Selasa, 30 Juli 2013

Menyembah Allah dalam roh dan kebenaran

Sudah menjadi naluri manusia untuk mempercayai bahwa diluar dirinya ada suatu kekuatan yang lebih besar dan lebih berkuasa dari pada dirinya. Manusia kemudian menyembahnya dengan memberi korban hasil buah-buahan, binatang-ternak, bahkan manusia ( Kej.4:3-4; Kej.22:9-10)*  agar kehidupan mereka  diberkati. Mulanya manusia tidak mengenalnya namun lama-kelamaan  memberinya nama sesuai dengan dialek bahasa mereka sendiri ( Kel.3:13-15).* Tidak terkecuali dengan kelompok-kelompok nomaden di Timur Tengah, yang kemudian kita mengenal salah satunya sebagai cikal bakal bangsa Israel (Yahudi). Mereka memberi nama kepada yang disembahnya dan kemudian membuat tempat ibadah di Yerusalem sebagai pusat pemujaan mereka.

Kej.4:3-4. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,

Kej.22:9-10. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

Kel.3:13-15. Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

*cerita: Kain-Habel; Abraham-Ishak; dan Yahweh-Musa untuk mewakili manusia dimasa prabudaya/ budaya manusia primitif.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel kemudian terpecah menjadi dua, yaitu yang tinggal di Samaria (kerajaan Israel Utara) dan yang tinggal di Yudea (kerajaan Yehuda), dan masing-masing mempunyai tempat penyembahan sendiri-sendiri. Orang Samaria di gunung Gerizim sedang orang Yahudi tetap di Yerusalem. Dalam konteks inilah kemudian Yesus Kristus memberikan pengajaran kepada perempuan Samaria yang ditemuiNya disumur-tua yang dipercaya sebagai sumur peninggalan Yakub, nenek moyang bangsa Israel.

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (Yoh.4:21-24)

Dari perkataan Tuhan Yesus diatas kita temukan dua petunjuk bahwa:
1. Manusia tidak harus menyembah Tuhan Allah disuatu tempat tertentu.
2. Manusia harus menyembah Tuhan Allah dalam roh dan kebenaran.

1. Manusia tidak harus menyembah Tuhan Allah disuatu tempat tertentu saja. 

Dimasa sekarang berziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci masih dilakukan orang-orang modern, baik yang beragama Kristen maupun yang beragama lain. Alasan orang melakukannya adalah karena dengan berziarah ketempat-tempat yang dianggap suci itu, mereka merasa lebih dekat dengan Tuhannya. Dan mereka mempunyai keyakinan bahwa dengan melakukannya akan mendapat pengampunan atas dosa-dosa mereka, akan mendapat berkat duniawi dan rohani, bahkan ada yang menjadikannya untuk mendapatkan satu status yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak pernah berziarah. Menentang anggapan seperti itu Yesus Kristus mengajarkan bahwa manusia tidak perlu lagi datang ke tempat-tempat tertentu yang dianggap sebagai tempat yang suci untuk melakukan ritual tertentu, karena pada setiap orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus tinggal dalam dirinya (Yoh.14:15-17). Dan mereka mendapatkan karunia untuk mengetahui tentang apa yang dikehendaki Tuhan ( Mat.13:11-13). Orang beriman akan mengetahui bahwa yang diinginkan Tuhan bukan penyembahan seperti itu, tetapi penyembahan yang bersifat spiritual, bukan hanya penyembahan ritual.

Yoh.14:15-17. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. 

Mat.13:11-13. Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. 

2. Manusia harus menyembah Tuhan Allah dalam roh dan kebenaran.

Kalimat  'menyembah dalam roh dan kebenaran'  tidak boleh  ditafsirkan seperti yang selama ini diajarkan dalam gereja Pentakosta, dimana menyembah dalam roh diartikan sama dengan menyembah dengan menggunakan bahasa roh; dan menyembah dalam kebenaran diartikan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan benar. Yang sebenarnya dimaksudkan Tuhan Yesus dengan  'menyembah dalam roh dan kebenaran' adalah menyembah Tuhan Allah mulai dari dalam hati yang tulus, suci dan tidak munafik, yang dilakukan dalam tindakan dan perbuatan yang benar (baca: melakukan perbuatan kasih) sepanjang hidupnya sampai dipanggil Tuhan ke sorga. 

Jadi kalimat itu harus dimengerti dalam satu kesatuan, tidak boleh dipotong-potong, karena kalimat yang dikatakan Tuhan Yesus hanya mempunyai satu makna saja, seperti yang telah diungkapkan diatas. Kasus ini sama dengan jawaban Tuhan Yesus kepada ahli Taurat yang mencobaiNya dengan pertanyaan tentang hukum yang terutama dalam hukum Taurat (Mat.2:34-40). Dalam jawaban Tuhan Yesus terdiri dari dua kalimat, tetapi yang dimaksudkan adalah satu, karena yang terutama dalam hukum Taurat tentunya hanya satu saja yang utama.

Mat.2:34-40. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." 

Perkataan Tuhan Yesus dalam menjawab pertanyaan ahli Taurat mempunyai pengertian bahwa orang yang mengasihi Tuhan, ia harus melakukan kasih kepada sesamanya; dengan mengasihi sesamanya ia telah melakukan perintah hukum Taurat dan sekaligus ia melakukan perintah Tuhan (Yoh.14:15-21). Karena perintah Tuhan adalah supaya manusia saling mengasihi sesamanya (Yoh.13:31-35). Jadi jawaban Tuhan Yesus itu mempunyai satu pengertian saja, bahwa seorang yang mengasihi Tuhan harus melakukan perintahNya, yaitu mengasihi sesamanya manusia.

Yoh.14:15-21. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di da lam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Yoh.13:31-35. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."



Tidak ada komentar: