Kamis, 03 Januari 2013

Sepuluh Perintah Berbahagia (8) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran adalah orang yang melakukan perbuatan baik sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan tetapi dicela, dimusuhi dan dianiaya, karena menentang dan merugikan orang yang hidup tidak benar. Dari sisi rohani sesungguhnya Tuhan sedang menguji iman orang itu. Bilamana kemudian ia bertahan menghadapi keadaan itu maka imannya akan meningkat dan bertumbuh dengan cepat menjadi dewasa, dan ia mendapatkan Kerajaan Sorga yang dijanjikan Allah. Ia akan selalu dapat bersyukur dan dapat berserah kepada Tuhan Yesus serta senantiasa mempunyai sukacita damai sejahtera dalam hatinya disepanjang hidupnya. Dengan demikian ia akan merasakan hidupnya di dunia seperti di dalam sorga (Mat.6:10).

Mat. 6:9-13  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

'Kebenaran' menurut dunia sering berbanding terbalik dengan kebenaran Tuhan; karena yang terjadi di dunia, orang mengikuti jalan hidup yang baik dan benar malahan banyak yang mengalami celaka dan menderita. Sedangkan orang yang hidup menurut jalan yang jahat dan serong justru beruntung dan  dapat hidup dengan aman sentosa. Kejadian yang demikian banyak sekali dijumpai di dalam kehidupan manusia dibelahan bumi bagian manapun juga; dari sejak dahulu sampai sekarang akan terjadi terus dan terus terjadi hingga sampai pada  kesudahan jaman. Banyak orang yang pada mulanya hidup menurut jalan yang benar, karena mendapat tantangan, mengalami kekecewaan dan didera dengan penderitaan memilih untuk berbalik arah, mengambil keputusan untuk berputar haluan dan lebih suka mengambil jalan yang tidak benar supaya mendapatkan kesenangan, kenyamanan, keselamatan dan kepuasan duniawi, walaupun ia tahu itu semua hanya bersifat sementara; karena ia tidak tahan menghadapi tantangan, kesulitan dan penderitaan yang harus ditanggung sebelumnya.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, menunjuk pada seorang yang mau hidup menurut jalan sempit atau mau hidup dengan memikul salib yang diberikan Yesus Kristus kepadanya (Mat.7:14; 10:38; 16:24) . Ia mau dan rela menjalani hidupnya dengan penuh kesesakan dan penderitaan, baik secara fisik maupun secara batin. Ia mau menahan diri untuk tidak menuruti keinginan dagingnya melainkan memilih untuk mengikuti kehendak roh, yaitu dengan melakukan firman Tuhan setiap saat ,setiap hari, dan sepanjang hidupnya. Ia rela dimusuhi, difitnah dan dianiaya orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia melakukan kebenaran seperti yang diajarkan firman Tuhan.

Mat.7:12-14 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Mat.10:38  Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Mat.16:24-28 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?  Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."

Hidup menurut jalan sempit adalah cara hidup yang penuh dengan kesulitan-kesulitan, penuh dengan kesesakan, dan penuh dengan penderitaan yang diperbuat orang lain kepadanya; karena orang tidak suka pada imannya, karena orang merasa iri atas kebaikan yang dapat diraihnya, dan karena orang merasa dengki atas perbuatan baik yang dibuatnya.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dapat berupa hambatan-hambatan yang dilakukan orang yang memusuhinya dengan tujuan agar ia undur dari imannya. Hambatan ini masih dilakukan dengan cara yang tidak begitu kentara, tidak secara langsung, tidak menggunakan kekerasan fisik, tapi lebih menggunakan kekuasaan lembaga resmi yang ada; dengan mengusahakan, membuat dan menerbitkan undang-undang, peraturan-peraturan, larangan-larangan dengan tujuan untuk menghambat aktifitasnya.

Kesesakan yang dirasakannya adalah berupa fitnah atau upaya mengkambing-hitamkannya atas perbuatan yang tidak pernah ia lakukan. Fitnah ini merupakan suatu cara dan upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang memusuhinya agar supaya orang-orang  banyak memusuhinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya; baik kekerasan yang bersifat fisik atau kekerasan yang bersifat non fisik, dalam hal ini orang-orang yang memusuhinya itu melakukan kekerasan secara tidak langsung dengan meminjam tangan orang-orang banyak yang sebenarnya hanya digunakan sebagai alat saja, dengan tujuan agar ia mau mengikuti kemauan mereka dan mengingkari imannya.

Penderitaan yang ditanggungnya adalah berupa kekerasan secara fisik dan non fisik yang dilakukan secara langsung dan terang-terangan dengan mengabaikan hukum yang berlaku (anarkis). Pada tingkat ini kekerasan dilakukan dengan maksud yang sama yaitu untuk membuat orang mengingkari imannya atau bila perlu ia dimusnahkannya.

Hidup dengan memikul salib yang diberikan Yesus Kristus adalah cara hidup yang penuh dengan penderitaan batin, penuh dengan penyangkalan diri, dan penuh dengan pengorbanan baik dalam bentuk materi maupun  non materi.

Penderitaan batin yang harus dipikulnya adalah perasaan sakit di dalam hati yang timbul karena ia telah melakukan perbuatan yang baik dan benar tetapi harus menerima balasan yang jahat dari orang yang telah menerima perbuatan baiknya itu; baik dari orang-orang yang tidak dikenalnya, dari orang-orang yang baru dikenalnya, sampai dari orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, bahkan dari orang-orang yang sangat dikenalnya dan yang paling disayanginya. Penderitaan yang demikian adalah sangat menyakitkan, jauh lebih sakit dari pada penderitaan akibat kekerasan terhadap fisiknya yang dilakukan orang-orang dengan terang-terangan.

Penyangkalan diri yang harus dilakukannya adalah menahan diri untuk tidak berbuat menuruti keinginan-keinginan dagingnya; walaupun sebenarnya ia mempunyai kesempatan dan bebas memilih  untuk melakukan menurut kemauan sendiri. Pengendalian diri yang dilakukan sebenarnya menimbulkan perasaan pilu, kecewa dan tidak nyaman baginya, tetapi ia harus mau menelannya  mentah-mentah demi dapat melakukan kehendak Roh Kudus dan demi menyenangkan hati Tuhan.

Pengorbanan dalam bentuk materi adalah pengorbanan yang dilakukannya dengan memberikan materi yang dimilikinya dari hasil jerih payah dan kerja keras yang dilakukannya dalam waktu yang cukup lama, kepada orang lain dan merelakan digunakan dan dinikmatinya; yang seharusnya dapat dinikmatinya sendiri. Sedangkan pengorbanan dalam bentuk non materi adalah korban perasaan, misalnya: Orang yang sudah diperlakukannya dengan kasih dan ramah tetapi membalasnya dengan perbuatan yang menyakiti dan dengan perbuatan jahat ganti perbuatan baik yang telah diberikan padanya.

Mereka yang empunya Kerajaan Sorga, adalah menunjuk pada orang yang mau hidup melalui jalan sempit dan memikul salibnya sampai batas akhir dan tidak mengingkari imannya; walaupun mengalami banyak penganiayaan yang berat dan tidak mudah. Ia adalah orang yang telah teruji kesabarannya, ketekunannya, dan kesungguhannya mengikut Yesus Kristus sepanjang hidupnya; sejak ia mulai percaya sampai akhir hidupnya di dunia. Ia adalah orang beriman yang telah bertumbuh menjadi dewasa dan menghasilkan buah Roh dalam hidupnya. Dan ia adalah seorang berbahagia yang termasuk ke dalam kumpulan 144.000 orang kudus Allah; yang selalu  bersama-sama dengan Yesus Kristus dan mengiringiNya kemana saja Ia pergi (Why.14:1,4b).

Why.14:1-5  Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Tidak ada komentar: