BERBAGAI RUJUKAN KEPADA YESUS YANG DITULIS OLEH PARA PENULIS SEKULAR DARI ZAMAN PURBA
Dalam bahasan ini kita membahas satu kelompok rujukan-rujukan diluar Alkitab kepada Yesus: yang semuanya oleh penulis-penulis sekular kuno. Penulis-penulis ini tidak selalu orang yang tidak beragama. Kita menggunakan istilah "penulis sekular" untuk mengacu kepada jenis tulisan yang mereka buat, bukan pada kepercayaan mereka masing-masing. Bagaimanapun, semua penulis itu, adalah orang bukan Kristen atau bahkan orang yang memusuhi kekristenan.
1. THALLUS DAN PHLEGON
Kemungkinan satu dari penulis-penulis yang mula-mula menjelaskan tentang Yesus adalah Thallus. Karyanya tentang kesejarahan tidak bertahan sampai saat ini, tetapi beberapa bapa gereja mula-mula mengutip tulisan Thallus dalam berbagai hal, dengan demikian melestarikan yang sedikit yang kita ketahui tentang dia. (MuC. FH 517 dst. berisi fragmen-fragmen yang masih ada dari karya-karya Thallus). Beberapa sarjana menentukan tanggal penulisan kira-kira 52 M, yang lainnya pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua.(Lihat BrF. Jeo 30 dan HaG.AE 93 untuk tanggal yang termuda. Lihat WeG.HE 18 untuk tanggal yang berikutnya) Yulius Afrikanus, menulis kira-kira pada tahun 221 M, menyatakan tentang saat-saat kegelapan pada waktu penyaliban Yesus, "Thallus, dalam buku ketiga tentang sejarahnya, menjelaskan tentang kegelapan ini sebagai sebuah gerhana matahari - kelihatannya tidak masuk akal bagi saya."[1] Afrikanus benar dalam menolak pandangan Thallus. Sebuah gerhana matahari tidak dapat bersinar pada saat bulan purnama, "dan pada saat itu adalah masa bulan purnama paskah ketika Yesus mati." [2]
Sebuah pengamatan yang paling penting yang dibuat tentang pendapat Thallus, bagaimanapun, adalah bahwa ia tidak mencoba untuk menjelaskan keberadaan dan penyaliban (dengan menyertakan masa kegelapan) Yesus. Thallus menyatakan penyaliban sebagai suatu peristiwa bersejarah yang nyata, meskipun peristiwa tersebut memerlukan penjelasan yang alamiah bagi kegelapan yang meliputi bumi pada saat itu. Afrikanus juga mengatakan bahwa Thallus menanggali peristiwa ini pada tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius (mungkin tahun 29 M). (RiHA.TS 34:113)[3] Akan tetapi, Lukas 3:1 mengatakan bahwa pada tahun itulah Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya. Dengan demikian peristiwa penyaliban terjadi kira-kira tiga sampai tiga setengah tahun kemudian. Tampaknya bahwa untuk mencari penjelasan yang alamiah mengenai kegelapan yang menyelimuti peristiwa penyaliban, Thallus mempunyai keinginan untuk mencari sesuatu di dalam periode waktu penyaliban tersebut.
Karya lain yang mirip dengan karya Thallus dan yang juga tidak bertahan sampai sekarang adalah Chronicles oleh Phlegon. Phlegon menulisnya sekitar tahun 140 M. sebuah fragmen singkat dari karya tersebut, yang diceritakan Afrikanus menegaskan kegelapan yang meliputi bumi pada saat penyaliban; muncul hanya sesaat setelah pernyataan Afrikanus mengenai Thallus. Afrikanus mengatakan bahwa Phlegon menunjuk pada gerhana yang sama ketika "ia mencatat bahwa pada zaman Kaisar Tiberius pada bulan purnama, ada gerhana matahari penuh dari enam sampai sembilan jam."[4]
Origen, seorang sarjana Kristen pada abad awal ketiga yang produktif, juga menyebut Phlegon beberapa kali dalam Against Celsus. Dalam 2.33, Origen menuliskan: Agaknya Yesus telah disalibkan pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius. Pada peristiwa itu telah terjadi gerhana matahari dan gempa bumi besar, saya kira Phlegon juga telah menulis kejadian-kejadian itu di dalam buku Tawarikhnya yang ke-13 atau yang ke-14.[5]
Dalam bahasan ini kita membahas satu kelompok rujukan-rujukan diluar Alkitab kepada Yesus: yang semuanya oleh penulis-penulis sekular kuno. Penulis-penulis ini tidak selalu orang yang tidak beragama. Kita menggunakan istilah "penulis sekular" untuk mengacu kepada jenis tulisan yang mereka buat, bukan pada kepercayaan mereka masing-masing. Bagaimanapun, semua penulis itu, adalah orang bukan Kristen atau bahkan orang yang memusuhi kekristenan.
1. THALLUS DAN PHLEGON
Kemungkinan satu dari penulis-penulis yang mula-mula menjelaskan tentang Yesus adalah Thallus. Karyanya tentang kesejarahan tidak bertahan sampai saat ini, tetapi beberapa bapa gereja mula-mula mengutip tulisan Thallus dalam berbagai hal, dengan demikian melestarikan yang sedikit yang kita ketahui tentang dia. (MuC. FH 517 dst. berisi fragmen-fragmen yang masih ada dari karya-karya Thallus). Beberapa sarjana menentukan tanggal penulisan kira-kira 52 M, yang lainnya pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua.(Lihat BrF. Jeo 30 dan HaG.AE 93 untuk tanggal yang termuda. Lihat WeG.HE 18 untuk tanggal yang berikutnya) Yulius Afrikanus, menulis kira-kira pada tahun 221 M, menyatakan tentang saat-saat kegelapan pada waktu penyaliban Yesus, "Thallus, dalam buku ketiga tentang sejarahnya, menjelaskan tentang kegelapan ini sebagai sebuah gerhana matahari - kelihatannya tidak masuk akal bagi saya."[1] Afrikanus benar dalam menolak pandangan Thallus. Sebuah gerhana matahari tidak dapat bersinar pada saat bulan purnama, "dan pada saat itu adalah masa bulan purnama paskah ketika Yesus mati." [2]
Sebuah pengamatan yang paling penting yang dibuat tentang pendapat Thallus, bagaimanapun, adalah bahwa ia tidak mencoba untuk menjelaskan keberadaan dan penyaliban (dengan menyertakan masa kegelapan) Yesus. Thallus menyatakan penyaliban sebagai suatu peristiwa bersejarah yang nyata, meskipun peristiwa tersebut memerlukan penjelasan yang alamiah bagi kegelapan yang meliputi bumi pada saat itu. Afrikanus juga mengatakan bahwa Thallus menanggali peristiwa ini pada tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius (mungkin tahun 29 M). (RiHA.TS 34:113)[3] Akan tetapi, Lukas 3:1 mengatakan bahwa pada tahun itulah Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya. Dengan demikian peristiwa penyaliban terjadi kira-kira tiga sampai tiga setengah tahun kemudian. Tampaknya bahwa untuk mencari penjelasan yang alamiah mengenai kegelapan yang menyelimuti peristiwa penyaliban, Thallus mempunyai keinginan untuk mencari sesuatu di dalam periode waktu penyaliban tersebut.
Karya lain yang mirip dengan karya Thallus dan yang juga tidak bertahan sampai sekarang adalah Chronicles oleh Phlegon. Phlegon menulisnya sekitar tahun 140 M. sebuah fragmen singkat dari karya tersebut, yang diceritakan Afrikanus menegaskan kegelapan yang meliputi bumi pada saat penyaliban; muncul hanya sesaat setelah pernyataan Afrikanus mengenai Thallus. Afrikanus mengatakan bahwa Phlegon menunjuk pada gerhana yang sama ketika "ia mencatat bahwa pada zaman Kaisar Tiberius pada bulan purnama, ada gerhana matahari penuh dari enam sampai sembilan jam."[4]
Origen, seorang sarjana Kristen pada abad awal ketiga yang produktif, juga menyebut Phlegon beberapa kali dalam Against Celsus. Dalam 2.33, Origen menuliskan: Agaknya Yesus telah disalibkan pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius. Pada peristiwa itu telah terjadi gerhana matahari dan gempa bumi besar, saya kira Phlegon juga telah menulis kejadian-kejadian itu di dalam buku Tawarikhnya yang ke-13 atau yang ke-14.[5]
Dalam 2.14 ia berkata: Saya pikir, Phlegon, dalam buku ke tigabelas atau yang ke empatbelas, tentang Tawarikhnya, pengetahuan akan masa depan bukan hanya berasal dari Yesus (meskipun mengalami kebingungan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan Petrus, seperti jika mereka mengacu kepada Yesus), tetapi juga menceritakan tentang akibat persamaan terhadap prakiraan-Nya. [6]
Dalam 2.59 Origen berbicara mengenai gempa bumi dan kegelapan: Mengenai hal ini kita telah baca pada halaman-halaman terdahulu membuat pertahanan kita, sesuai kemampuan kita, mengemukakan kesaksian Phlegon, yang menceritakan bahwa peristiwa-peristiwa ini mengambil tempat ketika Penebus kita sedang menderita. [7]
Seorang penulis abad ke enam, Philopon, menulis: "Dan tentang kegelapan ini ... Phlegon menyebutnya kembali dalam Olympiads (judul buku sejarah kehidupannya)."
Kita perlu berhati-hati dalam menggunakan karya-karya Phlegon sebagai sebuah "pembuktian yang positif" rujukan tentang Yesus. Ketidak-telitian dalam laporan-laporannya menunjukkan bahwa sumber-sumbernya yang merujuk kepada Yesus kurang lengkap. Tetapi Phlegon merupakan sumber rujukan yang berarti dikarenakan satu fakta yang penting. Seperti Thallus, ia tidak memberi petunjuk apapun, yang pada periode awal ini, fakta tentang keberadaan Yesus (dan bahkan menceritakan secara terperinci tentang kegelapan dan penyaliban) yang pernah diperdebatkan. Mereka menganggapnya suatu fakta sejarah yang pasti. Masalahnya hanya bagaimana fakta-fakta itu diterjemahkan, itulah yang menjadi bahan perdebatan.
-------------------
Catatan :
[1] Yulius Africanus, Chronography 18.1 di RoA. ANF. [AS].
[2] Ibid.,
[3] Bahwa tahun 29 TM adalah permulaan pelayanan Yesus, lihatlah berbagai pilihan dan pembuktian yang diringkas kan dalam Chronological Aspect of the Life of Christ, karya Harold W. Hoehner.
[4]Afrikanus, Chronography 18.1, di RoA.ANF. [AS]
[5]Origenes, Against Celsus 2.33, di RoA.ANF. [AS]
[6] Ibid., 2. 14.
[7] Ibid., 2. 59.
2. YOSEFUS
Yosefus lahir hanya beberapa tahun setelah kematian Yesus. Atas usahanya sendiri ia menjadi konsultan bagi para rabi di Yerusalem pada umur 13 tahun, menjadi seorang pertapa di gurun pada umur enam belas tahun dan menjadi seorang pemimpin Militer di Galilea pada tahun 66 M. Rupanya ia telah melihat alamat buruk, membelot kepada orang Romawi dan menjamin keamanannya di masa depan dengan cara bernubuat bahwa Vespasianus, pemimpin pasukan penyerbu (yang diterimanya sebagai Mesias Israel), pada suatu hari akan menjadi kaisar. Vespasianus betul-betul menjadi kaisar, dan Flavius Yosefus, sebagaimana ia dikenal sekarang setelah menambahkan nama majikannya kepada namanya sendiri, dengan leluasa dapat meneruskan kariernya sebagai penulis. Ia menyelesaikan The Antiquities of the Jews pada tahun 93.
Tiga Bagian yang Menarik bagi orang Kristen
Ada tiga bagian dalam Antiquities yang sangat bernilai dan urutan penampakannya itu penting. Bagian pertama - menurut urutan kronologis - terdapat dalam kitab 18, bab 3, alenia 3 [8]. Para ahli merujuk kepada bagian yang tersohor ini sebagai Testimonium Flavianum karena kesaksiannya tentang Yesus, tetapi kita akan membahasnya kemudian.
Bagian #2 - Yohanes Pembaptis. Bagian pada urutan berikutnya juga terdapat di kitab 18, tetapi dua bab kemudian dalam 18.5.2 (116-119). Para ahli setuju bahwa bagian ini sama autentiknya dengan tipe bagian lain dalam karya Yosefus. Pokok pembicaraannya adalah Yohanes Pembaptis dan ceritanya dengan gamblang menguatkan penggambaran tentang Yohanes dalam catatan-catatan kitab Injil seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini: (2) Namun bagi beberapa orang Yahudi penghancuran bala tentara Herodes kelihatannya adalah pembalasan ilahi, dan memang pembalasan yang adil karena perlakuannya terhadap Yohanes, yang dijuluki Pembaptis. Karena Herodes telah menyuruh orang membunuh dia, meskipun ia seorang yang baik dan telah menasihatkan orang Yahudi untuk hidup benar, berbuat adil terhadap sesamanya dan hidup saleh terhadap Allah, dan setelah berbuat demikian memberi dirinya di baptis. Menurut pandangannya hal ini merupakan persiapan yang perlu agar baptisan itu berkenan kepada Allah. mereka tidak boleh menggunakannya untuk memperoleh pengampunan untuk dosa-dosa apa pun yang telah mereka lakukan, tetapi sebagai penahbisan tubuh yang menunjukkan bahwa jiwa itu sudah disucikan sama sekali oleh perilaku yang benar. Ketika orang lain juga bergabung dengan orang banyak yang berkerumun di sekelilingnya, karena mereka sangat tergugah oleh khotbah-khotbahnya, Herodes menjadi khawatir. Kefasihan yang begitu besar pengaruhnya pada manusia bisa saja menimbulkan semacam pendurhakaan, karena kelihatannya seakan-akan mereka bersedia dipimpin oleh Yohanes dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Meskipun Yohanes, karena kecurigaan Herodes, dibawa terbelenggu ke Makhaerus, benteng yang telah kami sebut sebelumnya, dan dibunuh di sana, putusan orang Yahudi ialah bahwa kebinasaan yang menimpa bala tentara Herodes telah memulihkan nama baik Yohanes karena Allah merasa pantas untuk menjatuhkan pukulan yang begitu hebat pada Herodes.
Satu-satunya perbedaan yang mungkin di antara cerita Yosefus dan cerita Kitab Injil terdapat dalam gambaran yang diberikan Injil bahwa Herodes membunuh Yohanes atas permintaan Herodias dan putrinya, dan kesedihannya karena permohonan mereka (Matius 14:6-12; Mrk. 6:21-29). Namun, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan sempurnanya mengingat dua pengamatan:
(1) Matius 14:5 dan Markus 6:21 menunjukkan bahwa Herodes sudah ingin membunuh Yohanes beberapa waktu sebelum jamuan itu; "Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi"; dan
(2) Matius 14:6 dan Markus 6:21, "Pada hari ulang tahun Herodes," menunjukkan bahwa paling tidak beberapa waktu telah berlalu di antara "dibawa terbelenggu ke Makhaerus" dan "dibunuh di sana" dalam kisah Yosefus. Selama waktu ini kelihatannya sikap Herodes terhadap Yohanes telah menjadi lunak, padahal Herodias terus berusaha agar dia dihukum mati.
Sekarang, perhatikanlah detail-detail yang cocok sekali dengan Perjanjian Baru; kehidupan benar Yohanes, pemberitaan dan kepopulerannya di antara orang banyak; dan baptisannya yang melambangkan ajaran Perjanjian Baru tentang keselamatan "karena kasih karunia oleh iman" disusul oleh baptisan sebagai ungkapan lahiriah dari (bukan syarat untuk) pembenaran di hadapan Allah. Meskipun bagian ini tidak berbicara tentang Yesus, ia memberikan petunjuk bahwa dengan tepat para penulis Injil telah menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh yang mereka lukiskan. Apabila kisah mereka tentang Yohanes Pembaptis tepat, mengapa tentang Yesus tidak? Louis Feldman, Profesor Sastra Yunani dan Romawi kuno pada Universitas Yeshiva dan penerjemah Antiquities edisi Loeb, menyatakan mengenai kesahihan bagian ini, "Tidak banyak orang yang meragukan keautentikkan bagian ini"[9]
Beberapa alasan yang menyebabkan ahli, terutama mereka di bidang mata kuliah Sastra Yunani dan Romawi kuno, menerima bagian ini sebagai autentik meliputi:
(1) Frase "Yakobus, saudara Yesus yang dinamakan Kristus" terlampau netral sehingga tak mungkin disisipkan kemudian oleh seorang Kristen yang ingin menyatakan ke Mesiasan Yesus secara lebih tegas dan juga mengingkari tuduhan-tuduhan terhadap Yakobus. Bagi kita, frase ini menunjukkan kesejarahan Yesus, tetapi baru dalam abad-abad belakangan ini hal tersebut menjadi pokok persoalan. Bagi orang-orang Kristen yang mula-mula, frase ini tidak membuktikan apa-apa, dan tidak akan disisipkan. Karena itu frase ini sudah pasti berasal dari Yosefus sendiri.
(2) Origenes mengacu kepada bagian ini dalam karyanya, Commentaryon Matthew 10.17, dan dengan demikian membuktikan bahwa bagian ini terdapat dalam karya Yosefus sebelum waktunya (kurang lebih tahun 200 M). [10]
(3) Pada waktu yang sangat awal kata Kristus mulai digunakan sebagai suatu nama diri di antara orang-orang Kristen bukan Yahudi. Hal ini dapat dilihat dalam Perjanjian Baru, tetapi frase, "dinamakan Kristus," seperti yang dikatakan Paul Winter (bukan orang Kristen tetapi seorang cendekiawan Yahudi yang terkenal), "menyingkapkan pengetahuan penulis bahwa 'Mesias' bukan suatu nama diri, dan karena itu mencerminkan pemakaian orang Yahudi, bukan orang Kristen." (WiP.J 432) Di bagian ini Yosefus hanya membedakan Yesus ini dari tiga belas atau lebih Yesus yang lain yang ia sebutkan dalam tulisan-tulisannya. Menurut Yosefus, Yesus ini adalah orang "yang dinamakan Kristus (yaitu Mesias)."
G.A. Wells mencoba mengubah bagian ini dan membuatnya hanya merujuk kepada seorang pemimpin Yahudi yang bernama Yakobus. Ia mau mencoret kata-kata "saudara Yesus, yang dinamakan Kristus." Akan tetapi, apabila bagian itu hanya mengatakan "Yakobus dan beberapa orang lain" telah ditangkap, pembaca terpaksa akan bertanya, "Yakobus yang mana?" Yakobus adalah nama lain yang sangat umum dan Yosefus hampir selalu memberikan detail-detail untuk menetapkan tokoh-tokohnya dalam sejarah. Apabila Yosefus hanya mengatakan, "Yakobus saudara Yesus," pembaca harus bertanya," Yesus yang mana? Kamu sudah menyebutkan paling tidak tiga belas orang lain yang bernama Yesus." "Yakobus, saudara Yesus, yang dinamakan Kristus" adalah bahasa yang paling teliti yang cocok dengan bagian-bagian lain dari tulisan-tulisan Yosefus, dan para ahli tidak menemukan alasan yang baik untuk meragukan kesahihannya. Karena itu, bagian ini merupakan acuan kuno yang sangat penting kepada Yesus.
Kebanyakan ahli sependapat mengenai satu hal lain tentang acuan Yosefus kepada Yesus bersama dengan Yakobus. Winter mengatakannya begini, "Apabila ... Yosefus mengacu kepada Yakobus sebagai 'saudara Yesus yang dinamakan Kristus,' tanpa berpanjang-panjang lagi, kita harus menganggap bahwa dalam bagian sebelumnya ia sudah bercerita kepada para pembacanya mengenai Yesus sendiri." (WiP.J 432) [11] G. A. Wells pun mengatakan bahwa "rasanya tak masuk akal bila Yosefus akan menyebutkan Yesus di sini, seakan-akan secara sambil lalu; ketika ia tidak menyebutkannya di tempat lain."(WeG.DJE 11) Sudah pasti, Wells sedang berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus tidak disebutkan sama sekali oleh Yosefus, tetapi pernyataannya memperlihatkan bahwa bahkan dia mengakui ketidak-lengkapan bagian mengenai Yakobus itu tanpa adanya Testimonium. Karena tidak banyak ahli meragukan keautentikan Testimonium tersebut, maka terdapat alasan yang baik untuk menerima keautentikan Testimonium, paling tidak dalam suatu bentuk. R.T France menambahkan: Yang penting bagi maksud kita adalah cara Yosefus mencatat gelar ini secara sambil lalu, tanpa memberi komentar atau penjelasan. Istilah "Christos" tidak terdapat di tempat lain dalam tulisan Yosefus, kecuali di bagian yang tidak lama lagi akan kita selidiki. Hal ini sendiri sudah luar biasa, karena kita mengetahui bahwa gagasan-gagasan mesianis, dan istilah "Mesias" sendiri, banyak diselidiki dengan teliti dalam Yudaisme abad pertama. (FrRE 26)
Yosefus, yang menulis demi kepentingan orang Yahudi, tetapi kepada pembaca orang Romawi, mungkin sekali sangat berhati-hati dalam hal memberi alasan kepada orang Romawi untuk menindas orang Yahudi lebih lanjut. Apabila ia menyebutkan bahwa berulang-ulang muncul mesias di antara orang Yahudi, maka orang Roma akan lebih percaya lagi bahwa orang Yahudi adalah bangsa pembangkang yang harus terus-menerus ditindas. Akan tetapi, ketika Yosefus hendak menulis tentang oknum Yesus pada tahun 93, kekristenan telah cukup menyatu dengan orang bukan Yahudi sehingga ia pasti merasa Yesus sebagai "Christos" tidak merupakan ancaman tindakan balasan Romawi terhadap orang Yahudi. Sebenarnya, ia mungkin merasa bahwa penganiayaan Romawi terhadap orang Kristen (mis. pada tahun 64 di bawah Nero) membantu orang-orang Yahudi dalam perlawanannya terhadap kekristenan. Maka Yosefus hanya mengatakan bahwa Yesus itulah "yang dinamakan Kristus." Dan pembacanya merasa bahwa sebelumnya Yosefus telah memperkenalkan orang ini. Hal ini membawa kita kembali kepada bagian pertama dari tiga bagian yang secara berurutan telah disebutkan di atas.
Bagian #1 - Identitas Yesus: Antiquities 18.3.3 (63-4), lagi, yang dikenal sebagai Testimonium Flavianum berbunyi: Kira-kira pada waktu ini hidup Yesus, seorang manusia bijaksana, jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia. Karena ia seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan dan seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran itu dengan senang hati. Ia telah mengambil hati banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Mesias. Setelah mendengar dia dituduh oleh orang-orang yang berkedudukan paling tinggi di antara kami, Pilatus menghukum dia untuk disalibkan. Namun, orang-orang yang pertama-tama mengasihi dia tidak berhenti mengasihi Dia. Pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali, karena para nabi Allah telah menubuatkan hal ini dan tak terhitung banyaknya hal lain yang menakjubkan tentang diri-Nya. Dan orang Kristen, yang dinamakan demikian menurut Kristus, belum lenyap sampai hari ini.[12]
BERBAGAI ARGUMEN YANG MENYOKONG KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Seperti dalam hal sastra klasik, terdapat bukti manuskrip yang kuat bahwa bagian ini benar-benar ditulis oleh Yosefus. Bagian ini terdapat di dalam semua manuskrip Yosefus yang masih ada, dan Eusebius, yang terkenal sebagai "Bapa Sejarah Gereja," mengutipnya dalam karyanya History of the Church, yang ditulis sekitar tahun 325 M, dan lagi dalam Demonstration of the Gospel yang ditulis sedikit lebih dahulu.[12] Kosakata dan gaya bahasanya: menurut LOUIS Feldman, seorang penerjemah Loeb, secara mendasar sesuai dengan bagian-bagian lain dari tulisan Yosefus kecuali dalam beberapa hal.(J.A/L 49) France menguraikan: Demikianlah penggambaran tentang Yesus sebagai "seorang manusia bijaksana" bukanlah khas Kristen tetapi digunakan oleh Yosefus tentang Salomo dan Daniel, misalnya. Begitu pula, orang Kristen tidak mengacu kepada mukjizat-mukjizat Yesus sebagai "perbuatan-perbuatan yang mengherankan" (paradoxa erga), tetapi ungkapan yang tepat sama digunakan oleh Yosefus tentang mukjizat-mukjizat Elisa. Dan penggambaran orang Kristen sebagai suatu "suku" (phylon) tidak terdapat di tempat lain dalam sastra Kristen kuno, sedangkan Yosefus menggunakan kata tersebut untuk "bangsa" Yahudi dan juga untuk kelompok-kelompok nasional atau umum lainnya. (FrR.E 30)
Tambahan pula, bagian ini terutama menyalahkan penyaliban Yesus pada Pilatus dan bukan pada pemuka-pemuka Yahudi. Hal ini berbeda sekali dengan pemikiran Kristen pada abad ke-2 dan ke-3, yang lebih menyalahkan orang Yahudi sebagai penghasut penyaliban itu; seperti yang dikatakan oleh Winter, "Perbedaan di antara fungsi¬fungsi para iman Yahudi dan Gubernur Romawi menyingkapkan adanya sedikit pengetahuan tentang caranya tindakan-tindakan hukum diambil pada masa Yesus." (WiP.J 433) Ia melanjutkan: Sejak masa penulis Kitab Kisah Para Rasul dan Injil keempat, telah ditegaskan oleh para pengkhotbah, apologet, dan sejarawan Kristen, bahwa orang-orang Yahudi telah bertindak, bukan hanya sebagai penuduh Yesus, tetapi juga sebagai hakim dan algojo-Nya. Banyaknya tuduhan terhadap mereka dalam hal ini sungguh mengesankan. Sukar untuk percaya bahwa seorang pemalsu Kristen telah mengarang perkataan yang sedang dibicarakan ini, karena ia cenderung untuk menyanjung status Yesus dan merendahkan status orang-orang Yahudi. (WiP.J 433-34)
BERBAGAI KEBERATAN TERHADAP KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Ada beberapa penyanggahan yang kuat terhadap keautentikan Testimonium, paling tidak seperti yang dikemukakan di atas.
Pertama, sangat tidak mungkin bahwa Yosefus telah menulis tentang Yesus, "Inilah sang Mesias." Bukan saja majikan-majikan Romawinya akan mencurigai dia berkhianat, tetapi ia sendiri tidak memberikan indikasi di manapun bahwa ia seorang Kristen. Lagi pula, Origenes yang menulis sekitar satu abad sebelum Eusebius, mengatakan dua kali bahwa Yosefus "tidak percaya pada Yesus sebagai Kristus." [14]
Kedua, karya Testimonium, seperti yang tertulis di atas, mengandung kosakata lain yang tidak akan diharapkan dari Yosefus, yang oleh para pengeritik bagian tersebut sering dinamakan" seorang Yahudi Ortodoks." Sambil lalu kita memperhatikan bahwa ada sedikit keraguan mengenai betapa ortodoksnya Yosefus itu sebenarnya. Rupanya ia merasa nyaman dengan cara hidup Romawi yang telah diterimanya. Sekalipun demikian, frase-frase seperti "jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia," "orang-orang yang menerima kebenaran itu," "seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan," dan "pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali", semuanya mengharuskan Yosefus menjadi orang Kristen yang siap sedia untuk menderita karena kesaksiannya. Tambahan pula, hal menghubungkan nubuat-nubuat Perjanjian Lama dengan Yesus menunjukkan bahwa bagian-bagian ini telah ditulis oleh seorang penyalin Kristen di kemudian hari.
Ketiga, apabila bagian itu, seperti yang ada sekarang ini, semula memang berasal dari karya Yosefus, maka Yustinus Martyr, Klemens dari Aleksandria, Tertullianus atau Origenes sudah mengutipnya karena nilai apologetiknya sangat besar." Seperti yang di katakan Lardner: Sebuah kesaksian yang begitu menguntungkan Yesus dalam karya-karya Yosefus, yang hidup tidak lama setelah masa Juruselamat kita, yang begitu memahami tindakan-tindakan dalam negerinya sendiri, yang telah menerima begitu banyak dukungan dari Vespasianus dan Titus, pasti tidak akan diabaikan atau disia-siakan oleh apologet Kristen siapapun. (LaN.W 487)
Sekalipun penyanggahan ini merupakan penyanggahan yang berasal dari keheningan, dan sekalipun banyak karya Origenes dan penulis lain yang hilang dalam zaman purbakala dan mungkin telah memuat Testimonium, penyanggahan tersebut tetap masuk akal karena ada banyak bagian dalam karya penulis-penulis yang disebut di atas dan juga penulis lain di mana bagian ini akan sangat berharga untuk membuktikan pendapat mereka.
Akhirnya, ada yang menganjurkan bahwa bagian ini menghentikan aliran normal narasi Yosefus sedemikian rupa sehingga "jika bagian itu dikeluarkan, argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik." (WeG.DJE 10) Gordon Stein, menyusul Nathanael Lardner menyatakan bahwa "bagian tersebut muncul di tengah suatu koleksi cerita-cerita mengenai berbagai malapetaka yang menimpa orang-orang Yahudi." (StG.JH 2)
MENJAWAB KEBERATAN-KEBERATAN ITU
Dari keempat keberatan di atas, yang terakhir dapat ditolak dengan segera. Hanya dua dari lima paragraf dalam bab Yosefus yang memuat Testimonium itu adalah benar-benar merupakan malapetaka. Isi kelima dari bab 3 adalah sebagai berikut: Paragraf satu berbicara mengenai suatu malapetaka yang mungkin, yang dapat di atasi oleh keberanian orang-orang Yahudi ketika mereka mengajukan protes kepada Pilatus. Sebenarnya itu suatu kemenangan, bukan suatu malapetaka. Paragraf dua berbicara mengenai malapetaka orang Yahudi ketika "sejumlah besar dari mereka" terbunuh dan yang lain terluka. Paragraf tiga adalah Testimonium. Paragraf empat menggambarkan kisah godaan seorang wanita suci di kuil Isis di Roma dan sama sekali tidak berhubungan dengan orang Yahudi atau hal lain dalam bab ini.
Akhirnya, paragraf lima menulis tentang pembuangan orang Yahudi dari Roma. Meskipun paragraf empat mulai dengan kata-kata, "kira-kira pada waktu yang sama suatu malapetaka lain yang menyedihkan mengacaukan orang-orang Yahudi," Yosefus menjelaskan bahwa ia sedang mengacu kepada apa yang akan dilukiskannya dalam paragraf lima. Ia mengatakan bahwa ia akan melukiskannya setelah pengalihannya kepada kisah godaan wanita yang suci di kuil Isis. Kisah wanita suci ini yang menempati lebih dari separuh bagian bab tiga, begitu menyimpang dari konteksnya sehingga orang terpaksa mengambil kesimpulan bahwa jika sesuatu harus dikeluarkan dari bab ini maka itulah paragraf empat dan bukan Testimonium. Bagaimanapun, paragraf empat dan bagian-bagian lain seperti itu dalam Antiquities ialah menyatakan bahwa kadang-kadang Yosefus cenderung mencantumkan kisah-kisah kepentingan manusia dalam kronologinya tanpa menghiraukan apakah kisah-kisah tersebut cocok dengan konteks disekitarnya.
Kita harus setuju dengan France ketika ia berkata, "semua ini membuat orang bertanya-tanya bagaimana Wells dapat mengatakan bahwa jika bagian tentang Yesus dikeluarkan, 'argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik'." (FrR.E 28) Karena itu, ada cukup alasan untuk menerima Testimonium, meskipun dalam nada yang lebih netral atau bahkan negatif.
Sebagian terbesar ahli masa kini memilih alternatif ketiga." Ahli-ahli menolaknya sebagai pemalsuan sama sekali atau menerimanya secara menyeluruh, mereka berpendapat bahwa Yosefus pasti telah mengatakan sesuatu tentang Yesus yang kemudian, sesuatu yang sangat disayangkan, telah "dipalsukan" oleh seorang penyalin Kristen. Pendapat ini menjawab tiga keberatan lain terhadap keautentikan di atas, sementara juga menyetujui bukti-bukti yang menguntungkan keautentikan yang juga di kemukakan di atas.
Pendapat ini setuju dengan keberatan yang pertama bahwa Yosefus tidak akan menyebutkan Yesus sebagai "Kristus." Menurut E.M. Blaiklock, Yosefus boleh jadi menulis 'yang dinamakan Mesias,' seperti yang dilakukannya ketika, dua kitab kemudian, ia menyebut Kristus lagi, bersama dengan pembunuhan Yakobus. (BIE.MM 29)
Pernyataan ini bukan saja setuju dengan apa yang mungkin benar-benar dipercayai oleh Yosefus, tetapi bersama dengan informasi lainnya dalam Testimonium, pernyataan tersebut memberikan perkenalan yang perlu mengenai Yesus ini yang dibutuhkan dalam kitab 20, ketika Yosefus hanya berkata singkat tentang Dia, "yang dinamakan Kristus."
Terhadap keberatan yang kedua bahwa ada kosa-kata yang tidak menjadi ciri khas Yosefus, Bruce menerangkan secara ringkas: Telah dianjurkan,mengingat konteks di mana Paragraf itu terdapat bahwa apa yg dikatakan Yosefus adalah seperti di bawah ini:
Kira-kira pada masa ini timbul suatu sumber kesukaran lebih lanjut bernama Yesus, seorang manusia bijaksana yang mengadakan perbuatan¬perbuatan mengherankan, guru orang-orang yang dengan senang hati menyambut hal-hal aneh. Ia menyesatkan banyak orang Yahudi, dan juga banyak orang bukan Yahudi. Dialah yang dinamakan Kristus. Ketika Pilatus, yang bertindak berdasarkan informasi yang diberikan oleh orang-orang terkemuka di antara kami, menghukum dia untuk disalibkan, orang-orang yang dari semula telah mengikut Dia tidak berhenti menyebabkan kesukaran, dan kelompok orang Kristen, yang telah dinamakan menurut Dia, belum lenyap sampai hari inipun.
Corak terjemahan ini mungkin mengungkap maksud Yosefus dengan lebih teliti. Terjemahan ini mengandung empat perbaikan yang ditulis dengan huruf miring.
Yang pertama, dianjurkan oleh Robert Eisler (EiR. M 50 dst.; terutama lihatlah hlm. 45), adalah tambahan frase "suatu sumber kesukaran lebih lanjut" dalam kalimat pertama. Frase ini menghubungkan paragraf tersebut secara lebih wajar dengan apa yang telah ditulis sebelumnya, karena Yosefus sedang mengkisahkan beberapa kesukaran yang timbul selama Pilatus rnenjadi gubernur.
Perbaikan kedua, dianjurkan oleh H. ST. J. Thackeray, adalah perkataan "hal-hal aneh" (Yunani, aehte) sebagai gantinya "hal-hal benar" (Yunani: alehte). (ThH, JTM 144 dst.). Sudah pasti kekristenan bagi Yosefus kelihatan lebih aneh daripada benar.
Yang ketiga, dianjurkan oleh G.c. Richards dan R. J. H. Shutt, adalah sisipan "yang dinamakan" sebelum "Kristus." (RiG. CN 31:176 dan Rig. TJ 42:70-71) ... Sedikit keterangan kepada nama Tuhan kita sebagai "Kristus" diperlukan di sini; kalau tidak, para pembaca karya Yosefus mungkin tidak akan mengerti bagaimana sebenarnya "kelompok orang-orang Kristen" rnendapat namanya dari Yesus.
Yang keempat, bukan suatu perbaikan dalam arti yang sama dengan yang lain. Yosefus mengatakan bahwa murid-murid Yesus "tidak berhenti," dan kita harus bertanya, "tidak berhenti berbuat apa?" Jawabannya akan sesuai dengan konteks, dan dalam jenis konteks yang kita bayangkan " tidak berhenti menyebabkan kesukaran" memang masuk akal. (BrF.JCO 39-40)
Rekonstruksi Bruce diatas (atau yang lain-lain seperti itu) juga menjawab keberatan kedua terhadap keautentikan; tak seorangpun dari bapa-bapa gereja yang mula-mula sebelum Eusebius telah mengutip Yosefus. Nilai utama dari bagian tersebut dewasa ini adalah membuktikan keberadaan Yesus dalam sejarah dan beberapa fakta mendasar mengenai kehidupan dan kematian-Nya di bawah Gubernur Pilatus. Bagaimanapun, karena fakta-fakta ini tidak dibantah pada abad-abad yang dahulu itu, tidak ada alasan bagi salah seorang bapak gereja untuk mengutip Yosefus. Tambahan pula, bagian itu, seperti yang disampaikan oleh Bruce, menunjukkan bahwa Yosefus bukan orang Kristen dan merupakan alasan cukup bagi Origenes untuk mengatakan bahwa Yosefus tidak percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Schlomo Pines, seorang cendekiawan Israeli yang terkemuka, menyatakan: Sebenarnya, sejauh menyangkut kemungkinan-kemungkinan, tidak ada orang Kristen yang percaya akan menulis teks yang begitu netral; bagi dia satu-satunya hal penting mengenai teks tersebut ialah pengesahan akan bukti sejarah tentang Yesus. Namun, kenyataannya ialah bahwa persoalan khusus ini baru dimulai pada zaman modern. Musuh-musuh yang paling membenci kekristenan pun tidak pernah meragukan bahwa Yesus benar-benar telah hidup. (PiS.A VT 69)
Dr. James H. Charlesworth dari Princeton Theological Semimary menulis tentang bukti lebih lanjut yang menegaskan kisah Yosefus tentang Yesus: Sudah bertahun-tahun saya rindu untuk menemukan teks dari Antiquities Yosefus yang memuat varian-varian dalam Testimonium Flavianum. Lalu, kita mungkin dapat menyokong berbagai pemikiran para sarjana dengan bukti tekstual. Sebenarnya, justru cita-cita inilah yang menguntungkan kami. (ChJ. R 109)
Selanjutnya Profesor Charlesworth menggambarkan sebuah versi Arab abad ke-4 mengenai Testimonium tersebut yang terpelihara dalam kitab Al-Unwan karya Agapius dari abad ke-IV. Pines menerjemahkan bagian ini: Pada waktu ini ada seorang bijaksana yang bernama Yesus. Dan perilakunya baik, dan (ia) terkenal orang yang berbudi luhur. Dan banyak orang dari antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-Nya. Pilatus menghukum Dia untuk disalibkan dan mati. Dan orang-orang yang telah menjadi murid-Nya tidak meninggalkan kemuridan-Nya. Mereka melaporkan bahwa Ia menampakkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyaliban-Nya dan bahwa Ia hidup; jadi, Ia mungkin adalah Mesias yang dari halnya nabi-nabi telah menceritakan hal-hal ajaib. (PiS. A VT 16)
Suatu versi Testimonium dari abad ke-11, yang disebut Pines sebagai teks Michael, memuat kalimat berikut, "Ia dianggap sebagai Mesias." Pines mengemukakan bahwa kalimat ini mungkin mempertahankan sesuatu yang lebih dekat dengan kalimat asli Yosefus daripada "Ia mungkin adalah Mesias" (seperti yang dikatakan dalam teks bahasa Arab itu). Menurut Charlesworth, versi bahasa Arab itu" menyediakan dasar kebenaran tekstual untuk menghilangkan bagian-bagian kristiani dan memperlihatkan bahwa Yosefus boleh jadi telah membahas Yesus dalam Antiquities 18." (ChJ. R 110)
Untuk mengakhiri pembicaraan kita mengenai Yosefus dapat ditambahkan bahwa sebutannya tentang Yesus di bagian yang menyangkut Yakobus benar-benar dapat dipercayai, tetapi sejarawan Earle E. Cairns juga mencatat: Sungguhpun orang Kristen telah menambahkan sesuatu pada bagian ini, kebanyakan ahli setuju bahwa informasi mendasar yang baru disebut (bahwa Yesus adalah "orang bijaksana" yang dihukum untuk mati disalib oleh Pilatus) mungkin sekali merupakan bagian dari teks yang asli. Memang, Yosefus bukan seorang sahabat kekristenan, karena itu sebutannya akan Kristus mempunyai nilai sejarah lebih besar. (CaEE.CT 50)
-------------------
Catatan :
[8] Rujukan yang umumnya dikutip para sarjana yang berhubungan dengan naskah Yeremia, misalnya dalam edisi Loeb, adalah XVIlI, 63-64, dan mengacu kepada bagian ke-63 dan ke-64 dari kitab 18 dalam naskah Yunani Antiquities. Kami akan memberi kedua rujukan itu dalam semua kutipan yang berikut, dengan mengutip rujukan yang dipakai oleh naskah Yunani dalam tanda kurung. Jadi, bagian ini adalah 18.3.3. (63-64).
[9] Yosefus, Antiquities, Loeb Edition, vol. IX, hlm. 496.
NathanieI Lardner (lihat LaN.W) adalah salah satu dari sedikit orang yang berpendapat bahwa penyebutan Yakobus dan Yesus di bagian ini telah ditambahkan oleh para penyalin Kristen beberapa waktu sebelum tahun 200 TM. Lardner merasa bahwa kisah Yosefus tentang kematian Yakobus tidak cocok dengan kisah Hegessipus, yang terdapat dalam The History of the Church 2.23. [AS] dari Eusebius. T eta pi jelas tidaklah demikian, karena kisah Y osefus terutama berhubungan dengan kegiatan Ananias dan penyingkirannya dari keimaman. Perajaman Yakobus merupakan satu rincian yang terdiri dari satu kalimat dalam kisah tersebut. Di pihak lain, Hegessipus memusatkan perhatian pada pribadi Yakobus dan mengembangkan konteksnya agak luas. Ia menegaskan segala sesuatu yang dikatakan Yosefus, yaitu bahwa Yakobus diserahkan untuk dirajam, tetapi menambahkan rincian bahwa beberapa anggota Sanhedrin tertentu ingin memakai Yakobus untuk membujuk orang banyak agar berpaling dari Kristus; bahwa sebelum Yakobus dirajam ia telah dibuang dari tembok lindung yang rendah di atas tembok kota; bahwa karena ia masih hidup setelah jatuh, ia dirajam sementara ia berdoa mohon pengampunan bagi para pelaksana hukumnya; dan karena tetap masih hidup, kematiannya diselesaikan dengan satu pukulan di kepalanya dengan pentungan. Kisah-kisah itu sangat cocok. Kisah-kisah itu hanya saling bertentangan bila dipaksa untuk mengatakan apa yang mereka tidak katakan. Lagipula, jika seorang penyusup kristiani kemudian menyisipkan nama Yakobus ke dalam kisah Yosefus pada tempat ini, orang akan berpikir bahwa ia akan berusaha lebih sungguh-sungguh untuk membuat kisah kematian Yakobus lebih sejajar dengan kisah yang diberikan oleh Hegessipus. Sebagaimana keadaan kedua kisah itu sekarang yang masing-masing menceritakan rincian yang berbeda, tetapi yang tidak saling bertentangan, buktinya sama meyakinkan seperti yang dapat diharapkan dan kedua kisah itu dapat diterima sebagaimana ada.
[10] Origenes (maupun Eusebius satu abad kemudian) juga mengutip Yosefus yang berkata, "Hal-hal ini terjadi pada orang-orang Yahudi sebagai pembalasan karena Yakobus yang benar. Yakobus adalah saudara Yesus yang dinamakan Kristus, yang meskipun ia adalah manusia yang paling benar, orang Yahudi telah membunuh dia. (Against Ce/sus 1. 47, di RoA.ANF [AS]).
[11] Paul Winter, "Excursus II - Yosefus tentang Yesus dan Yakobus." Artikel ini merupakan sumber bibliografi yang berharga. Winter mencatat 47 karya acuan yang paling penting tentang persoalan ini: 9 karya membela keauntetikan Testimonium, 17 menentang keautentikan itu, dan 21 mempertahankan bahwa bagian itu aslinya terdapat dalam karya Yosefus, tetapi itu hanya dilunakkan, bukan disisipkan, oleh seorang penyalin yang kemudian.
[12] Yosefus, Antiquities, edisi Loeb. Karena bagian ini diperdebatkan banyak orang, kami telah menggunakan terjemahan yang dianggap paling dapat dipercaya.
[13] Eusebius, The History of the Church 1. 11. 7; Demonstration of the Gospe/ 3 .5. 105. [AS]
[14] Origenes, Against Ce/sus 1. 47 dan Commentaryon Mattew 10. 17, in RoA.ANF. [AS]
[15] Pentinglah untuk memperhatikan bahwa nilai apologetika untuk oran?-orang Kristen awal ini bukanlah kesejarahan Yesus, melainkan bahwa seseorang dalam kedudukan yang di hormati di kekaisaran Romawi akan memandang dengan menyenangkan pada pribadi dan ajaran Yesus. Kesejarahan Yesus baru menjadi masalah pada abad-abad belakangan ini.
[16] Rupanya orang ingin menolak seluruh bagian ini terbiasa menulis seakan-akan semua sarjana lain akan mendukung mereka. Tidaklah demikian.Kebanyakan sarjana yang telah menyelidiki persoalan ini mendukung alternatif yang ketiga. Untuk menemukan bibliograli yang sangat baik dan dihormati dari para sarjana yang mendukung berbagai pendirian, lihatlah WiP.J di ScE.HJP/73 428-430
Tidak ada komentar:
Posting Komentar