Orang yang berdukacita adalah orang yang senantiasa memikirkan hidup orang lain/ mempunyai empathi terhadap kesusahan orang lain. Dalam hal ini ia tidak bermalas-malasan untuk berbagi dengan orang lain, karena itu ia mendapatkan kebahagiaan batin atau kepuasan dalam hatinya, yang tidak dapat diperolehnya dari segala macam barang duniawi yang dimilikinya.
Orang yang berdukacita menunjuk pada orang yang dapat merasakan kesusahan dan kesulitan orang lain (Luk.10:33). Ia adalah seorang yang mau melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan keuntungan dan kebaikan bagi dirinya sendiri tetapi yang mendatangkan kebaikan bagi hidup orang lain, baik orang yang dikenal maupun yang tidak dikenalnya. Hati nuraninya selalu terbeban bila melihat orang mengalami kesusahan dan ia mau perduli pada mereka.
Luk.10:30-37. Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampok nya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergerak lah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawat lah dia dan jika kau belanja kan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuat lah demikian!"
Seseorang dapat merasakan kesusahan dan kesulitan orang lain, apabila orang mempunyai hati yang peka dan hati nurani yang terlatih. Adalah hal yang sangat sulit dan mustahil orang dapat mempunyai dua hal itu bila ia tidak mempunyai hati yang lembut, karena kebiasaan manusia cenderung melakukan perbuatan yang disenanginya untuk melampiaskan nafsu dagingnya. Hati yang peka ini hanya dapat diperoleh orang dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan beriman kepadaNya, Roh Kudus tinggal diam dalam dirinya (Yoh.14:15-17; 25-27); Ia yang akan memimpinnya, yang akan menolongnya dan yang akan memampukan nya untuk mengikut Yesus Kristus. Ia akan terlatih dengan berbagai penderitaan, yang menuntutnya untuk menyangkal diri, yaitu: mau menanggung penderitaan baik jasmani maupun batinnya, dan juga mau menanggung kerugian materiil maupun non materiil.
Yoh.14:15-17. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Yoh.14:25-27. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Seorang beriman yang berlatih terus menerus, imannya akan tumbuh semakin menjadi dewasa dan hati nuraninya menjadi semakin peka terhadap sesamanya dan semakin terlatih hidup menuruti bisikan Roh Kudus. Pada mulanya ia merasakan betapa sakit dan berat hidup menurut roh, namun seiring berjalannya waktu, ia menjadi terbiasa dan rasa sakit itu tidak menyiksanya lagi. Ia menjadi terbiasa menyangkal dirinya dan terlatih memikul salib yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepadanya.
Mat.11:28-30. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Mat.16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib nya dan mengikut Aku.
Pada saat itu ia telah mempunyai hati yang peka dan hati nurani yang terlatih, ia melakukan semua perbuatan yang baik sesuai dengan firman yang didengarnya, dengan suka cita dan senang hati. Melakukan keinginan roh sudah bukan lagi pekerjaan berat tapi merupakan kesenangan dan ia tidak mau lagi hidup menuruti keinginan dagingnya. Karena kesenangannya ini, ia merasa bahagia dan puas ketika ia bisa berbuat baik dan menyenangkan orang lain. Perasaan ini melebihi semua yang bisa didapat nya di dunia, karena kebahagiaan ini tidak dapat dinilai dengan uang atau materi. Perasaan bahagia yang demikianlah yang merupakan penghiburan Tuhan Yesus Kristus kepada orang beriman yang mau mendengarkan firman dan melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar