedagang. Dalam prakteknya ajaran ini diyakini jemaat tertentu yang ekonominya kemudian berkembang secara signifikan setelah mereka menjadi anggota jemaat gereja yang mengajarkan Theologi Kemakmuran itu. Tetapi pada kenyataannya tidak semua anggota jemaat mempunyai pengalaman sukses seperti mereka, tetapi kebalikan dari pada itu, banyak atau sebagian besar diantara anggota jemaat gereja tersebut yang tetap mengalami kesulitan ekonomi; alih-alih mengalami kemakmuran yang diharapkan, diantara mereka bahkan ada yang mengalami kesulitan ekonomi yang bertambah parah, karena mereka dalam kesulitannya itu masih berkewajiban untuk menyetorkan persepuluhan kepada "Tuhan" agar mereka dapat diberkati.
Mendapatkan kenyataan seperti ini, kemudian pertanyaan ke dua yang muncul adalah : "Sudah sesuai kah ajaran gereja yang demikian dengan ajaran Tuhan Yesus?"
Sampai disini maka ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk mendapatkan kesimpulan tentang ajaran Theologi Kemakmuran di atas.

1. Apakah Tuhan Yesus mengajarkan tentang hal-hal duniawi ? ataukah tentang hal-hal rohani ? ataukah mengajarkan kedua-duanya?

Bila kita membaca Kitab Injil maka yang didapatkan di dalamnya adalah bahwa Tuhan Yesus banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk memberitahukan ajaranNya tentang Kerajaan Sorga. Dan tanpa perumpamaan Tuhan tidak mengajar segala sesuatu kepada murid-muridNya dan kepada orang banyak. Dan dikatakanNya juga bahwa Ia mengajar dengan perumpamaan agar yang mendengarkanNya tidak mengerti dan yang melihatnya tidak menanggap; tetapi kepada murid-muridNya diberikanNya karunia untuk mengerti arti perumpamaan-perumpamaan yang diajarkanNya itu.                                                                                                                                        

Mat. 13:11-17  Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.  Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Mat. 13:34  Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Jadi yang diajarkanNya adalah tentang rahasia Kerajaan Sorga bukan tentang Kerajaan Dunia. Dengan perkataan lain bahwa Tuhan Yesus jelas mengajarkan hal-hal yang bukan duniawi, melainkan mengajarkan hal-hal yang rohani. Dan tentang hal-hal duniawi Ia hanya memberikan nasihat agar manusia tidak kuatir akan segala sesuatu tentang hidupnya, baik soal makan-minum-pakaian maupun masa depan mereka.

Mat. 6:25-34  "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Dalam doa yang diajarkan Tuhan kepada murid-muridNya, Ia sekali lagi menegaskan bahwa orang tidak perlu meminta hal-hal duniawi dalam doanya, karena Tuhan sudah mengetahui kebutuhannya. Tetapi Ia mengajarkan untuk berdoa meminta mengenai hal-hal yang rohani, sehingga dapat terlepas dari jerat iblis dan setan.

Mat. 6:8-13  Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

2. Apakah ajaran gereja tentang kemakmuran sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus? 

Dari kesimpulan pada pertanyaan pertama di atas maka dapat pula untuk mengambil kesimpulan untuk pertanyaan yang ke dua. Ajaran tentang kemakmuran yang dikenal dengan Theologi Sukses itu lebih menitik beratkan pada hal-hal yang duniawi daripada hal-hal yang rohani, sedangkan ajaran Tuhan Yesus jelas dan dengan tegas menekankan hanya pada hal-hal rohani. Bila demikian maka dapat dengan tegas pula di ambil kesimpulan bahwa ajaran gereja tentang kemakmuran tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Kesimpulan ini juga sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus bahwa tidak dapat seorang  secara bersamaan menghambakan dirinya pada Allah dan kepada Mamon.

Mat. 6:24  Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Dari pembahasan di atas maka dapat diambil suatu pelajaran bahwa masalah berkat duniawi bagi masing-masing orang adalah merupakan hak Allah (hak prerogatif Allah) untuk memberikan secara berkelimpahan ataukah secukupnya saja tanpa membeda-bedakannya. Karena Allah memberi berdasarkan kerelaanNya sendiri, tidak tergantung pada keadaan orang yang bersangkutan dan telah ditentukanNya jauh sebelum orang yang bersangkutan dilahirkan ke dunia. Apabila Allah telah menentukan seseorang untuk memperoleh berkat duniawi yang berlimpah, biarpun ia tidak hidup sesuai dengan yang diinginkan Allah, orang tersebut tetap memperoleh berkat duniawi yang berlimpah. Sebaliknya orang yang ditentukanNya untuk mendapat berkat secukupnya saja, biarpun ia sudah beriman kepada Tuhan Yesus dan menjadi orang yang saleh, tetap saja ia tidak akan mendapatkan berkat yang berlimpah. Karena dimata Tuhan, seorang yang diberikanNya berkat yang banyak diharapkan dapat menggunakan semua yang dimilikinya untuk memuliakanNya dengan perbuatan "Kasih" (Luk. 16:9). Sebaliknya kepada seorang yang diberikan berkat hanya secukupnya saja juga diinginkanNya untuk dapat memuliakan Tuhan dengan perbuatan "Kasih" dengan keberadaannya itu.
Jadi baik yang berkelimpahan berkat maupun yang tidak berkelimpahan berkat sama-sama dapat memuliakan Tuhan dengan perbuatan "Kasih" yang menyenangkanNya.

Luk.16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."

Bahkan lebih lanjut Tuhan Yesus mengatakan dengan perumpamaan, bahwa orang kaya akan sangat sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Dengan pernyataanNya itu dapat dimengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin mengajarkan murid-muridNya dan orang banyak yang datang kepadaNya, 'Theologi Kemakmuran' itu. Karena Tuhan Yesus menginginkan semua orang yang percaya kepadaNya dapat masuk ke dalam KerajaanNya. 

Mat.19:23-24  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (bersambung...lihat renungan tentang: 'Persembahan Persepuluhan')


Tidak ada komentar: