Kamis, 27 Desember 2012

Sepuluh Perintah Berbahagia (4) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang senantiasa mengusahakan hidupnya sesuai dengan firman  Tuhan (Mat. 4:4), karena Tuhan sendiri adalah sumber kebenaran (Yoh. 14:6). Dengan tindakannya itu, ia dapat berjalan  selangkah demi selangkah  di jalan Tuhan (Mzm. 119:105) untuk menuju kepada Kerajaan Allah yang kekal.

Mat. 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Yoh. 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Mzm. 119:105  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Orang yang lapar dan haus akan kebenaran menunjuk pada seorang yang beriman yang hidup menurut imannya itu. Ia mau merespon firman Tuhan yang diterimanya dan segera melakukannya dengan sepenuh hati. Ia melakukannya seperti seorang yang kelaparan mendapat makan atau seperti seorang yang kehausan mendapat air minum; ia akan segera makan dan minum dengan lahap.
Roti adalah makanan pokok bagi orang Israel, dan manusia membutuhkan makanan itu untuk dapat hidup dengan sehat; bagi anak-anak agar dapat bertumbuh menjadi dewasa, dan bagi orang dewasa agar mendapat tenaga untuk beraktivitas dan bekerja. Roti atau makanan berguna untuk hidup manusia secara jasmani, tetapi firman Tuhan berguna untuk kehidupan rohani seorang beriman, karena roh manusia merupakan pribadi sejati dari manusia. Roh manusia juga mengalami pertumbuhan seperti halnya jasmaninya, maka ia juga memerlukan makanan yang akan menjadikannya sehat dan dapat bertumbuh dewasa dengan baik. Seorang beriman yang memperhatikan kehidupan rohaninya akan senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima firman Tuhan, baik dalam keadaan bangun maupun dalam keadaan tidur (Mzm.1:2) , karena firman yang datang kepadanya dapat melalui pembacaan firman Tuhan, khotbah dalam ibadah, nubuat, penglihatan dalam doa (saat teduh), mendengar suara, atau mimpi dalam tidurnya; dan ia siap melakukannya dengan segera.

Mzm.1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 

Kebenaran yang ada pada manusia bersifat sementara, ia dikatakan benar selama belum ada yang dapat menyangkalnya atau menyanggahnya, tetapi ketika ada kebenaran baru yang dapat membuktikan bahwa apa yang dikatakan benar saat itu ternyata adalah salah atau tidak seutuhnya benar, maka kebenarannya akan digantikan dengan kebenaran yang baru. Sedangkan 'kebenaran' yang dari Allah bersifat absolut dan kekal, di dalam kebenaran yang dari Allah ini tidak terdapat kesalahan walaupun setitik atau sekecil apapun dan kebenaran dari Allah tidak pernah berubah sepanjang jaman ,sepanjang masa, sepanjang kehidupan manusia, sepanjang kehidupan alam raya dan sepanjang kehidupan alam roh di sorga. Karena Kebenaran itu adalah Tuhan sendiri yang datang dari Allah, yaitu Yesus Kristus, sang Juru Selamat manusia. 
Orang beriman yang hidup menurut firman yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus akan mau memikul salibnya dan mengikuti cara hidup yang diajarkan Nya. Ia akan hidup dengan menggunakan imannya, seperti halnya seorang yang berjalan ditengah-tengah kegelapan dengan menggunakan pelita firman Tuhan untuk mencapai tujuan hidup kekal didalam Kerajaan Allah yang dijanjikanNya.
Orang beriman dalam perjalanan hidupnya selalu menggunakan iman, ia tidak kuatir akan hidupnya lagi, ia tidak kuatir akan apa yang akan ia makan dan minum; biarpun ia tidak tahu apa yang akan diberikan Tuhan kepadanya dan biarpun ia juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya kelak. Orang beriman dalam perjalanan hidupnya selalu mengikuti firman yang diperolehnya, ia melangkah menuruti firman Tuhan selangkah demi selangkah. Ketika ia mendapat dan melangkah menuruti firman Tuhan ia akan diberikan firman lagi, demikian yang terjadi selanjutnya ia akan mendapat firman lagi setelah melangkah menuruti firman yang diperoleh sebelumnya; sampai suatu ketika dalam hidupnya ia tiba pada titik sempurna atau hampir sempurna, ia diubahkan tubuhnya dengan tubuh kemuliaan dan diangkat ke sorga (Kej.5:24; Ibr.11:5; 2Raj.2:11; Mrk.16:19) atau ia mendapat Baptisan Api (Kis.7:59-60; 12:1-2) dan menyerahkan nyawanya bagi Tuhan kemudian diangkat ke sorga untuk berkumpul bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus dan orang-orang lain yang telah 'diangkat' Nya terlebih dahulu.

Kej.5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah. 

Ibr.11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.

2 Raj.2:9-12. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu." Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.

Mrk.16:19. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

Kis.7:51-60. Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."
Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.


Kis.12:1. Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. 

Orang yang dipuaskan oleh Tuhan adalah mereka yang mendapatkan kebahagiaan kekal di sorga bersama-sama dengan Nya. Kelak di sorga orang-orang yang sampai disana tidak akan merasa kecewa dan komplain kepada Tuhan , karena semua yang didapatinya disana semuanya sempurna dan memuaskan, tidak ada lagi sesuatu hal yang membuat orang tidak senang karena semua yang ditemuinya disana membuat hatinya berbahagia; enak, nyaman, senang, sukacita, damai sejahtera dan memuaskan hati. Tidak ada lagi dijumpainya kebencian, permusuhan, pertikaian, perkelahian, peperangan, kematian, kesakitan, kelaparan, kehausan, kepanasan atau pun kedinginan, semua terasa nyaman. Kepuasan yang demikianlah yang akan diberikan Tuhan kepada mereka yang hidup menurut roh, bertumbuh menjadi dewasa, menghasilkan buah roh dan menjadi sempurna.




Rabu, 26 Desember 2012

Sepuluh Perintah Berbahagia (3) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Orang yang lemah lembut adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh perhatian dan dengan hati yang tulus, tidak dengan motivasi lain, misalnya : untuk mencari keuntungan atau memuaskan keinginan dagingnya. Ia tidak menilai orang dari penampilan luarnya saja; dan tidak membeda-bedakan orang atas dasar apapun, baik ras, agama, suku, budaya, umur, jabatan, jumlah kekayaan, warna kulit, dan lain-lain. Ia memandang orang lain sebagai manusia seutuhnya,  yaitu sebagai ciptaan Tuhan yang bermartabat, mulia dan berharga untuk dikasihi.

Orang yang berpikiran duniawi akan berbuat baik kepada orang lain berdasarkan azas manfaat, yaitu apabila yang dilakukan bermanfaat baginya. Paling sedikitnya mereka akan berpikiran bahwa 'perbuatan baik yang ia lakukan kepada orang juga akan dilakukan orang lain kepada dirinya bilamana ia suatu ketika mengalami kesusahan'. Ketika ia mengalami kesusahan, ternyata tidak mendapatkan pertolongan yang ia harapkan, hatinya menjadi kecewa dan tawar; kemudian ia tidak mau berbuat baik lagi.
Kebanyakan orang akan melakukan perbuatan baik karena mempunyai maksud atau keinginan  tersembunyi, yang ditutupi dengan suatu alasan agar mendapat citra yang baik,  agar keinginan, maksud dan tujuan yang sebenarnya tidak diketahui orang. Pada dasarnya yang ia lakukan adalah suatu strategi untuk dapat memuaskan keinginan dagingnya atau nafsunya. 
Seorang pegawai/ bawahan berbuat sebaik mungkin kepada bos/ atasannya agar ia mendapatkan gaji yang lebih baik atau mendapatkan promosi untuk jabatan yang lebih tinggi. Atau seseorang pemuda berbuat baik dan bertingkah-laku  yang manis kepada seorang pemudi, agar mau diajaknya berkencan dan menjadi pasangan hidupnya. Sebaliknya seorang pemudi juga akan berbuat baik dan tampil secantik mungkin agar pemuda yang disukainya tertarik kepadanya dan mau mengencaninya.
Tetapi terdapat orang-orang yang berbuat lebih jahat lagi, yaitu orang yang merancang perbuatan-perbuatan atau tipu daya tertentu, mulai yang halus sampai yang kasar untuk memancing orang masuk perangkapnya, dan kemudian dipaksa nya untuk menyerahkan miliknya kepada orang itu. Perbuatan yang terakhir ini sangat jahat dan sering dilakukan orang didalam dunia bisnis dan dunia politik, oleh karena itu banyak pebisnis dan politikus yang kemudian menjadi kehilangan hati-nurani, yang mengakibatkan mereka tidak pernah lagi bisa berbuat baik dengan tulus dan murni dari hatinya kepada sesama.

Sebaliknya seorang yang berpikiran rohani  akan berbuat baik kepada orang lain yang dijumpainya, lebih-lebih kepada orang yang dalam keadaan menderita atau mengalami kesulitan (Mat:12:50; 25:40,45). Ia akan dengan senang hati mau mengulurkan tangannya menolong orang. Hatinya penuh kasih pada sesamanya, ia hidup dengan mengikuti suara hati. Ia hidup dengan mengandalkan suara roh atau hati nurani yang berbicara kepadanya dalam berbagai keadaan sepanjang hidupnya. Ia adalah orang yang hidup menurut roh atau hidup dengan iman dan menjadi pelaku firman.

Mat.12:46-50. Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau."  Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Mat.25:31-46. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamana kah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamana kah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamana kah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Adalah sangat mudah diucapkan segala uraian perkataan atau kalimat di atas, namun pada kenyataannya sangat sulit  dilakukan. Untuk itu yang perlu diperhatikan orang beriman agar dapat melakukan firman, adalah : Datang kepada Nya dan mau hidup menurut yang diajarkan Tuhan Yesus, yaitu orang hidup tidak boleh kuatir (Mat.6:25,34), orang hidup harus bersyukur atas semua berkat yang telah diberikan kepadanya, dan berkerja dengan rajin tapi tidak ambisius dan tidak serakah. Ia harus mempunyai motivasi bahwa semua yang dikerjakannya adalah untuk memuliakan Tuhan dan melakukannya dengan memperhatikan azas kepantasan. 
Orang yang mau dan dapat melakukan apa yang diajarkan Nya itu, ia akan menemukan kelegaan dan ketenangan dalam jiwanya disepanjang hidupnya, yang tidak mungkin dapat diperolehnya dengan cara lain.

Mat.6:25-34. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?  Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mat. 11:25-30. Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.  Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.  Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.  Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.".

Orang yang memiliki bumi adalah orang mempunyai hidup yang bahagia, penuh suka cita damai sejahtera dan dikasihi banyak orang. Keberadaan dirinya senantiasa membawa kesejukan, kedamaian, dan kesenangan bagi orang yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu kehadirannya dirindukan oleh banyak orang dan banyak orang yang ingin bertemu dan mengenalnya, karena pribadinya seperti sebuah magnet yang kuat, yang menarik pribadi-pribadi lain kepadanya, mempengaruhinya dan mengubah pribadi orang-orang itu menjadi seperti dirinya.

Sepuluh Perintah Berbahagia (2) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Orang yang berdukacita adalah orang yang senantiasa memikirkan hidup orang lain/ mempunyai empathi  terhadap kesusahan orang lain. Dalam hal ini ia tidak bermalas-malasan  untuk berbagi dengan orang lain,  karena itu ia mendapatkan kebahagiaan batin atau kepuasan dalam hatinya,  yang tidak dapat diperolehnya dari segala macam barang duniawi yang dimilikinya.

Orang yang berdukacita menunjuk pada orang yang dapat merasakan kesusahan dan kesulitan orang lain (Luk.10:33). Ia adalah seorang yang mau melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan keuntungan dan kebaikan bagi dirinya sendiri tetapi yang mendatangkan kebaikan bagi  hidup orang lain, baik orang yang  dikenal maupun yang tidak dikenalnya. Hati nuraninya selalu terbeban bila melihat orang mengalami kesusahan dan ia mau perduli pada mereka.

Luk.10:30-37. Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampok nya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.  Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergerak lah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawat lah dia dan jika kau belanja kan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuat lah demikian!"
Seseorang dapat merasakan kesusahan dan kesulitan orang lain, apabila orang mempunyai hati yang peka dan hati nurani yang terlatih. Adalah hal yang sangat sulit dan mustahil orang dapat mempunyai dua hal itu bila ia tidak mempunyai hati yang lembut, karena kebiasaan manusia cenderung melakukan perbuatan yang disenanginya untuk melampiaskan nafsu dagingnya. Hati yang peka ini hanya dapat diperoleh orang dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan beriman kepadaNya, Roh Kudus tinggal diam dalam dirinya (Yoh.14:15-17; 25-27); Ia yang akan memimpinnya, yang akan menolongnya dan yang akan memampukan nya untuk mengikut Yesus Kristus. Ia akan terlatih dengan berbagai penderitaan, yang menuntutnya untuk menyangkal diri, yaitu: mau menanggung penderitaan baik jasmani maupun batinnya, dan juga mau menanggung kerugian materiil maupun non materiil.

Yoh.14:15-17. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.  Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Yoh.14:25-27. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Seorang beriman yang berlatih terus menerus, imannya akan tumbuh semakin menjadi dewasa dan hati nuraninya menjadi semakin peka terhadap sesamanya dan semakin terlatih hidup menuruti bisikan Roh Kudus. Pada mulanya ia merasakan betapa sakit dan berat hidup menurut roh, namun seiring berjalannya waktu, ia menjadi terbiasa dan rasa sakit itu tidak menyiksanya lagi. Ia menjadi terbiasa menyangkal dirinya dan terlatih memikul salib yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepadanya.

Mat.11:28-30. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Mat.16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib nya dan mengikut Aku.

Pada saat itu ia telah mempunyai hati yang peka dan hati nurani yang terlatih, ia melakukan semua perbuatan yang baik sesuai dengan firman yang didengarnya, dengan suka cita dan senang hati. Melakukan keinginan roh sudah bukan lagi pekerjaan berat tapi merupakan kesenangan dan ia tidak mau lagi hidup menuruti keinginan dagingnya. Karena kesenangannya ini, ia merasa bahagia dan puas ketika ia bisa berbuat baik dan menyenangkan orang lain. Perasaan ini melebihi semua yang bisa didapat nya di dunia, karena kebahagiaan ini tidak dapat dinilai dengan uang atau materi. Perasaan bahagia yang demikianlah yang merupakan penghiburan Tuhan Yesus Kristus kepada orang beriman yang mau mendengarkan firman dan melakukannya.

Sabtu, 22 Desember 2012

Sepuluh Perintah Berbahagia (1) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.


Orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang miskin secara rohani dan selalu mengharapkan pertolongan Allah , karena ia sendiri tidak menemukan jalan bagi dirinya sendiri untuk mendapatkan  hidup yang nyaman dan tenang. Mereka yang mempunyai perasaan seperti ini akan mendapatkan Kerajaan Allah sebagai miliknya, yaitu sukacita damai sejahtera dalam hatinya dan tidak kuwatir akan hidupnya.

Mzm.63:8-9 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.  Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. 

Mzm.121:1-4. Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

Mat.11:28-30. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.  Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Orang yang merasa miskin secara rohani menunjuk pada seorang yang mau mengakui bahwa dirinya banyak melakukan kesalahan, seorang yang mau mengakui bahwa dirinya banyak melakukan dosa,  dan juga seorang yang mengakui dirinya tidak mampu melakukan perbuatan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Sedangkan orang yang selalu mengharapkan pertolongan Tuhan menunjuk pada seorang yang mengerti bahwa yang dapat menolong dirinya agar tidak melakukan kesalahan lagi, yang dapat menolong dirinya untuk  berbuat yang benar, dan juga yang dapat menolong dirinya mempunyai kemampuan berbuat baik hanyalah Tuhan Yesus Kristus. Karena seorang dengan percaya kepada Nya, dengan beriman kepada Nya, dan dengan melakukan firman Nya akan diberikan Roh Kudus yang akan mengkuduskan dirinya, atau Roh Penolong yang akan menolongnya sehingga mampu melakukan perbuatan baik dan mampu menolak perbuatan dosa, atau Roh Penghibur yang akan menguatkan dirinya sehingga mampu bertahan dalam imannya itu dan memimpin serta membimbing dirinya sehingga mampu bertumbuh menjadi seorang yang dewasa imannya (Yoh.14:15-17;23-27).
Seorang yang mempunyai iman yang dewasa menunjuk kepada seorang yang telah mencapai iman yang sempurna atau iman yang nyaris sempurna. Ia adalah seorang yang telah mendapatkan Kerajaan Allah, ia adalah seorang yang telah mempunyai hidup yang dipenuhi dengan sukacita damai sejahtera (Rm.14:17), ia adalah juga seorang yang telah mendapatkan ketenangan didalam jiwanya dan tidak pernah kuwatir akan hidupnya sendiri. Karena ia telah mendapatkan Kerajaan Sorga walaupun masih hidup di dalam dunia yang fana, pada posisi demikian ia tidak lagi mengejar kesenangan duniawi dan materi untuk memuaskan keinginan dagingnya, karena ia telah merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya dan bersuka cita karenanya.

Yoh.14:15-17. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.  Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Yoh.14:23-27. Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.  Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Rm.14:17. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. 

Perintah yang pertama ini merupakan petunjuk yang diberikan Tuhan Yesus Kristus agar seseorang dapat masuk dan menemukan kekayaan Kerajaan Sorga yang dijanjikan Allah kepada umat manusia. Banyak orang yang berusaha masuk ke dalam Kerajaan Sorga tetapi tidak menemukan pintu untuk masuk ke dalamnya. Mereka gagal menemukannya karena mereka menggunakan pandangan duniawi, menggunakan akal dan logika, tidak menggunakan pandangan rohani, tidak menggunakan mata batin.
Pandangan duniawi adalah cara pandang yang membatasi firman Tuhan sebatas yang masuk akal, membatasi firman Tuhan yang dapat diterima logika manusia saja. Hal ini yang kemudian menjadi tabir yang menutupi firman Tuhan dan yang menjadikannya suatu rahasia yang tidak dapat diungkapkan oleh orang-orang yang cerdik dan pandai, tapi dapat diketahui oleh orang-orang biasa, orang-orang yang berpikiran sederhana dan orang-orang yang dianggap bodoh oleh dunia (Mrk.4:11-12; 1Kor.1:18-19). Orang-orang yang terakhir ini sebenarnya adalah orang-orang yang cerdas secara rohani, mereka mempunyai pemikiran yang tidak berbelit-belit, tulus dan rendah hati, sehingga mudah sekali menerima suara Tuhan yang datang kedalam hatinya. Ia mudah percaya dan mau segera melakukannya tanpa harus memikirkannya berlama-lama.

Mrk.4:11-12. Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."

1Kor.1:18-19. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."

Dikatakan bahwa orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang berhak memiliki Kerajaan Allah, ungkapan ini menunjukan bahwa tanpa memiliki hati seperti yang telah diuraikan di atas maka seseorang tidak akan mempunyai hak untuk memiliki Kerajaan Allah. Karena hanya ada satu pintu  saja untuk masuk kedalam Kerajaan Allah (Yoh.14:6).
Jadi seorang yang percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus, ia harus hidup dengan menggunakan hatinya, selalu mendengarkan suara Tuhan yang berfirman di dalam hatinya dan menurutinya dengan segera tanpa harus berpikir berlama-lama (Kej.6:22; 12:4; 14:16; Kel.7:6; Mat.1:24). Karena bilamana ia berlama-lama maka Iblis akan menggodanya dengan segala pertimbangan yang masuk akal dan dapat diterima logika, yang pada akhirnya akan membuatnya urung melakukan firman Tuhan yang datang padanya (Kej.3:1-6). Dalam hal ini iblis telah berhasil menariknya  menjauh dari Tuhan, sehingga lama-kelamaan suara Tuhan tidak dapat didengarnya lagi, dan akhirnya ia akan mengingkari imannya dan hidup menuruti cara hidupnya yang lama, yang penuh dosa.

Kej.6:22. Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Kej.12:4. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Kel.7:6 Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.

Yoh.14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Mat.1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Kej.3:1-6. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."  Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,  tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."  Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.