Jumat, 11 Januari 2013

Pahlawan-Pahlawan Iman Tuhan Yesus Kristus (2)


AWAL PENGANIAYAAN TERHADAP GEREJA (54-304 M)

Penganiayaan Pertama, di Bawah Kaisar Nero (54-68 M)

Nero adalah kaisar keenam Roma. Ia memerintah selama 15 tahun. Ia adalah sebuah paradoks - seorang yang sangat kreatif digabung dengan sifat yang jahat serta kekejaman yang luar biasa. Orang banyak mengatakan bahwa Nero memerintahkan agar Roma dibakar kemudian menyalahkannya pada orang-orang Kristen untuk mengalihkan kemarahan penduduk Roma dari dirinya sendiri. Orang lain mengatakan bahwa ia tidak berada di Roma ketika kota itu terbakar. Yang mana yang benar, faktanya orang-orang Kristen disalahkan atas kebakaran yang terjadi selama sembilan hari dan selama itu perburuan atas orang-orang Kristen mulai meningkat serta menjadi penganiayaan yang mengerikan yang berlangsung selama sisa pemerintahan Nero.

Tindakan bar-bar terhadap orang Kristen menjadi lebih buruk daripada yang telah mereka alami sebelumnya, terutama tindakan yang dilakukan Nero. Hanya imajinasi yang diilhami Iblis saja yang bisa merancang tindakan semacam itu. Beberapa orang Kristen dijahit dalam kulit binatang buas dan dirobek-robek oleh anjing ganas. Baju yang dibalut lilin dikenakan pada orang Kristen lain, dan mereka kemudian diikat di tiang-tiang di kebun Nero lalu dinyalakan untuk dijadikan obor penerang dalam pesta yang ia adakan.
Penganiayaan yang kejam ini menyebar diseluruh Kekaisaran Roma, tetapi justru lebih berhasil memperkuat semangat kekristenan daripada memadamkannya. Bersama dengan Paulus dan Petrus, beberapa dari 70 utusan yang diangkat Yesus (Lukas 10:1) menjadi martir juga. Di antara mereka adalah Erastus, bendahara di Korintus (Roma 16:23); Aristarkhus dari Makedonia (Kisah Para Rasul 19:29); Trofimus dari Efesus (Kisah Para RasuI21:29); Barsabas, yang disebut juga Yustus (Kisah Para Rasul 1 :23); dan Ananias, Uskup Damaskus, yang diutus Tuhan kepada Saulus (Kisah Para RasuI9:10).

Image Image
Penganiayaan Kedua, di Bawah Pemerintahan Domitian (81-96 M)

Domitian adalah orang yang kejam, yang membunuh saudaranya sendiri dan melakukan penganiayaan kedua terhadap orang-orang Kristen. Dalam kebenciannya, Domitian mengeluarkan perintah "Bahwa tidak ada orang Kristen, yang pernah dibawa ke depan pengadilan, yang boleh dibebaskan dari hukuman tanpa menyangkal agamanya."

Berbagai kebohongan dibuat selama masa ini untuk mencelakakan orang Kristen, beberapa darinya begitu kasar sehingga hanya kebencian tanpa pemikiran yang bisa mempercayainya, contohnya orang-orang dianggap bertanggungjawab atas setiap bencana kelaparan, wabah penyakit, atau gempa bumi yang terjadi di satu di antara bagian kekaisaran Romawi. Uang ditawarkan kepada orang-orang yang mau bersaksi melawan orang-orang Kristen serta banyak orang yang tak bersalah dibantai demi keuntungan finansial. Ketika orang-orang Kristen dibawa ke depan sidang Domitian, mereka diberi tahu bahwa jika mereka mengucapkan sumpah setia kepadanya, mereka akan dibebaskan. Orang-orang yang menolak untuk mengucapkan sumpah akan dibunuh.

Martir selama zaman ini yang sangat kita kenal adalah Timotius, yang merupakan murid Rasul Paulus yang terkenal serta penilik gereja di Efesus sampai tahun 97 M. Pada tahun itu, orang-orang kafir di Efesus sedang merayakan upacara yang disebut "Catagogion." Ketika Timotius melihat upacara kafir itu, ia menghalangi jalan mereka serta dengan tegas menegur mereka atas penyembahan berhala yang mereka lakukan. Keberaniannya yang kudus membuat marah orang-orang kafir itu, akibatnya mereka menyerangnya dengan pentung dan memukulinya dengan kejam sehingga ia mati karena luka-lukanya dua hari kemudian.

Penganiayaan Ketiga, di Bawah Kaisar Trajan (98-117 M)

Dalam penganiayaan yang ketiga, Pliny, yang dikenal sebagai "si kecil," seorang konsul dan penulis Romawi, merasa kasihan terhadap orang-orang Kristen yang dianiaya lalu menulis surat kepada Trajan, agar meyakinkannya bahwa ada ribuan orang Kristen yang telah dibantai setiap hari yang tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan hukum Romawi. Dalam surat itu, ia berkata:
Seluruh catatan yang mereka berikan tentang kejahatan atau kesalahan mereka (yang mana pun sebutan yang dipilih) bisa diringkas menjadi satu: yaitu, bahwa mereka biasa berkumpul pada hari tertentu sebelum matahari terbit dan bersama-sama mengulang satu di antara bentuk doa tertentu kepada Kristus sebagai Allah serta untuk mengikatkan diri mereka sendiri pada satu kewajiban, bukan untuk melakukan kejahatan; sebaliknya, agar tidak pernah melakukan pencurian, perampokan, atau perzinaan, tidak pernah berdusta dalam kata-kara mereka, tidak pernah menipu orang lain: setelah itu ada kebiasaan mereka untuk berpisah dan berkumpul kembali untuk ambil bagian dalam komuni makan makanan yang tidak berbahaya.
Seberapa besar dampak surat Pliny untuk mengurangi penganiayaan itu, jika ada, tidak dicatat.

Selama penganiayaan ini, pada tahun 110 M, Ignatius (lihat gambar 8), yang adalah penilik gereja di Antiokhia, ibukota Syria, tempat murid-murid pertama disebut orang Kristen (Kisah Para Rasul ll:26) dikirim ke Roma karena ia mengaku mempercayai dan mengajarkan Kristus. Dikatakan bahwa ketika ia berjalan melewati Asia, sekalipun dijaga oleh para prajurit, ia menyampaikan firman Allah di setiap kota yang mereka lalui, dan mendorong serta meneguhkan gereja-gereja. Ketika berada di Smirna, ia menulis kepada gereja di Roma dan mengimbau kepada mereka untuk tidak berusaha melepaskannya dari kemartiran karena mereka akan menghilangkan hal yang sangat ia rindukan dan harapkan. Ia menulis:
Sekarang saya mulai menjadi murid. Saya tidak memedulikan hal-hal yang kelihatan atau tak kelihatan supaya saya bisa memenangkan Kristus. Biarlah api dan salib, biarlah kumpulan binatang buas, biarlah retaknya tulang, dan tercabiknya kaki tangan, biarlah kertakan seluruh tubuh, dan semua kebencian si Jahat, turun ke atas saya; hanya jika itu terjadi, saya bisa memenangkan Kristus Yesus.

Bahkan ketika ia dijatuhi hukuman dengan dijadikan mangsa singa, bahkan bisa mendengar auman mereka, ia begitu dipenuhi dengan keinginan untuk menderita bagi Kristus (lihat Kisah Para Rasul 5:41) sehingga ia berkata, ''Aku adalah gandum Kristus: aku akan diremukkan oleh gigi-gigi binatang-binatang buas supaya aku didapati sebagai roti yang murni."

Kaisar Adrian
Trajan digantikan oleh Adrian, yang melanjutkan penganiayaan ketiga dengan kekejaman yang lebih besar daripada pendahulunya. Sekitar 10 ribu orang Kristen menjadi martir selama pemerintahannya. Banyak diantara mereka yang dimahkotai duri, disalibkan, dan lambungnya ditusuk tombak dalam peniruan kematian Kristus yang kejam.

Eustachius, komandan Romawi yang sukses dan pernberani, diperintahkan untuk bergabung dengan upacara penyembahan berhala untuk merayakan kemenangannya, tetapi imannya yang dalam kepada Kristus jauh lebih besar daripada kesia-siaan tindakan itu sehingga ia menolak. Karena marah, Adrian melupakan pengabdian Eustachius yang mulia kepada Romawi dan memerintahkannya serta seluruh ke1uarganya dibunuh sebagai martir.

Dua bersaudara, Fausines dan Jovita, menanggung siksaan dengan kesabaran yang luar biasa sehingga seorang kafir bernama Calocerius begitu terpukau dan kagum sehingga ia berseru dengan kegembiraan yang luar bias a, "Agunglah Allah orang-orang Kristen!" Oleh karena tindakannya itu, ia segera ditangkap dan disiksa dengan siksaan yang sarna.

Penganiayaan yang tanpa belas kasihan terhadap orang-orang Kristen terus berlanjut sampai Quadratus, yang adalah penilik Atena, melakukan pembelaan ilmiah demi mereka di depan Kaisar, yang berada di Atena untuk melakukan kunjungan. Pada saat yang sama, Aristides, seorang filosof di kota itu, menulis surat kiriman yang elegan kepada Kaisar, juga demi membela orang-orang Kristen. Hal itu secara bersama-sama membuat Adrian menjadi lebih lunak dan mengendurkan penganiayaannya.

Adrian meninggal pada 138 M, dan digantikan oleh Antoninus Pius. Kaisar Pius adalah seorang di antara penguasa yang paling ramah yang pernah memerintah dan menghentikan semua penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.

Penganiayaan Keempat, di Bawah Kaisar Marcus Aurelius Antoninus (162-180 M)

Marcus Aurelius seorang filosof dan menulis Meditations, karya klasik stoikisme, yang bersikap acuh tak acuh terhadap kesenangan atau penderitaan. Ia juga kejam dan tidak berbelas kasihan terhadap orang-orang Kristen, dan bertanggung jawab atas penganiayaan keempat kepada mereka

Kekejaman terhadap orang-orang Kristen dalam penganiayaan ini begitu tidak manusiawi sehingga banyak orang yang menyaksikannya merasa muak dengan kekejaman itu dan merasa takjub melihat keberanian orang yang mengalami siksaan itu. Beberapa martir, kakinya dihancurkan dengan alat penjepit dan kemudian dipaksa berjalan di atas duri, paku, kerang yang tajam, dan benda-benda tajam lainnya. Orang lainnya dicambuk sampai otot dan pembuluh darah mereka pecah. Kemudian setelah mengalami penderitaan melalui siksaan yang paling mengerikan yang bisa dipikirkan, mereka dibunuh dengan cara yang mengerikan. Namun, hanya sedikit yang berpaling dari Kristus atau memohon kepada para penyiksa mereka untuk meringankan penderitaan mereka.

Ketika Germanicus, seorang Kristen sejati yang masih muda diserahkan kepada singa yang buas karena kesaksian imannya, ia bersikap begitu penuh keberanian sehingga beberapa orang kafir bertobat pada iman yang memunculkan keberanian semacam itu.

Polikarpus, seorang murid Rasul Yohanes dan penilik gereja di Smirna. Ia mendengar bahwa para prajurit mencarinya lalu berusaha melarikan diri, tetapi ia ditemukan oleh seorang anak. Setelah memberi makan para penjaga yang menangkapnya, ia meminta waktu satu jam untuk berdoa dan permintaannya dikabulkan mereka. Ia berdoa dengan begitu tekun sehingga para penjaga itu meminta maaf kepadanya karena mereka ditugaskan untuk menangkapnya. Namun, ia akhirnya dibawa ke depan gubernur dan dihukum bakar di tengah pasar.

Setelah putusan hukumannya ditentukan, gubernur berkata kepadanya, "Celalah Kristus dan aku akan melepaskan kamu."
Polikarpus menjawab, "De1apan puluh enam tahun aku telah me1ayani Dia; Ia tidak pernah berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin aku mengkhianati Rajaku yang telah menyelamatkan aku?"

Di tengah pasar, ia diikat di tonggak dan tidak dipaku seperti kebiasaan pada saat itu karena ia menjamin mereka bahwa ia akan berdiri tanpa bergerak dalam nyala api dan tidak akan melawan mereka. Pada saat kayu-kayu kering yang diletakkan di sekitarnya dinyalakan, nyala api itu berkobar dan menyelubungi tubuhnya tanpa membakarnya. Maka pelaksana hukuman diperintahkan untuk menusuknya dengan pedang. Ketika ia me1akukannya, darah yang sangat banyak menyembur keluar dan memadamkan api itu. Meskipun terman-teman Kristennya memohon agar tubuhnya diberikan kepada mereka supaya mereka dapat menguburkannya, musuh-musuh Injil bersikeras agar tubuhnya dibakar dengan api, dan itu dilaksanakan.

Felicitatis, seorang wanita kaya dari ke1uarga Romawi yang terkenal, seorang Kristen yang saleh dan setia. Ia memiliki tujuh anak yang juga adalah orang Kristen yang setia. Mereka semua menjadi martir.

Januarius, anaknya yang tertua, dicambuk, dan ditekan dengan beban yang berat sampai mati. Felix dan Philip, dua anak berikutnya, otaknya terlempar ke1uar ketika dipukul dengan pentung. Silvanus, anak keempat, dilemparkan dari tebing yang curam. Ketiga anak yang paling muda, Alexander, Vitalis, dan Martial, dipancung dengan pedang. Felicitatis kemudian dipancung dengan pedang yang sama.

Justinus, teolog Yunani yang mendirikan sekolah filsafat Kristen di Roma dan menulis Apology dan the Dialogue,juga menjadi martir selama masa penganiayaan ini. Ia adalah penduduk asli Neapolis, di Samaria, dan adalah pecinta kebenaran serta ilmuwan universal. Setelah pertobatannya pada kekristenan ketika berusia 30 tahun, ia menulis surat kiriman yang indah kepada orang-orang kafir dan menggunakan talentanya untuk meyakinkan orang-orang Yahudi terhadap kebenaran iman Kristen.

Ketika orang-orang kafir mulai memperlakukan orang-orang Kristen dengan sangat kejam, Justinus menulis pembelaan untuk membela mereka sehingga mendorong Kaisar untuk mengeluarkan keputusan untuk membela orang-orang Kristen.

Segera setelah itu, ia sering melakukan perdebatan dengan Crescens, seorang filosof sinis yang terkenal. Argumen Justinus mengungguli Crescens dan itu mengganggunya sehingga ia berusaha menghancurkan Justinus. Pembelaan kedua yang ditulis Justinus untuk orang-orang Kristen memberikan kesempatan yang dibutuhkan Crescens dan ia meyakinkan Kaisar bahwa Justinus berbahaya baginya. Akibatnya ia dan keenam pengikutnya ditangkap lalu diperintahkan untuk memberikan persembahan kepada berhala kafir. Ketika mereka menolak, mereka dicambuk kemudian dipancung.

Segera setelah itu, penganiayaan mereda untuk sementara karena terjadinya pelepasan yang ajaib atas pasukan Kaisar dari kekalahan tertentu di peperangan di wilayah utara melalui doa-doa pasukan tentaranya yang semuanya adalah Kristen. Namun, penganiayaan dimulai lagi di Prancis dan siksaannya jauh melebihi kemampuan penggambaran melalui kata-kata.

Sanctus, diaken dari Vienna, bagian tubuhnya yang paling lunak ditempeli plat tembaga panas menyala dan dibiarkan di sana sampai seluruh tulangnya terbakar.

Blandina seorang wanita Kristen yang postur tubuhnya lemah sehingga ia dipandang tidak akan mampu menjalani siksaan, tetapi ketabahannya sangat luar biasa sehingga penyiksanya menjadi kecapaian dengan pekerjaan mereka yang jahat. Ia kemudian dibawa ke amphitheater dengan tiga orang lainnya lalu digantung pada sepotong kayu yang ditancapkan di tanah dan dibiarkan menjadi makanan singa yang buas. Sementara mengalami penderitaannya, ia berdoa dengan tekun untuk teman-temannya dan menguatkan mereka. Namun, tidak satu pun dari singa-singa itu yang menyentuhnya, jadi ia dimasukkan ke dalam penjara lagi - itu terjadi dua kali. Kali terakhir ia dibawa keluar, ia ditemani oleh seorang remaja berusia 15 tahun Ponticus. Ketabahan iman mereka membuat marah orang banyak itu sehingga sekalipun ia seorang wanita dan temannya yang masih muda, tidak dipandang sama sekali; dan mereka diserahkan pada hukuman dan siksaan yang paling kejam. Blandina dicabik-cabik oleh singa itu, dicambuk dan dimasukkan dalam jaring lalu diseruduk ke sana kemari oleh seekor banteng liar kemudian diletakkan di kursi logam yang membara merah menyala dalam keadaan telanjang. Ketika ia bisa berbicara, ia menasihati semua orang yang berada di dekatnya untuk berpaut kuat-kuat pada iman mereka. Ponticus bertahan sampai mati. Ketika penyiksa Blandina tidak mampu membuatnya mencabut imannya, mereka membunuhnya dengan pedang.

Penganiayaan Kelima, Dimulai Kaisar Lucius Septimus Severus (193-211 M)

Untuk masa yang singkat, Severus bersikap baik kepada orang-orang Kristen karena dikatakan bahwa ia telah disembuhkan dari sakit yang parah setelah dilayani oleh seorang Kristen, tetapi tidak lama kemudian prasangka dan kemarahan penduduk Romawi memuncak sehingga hukum kuno dihidupkan kembali dan digunakan untuk melawan orang-orang Kristen. Dan sekali lagi, mereka disalahkan serta dihukum atas setiap bencana alam yang terjadi.

Sekalipun penganiayaan berlangsung lagi, gereja dan Injil tetap berdiri teguh, pun menyala terang melaluinya; dan Tuhan terus menambahkan jumlah anggota tubuh-Nya di seluruh kekaisaran Romawi. Tertullian, teolog dari Kartago yang bertobat menjadi Kristen pada tahun 193 M, berkata bahwa jika semua orang Kristen meninggalkan provinsi Romawi, kekaisaran itu hampir-hampir kosong.

Selama penganiayaan, Victor, Uskup Roma, menjadi martir pada tahun 201 M. Leonidus, ayah Origen, filosof Kristen Yunani yang terkenal atas penafsirannya terhadap Perjanjian Lama, dipancung. Banyak pendengar Origen juga menjadi martir:

Plutarchus, Serenus, Heron, dan Herac1ides dipancung. Seorang wanita bernama Rhais dituangi aspal yang mendidih di atas kepalanya dan kemudian dibakar, seperti juga ibunya, Marcella. Saudaranya, Potainiena, mengalami nasib yang sama seperti yang dialaminya, tetapi selama penyiksaannya, Basilides, kepala pasukan yang diperintahkan untuk menyaksikan eksekusinya, bertobat pada Kristus. Tidak lama sesudahnya, ketika ia diminta untuk bersumpah pada berhala Romawi, ia menolak karena ia sudah menjadi Kristen. Pertama-tama orang-orang yang bersamanya tidak percaya hal yang mereka dengar, tetapi ketika ia mengulangnya, ia diseret di depan hakim, dikutuk dan dipancung.

Irenaeus (130-202 M), bapa Gereja Yunani dan Uskup Lyons, dilahirkan di Yunani dan menerima pendidikan sekuler maupun Kristen. Dipercaya bahwa ia menulis kisah penganiayaan di Lyons. Ia dipancung pada 202 M.

Sekarang penganiayaan berkembang ke Afrika Utara, yang merupakan satu di antara provinsi Romawi. Banyak orang menjadi martir di wilayah itu. Berikut beberapa orang di antaranya.

Perpetua, seorang wanita yang telah menikah yang masih menyusui bayinya; Felicitas, yang pada saat itu sedang hamil, dan Revocatus dari Kartago, seorang budak yang sedang diajar prinsip-prinsip kekristenan. Tahanan lainnya yang menderita pada saat yang sama adalah Saturninus, Secundulus, dan Satur. Ketiga orang terakhir ini disuruh berlari di antara dua baris laki-laki yang dengan kejam mencambuk mereka ketika mereka lewat.
Setelah muncul di depan prokonsul Minutius dan ia ditawari kebebasan jika ia mau mempersembahkan kurban kepada berhala, bayi Perpetua yang masih menyusu dirampas darinya dan ia dilemparkan ke dalam penjara. Saat menjelaskan iman dan kehidupannya kepada ayahnya di penjara, ia memberi tahu ayahnya, "Lubang penjara ini bagi saya adalah istana." Belakangan ia dan tahanan lainnya muncul di depan hakim Hilarianus, yang juga menawarkan untuk membebaskannya jika ia mau mempersembahkan kurban. Ayahnya berada di sana dengan bayinya dan memohon kepadanya untuk melakukan pengurbanan. la menjawab, "Saya tidak akan memberikan kurban."
"Apakah kamu seorang Kristen?" tanya Hilarianus.
"Saya seorang Kristen," Perpetua menjawab.

Semua orang Kristen yang bersamanya berdiri teguh bagi Kristus dan mereka diperintahkan untuk dibunuh binatang buas untuk memberi hiburan bagi orang banyak pada hari libur kafir berikutnya. Laki-laki dicabik-cabik oleh singa-singa dan macan tutul serta orang perempuan diserang oleh sapi jantan.

Pada hari pelaksanaan hukuman, Perpetua dan Felicitas pertama-tama ditelanjangi lalu digantung di jala-jala, tetapi kemudian dilepaskan dan diberi pakaian lagi karena orang banyak keberatan. Ketika kembali ke arena, Perpetua diseruduk ke sana kemari oleh sapi gila dan hampir jatuh pingsan, tetapi tidak terluka parah; namun Felicitas terluka parah terkena tanduk-tanduk sapi itu. Perpetua bergegas lari ke sisinya dan memegangnya sementara mereka menunggu sapi jantan itu menyerang mereka lagi, tetapi sapi itu menolak untuk melakukannya dan mereka diseret keluar dari arena. Hal ini membuat orang banyak kecewa.

Setelah sesaat, mereka dimasukkan ke arena lagi dan dibunuh oleh gladiator. Felicitas terbunuh dengan cepat, tetapi gladiator muda dan belum berpengalaman yang ditugasi untuk membunuh Perpetua gemetar dengan hebat dan hanya bisa menikamnya dengan lemah beberapa kali. Melihat bagaimana ia gemetar, Perpetua memegang mata pedangnya lalu mengarahkan itu pada bagian vital tubuhnya.

Nasib orang laki-1aki juga sama. Satur dan Revocatus dibunuh oleh binatang-binatang buas. Saturninus dipancung dan Secundulus mati karena luka-lukanya di penjara.

Penganiayaan Ke enam, di Bawah Kaisar Marcus Clodius Pupienus Maximus (164-238 M)

Maximus seorang raja lalim yang memerintahkan semua orang Kristen diburu dan dibunuh. Begitu banyaknya orang yang dibunuh sehingga kadang-kadang mereka mengubur mayat orang-orang itu 50 atau 60 orang sekaligus dalam satu lubang besar.

Di antara mereka yang dibunuh adalah Pontianus, Uskup Roma, yang diasingkan ke Sardinia karena berkhotbah menentang penyembahan berhala dan dibunuh di sana. Penerusnya, Anteros, juga menjadi martir setelah menduduki jabatannya selama 40 hari saja karena mengusik pemerintah dengan mengumpulkan sejarah para martir. Senator Roma, Pammachius dan keluarganya serta 42 orang Kristen lainnya dipancung pada hari yang sama lalu kepala mereka dipertontonkan di pintu gerbang kota. Imam Kristen, Calepodius, diseret sepanjang jalan-jalan Roma kemudian dilemparkan ke dalam Sungai Tiber dengan digantungi batu yang diikatkan pada lehernya. Seorang perawan muda yang cantik juga berbudi halus bernama Martina dipancung dan Hippolitus, imam Kristen diikatkan pada kuda liar lalu diseret sepanjang jalan sampai ia mati.

Maximus meninggal pada 238 M dan digantikan oleh Gordian, yang kemudian digantikan oleh Philip. Selama kedua orang itu memerintah, gereja terbebas dari penganiayaan selama selang masa 6-10 tahun. Namun, pada tahun 249 M penganiayaan yang hebat di Alexandria dikobarkan lagi oleh imam kafir tanpa sepengetahuan Kaisar. Se1ama penganiayaan itu, penatua Kristen, Metrus, dipukuli dengan pentung, ditusuk dengan jarum, dan dirajam dengan batu sampai mati karena menolak untuk menyembah berhala. Seorang perempuan Kristen, Quinta, dicambuki, kemudian diseret di atas batu-batu api dalam keadaan berdiri lalu dirajam dengan batu sampai mati. Seorang perempuan berusia 70 tahun, Appolonia, yang mengaku bahwa ia adalah orang Kristen, diikat pada tiang dan dibakar. Setelah api disiapkan, ia memohon untuk dibebaskan. Orang banyak menyangka bahwa ia akan menyangkal Kristus. Namun, mereka terkejut ketika ia melemparkan dirinya sendiri ke dalam nyala api dan mati.

Penganiayaan Ketujuh, di Bawah Kaisar Decius (249-251 M)

Penganiayaan ini dimulai oleh Decius karena kebenciannya kepada pendahulunya Philip, yang dipercaya adalah seorang Kristen, dan oleh kemarahannya karena kekristenan berkembang dengan sangat cepat dan dewa-dewa kafir mulai ditinggalkan. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menyingkirkan agama Kristen beserta semua pengikutnya. Penduduk Roma yang kafir sangat antusias untuk mendukung keputusan Decius dan memandang bahwa pembunuhan orang-orang Kristen akan bermanfaat bagi kekaisaran. Selama penganiayaan ini, jumlah para martir begitu banyak sehingga tidak bisa dicatat oleh seorang pun juga. Di bawah ini ada beberapa nama mereka.

St. Chrysostomus, bapa gereja Konstantinope1 pada tahun 398, menulis bahwa Julian, seorang Sisilia, ditangkap karena menjadi orang Kristen, dimasukkan ke dalam tas kulit dengan beberapa ekor ular dan kalajengking kemudian dilemparkan ke dalam laut.

Seorang laki-laki muda, Peter, yang terkenal karena memiliki kualitas mental dan tubuh yang kuat, menolak untuk mempersembahkan kurban bagi Dewi Venus ketika ia disuruh melakukannya. Dalam pembelaannya, ia berkata, "Saya heran bahwa kamu mempersembahkan kurban kepada perempuan yang terkenal jahat, yang penyelewengannya dicatat dalam tulisan-tulisanmu sendiri dan yang kehidupannya dipenuhi dengan tindakan yang menyimpang, yang seharusnya dihukum oleh undang-undangmu. Tidak, saya akan mempersembahkan kurban puji-pujian dan doa yang berkenan kepada Allah." Ketika gubernur Asia, Optimus, mendengar hal ini, ia memerintahkan agar Peter ditarik di atas roda sampai semua tulangnya patah kemudian dipancung.

Seorang Kristen yang lemah, Nichomachus, dibawa ke hadapan Optimus dan disuruh memberikan kurban kepada berhala kafir. Nichomachus menjawab, "Saya tidak bisa memberikan penghormatan yang seharusnya hanya saya berikan kepada Yang Maha Tinggi, kepada roh-roh jahat." Ia segera diletakkan di tempat penyiksaan dan setelah menderita siksaan sesaat, ia menyangkal imannya kepada Kristus. Segera setelah ia dilepaskan dari tempat penyiksaan, ia dikuasai kesakitan yang hebat, jatuh ke tanah, dan mati.

Ketika melihat hal yang tampaknya merupakan penghukuman yang mengerikan, Denisa, seorang gadis berusia 16 tahun yang berada di antara para penonton berseru, "Oh, orang berdoa yang malang, mengapa kamu membeli kelegaan yang hanya sesaat dengan kekekalan yang menyedihkan!" Ketika Optimus mendengar ini, ia memanggilnya datang kepadanya. Dan ketika Denisa mengaku bahwa ia seorang Kristen, Optimus memerintahkan ia dipancung.

Andrew dan Paul, dua orang Kristen yang menjadi teman Nichomachus, berpegang erat pada Kristus dan dirajam dengan batu sampai mati ketika mereka berseru kepada Penebus mereka yang diberkati.

Di Alexandria, Alexander dan Epimachus ditangkap karena mereka adalah orang Kristen. Ketika mereka mengaku bahwa mereka benar orang Kristen, mereka dipukuli dengan tongkat yang tebal, dicabik dengan pengait kemudian dibakar sampai mati. Pada hari yang sama, empat martir perempuan dipancung kepalanya; nama mereka tidak dikenal.

Di Nice, Trypho dan Respisius, laki-laki yang terkenal, orang Kristen, ditangkap, dan disiksa. Kaki mereka dipaku, mereka dicambuki dan diseret sepanjang jalan, dicabik dengan pengait dari besi, dibakar dengan obor kemudian dipancung.

Quintain, gubernur Sicily, bernafsu terhadap seorang perempuan dari Silisia, Agatha, yang terkenal karena kesalehannya maupun kecantikannya yang luar biasa. Ketika ia menolak semua rayuan Quintain, sang gubernur menyerahkan ia ke tangan perempuan yang jahat, Aphrodica, yang menjalankan tempat pelacuran. Namun, perempuan yang jahat ini tidak bisa menjadikan Agatha seorang pelacur supaya Quintain bisa memuaskan nafsunya dengannya. Ketika mendengar ini, nafsu Quintain berubah menjadi kemarahan dan ia memanggil Agatha ke hadapannya lalu menanyainya. Ketika ia mengaku bahwa ia adalah orang Kristen, Quintain memerintahkan agar ia dicambuki, dicabik dengan kaitan yang tajam lalu dibaringkan telanjang di atas kayu arang yang menyala yang dicampur dengan pecahan kaca. Agatha menanggung siksaan ini dengan keberanian yang luar biasa dan dikembalikan lagi ke penjara tempat ia meninggal karena luka -lukanya pada tanggal 5 Februari 251.

Lucius, gubernur Kreta, memerintahkan Cyril, penilik gereja di Gortyna yang berusia 84 tahun, agar ditangkap karena menolak untuk menaati keputusan Kaisar untuk melakukan pengurbanan kepada berhala. Ketika Cyril muncul ke hadapannya, Lucius menasihatinya untuk melakukan pengurbanan dan dengan begitu menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian yang mengerikan. Orang yang saleh itu menjawab bahwa ia telah lama mengajar orang-orang lain jalan untuk mengalami hidup kekal dalam Kristus dan sekarang ia harus berdiri teguh demi jiwanya sendiri. Ia tidak menunjukkan rasa takut ketika Lucius memutuskan ia untuk dibakar di tiang dan menderita di tengah kuburan api dengan sukacita dan keberanian yang luar biasa.

Pada tahun 251 M, Kaisar Decius mendirikan kuil kafir di Efesus dan memerintahkan kepada semua orang di kota itu untuk memberikan kurban kepada berhala-berhala. Tujuh prajuritnya yang adalah orang Kristen menolak untuk melakukannya dan dimasukkan ke dalam penjara. Mereka adalah: Konstantinus, Dionysius, Joannes, Malchus, Martianus, Maximianus, dan Seraion. Decius mencoba memalingkan mereka dari iman mereka dengan menunjukkan kemurahan hati lalu memberi kesempatan kepada mereka sampai ia kembali dari ekspedisi untuk mengubah pikiran mereka. Selama kepergiannya ketujuh orang itu melarikan diri dan menyembunyikan diri di gua di bukit-bukit yang dekat dari situ. Namun, ketika Decius pulang, tempat persembunyian mereka ditemukan dan ia memerintahkan agar gua itu dimeteraikan sehingga mereka mati karena kehausan dan kelaparan.

Pada masa penganiayaan di bawah Decius itulah Origen yang berusia 64 tahun, filosof Kristen yang terkenal, yang ayahnya, Leonidus, menjadi martir selama penganiayaan kelima, ditangkap, dan dilemparkan ke dalam penjara yang buruk di Alexandria. Kakinya diikat dengan rantai dan dimasukkan ke dalam pasungan lalu kakinya direntangkan sejauh mungkin. Ia terus-menerus diancam dengan hukuman bakar dan disiksa dengan segala alat yang membuatnya tetap hidup dalam keadaan sekarat untuk beberapa saat sebelum mati.

Untungnya, pada waktu itu Decius mati dan penerusnya Gallus segera terlibat perang untuk memukul mundur penyerbuan Goth, pasukan Jerman dari utara. Hal ini untuk sementara menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dan Origen mendapatkan kebebasannya lalu pergi ke Tirus, serta tinggal di sana sampai ia mati lima tahun sesudahnya pada tahun 254 M.

Penganiayaan Kedelapan, di Bawah Kaisar Valerian (253-260 M)

Penganiayaan ini dimulai pada bulan keempat pada tahun 257 M dan berlangsung selama tiga setengah tahun. Jumlah martir dan tingkat penyiksaannya sama seperti penganiayaan sebelumnya. Kita tidak dapat menceritakan semua kisah mereka, jadi kita memilih beberapa orang untuk mewakili yang lainnya.

Rufina dan Secunda, anak-anak perempuan yang cantik dan berpendidikan tinggi dari seorang yang terkenal di Roma, bertunangan dengan dua orang laki-laki yang kaya, Armentarius dan Verinus. Keempat orang itu semuanya mengaku Kristen. Namun, ketika penganiayaan dimulai dan kedua laki-laki muda itu menyadari bahaya bahwa mereka akan kehilangan uang mereka, mereka menyangkal iman mereka, dan berusaha membujuk perempuan-perempuan muda itu untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena mereka tidak mau, laki-laki itu memberikan informasi yang menentang mereka, dan mereka ditangkap karena menjadi orang Kristen dan dibawa ke depan gubernur Roma, Junius Donatus, dan dijatuhi hukuman dengan cara dipancung. Penilik gereja di Roma, Stephen, juga dipancung.

Pada waktu yang sama, di Toulouse, yang merupakan bagian dari Gaul Romawi, Saturninus, penilik gereja yang saleh, menolak untuk mempersembahkan kurban kepada berhala di kuil mereka ketika ia diperintahkan untuk melakukannya. la dibawa ke puncak tangga kuil dan diikat kakinya pada ekor sapi jantan yang buas. Binatang itu kemudian didorong ke bawah dari tangga kuil itu dengan menyeret Saturninus di belakangnya. Pada saat mereka sampai di tangga dasar, kepala orang yang saleh itu terbelah lalu ia mati.

Di Roma, Sixtus menggantikan Stephen sebagai penilik gereja, tetapi masa jabatannya hanya singkat. Pada tahun 258 M, setahun setelah Stephen menjadi martir, Marcianus, gubernur Roma, mendapatkan perintah dari Kaisar Valerian yang memberi wewenang kepadanya untuk membunuh semua imam di Roma. Sixtus lalu keenam diakennya segera dibunuh.

Di gereja di Roma juga ada seorang laki-laki saleh bernama Lawrence, yang adalah pe1ayan Injil, dan bertanggung jawab untuk membagikan barang-barang gereja (lihat Kisah Para Rasul 6:3). Marcianus dengan tamak menuntut agar Lawrence memberi tahu tempat kekayaan gereja disembunyikan. Ia berpikir bahwa ia bisa merampas barang-barang itu untuk dirinya sendiri. Lawrence meminta waktu tiga hari untuk mengumpulkan kekayaan itu lalu menyerahkannya kepada gubernur.

Ketika hari ketiga tiba, Marcianus menuntut agar Lawrence menepati janjinya. Lawrence merentangkan tangannya pada beberapa orang Kristen yang miskin yang telah ia kumpulkan di tempat itu bersamanya lalu berkata, "lnilah kekayaan gereja yang paling berharga. Mereka adalah harta benda tempat iman kepada Kristus memerintah, tempat Kristus memiliki tempat kediamanNya. Perhiasan apakah yang dimiliki gereja yang lebih berharga daripada orang-orang tempat Kristus berjanji untuk mendiaminya?"

Ketika mendengarnya, Marcianus sangat marah dan menjadi setengah gila karena pengaruh lblis. la berteriak dalam kemarahannya: "Nyalakan api, jangan sisakan kayunya! Penjahat ini telah berusaha menipu Kaisar. Singkirkan ia, singkirkan ia! Cambuk ia dengan cemeti, sentak ia dengan kaitan, pukul ia dengan kepalan tangan, pukul ia dengan pentung. Apakah pengkhianat bergurau dengan Kaisar? Jepit ia dengan tang yang kuat, tempelkan batang logam yang menyala ke tubuhnya. Keluarkan rantai yang paling kuat, garpu api, dan tempat tidur berparut. Taruh tempat tidur itu dalam api; dan ketika sudah menyala merah, ikat tangan dan kaki pengkhianat itu, lalu panggang ia, bakar ia, ayunkan ia, bolak-balik ia. Siksa ia dengan cara apa pun yang bisa kamu pikirkan atau kamu sendiri akan disiksa."

Sebelum ia selesai berteriak-teriak, siksaan itu segera dimulai. Setelah mengalami banyak siksaan yang kejam, hamba Kristus yang rendah hati itu mulai dibaringkan di tempat tidur yang menyala. Namun, karena pemeliharaan Allah, tempat tidur itu terasa seperti bulu-bulu yang lembut dan Lawrence yang saleh terbaring di sana lalu mati seolah-olah sedang beristirahat dengan pulas.

Di Afrika, penganiayaan yang sangat hebat mulai berkobar. Ribuan orang menjadi martir bagi Kristus. Sekali lagi, kita hanya bisa mengisahkan beberapa cerita saja dari mereka.

Di Utica, tepat di barat daya Kartago, gubernur provinsi memerintahkan agar 300 orang Kristen ditempatkan di sekeliling pinggiran lubang pembakaran kapur yang sedang menyala. Sepanci batu arang dan dupa untuk menyembah berhala disiapkan lalu orang-orang Kristen diberi tahu bahwa mereka harus memilih: memberikan persembahan kepada dewa Jupiter atau dilemparkan ke dalam lubang. Semua menolak kemudian bersama-sama melompat ke dalam lubang yang membuat napas mereka tercekik, terbakar dalam asap, dan nyala api yang mengerikan.

Tidak jauh dari sana, tiga orang perawan Kristen, Maxima, Donatilla, dan Secunda, dijatuhi hukuman karena menolak untuk menyangkal Kristus. Mereka diberi empedu dan cuka untuk diminum, mungkin untuk meringankan penderitaan mereka, atau untuk meniru Yesus (lihat Matius 27:34). Mereka kemudian dicambuk dengan kejam dan luka-lukanya digosok dengan jeruk limau. Setelah itu mereka digantung dan disiksa di gantungan lalu dihanguskan dengan batang logam menyala, dicabik-cabik oleh binatang buas dan akhirnya dipenggal kepalanya.

Di Spanyol, Fructuosus, penilik gereja di Tarragona dan dua diakennya, Augurius dan Eulogius, dijadikan martir dalam kobaran api.

Di Palestina, Alexander, Malchus, Priscus, dan seorang perempuan yang tidak diketahui namanya dihukum dengan cara diumpankan kepada singa-singa setelah dinyatakan di depan umum bahwa mereka adalah orang Kristen. Hukuman mereka dilaksanakan segera.

Pada tahun 260 M, anak Valerian, Gallienus, menggantikannya. Selama pemerintahan Gallienus gereja terbebas dari penganiayaan secara umum selama beberapa tahun.

Penganiayaan Kesembilan di Bawah Aurelian (Lucius Domitius Aurelianus) (270-275 M)

Ahli sejarah mengenal Aurelian sebagai Kaisar Roma yang mengendalikan kaum barbar di seberang Sungai Rhine ke bawah pengawasan kekaisaran dan merebut kembali Inggris, Prancis, Spanyol, Syria, dan Mesir menjadi bagian kekaisaran. Orang-orang Kristen mengenalnya sebagai seorang barbar lain dan penganiaya gereja Yesus Kristus.

Penilik gereja di Roma, Felix, merupakan martir pertama selama pemerintahan Aurelian. Felix dipancung di tahun 274 M.

Di Praeneste, kota yang berjarak sekitar 48 km dari Roma, seorang muda yang kaya bernama Agapetus menjual semua yang ia miliki dan memberikan uangnya kepada orang miskin. Akibatnya, sebagai orang Kristen ia ditangkap, disiksa, dan dipancung.

Aurelian dibunuh oleh pegawainya sendiri dan digantikan oleh Tacitus. Beberapa Kaisar lainnya berturut-turut memerintah: Propus, Carns, dan anak-anaknya Carnious dan Numerian. Selama pemerintahan mereka gereja aman.

Penganiayaan Kesepuluh, di Bawah Diocletian (284-305 M)

Penganiayaan sebelumnya hanya merupakan pendahuluan untuk penganiayaan di bawah Diocletian - ini adalah yang terburuk dari semuanya. Keinginannya untuk menghidupkan kembali agama kafir Roma kuno bukan hanya menuntun pada penganiayaan orang-orang Kristen, melainkan juga merupakan penganiayaan yang paling utama di kekaisaran Romawi.

Pada awal pemerintahannya, Diocletian bersikap lunak kepada orang-orang Kristen. Namun, beberapa orang dibunuh sebelum penganiayaan yang besar meledak. Di bawah ini ada beberapa contoh.

Di Roma, si kembar Marcus dan Marcellianus dibesarkan sebagai orang Kristen oleh tutor mereka meskipun orangtua mereka masih kafir. Kesetiaan mereka kepada Kristus membungkam argumen orang-orang yang ingin menjadikan mereka kafir dan akhirnya berakibat pada pertobatan seluruh keluarga mereka. Oleh karena iman mereka, tangan mereka diikat di atas kepala mereka di tiang dan kaki mereka dipaku di tiang. Mereka dibiarkan tetap seperti itu selama satu hari satu malam kemudian ditusuk dengan tombak.

Oleh karena keteguhan iman mereka, Zoe, istri kepala penjara, juga bertobat kepada Kristus. Tidak lama sesudahnya, ia dibunuh dengan digantung di pohon dan dibakar dengan kobaran api jerami di bawahnya. Setelah ia mati karena terbakar, banyak batu diikatkan ke sekeliling tubuhnya dan ia dilemparkan ke dalam sungai terdekat.

Faith, seorang perempuan Kristen, di Aquitaine [atau Aquitania], sebuah wilayah di Prancis selatan, diletakkan di atas batang logam menyala dan dipanggang kemudian dipancung.

Di Roma pada 287 M, Quintin dan Lucian diutus untuk memberitakan Injil ke daerah Gaul. Untuk beberapa saat mereka memberitakan Injil bersama-sama di Amiens di Prancis Utara. Kemudian Lucian pergi ke kota lain dan di sana ia menjadi martir. Quintin pergi ke Picardy dan sangat tekun dalam penginjilannya. Namun, tidak lama setelah pergi ke sana, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman. Ia mati sebagai orang Kristen. Untuk membuat kematiannya menyedihkan, tali diikatkan pada tangan dan kakinya lalu ia direntangkan dengan kerekan sampai sendi-sendinya terlepas, kemudian ia dicambuki dengan cemeti dari kawat, dituangi minyak, dan aspal mendidih di tubuhnya yang telanjang lalu api dinyalakan pada rusuk dan ketiaknya. Setelah semua siksaan ini, ia dikembalikan ke dalam penjara dan ia segera meninggal karena luka-lukanya. Batu yang berat diikatkan ke tubuhnya dan ia dilernparkan ke dalam Sungai Somme.

Pada tanggal 22 Juni 287, seorang Kristen bernama Alban menjadi martir pertama di Inggris. Kota St. Alban di daerah Hertfordshire diberi nama sesuai namanya. Alban sebelumnya adalah orang kafir, tetapi pelayan Kristen yang bernama Amphibalus meyakinkannya tentang kebenaran Kristus. Ketika Amphibalus dicari penguasa karena agamanya, Alban menyembunyikannya di rumahnya. Ketika para prajurit di sana mencari-carinya, Alban berkata bahwa ia adalah Amphibalus untuk memberi waktu baginya untuk melepaskan diri. Kebohongan itu diketahui dan gubernur memerintahkan agar Alban dicambuki kemudian dipancung.

Bede yang dimuliakan, teolog dan ahli sejarah Anglo-Saxon yang menulis the Ecclesiastical History of English Nation pada tahun 731 M menyatakan bahwa pelaksana hukuman Alban tiba-tiba bertobat menjadi Kristen dan memohon kepada Alban supaya diizinkan mati baginya atau bersamanya. Ia diberi izin untuk mati bersamanya dan mereka berdua dipancung oleh prajurit yang dengan suka rela bertindak sebagai pelaksana hukuman.

Selama pemerintahan Diocletian, Galerius, anak angkat dan penerusnya, dihasut oleh ibunya yang adalah orang kafir yang fanatik agar meyakinkan Kaisar agar menyingkirkan kekristenan dari kekaisaran Romawi.

Hari yang dijadwalkan untuk memulai pekerjaan berdarah adalah 23 Februari 303. Hal itu dimulai di Nicomedia, ibukota Kekaisaran Romawi Timur pada zaman Diocletian. Pada pagi-pagi hari itu, kepala polisi, sejumlah besar petugas, dan asisten mereka berjalan menuju gereja utama Kristen lalu memaksa membuka pintunya dan merobohkan bangunan itu kemudian membakar semua buku-buku kudusnya.

Diocletian dan Galerius menyertai mereka untuk menyaksikan awal dari akhir agama Kristen. Oleh karena tidak puas dengan pembakaran buku-buku itu, mereka meratakan bangunan itu dengan tanah. Setelah itu, Diocletian mengeluarkan keputusan bahwa semua gereja dan buku Kristen harus dihancurkan serta semua orang Kristen ditangkap sebagai pengkhianat terhadap kekaisaran.

Ketika keputusan itu ditempelkan di tempat-tempat umum, seorang Kristen yang berani segera merobeknya dan mencela nama Kaisar karena sikapnya yang tidak adil. Oleh karena sikap kebenciannya yang terbuka kepada Kaisar, ia ditangkap, disiksa, dan dibakar sampai mati.

Setiap orang Kristen di Nicomedia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Untuk menentukan kepastian dan kekerasan hukuman mereka, Galerius dengan diam-diam memerintahkan agar istana kaisar dibakar dan orang-orang Kristen disalahkan sebagai pe1akunya. Sejak itu penganiayaan secara umum dimulai di seluruh kekaisaran dan berlangsung se1ama 10 tahun. Selama itu ribuan orang Kristen menjadi martir. Tidak peduli berapa pun umur dan jenis kelamin mereka, tidak ada seorang pun yang dikecualikan. Pada tahun 286 M, Diocletian membagi kerajaan menjadi dua Timur dan Barat sebagai tindakan untuk menguasai wilayah itu dengan lebih efektif dan penganiayaan yang hebat terjadi di Timur, yaitu di bawah kekuasaannya. Pada tahun 293 M, ia menjadikan Aurelius Valerius Constantius, ayah Konstantinus, sebagai kaisar di wilayah Barat atas Gaul dan Inggris.

Nama "Kristen" menjadi nama yang dibenci di antara orang-orang kafir dan siapa pun yang memikul nama itu tidak menerima belas kasihan dari mereka. Mereka sekali lagi disalahkan atas setiap bencana dan nasib buruk yang dialami orang-orang kafir. Kebohongan terburuk dan cerita yang paling tidak masuk akal bisa dikisahkan tentang mereka, dan dengan cepat dipercayai. Bentuk siksaan yang mereka rancang jauh melampaui imajinasi.

Banyak rumah orang Kristen yang dibakar api dan seluruh keluarga mereka ikut terbakar di dalamnya. Batu-batu yang berat digantungkan di leher banyak orang dan mereka diikat bersama-sama lalu dimasukkan ke dalam Laut Marmara. Alat perentang, cambuk, api, pedang, belati, salib, racun, dan kelaparan sering kali digunakan secara individual maupun kolektif. Di daerah Phrygia, sebuah kota yang semua penduduknya Kristen, dibakar lalu semua penduduknya didorong ke dalam kobaran api sehingga binasa.

Akhirnya setelah capai dengan pembantaian, beberapa gubernur provinsi memohon kepada Kaisar agar kekejaman itu dihentikan karena tindakan di beberapa wilayah Romawi itu tidak tepat. Jadi, banyak orang Kristen yang diselamatkan dari kematian, tetapi dipotong tangan atau kakinya sedemikian rupa untuk membuat hidup mereka memilukan. Banyak orang yang dipotong telinganya, dikerat hidungnya, dicungkil satu atau kedua matanya, dilepaskan tulangnya dari sendinya, dan dibakar dagingnya di tempat-tempat yang mencolok sehingga mereka ditandai selamanya sebagai orang Kristen.

Seperti halnya semua penganiayaan umum, hanya beberapa cerita yang bisa dikisahkan, tetapi mewakili ribuan orang yang dianiaya tanpa belas kasihan dan mati dengan cara yang mengerikan.

Sebastian adalah kepala penjaga Kaisar di Roma. Selama masa penganiayaan karena ia menolak untuk menyangkal imannya kepada Kristus dan menyembah berhala, Diocletian memerintahkan agar ia ditembak dengan panah, yang dilakukan sampai ia dianggap sudah mati. Ketika beberapa orang Kristen muncul untuk mengambil tubuhnya dan menguburkannya, mereka melihat tanda-tanda kehidupan padanya dan segera membawanya ke tempat yang aman lalu ia pulih dari luka -lukanya. Terlepasnya dari kematian hanya berlangsung singkat. Segera setelah bisa berjalan, ia mendekati Diocletian di jalan-jalan, menegurnya atas kekejaman, dan ketidak-adilannya terhadap orang-orang Kristen. Meskipun terkejut karena melihat Sebastian masih hidup, Kaisar segera memerintahkan agar ia ditangkap lalu dibawa ke tempat eksekusi dan dipukuli sampai mati. Untuk mencegah agar orang-orang Kristen tidak menemukan tubuhnya kali ini, ia memerintahkan agar tubuhnya dilemparkan ke saluran pembuangan di Roma. Namun Lucinda, seorang perempuan yang saleh, menemukan cara untuk mengambilnya dari saluran pembuangan dan menguburkannya di katakombe di antara tubuh-tubuh para martir lainnya.

Vitus diajar prinsip-prinsip kekristenan oleh seorang perawat yang membesarkannya. Ketika ayahnya, Hylas, yang kafir menemukan hal ini, ia berusaha mempertobatkan ia ke kepercayaan kafir, tetapi gagal untuk meredakan kemarahan dewa-dewanya atas penghinaan yang dilakukan anaknya kepada dewa mereka, ia mengurbankan Virus kepada mereka pada tanggal 14 Juni 303.

Orang Kristen yang baik, Victor, menghabiskan banyak waktu mengunjungi orang-orang sakit dan lemah lalu memberi banyak uang kepada orang-orang miskin. Oleh karena dikenal luas sebagai orang Kristen yang senang beramal, ia segera mendapat perhatian Kaisar dan ditangkap lalu diperintahkan untuk diikat, diseret sepanjang jalan, dicambuki, dan dilempari batu oleh orang-orang kafir sepanjang jalan. Keteguhan imannya dicela sebagai kebandelan dan ia diperintahkan untuk direntang dengan alat perentang lalu ia terus disiksa sementara perentangan dilakukan. Victor menahan siksaan itu dengan keberanian yang besar dan ketika para penyiksanya merasa kecapaian dengan tindakan mereka, mereka memasukkan ia ke dalam sel, Di sana, ia memberitakan Kristus kepada sipir penjara dan tiga di antara mereka, Alexander, Longinus, dan Felician menerima Kristus.

Ketika berita ini sampai pada Kaisar, ia memerintahkan ketiga sipir penjara itu pergi ke blok pelaksana hukuman. Di sana mereka dipancung. Victor dibawa kembali ke alat perentang dan dipukuli dengan pentung kemudian dikembalikan ke penjara. Kali ketiga ia diperiksa, mezbah kafir dengan berhala di atasnya dibawa masuk dan ia diberi dupa lalu diperintahkan untuk mempersembahkan kurban kepada berhala itu. Oleh karena marah, Victor menghentakkan kakinya ke mezbah itu dan menggulingkannya. Hal ini membuat marah sang Kaisar, yang hadir di situ sehingga ia memerintahkan agar kaki Victor dipotong. Ia kemudian dilemparkan ke dalam gilingan gandum dan diremukkan di bawah batu penggilingan itu.

Suatu kali ketika Maximus, gubernur provinsi Silisia, berada di Tarsus, tiga orang Kristen, Tarchus, Probus, dan Andronicus dibawa ke hadapannya dan berulang-ulang disiksa dan dinasihati untuk menyangkal iman mereka kepada Kristus. Ketika mereka tidak mau, mereka dikirimkan ke amphitheater untuk dieksekusi. Di sana beberapa binatang yang kelaparan dilepaskan untuk menyerang orang-orang Kristen, tetapi tidak satu pun yang mau menyerang. Penjaga hewan itu kemudian memasukkan singa betina yang ganas dan beruang yang besar yang telah membunuh tiga orang pada hari yang sama, tetapi kedua binatang itu menolak menyerang mereka. Oleh karena frustrasi dalam usahanya menyiksa mereka sampai mati dengan gigi dan cakar binatang buas, Maximus menyuruh membunuh mereka dengan pedang.

Romanus adalah diaken gereja di Kaisarea. Ditangkap di sana, ia dibawa ke Antiokhia dan ia dijatuhi hukuman karena imannya, dicambuki, direntang tubuhnya, dicabik dengan kaitan, dipotong dengan pisau di tubuh, dan wajahnya, giginya dicabut, rambutnya dicabut dari kepalanya kemudian dicekik sampai mati.

Susanna yang saleh, yang adalah keponakan Caius, penilik gereja di Roma, diperintahkan oleh Diocletian untuk menikah dengan saudaranya yang kafir yang terhormat. Oleh karena menolak, ia dihukum pancung.

Peter, sida-sida dan budak Kaisar, menjadi orang Kristen dengan kesopanan dan kerendah-hatian yang besar. Ketika Kaisar mendengar hal ini, ia memerintahkan Peter untuk diikat ke batang logam menyala lalu dipanggang di atas api yang kecil sampai mati. Hal itu membutuhkan waktu beberapa jam.

Eulalia adalah perempuan muda yang sangat manis dari keluarga Kristen Spanyol. Ketika ia ditangkap karena menjadi orang Kristen, petugas sipil berusaha mempertobatkan ia pada paganisme, tetapi ia begitu merendahkan dewa-dewa kafir sehingga ia sangat marah lalu memerintahkan agar ia disiksa dengan siksaan yang sangat berat. Selama penyiksaannya, kaitannya disisipkan ke dalam rusuknya kemudian ditarik menembus dagingnya dan dadanya dibakar sampai hangus. Penderitaannya sangat hebat; akhirnya ia mati. Ini terjadi pada bulan Desember 303.

Pada tahun 304, gubernur Tarragona, di Spanyol, memerintahkan Valerius, seorang penilik, dan Vincent, ditangkap, dijepit dengan rantai, dan dipenjara. Kedua orang itu berpegang erat pada iman mereka, tetapi karena alasan yang tidak diketahui penilik itu hanya dibuang dari Tarragona, sementara diakennya menjalani siksaan yang mengerikan. Ia diikat pada alat perentang dan direntang sampai sendi-sendinya terlepas, kaitan disisipkan ke bagian dagingnya yang lunak kemudian ditarik, kemudian ia diikat pada batang logam menyala yang memiliki paku besar pada ujungnya, yang ditusukkan ke dalam dagingnya sementara api dinyalakan di bawahnya. Oleh karena tidak satu pun siksaan itu yang bisa membunuhnya atau mengubah imannya yang teguh, ia dimasukkan ke dalam se1 penjara yang kotor yang memiliki banyak batu api yang tajam dan pecahan kaca yang menutupi lantainya. Oleh karena siksaan itu ia meninggal pada 22 Januari 304.

Kedahsyatan dan kekejaman penganiayaan orang Kristen mencapai puncaknya pada tahun 304 M, tahun sebelum Diocletian mundur sebagai Kaisar Romawi. Seolah-olah orang kafir merasakan bahwa perubahan akan terjadi dan mereka ditentukan untuk menimbulkan kesusahan sehebat mungkin pada orang-orang Kristen semampu mereka sebelum waktu penganiayaan selesai. Sekali lagi, kita hanya bisa mengisahkan beberapa cerita tentang orang-orang yang menjadi martir pada tahun itu.

Di Afrika, seorang imam Kristen bernama Saturninus disiksa, dimasukkan ke dalam penjara dan menderita kelaparan sampai mati. Keempat anaknya mengalami nasib yang sama.

Di Tesalonika, di wilayah yang kemudian menjadi provinsi Makedonia di Romawi, tiga bersaudara Agrape, Chionia, dan Irene, ditangkap dan dibakar sampai mati pada 25 Maret 304. Irene diberi perlakuan khusus oleh gubernur yang tertarik pada kecantikannya. Ketika ia menegur rayuannya, ia memerintahkan agar ia ditelanjangi dan dipertontonkan di jalan-jalan kota, lalu dalam keadaan itu, ia digantung di tembok kota dan dibakar .

Empat bersaudara, Victorius, Carpophorus, Severus, dan Severianus, dipekerjakan di kantor tinggi di kota Roma. Namun, ketika mendengar bahwa mereka adalah orang-orang Kristen dan berbicara menentang penyembahan berhala, mereka ditangkap dan dicambuki dengan cemeti seperti sembilan ekor kucing yang memiliki bola timah yang diikatkan pada bagian ujungnya. Pencambukan itu begitu dahsyat sehingga keempat bersaudara itu mati di tempat pencambukan.

Timothy, seorang diaken gereja di provinsi Mauritania di Romawi, dan Maura, baru saja menikah selama beberapa minggu ketika penganiayaan menimpa mereka dan mereka ditangkap karena mereka adalah orang Kristen. Segera setelah mereka ditangkap, mereka dibawa ke depan gubernur provinsi, Arrianus, yang menyadari bahwa Timothy bertanggung jawab memelihara Kitab Suci di gerejanya. Ia memerintahkan kepada Timothy untuk menyerahkan Alkitab kepadanya untuk dibakar. Kepada perintah itu Timothy menjawab, "Jika saya memiliki anak, saya akan menyerahkan mereka kepadamu lebih dahulu untuk dipersembahkan daripada saya harus menyerahkan firman Allah."

Marah karena mendengar jawaban ini, Arrianus memerintahkan agar mata Timothy dibakar dengan besi yang panas menyala dan berkata, "Buku itu tidak akan berguna bagimu sebab kamu akan tidak memiliki mata untuk membaca buku itu."

Keberanian Timothy dalam menjalani penderitaan yang mengerikan membuat Arrianus begitu marah sehingga ia memerintahkan agar ia digantung kakinya dengan gantungan beban pada lehernya dan mulutnya disumbat, sambil berpikir bahwa itu akan menaklukkan keteguhan imannya.

Istri Timothy, Maura, yang dipaksa untuk melihat semua ini, meminta kepadanya untuk menyangkal, demi istrinya, supaya ia tidak harus menyaksikan siksaan seperti itu. Namun, ketika sumbat itu dilepaskan dari mulut Timothy sehingga ia bisa menjawab permohonan istrinya yang mendesak, bukannya menyetujui permintaannya, ia justru menuduh istrinya memiliki cinta yang salah dan menyatakan tekadnya untuk mati demi imannya kepada Kristus. Akibatnya, Maura memutuskan untuk mengikuti keberanian suaminya dan bersedia menyertai atau mengikutinya masuk dalam kemuliaan. Oleh karena gagal menghentikan keputusan baru Maura, Arrianus memerintahkan agar ia diberi siksaan yang berat. Timothy dan Maura disalibkan bersebelahan.

Sabinus, Uskup Assisium di provinsi Tuscany, menolak memberikan kurban kepada Jupiter, dewa tertinggi Romawi, dan menyingkirkan berhala itu darinya. Melihat itu, gubernur menyuruh tangannya yang mendorong berhala itu untuk dipotong. Namun, ketika berada di penjara, Sabinus mempertobatkan gubernur itu dan keluarganya menjadi Kristen. Oleh karena pengakuan atas iman kepada Allah yang sejati yang baru mereka temukan, mereka semua dieksekusi. Segera setelah itu, Sabinus dicambuki sampai ia mati. Hal itu terjadi pada bulan Desember 304.

Di Phoenicia, tempat ia dilahirkan, Pamphilus terkenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan berpendidikan tinggi sehingga ia disebut Origen kedua. Ia menjadi anggota imam di Kaisarea, ibukota Yudea Romawi, yang ditetapkan sebagai perpustakaan umum, mengabdikan dirinya untuk setiap amal dan pelayanan Kristen. Sebagai bagian dari pekerjaannya, ia menyalin bagian terbesar dari tulisan Origen dengan tangannya sendiri yang dibantu oleh imam lain, Eusebius, menghasilkan salinan Perjanjian Lama yang benar, yang sebelumnya mengalami banyak kesalahan fatal karena keteledoran atau ketidaktahuan ahli kitab sebelumnya. Oleh karena melakukan pekerjaan semacam itu, ia ditangkap, disiksa, dan dihukum mati.

Pada tahun 305 M, Diocletian mengundurkan diri sebagai kaisar tertinggi Romawi dan menyerahkan kekaisaran kepada Aurelius Valerius Constantius, yang telah ia jadikan kaisar di Barat pada tahun 293 M dan Gaius Galerius Valerius Maximianus, yang adalah menantunya dan yang sudah memerintah sebagai kaisar bersamanya di Timur. Constantius seorang yang sikapnya lembut; watak dan karakternya baik. Di bawah pemerintahannya, orang-orang Kristen di Barat mengalami masa kelegaan untuk pertama kalinya dari penganiayaan yang telah mereka alami selama bertahun-tahun. Namun di Timur, penganiayaan yang kejam masih berlanjut di bawah kekuasaan Galerius sebab dialah yang menghasut Diocletian untuk melakukan penganiayaan besar yang akan menghapus gereja Kristen dari muka bumi. Namun, ia gagal melakukannya, seperti juga semua penganiayaan lainnya sebab Kristus akan mendirikan gereja-Nya di atas bumi sampai Dia datang kembali.

Kegagalan orang-orang kafir untuk menghancurkan gereja Kristus merupakan awal dari berakhirnya penganiayaan di Kekaisaran Romawi sebab Allah memiliki pemenang, yang segera akan Dia tempatkan sebagai kaisar atas seluruh Romawi.

Disalin dari :
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001.


Pahlawan-Pahlawan Iman Tuhan Yesus Kristus (1)

PARA MARTIR KRISTEN MULA-MULA   

Yohanes 15:18-20 "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

Saksi/ kesaksian, Ibrani 'ANA (harfiah,'menjawab'), Yunani 'martureo', dan kata-kata yg berakar padanya martus, marturia dan marturion. Saksi ialah orang yg memberi kesaksian tentang sesuatu yg ia sendiri telah melihatnya. Kesaksian adalah tanggung jawab berat, teristimewa dalam kasus yg diancam dengan hukuman mati. Apabila terbukti tertuduh bersalah, maka para saksi memimpin regu pelaksana hukuman mati itu (lihat Kisah 7:58 ).

Para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan Kristus (Yohanes 21 :24; Kisah 1 :22; 2 Petra 1 :6). Dalam gereja purba kata Yunani "martus" menjadi terbatas, terutama untuk menyebut mereka yg setia kepada imannya kendati sampai mati sekalipun. Penggunaan kata itu dalam arti demikian dikenal di Indonesia sebagai martir. Dalam dunia Kristen modern, 'kesaksian' berarti cerita tentang apa yg dikerjakan Kristus atas hidup seseorang, menjadi pengalaman pribadi orang itu.

Sebagian besar dari kita mungkin telah menikmati keuntungan atau kenyamanan sebagai umat Kristiani sehingga kita seringkali melupakan orang-orang percaya yang penuh keberanian yang sedemikian banyak telah mempertaruhkan hidupnya demi Kekristenan. Darah para martir/saksi itu telah mengairi ladang, menghasilkan tuaian, dan mempercepat pertumbuhan kekristenan di seluruh dunia.

Dalam Matius 16:18 dicatat bahwa Yesus memberi tahu murid-murid, "Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut [Hades] tidak akan menguasainya." Tiga hal utama yang bisa dicatat dalam kata-kata Yesus ini:
1. Kristus akan mendirikan jemaat di dunia ini;
2. Jemaat-Nya akan diserang dengan dahsyat;
3. Tidak satu pun serangan si jahat yang akan menghancurkan jemaat-Nya.

Jika menengok ke belakang sepanjang sejarah gereja, kita bisa melihat bahwa kata-kata Yesus telah digenapi; di setiap abad sejarah gereja yang mulia membuktikan firmanNya.
Pertama, tanpa diragukan ada gereja Kristus yang sejati dalam dunia ini.  
Kedua, setiap tingkat pemimpin keagamaan dan sekuler beserta bawahan mereka secara terbuka serta dengan kekuatan penuh dengan setiap sarana yang licik dan penuh tipu daya dalam tindakan mereka, mencela serta menganiaya gereja yang benar itu. 
Ketiga, gereja telah bertahan dan memegang kesaksian mereka tentang Kristus melalui setiap serangan yang dilakukan terhadapnya. 
Perjalanan gereja menembus badai yang disebabkan oleh kemarahan dan kebencian yang hebat sangat mulia untuk dilihat serta banyak kisah sejarahnya telah dicatat sehingga karya Allah yang ajaib hanya bagi kemuliaan Kristus dan pengetahuan tentang pengalaman para martir gereja bisa memberikan dampak yang positif bagi para pembacanya serta memperkuat iman mereka.

Image

Orang pertama yang menderita bagi gereja adalah Yesus sendiri – bukan sebagai martir, tentu saja, tetapi sebagai inspirasi dan sumber semua kemartiran. Kisah penderitaan dan penyaliban - Nya dikisahkan dalam Alkitab dengan sangat baik sehingga kita tidak perlu menuliskannya di sini. Cukup dikatakan bahwa kebangkitan-Nya setelah itu mengalahkan niat orang-orang Yahudi dan memberikan keberanian serta arah yang baru; dan menyegarkan bagi murid-rnurid-Nya. Dan setelah mereka menerima kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta, mereka selanjutnya dipenuhi dengan keyakinan dan keberanian yang mereka butuhkan untuk memberitakan nama-Nya. Keyakinan dan keberanian mereka yang baru, benar-benar membingungkan para pemimpin Yahudi serta mengejutkan semua orang yang mendengarnya.

1. Stefanus
Orang kedua yang menderita dan mati bagi gereja adalah Stefanus, yang namanya berarti "mahkota" (Kisah Para Rasul 6-8 ). Ia menjadi martir karena memberitakan Injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus dengan setia. Mereka menjadi begitu marah mendengar hal yang ia katakan kepada mereka sehingga mereka mendorongnya keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemartiran Stefanus terjadi 8 tahun setelah penyaliban Tuhannya. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M. sekitar dua tahun sebelum Herodes Agung mati pada tahun 4 S.M. (lihat Matius 2:16).

Kebencian yang sama akibat kebencian mereka terhadap Stefanus menyebabkan timbulnya penganiayaan besar terhadap semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus sebagai Mesias. Lukas mencatat, "Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria." (Kisah Para Rasul 8:1). Selama waktu itu, sekitar 2.000 orang Kristen menjadi martir, termasuk Nikanor, satu dari tujuh diaken yang diangkat gereja (Kisah Para RasuI6:5).

Image

2. Yakobus
Yakobus anak Zebedeus dan Salome merupakan kakak rasul Yohanes. Ia adalah rasul pertama yang menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah Para Rasul 12:2). Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M oleh perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal yang di¬ramalkan Yesus ten tang ia dan saudaranya Yohanes (Markus 10:39).

Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus dibawa menuju tempat eksekusinya, keberaniannya yang luar biasa menimbulkan kesan yang mendalam pada satu orang yang menangkapnya sehingga ia jatuh berte1ut di depan rasul itu, meminta ampun kepadanya, dan mengaku bahwa ia adalah orang Kristen juga. Ia berkata bahwa Yakobus jangan mati sendiri akibatnya mereka berdua dipenggal kepalanya.
Pada saat itu, Timon dan Parmenas, dua dari tujuh diaken, dihukum mati - yang satu di Filipi, yang lain di Makedonia.

3. Philipus
Ia lahir di Bethsaida, daerah Galilea. Tepat 10 tahun setelah kematian Yakobus, pada tahun 54 M Rasul Filipus dikatakan te1ah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.

4. Matius
Hanya sedikit yang diketahui ten tang akhir hidup Rasul Matius, kapan dan bagaimana cara kematiannya, tetapi menurut legenda ia pergi ke Ethiopia dan bertemu dengan Kandake (lihat Kisah Para .Rasul 8:27). Beberapa tulisan mengatakan bahwa ia direbahkan di tanah dan dipancung kepalanya dengan halberd (atau halbert, senjata abad ke 15 atau ke-16 yang memiliki mata pisau seperti kapak dan ujung logam yang runcing pada ujung batangnya yang panjang) di kota Nadabah (atau Naddayar), Ethiopia, sekitar tahun 60 M.

5. Yakobus (Kecil)
Yakobus ini adalah saudara Yesus dan penulis surat Yakobus. Ia tampaknya menjadi pemimpin gereja di Yerusalem (lihat Kisah Para Rasul12:27; 15:13-29; 21:18-24). Waktu dan cara kematiannya, yang tepat, tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun 66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu. Namun Hegesippus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3 Eusebius, berkata bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah. Versi tentang kematiannya lebih lanjut menyatakan bahwa ia tidak mati setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul dengan pentung yang lebih padat, yang mungkin adalah pentung yang digunakan untuk memukul pakaian, atau pukul besi yang digunakan oleh tukang besi.

6. Matias
Dipilih untuk menggantikan tempat Yudas Iskariot yang kosong, hampir tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Dikatakan bahwa ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian dipancung.

7. Andreas
Andreas adalah saudara Petrus (Matius 4,:18 ). Tradisi mengatakan bahwa ia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Edessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk X, yang kemudian dikenal sebagai Salib Santo Andreas.

Image

8. Markus
Hanya sedikit hal yang diketahui tentang Markus kecuali hal yang tertulis dalam Perjanjian Baru tentangnya. Setelah Paulus menyebutnya dalam 2 Timotius 4:11, ia menghilang dari pandangan. Tradisi mengatakan bahwa ia diseret sampai tubuhnya terkoyak-koyak oleh orang Alexandria ketika ia berbicara menentang perayaan yang khidmat untuk berhala Serapis mereka.

9. Petrus
Satu-satunya kisah yang kita miliki tentang kemartiran Rasul Petrus berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18 ), Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan did dad kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, "Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?" Kristus menjawab, "Saya datang untuk disalibkan lagi." Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.

Image


10. Paulus
Rasul Paulus dipenjarakan di Roma pada tahun 61 M dan di sana ia menulis surat-surat dari penjara: surat Efesus, surat Filipi, dan surat Kolose. Pemenjaraannya berakhir sekitar tiga tahun kemudian pada saat Roma dibakar, yang terjadi pada bulan Mei tahun 64 M (lihat Kisah Para Rasul 28:30). Sela¬rna kebebasannya yang singkat, Paulus mungkin telah mengunjungi Eropa barat dan timur serta Asia Kecil- ia juga menulis su¬rat kiriman pertama kepada Timotius dan surat kiriman kepada Titus.

Semula Nero disalahkan karena ia membakar kota Roma.Jadi, untuk mengalihkan tuduhan itu darinya ia menyalahkan orang-orang Kristen. Akibatnya, penganiayaan yang kejam mulai berkobar terhadap mereka. Pada masa itu, Paulus ditangkap dan dimasukkan kembali ke dalam penjara Roma. Sementara berada di penjara untuk kedua kali, ia menulis surat kedua kepada Timotius. Itu adalah surat terakhirnya.

Tidak lama sesudahnya, ia diputuskan bersalah karena melakukan kejahatan melawan Kaisar dan dihukum mati. Ia dibawa ke tiang eksekusi dan dipancung. Hal itu terjadi pada tahun 66 M, tepat empat tahun sebelum Yerusalem jatuh.

11. Yudas
Ia adalah saudara Yakobus. Ia disalibkan di Edessa, kota kuno Mesopotamia, sekitar tahun 72 M.

12. Bartolomeus
Tradisi mengatakan bahwa ia berkhotbah di beberapa negara, kemudian menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa India Timur dan mengajarkannya di negara itu. Musuh-musuhnya bangsa kafir dengan kejam memukuli dan menyalibkannya.

13. Tomas
Tomas memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam nyala api oven.

14. Lukas
Lukas seorang non-Yahudi, mungkin orang Yunani. Tidak diketahui kapan atau bagaimana ia bertobat. Ia seorang tabib di Troas dan mungkin bertobat di sana melalui penginjilan Paulus, karena sejak di Troas ia menggabungkan diri dengan kelompok Paulus dan mulai menempuh perjalanan bersama mereka. Perhatikan dalam Kisah Para Rasul 16:8-10, di Troas itulah Lukas mengubah ungkapan "mereka" menjadi "kita" dalam teks - "Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami! Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia karen a dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana."

Lukas pergi bersama Paulus ke Filipi, tetapi tidak dipenjarakan bersamanya dan tidak menempuh perjalanan bersama Paulus setelah ia dilepaskan. Ia tampaknya menjadikan Filipi sebagai rumahnya dan tinggal di sana beberapa lama. Setelah Paulus berkunjung kembali ke Filipi (Kisah Para Rasul 20:5-6) sekitar tujuh tahun kemudian, kita sekali lagi berjumpa Lukas. Sejak saat itu ia sekali lagi menempuh perjalanan bersama Paulus dan tinggal bersamanya selama perjalanannya ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 20:6-21:18 ).

Namun, ia menghilang sekali lagi selama pemenjaraan Paulus di Yerusalem dan Kaisarea, serta hanya muncul kembali ketika Paulus mau menuju Roma (Kisah Para Rasul 27:1). Ia kemudian tinggal bersama Paulus selama pemenjaraannya yang pertama (Filemon 1:24; Kolose 4:14). Banyak ahli Alkitab percaya bahwa Lukas menulis Injilnya dan Kisah Para Rasul saat tinggal di Roma bersama Paulus pada masa itu. Se1ama pemenjaraan Paulus yang kedua, Lukas tampaknya tinggal di dekat atau bersama Paulus karena tepat sebelum kemartirannya, Paulus menulis surat kepada Timotius dan berkata, "Hanya Lukas yang tinggal dengan aku" (2 Timotius 4:11).

Sete1ah kematian Paulus, Lukas tampaknya meneruskan pemberitaan Injil seperti yang telah ia pe1ajari bersama Paulus. Kapan dan bagaimana persisnya ia mati tidak diketahui. Satu di antara sumber kuno menyatakan, "Ia melayani Tuhan tanpa gangguan karena ia tidak memiliki istri ataupun anak; dan pada saat ia berusia 84 ia jatuh tertidur di Boeatia (ternpat yang tidak dikenal), penuh dengan Roh Kudus." Sumber awal lainnya mengatakan bahwa ia pergi ke Yunani untuk memberitakan Injil dan di sana ia menjadi martir dengan digantung pada pohon zaitun di Atena pada tahun 93 M.

15. Simon orang Zelot
Simon Orang Zelot, menginjil di daerah Mauritania, Africa, dan juga di Britania, dimana akhirnya dia disalib pada tahun 74 M.

16 Barnabas
Rasul Barnabas, kematiannya diperkirakan tahun 73 melalui proses penganiayaan.

17. Yohanes
Rasul Yohanes, saudara Yakobus, dipercaya mendirikan tujuh jemaat di Kitab Wahyu:
Smirna, Pergamus, Sardis, Filade1phia, Laodikia, Tiatira, dan Efesus. Dikatakan ia ditangkap di Efesus dan dibawa ke Roma tempat ia dilemparkan ke dalam tempat penggorengan yang diisi minyak yang mendidih, tetapi tidak melukainya. Akibatnya ia dilepaskan dan dibuang oleh Kaisar Domitian ke Pulau Patmos, tempat ia menulis Kitab Wahyu. Setelah dilepaskan dari Patmos ia kembali ke Efesus, temp at ia meninggal sekitar tahun 98 M. Ia satu-satunya rasul yang tidak mengalami kematian yang mengerikan.

Meskipun ada penganiayaan terus-menerus dan kematian yang mengerikan, Tuhan setiap hari menambahkan jiwa-jiwa ke dalam gereja. Gereja sekarang berakar kuat dalam doktrin rasul-rasul serta diairi dengan limpah dengan darah orang-orang kudus. Gereja dipersiapkan untuk menghadapi penganiayaan yang kejam yang akan datang.

Sumber:
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001.
http://www.hrionline.ac.uk/johnfoxe/intro.html
Online Version : http://www.ccel.org/f/foxe/martyrs/home.html
Atau di http://www.the-tribulation-network.com/ ... rs_toc.htm

Sabtu, 05 Januari 2013

Sepuluh Perintah Berbahagia (10) / Khotbah di Atas Bukit

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Pada Perintah Berbahagia yang ke sepuluh Tuhan Yesus memberikan satu penghiburan bagi orang yang mau mengikutinya dan bertahan dengan imannya. Bahwa semua yang akan dihadapinya bukanlah hal yang baru dan bukanlah hal yang sangat sulit karena hal itu sudah dialami juga oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama dan mereka dapat menanggungnya sampai selesai.

Mat.21:33-40 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.  Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"

Bilamana Tuhan Yesus berkenan membaptis orang beriman dengan baptisan Api, maka ia yang beruntung mendapatkannya harus bersuka dan bergembira, karena baptisan itu merupakan undangan dari Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalam Kerajaan Nya dan mendapatkan karunia yang terbesar, yang tertinggi dan yang termulia, yang merupakan karunia  yang diberikan oleh Allah Bapa kepada umat manusia; tiada  karunia lain yang dapat melebihinya.
Jadi baptisan Api merupakan 'pintu' (yang satu-satunya) untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Nya itu, barang siapa hendak masuk ke dalam Kerajaan Sorga, maka ia harus mau dan dapat menanggung penderitaannya sampai mati/ martir dalam baptisan Api itu. Tanpa melalui baptisan Api tiada seorang pun dapat masuk ke dalam kebahagiaan Tuhan yang dijanjikanNya, sebagai upah mengikut Yesus Kristus, yaitu upah yang terbesar dan yang paling mulia di sorga.

Kis.14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Mat.22:1-14 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." 

Pintu masuk ke dalam Kerajaan Allah sudah pula dilewati oleh nabi-nabi yang datang sebelum Yesus Kristus; nabi-nabi Allah juga mendapatkan baptisan Api dan mereka mengalami penderitaan yang harus ditanggungnya sampai mati/ martir, karena dengan martir demi Tuhan para nabi baru mendapatkan pintu supaya dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah dan dapat menerima masing-masing upahnya yang besar dan paling mulia, yaitu: " sukacita damai sejahtera disisi Allah selama-lamanya."

Inilah daftar nama nabi-nabi yang mendapatkan upah besar, yang mendapat pintu masuk ke dalam Kerajaan sorga melalui baptisan Api: 

1. Yesaya bin Amos
Nabi yang menegur dengan keras akan dosa-dosa bangsa Israel, menurut tradisi akhirnya dibunuh dengan digergaji atas perintah raja Manaseh. (Ibr.11:37)

2.Yeremia bin Hilkia

Nabi yang dibunuh dengan dilempari batu. (Ibr.11:37)

Ibr.11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.

3.Yehezkiel bin Busi

4. Amos
Seorang peternak domba dari Tekoa

5. Mika
 Orang Moresyet

6. Zakaria bin Berekya
Nabi yang dibunuh dengan dilempari batu di pelataran bait Allah.(Luk.11:51)

Luk.11:51 mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.( bandingkan dengan 2Taw.24:21)

Mat.23:35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. ( bandingkan dengan 2Taw.24:21)
 
2Taw.24:21 Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN.

7. Yohanes Pembaptis bin Zakaria

Nabi yang dibunuh dengan dipenggal kepalanya atas perintah Herodes Antipas sebagai hadiah  bagi keponakannya  Salome anak Herodias istri saudaranya Herodes Filipus I.(Mat.14:10)

Mat.14:6-12 Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.


 8. Yesus Kristus bin Daud bin Abraham

 Nabi dan Tuhan sendiri yang dibunuh dengan disalib.(Mat.27:35, 50)


Mat.27:33-50 Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.  Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia." Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia." Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.


Kamis, 03 Januari 2013

Sepuluh Perintah Berbahagia (9) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.

Pada Perintah Berbahagia yang ke sembilan Tuhan Yesus memberi peringatan bagi orang yang mengikutiNya, untuk bersiap-sedia menanggung semua beban dan kesulitan yang akan dihadapi karena keputusannya untuk hidup mengikuti Dia; yaitu segala penderitaan besar yang harus ditanggung pada perasaan dan harga dirinya yang bersifat batiniah  sampai kepada siksaan yang bersifat fisik terhadap  mereka.

Perintah ini ditujukan pada orang beriman yang telah mengalami pertumbuhan iman hingga dewasa  dan hampir sempurna. Kepada orang ini Tuhan Yesus berkenan untuk memberikan baptisan Api, yang berguna untuk menyempurnakan imannya itu; Seperti halnya dengan seorang tukang emas yang memurnikan  emas, semakin lama dibakar diatas tungku api yang panas, ia  akan menjadi semakin dimurnikan; karena api yang panas itu akan membakar habis unsur logam dan unsur lain yang masih ada di dalamnya.
Demikian pula halnya dengan orang beriman yang mendapatkan baptisan Api, ia akan dibakar dengan penganiayaan dan penyesahan sampai batas terakhir hidupnya sehingga sifat-sifat kedagingan yang masih ada dalam dirinya habis tidak bersisa dan menjadikannya suci murni serupa dengan  Tuhan Yesus Kristus.

Mat.3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Mrk.10:38-40 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."

Why.3:17-22 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Baptisan Api yang diterimanya adalah penganiayaan dan penderitaan yang disebabkan oleh karena imannya dalam Yesus Kristus. Oleh karena nama Nya, ia pada mulanya hanya akan dicela, karena mereka menganggap beriman kepada Nya adalah keputusan yang salah, bodoh, dan tersesat. Pada tahap selanjutnya bila ia dicela tidak mau meninggalkan imannya itu, maka ia akan mulai dianiaya secara fisik, ia akan dipukul, ia akan dicambuk, dan ia akan disiksa dan berdarah-darah sampai setengah mati. Sampai pada tahap terakhir apabila ia masih tetap bertahan maka ia akan di fitnahkan hal-hal yang jahat agar mereka mempunyai alasan untuk dapat membunuh dia.

Why.14:1-5  Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dipihak manusia iman orang yang mendapat baptisan Api adalah pengorbanan yang paling bodoh, peristiwa paling konyol dan kematiannya dianggap sebagai kematian yang sia-sia. Tapi dipihak Allah iman orang itu merupakan persembahan korban bakaran yang berbau harum dan menyukakan hati Allah dan Ia berkenan pada iman orang itu; Persembahan korban bakaran yang ia persembahkan setara dengan persembahan korban bakaran Habel yang naik sampai ke araz takhta Allah; Oleh karenanya Ia akan mengaruniakan padanya kemuliaan tertinggi dalam Kerajaan Sorga. Dan ia akan termasuk pada bilangan orang yang paling beruntung diantara segenap manusia yang pernah hidup di dunia dari sejak dunia diciptakan sampai pada akhir kesudahannya.

Kej.4:3-4  Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
 

Ibr.11:4  Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

Rm.12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Sepuluh Perintah Berbahagia (8) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran adalah orang yang melakukan perbuatan baik sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan tetapi dicela, dimusuhi dan dianiaya, karena menentang dan merugikan orang yang hidup tidak benar. Dari sisi rohani sesungguhnya Tuhan sedang menguji iman orang itu. Bilamana kemudian ia bertahan menghadapi keadaan itu maka imannya akan meningkat dan bertumbuh dengan cepat menjadi dewasa, dan ia mendapatkan Kerajaan Sorga yang dijanjikan Allah. Ia akan selalu dapat bersyukur dan dapat berserah kepada Tuhan Yesus serta senantiasa mempunyai sukacita damai sejahtera dalam hatinya disepanjang hidupnya. Dengan demikian ia akan merasakan hidupnya di dunia seperti di dalam sorga (Mat.6:10).

Mat. 6:9-13  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

'Kebenaran' menurut dunia sering berbanding terbalik dengan kebenaran Tuhan; karena yang terjadi di dunia, orang mengikuti jalan hidup yang baik dan benar malahan banyak yang mengalami celaka dan menderita. Sedangkan orang yang hidup menurut jalan yang jahat dan serong justru beruntung dan  dapat hidup dengan aman sentosa. Kejadian yang demikian banyak sekali dijumpai di dalam kehidupan manusia dibelahan bumi bagian manapun juga; dari sejak dahulu sampai sekarang akan terjadi terus dan terus terjadi hingga sampai pada  kesudahan jaman. Banyak orang yang pada mulanya hidup menurut jalan yang benar, karena mendapat tantangan, mengalami kekecewaan dan didera dengan penderitaan memilih untuk berbalik arah, mengambil keputusan untuk berputar haluan dan lebih suka mengambil jalan yang tidak benar supaya mendapatkan kesenangan, kenyamanan, keselamatan dan kepuasan duniawi, walaupun ia tahu itu semua hanya bersifat sementara; karena ia tidak tahan menghadapi tantangan, kesulitan dan penderitaan yang harus ditanggung sebelumnya.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, menunjuk pada seorang yang mau hidup menurut jalan sempit atau mau hidup dengan memikul salib yang diberikan Yesus Kristus kepadanya (Mat.7:14; 10:38; 16:24) . Ia mau dan rela menjalani hidupnya dengan penuh kesesakan dan penderitaan, baik secara fisik maupun secara batin. Ia mau menahan diri untuk tidak menuruti keinginan dagingnya melainkan memilih untuk mengikuti kehendak roh, yaitu dengan melakukan firman Tuhan setiap saat ,setiap hari, dan sepanjang hidupnya. Ia rela dimusuhi, difitnah dan dianiaya orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia melakukan kebenaran seperti yang diajarkan firman Tuhan.

Mat.7:12-14 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Mat.10:38  Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Mat.16:24-28 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?  Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."

Hidup menurut jalan sempit adalah cara hidup yang penuh dengan kesulitan-kesulitan, penuh dengan kesesakan, dan penuh dengan penderitaan yang diperbuat orang lain kepadanya; karena orang tidak suka pada imannya, karena orang merasa iri atas kebaikan yang dapat diraihnya, dan karena orang merasa dengki atas perbuatan baik yang dibuatnya.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dapat berupa hambatan-hambatan yang dilakukan orang yang memusuhinya dengan tujuan agar ia undur dari imannya. Hambatan ini masih dilakukan dengan cara yang tidak begitu kentara, tidak secara langsung, tidak menggunakan kekerasan fisik, tapi lebih menggunakan kekuasaan lembaga resmi yang ada; dengan mengusahakan, membuat dan menerbitkan undang-undang, peraturan-peraturan, larangan-larangan dengan tujuan untuk menghambat aktifitasnya.

Kesesakan yang dirasakannya adalah berupa fitnah atau upaya mengkambing-hitamkannya atas perbuatan yang tidak pernah ia lakukan. Fitnah ini merupakan suatu cara dan upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang memusuhinya agar supaya orang-orang  banyak memusuhinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya; baik kekerasan yang bersifat fisik atau kekerasan yang bersifat non fisik, dalam hal ini orang-orang yang memusuhinya itu melakukan kekerasan secara tidak langsung dengan meminjam tangan orang-orang banyak yang sebenarnya hanya digunakan sebagai alat saja, dengan tujuan agar ia mau mengikuti kemauan mereka dan mengingkari imannya.

Penderitaan yang ditanggungnya adalah berupa kekerasan secara fisik dan non fisik yang dilakukan secara langsung dan terang-terangan dengan mengabaikan hukum yang berlaku (anarkis). Pada tingkat ini kekerasan dilakukan dengan maksud yang sama yaitu untuk membuat orang mengingkari imannya atau bila perlu ia dimusnahkannya.

Hidup dengan memikul salib yang diberikan Yesus Kristus adalah cara hidup yang penuh dengan penderitaan batin, penuh dengan penyangkalan diri, dan penuh dengan pengorbanan baik dalam bentuk materi maupun  non materi.

Penderitaan batin yang harus dipikulnya adalah perasaan sakit di dalam hati yang timbul karena ia telah melakukan perbuatan yang baik dan benar tetapi harus menerima balasan yang jahat dari orang yang telah menerima perbuatan baiknya itu; baik dari orang-orang yang tidak dikenalnya, dari orang-orang yang baru dikenalnya, sampai dari orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, bahkan dari orang-orang yang sangat dikenalnya dan yang paling disayanginya. Penderitaan yang demikian adalah sangat menyakitkan, jauh lebih sakit dari pada penderitaan akibat kekerasan terhadap fisiknya yang dilakukan orang-orang dengan terang-terangan.

Penyangkalan diri yang harus dilakukannya adalah menahan diri untuk tidak berbuat menuruti keinginan-keinginan dagingnya; walaupun sebenarnya ia mempunyai kesempatan dan bebas memilih  untuk melakukan menurut kemauan sendiri. Pengendalian diri yang dilakukan sebenarnya menimbulkan perasaan pilu, kecewa dan tidak nyaman baginya, tetapi ia harus mau menelannya  mentah-mentah demi dapat melakukan kehendak Roh Kudus dan demi menyenangkan hati Tuhan.

Pengorbanan dalam bentuk materi adalah pengorbanan yang dilakukannya dengan memberikan materi yang dimilikinya dari hasil jerih payah dan kerja keras yang dilakukannya dalam waktu yang cukup lama, kepada orang lain dan merelakan digunakan dan dinikmatinya; yang seharusnya dapat dinikmatinya sendiri. Sedangkan pengorbanan dalam bentuk non materi adalah korban perasaan, misalnya: Orang yang sudah diperlakukannya dengan kasih dan ramah tetapi membalasnya dengan perbuatan yang menyakiti dan dengan perbuatan jahat ganti perbuatan baik yang telah diberikan padanya.

Mereka yang empunya Kerajaan Sorga, adalah menunjuk pada orang yang mau hidup melalui jalan sempit dan memikul salibnya sampai batas akhir dan tidak mengingkari imannya; walaupun mengalami banyak penganiayaan yang berat dan tidak mudah. Ia adalah orang yang telah teruji kesabarannya, ketekunannya, dan kesungguhannya mengikut Yesus Kristus sepanjang hidupnya; sejak ia mulai percaya sampai akhir hidupnya di dunia. Ia adalah orang beriman yang telah bertumbuh menjadi dewasa dan menghasilkan buah Roh dalam hidupnya. Dan ia adalah seorang berbahagia yang termasuk ke dalam kumpulan 144.000 orang kudus Allah; yang selalu  bersama-sama dengan Yesus Kristus dan mengiringiNya kemana saja Ia pergi (Why.14:1,4b).

Why.14:1-5  Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Rabu, 02 Januari 2013

Sepuluh Perintah Berbahagia (7) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesejukan, kegembiraan, kesenangan, ketenangan, kesukaan, kebebasan, kelegaan, dan segala perasaan yang nyaman bagi orang-orang di dekatnya. Ia akan dapat memberikan jalan bagi orang yang berada dalam kebuntuan. Ia akan dapat mendamaikan orang yang sedang bermusuhan. Ia akan dapat menolong orang yang dalam kesulitan. Dan ia akan dapat menunjukan jalan Tuhan kepada orang yang hidup tersesat di dalam lembah kekelaman (hidup dalam dosa).

Orang yang membawa damai, menunjuk pada seorang yang dapat dipercaya oleh orang banyak. Ia adalah orang yang mempunyai hati melayani sesamanya manusia, mau memikirkan kepentingan orang lain, senang menolong, rela berkorban dan mau merugi bagi orang lain; oleh karena itu kehadirannya diantara orang-orang banyak dirindukan; dan ia mampu membawa kesejukan, kegembiraan, kesenangan, ketenangan, kesukaan, kebebasan, kelegaan, dan kenyamanan bagi orang-orang itu. 

Mat.23:11-12 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
 

Orang banyak merespon demikian karena ia dapat memberi mereka solusi/ harapan terhadap banyak hal yang sedang mengalami kebuntuan. Yang sebelumnya mereka merasa sudah tidak melihat lagi jalan keluar dari masalah mereka; baik masalah yang berhubungan dengan lingkungan, masyarakat maupun kehidupan pribadi mereka sendiri. Ketika bertemu dengannya  mereka seperti mendapatkan terang terhadap masalah mereka, yang sebelumnya sudah dirasa gelap dan tidak ada harapan lagi.
 
Ia dapat mendamaikan orang-orang yang sedang bermusuhan, baik permusuhan antar kelompok atau permusuhan antar pribadi. Karena pihak-pihak yang bermusuhan itu menganggap dirinya yang benar dan tidak ada yang mau mengalah; mereka masing-masing berusaha untuk saling mengalahkan,  menjatuhkan, membunuh, atau menghancurkan yang lain; tetapi dengan kehadirannya kedua belah pihak bisa diajak untuk melakukan musyawarah guna mendapatkan jalan untuk menyelesaikan perseteruan itu tanpa harus ada yang merasa dikalahkan, dirugikan, ditindas, atau dipermalukan; mereka dapat bersatu pikiran mencari kata sepakat untuk menciptakan perdamaian, dan masing-masing pihak mendapatkan keadilan yang memuaskan mereka.

Ia dapat menolong mereka dari kesulitan yang sedang membelit hidup mereka, baik kesulitan ekonomi maupun kesulitan yang bersifat emosional. Dalam kesulitan ekonomi ia dapat memberikan bantuan secara finansial dari miliknya pribadi, dan secara non finansial ia bisa memberikan nasihat, petunjuk, motivasi ataupun pekerjaan; dimana semua yang diberikan itu dapat memberikan mereka peluang untuk keluar dari kesulitannya.

Dan ia juga dapat menunjukan jalan terang bagi mereka yang hidup dalam kegelapan dosa. Yaitu mereka yang hidup di dalam perjinahan; atau yang hidup dalam belenggu ketergantungan akan minuman keras dan narkotika (mirasantika); atau yang hidup dalam keadaan jiwa yang tertekan/ stress dan frustasi karena adanya kekecewaan yang mendalam; atau mereka yang mengalami gangguan jiwa/ gila yang disebabkan oleh sebab-sebab yang bersifat psikologis atau karena diganggu oleh roh-roh jahat.

Mereka yang dapat melakukan semua diatas itu disebut anak-anak Allah, karena mereka melakukan apa yang dikehendaki dan diajarkan Tuhan Yesus kepadanya, melalui firman yang diberikanNya kepada mereka melalui berbagai cara; baik melalui pembukaan firman, nubuat, mimpi, penglihatan atau firman yang didengarnya langsung. 
Anak-anak Allah menunjuk pada orang beriman yang telah mempunyai karakter yang menyerupai  karakter Allah yang menjadi bapaknya. Logika yang demikian adalah sangat umum ditemukan di dalam kehidupan manusia; dimana seorang anak manusia harus mempunyai ciri-ciri secara fisik (fisiologis) dan psikis (psikologis) yang menyerupai bapaknya atau ibunya atau kombinasi dari keduanya, demikian pula dengan anak hewan atau anakan tumbuhan juga harus mempunyai ciri-ciri yang sama dengan ciri-ciri yang dipunyai oleh indukannya. Bila tidak demikian maka ia tidak dapat dikatakan sebagai anak dari bapak-ibunya atau anakan dari indukannya.
Jadi seseorang yang dapat dikatakan sebagai anak-anak Allah adalah juga mereka yang mempunyai ciri-ciri atau karakter yang sama dengan ciri-ciri atau karakter yang dimiliki Allah. Karena Allah tidak dapat di lihat manusia maka ciri-ciri dan karakterNya dikenal dari apa yang telah Ia kerjakan didalam sejarah umat manusia, yaitu yang Ia nyatakan dalam diri Tuhan Yesus Kristus; melalui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukanNya di dunia dan firmanNya kepada murid-muridNya dan umat manusia. Dan mereka yang menjadi anak-anak Allah akan dibangkitkan dan mempunyai hidup yang kekal di dalam sorga (Mat. 5:16; Luk.20:36).

Mat.5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Luk.20:34-38  Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."

Sepuluh Perintah Berbahagia (6) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Orang yang suci hatinya adalah orang yang hidup dengan sepenuh hati mengikut Tuhan, sehingga dalam segala perasaan, pikiran, perkataan dan tindakannya, semuanya sesuai dengan hati nuraninya yang terdalam. Di dalam dirinya sudah tidak terdapat lagi satu titik kepalsuan atau kebohongan atau kemunafikan. Bilamana 'ya' akan dikatakannya 'ya', bila 'tidak' maka akan dikatakannya 'tidak'. Ia berkata-kata sesuai dengan yang ada dihatinya. Ia tidak menggunakan trik-trik atau tak-tik yang biasa dilakukan oleh orang kebanyakan, karena ia dengan sadar tidak mau mendukakan Roh Kudus yang tinggal diam dalam dirinya. Adalah menjadi kebiasaan baginya untuk selalu menyenangkan hati Tuhan dengan berlaku dan bertutur kata dengan tulus dan jujur. Orang yang demikian termasuk orang yang sudah  dewasa imannya, sehingga bila Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya, ia akan termasuk orang yang akan melihatNya dan ia akan diangkatNya ke langit.

Mat. 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Why. 14:4-5  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Orang yang dengan sepenuh hati mengikut Tuhan, menunjuk pada seorang yang percaya sungguh-sungguh pada karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus. Ia bukan seorang yang telah terindoktrinasi suatu ajaran / aliran gereja tertentu, tapi ia percaya dari dalam hatinya dan tidak mau percaya kepada berbagai aliran pengajaran gereja yang pada kenyataannya masing-masing mempunyai doktrin yang berbeda-beda. Ia hanya percaya pada ajaran Tuhan Yesus yang ada dalam Alkitab melalui pembukaan firman yang diberikan Roh Kudus kepadanya. Perbedaan itu bisa mencakup berbagai ajaran, misalnya: tentang ketuhanan Yesus; tentang penyelamatan; tentang baptisan air; tentang baptisan Roh; tentang karunia Roh; tentang persepuluhan; tentang kebangkitan; tentang akhir zaman dan beberapa ajaran lainnya. Orang ini mampu membedakan ajaran yang benar dan sesuai  pengajaran Tuhan Yesus dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab; karena kepadanya Roh Kudus memberikan kemampuan untuk menimbang dan mengingatkannya akan firman Tuhan (Mat.26:75; Yoh.2:17; 12:16).

Mat.26:74-75 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Yoh.2:12-17 Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja. Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." 

Yoh.12:12-16 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

Ajaran tentang ketuhanan Yesus, ada gereja yang mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa, ciptaan Allah seperti manusia pada umumnya tetapi yang mendapat perkenan Allah Bapa sehingga mendapat karunia untuk menjadi Anak Allah. Yesus adalah nabi yang diutus Allah, bukan Tuhan. Sedangkan gereja yang lain mempunyai ajaran bahwa Yesus adalah Allah dari sejak kekal sampai kekal, yang sudah ada sebelum dunia dijadikan. Ia adalah Allah Anak yang diutus Allah Bapa turun ke dunia menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dengan mengorbankan nyawanya sebagai penebusan dosa-dosa manusia. Dan ada juga gereja yang mengajarkan bahwa Yesus yang datang ke dunia bukan manusia biasa melainkan seorang manusia illahi; Ia tidak mati dan tidak menebus dosa melainkan mengajarkan kehendak Allah sebagai nabi terakhir yang diutus Allah sebagai penggenapan dari nubuatan nabi Musa (Ul.18:15; 18-19).

Ul.18:15-22 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."

Ajaran tentang penyelamatan, ada gereja yang mengajarkan bahwa semua orang mau percaya akan diselamatkan dan mendapat tempat di sorga, keselamatan diberikan kepada orang berdosa hanya karena iman dan perbuatan baik yang dilakukannya tidak menyelamatkannya melainkan menentukan kemuliaan yang akan diperolehnya di sorga. Ajaran ini menekankan bahwa keselamatan tidak bisa hilang/ gagal. Tapi ada gereja yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya diberikan kepada orang yang mau percaya dan bertobat dari dosanya dan tidak hidup didalam dosa lagi; bagi orang yang mengaku beriman tapi masih hidup dalam dosa tidak akan mendapat keselamatan yang dijanjikan. Ajaran ini menekankan bahwa keselamatan bisa hilang/ gagal.

Ajaran tentang baptisan air, ada gereja yang mengajarkan bahwa baptisan air yang benar adalah dengan dicelup/ diselam. Dan bagi gereja yang mempunyai ajaran ini, orang yang dibaptis tidak diselam tidak sah dan harus dibaptis ulang. Ada aliran yang mengajarkan bahwa baptisan air yang benar harus dicelup/ diselam didalam air yang mengalir (di sungai), jadi yang dibaptis dalam air yang tidak mengalir (dalam bak/ kolam) biarpun dicelup/ diselam tidak sah. Ada aliran yang mengajarkan bahwa baptisan hanya sebagai tanda pertobatan saja, maka baptisan cukup dilakukan dengan memercikan air pada orang yang bertobat, tidak perlu dicelup/ diselam lagi. Tetapi ada juga yang mengajarkan bahwa baptisan dapat dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi, baik dipercik maupun dicelup/ diselam dapat dibenarkan, disesuaikan dengan tempat, sarana dan orang yang akan dibaptiskan. Bila ada sungai yang bersih dan jernih baptisan dapat dilakukan, tapi bila tidak maka di dalam kolam juga bisa, atau bila yang akan dibaptis orang yang sudah tua atau sedang sakit maka baptisan pun dapat dilakukan dengan memercikan air saja.

Ajaran tentang baptisan Roh, ada gereja yang mengajarkan bahwa baptisan Roh ditandai dengan fenomena bahasa roh. Tetapi ada juga yang mengajarkan bahwa baptisan Roh terjadi ketika seseorang mengalami hidup baru, karena menurut ajaran ini hidup baru merupakan tanda bahwa Roh Kudus telah masuk ke dalam diri orang itu dan merubah pola hidupnya yang lama. Dalam aliran ini baptisan Roh terjadi bersamaan dengan baptisan air dan bahasa Roh bukan tanda dari baptisan Roh.

Ajaran tentang karunia bahasa Roh, ada aliran yang mengajarkan bahwa karunia bahasa Roh sebagai kepenuhan Roh merupakan satu tiket keselamatan orang percaya, sehingga seorang yang belum kepenuhan Roh belum memperoleh keselamatan. Tetapi ada juga gereja yang mengajarkan bahwa karunia bahasa Roh bukan syarat memperoleh keselamatan, karena karunia itu diberikan kepada orang tertentu yang Tuhan Yesus anggap berkenan, dan kepada siapa Tuhan Yesus memberikan adalah hak mutlak Tuhan sendiri dan berdasarkan kerelaanNya.

Ajaran tentang persepuluhan, ada gereja yang menekankan bahwa persepuluhan adalah wajib disetorkan seorang beriman kepada gereja dimana ia menjadi anggota jemaatnya; karena ia mendapatkan makanan rohani dan dipelihara/ digembalakan di dalamnya. Dan bagi jemaat yang melakukannya akan diberkati Tuhan baik jasmani maupun rohaninya. Tetapi ada juga gereja yang mengajarkan bahwa persepuluhan diserahkan kepada masing-masing orang beriman dan mereka yang mempunyai kesadaran untuk menyetorkan persepuluhan dianggap mempunyai iman yang telah dewasa. Gereja ini tidak mengajarkan tentang berkat duniawi, ia hanya mengajarkan tentang berkat rohani.

Ajaran tentang kebangkitan, ada gereja yang mengajarkan bahwa kebangkitan akan terjadi bagi darah dan daging (tubuh)  orang-orang yang sudah mati, sehingga gereja mengajarkan bahwa orang beriman setelah meninggal dunia tubuhnya harus dikuburkan. Sedangkan gereja yang lain mengajarkan bahwa yang dibangkitkan adalah tubuh rohaninya; sehingga bagi gereja ini orang yang meninggal, tubuhnya boleh dibakar atau dikubur.

Ajaran tentang akhir zaman, ada gereja yang mengajarkan tentang akhir zaman terjadi dengan segera dan meramalkannya pada tahun tertentu, tetapi kenyataannya tidak terjadi sesuai ramalan gereja itu, dan meralatnya beberapa kali namun tetap tidak menjadi kenyataan. Walaupun demikian jemaat gereja yang demikian masih tetap setia menjadi anggotanya. Sedangkan gereja lain mengajarkan agar anggota jemaatnya untuk senantiasa berjaga-jaga, memperhatikan ibadahnya dengan tekun mengikuti persekutuan, doa dan pembacaan firman setiap hari; agar ketika Tuhan Yesus datang, yang waktunya tidak ada yang tahu, ia akan diangkat Nya ke sorga.

Orang yang berlaku dan bertutur kata tulus dan jujur, menunjuk pada seorang yang hidup apa adanya. Oleh karena cara hidupnya yang demikian ia tidak pernah merasa terbeban dalam menjalani hidupnya walaupun dalam kondisi dan situasi yang kurang mengenakan. Ia berbuat segala sesuatu kepada orang-orang dilingkungannya sesuai dengan kata hatinya, maka ia akan berbuat atau melakukan sesuatu dengan wajar, tidak dibuat-buat atau untuk mencari perhatian orang lain dan berkata-kata dengan jujur apa adanya, tanpa ada yang disembunyikan. Sehingga ia mejadi orang yang dipercaya orang banyak dan dihargai sebagai orang yang baik dan sederhana. Walaupun ada orang yang tidak suka padanya dan memusuhinya, ia tidak membalas dan tetap berlaku baik dan memaafkan orang yang berbuat jahat padanya (Mat.18:22); karenanya orang yang tidak suka dan memusuhinya menjadi malu dan berbalik menyukai dan menyeganinya (Rm.12:20). Oleh perbuatan orang-orang seperti inilah maka justru kebaikannya menjadi nyata dihadapan orang banyak dan imannya menghasilkan buah roh yang menyenangkan hati Tuhan, sehingga dalam Kerajaan Allah ia akan duduk dan makan semeja dengan Tuhan (Luk.22:30).

Mat.18:21-35 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Rm.12:19-21 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! 

Luk.22:24-30 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Selasa, 01 Januari 2013

Sepuluh Perintah Berbahagia (5) / Khotbah di Atas Bukit

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Orang  yang murah hatinya adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain dengan sepenuh hati, baik waktu, harta dan  hidupnya, bahkan nyawanya  akan diberikan bila memang diperlukan. Walaupun demikian ia tidak pernah kekurangan, karena Tuhan senantiasa memberikan segala sesuatu yang baik dan memberi semua yang dibutuhkan di dalam hidupnya.


Mzm. 23:1-6  Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Orang yang murah hati menunjuk pada seorang yang berbuat baik kepada sesamanya. Ia berbuat demikian karena dorongan dari dalam hatinya, bukan karena ikut-ikutan orang lain, atau karena mempunyai motivasi yang lain. Ia dengan ringan tangan mau membantu orang , baik secara langsung maupun tidak langsung; Ia mau memberi sebagian atau seluruh miliknya kepada orang lain; Ia mau menolong orang yang sedang mengalami kesulitan baik materiil maupun immateriil; Dan ia mau berkorban bagi orang lain, baik yang bersifat fisik maupun non fisik (Luk.10:33-35)

  Luk.10:30-37 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Ia dengan ringan tangan mau membantu orang , baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini ia dengan senang hati segera membantu orang yang dijumpainya sedang mengalami kesusahan. Ia mungkin akan membantu langsung dengan memberikan uang atau materi kepada orang tersebut, tetapi seringkali ia juga memberikannya lewat orang lain, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang membuatnya merasa lebih baik bertindak dengan tersembunyi, yaitu dengan  meminta orang lain untuk melakukan baginya. Atau ia tidak memberikan uang/ materi kepada orang itu, melainkan memberinya pekerjaan, atau cukup memberinya nasihat, petunjuk atau pemikiran yang dapat membuka jalan keluar dari kesulitannya.
Dalam membantu orang, ia pun rela memberikan yang dimilikinya baik uang atau materi; bahkan ia rela memberikan seluruh harta yang dimilikinya untuk menolong orang, yang kemungkinan tindakannya itu dapat beresiko bagi dirinya sendiri. Tindakan yang demikian mungkin tidak akan dilakukan kebanyakan orang. Ia bersedia mengorbankan dirinya bagi keselamatan orang lain, walaupun ia harus menanggung penderitaan atas tubuhnya maupun batinnya. Bahkan ia juga rela bilamana harus mengorbankan nyawanya. Yang terakhir ini hanya mungkin dilakukan oleh orang yang mempunyai iman yang sudah dewasa atau mendekati sempurna, seperti juga yang telah dilakukan Yesus Kristus bagi kita (Yoh.15:12-13)

  Yoh.15:9-27 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." 

Tuhan akan memberikan kemurahan pula kepada orang yang bermurah hati kepada sesamanya, karena Tuhan mengukur perbuatan baik manusia dengan ukuran yang digunakan oleh orang itu sendiri. Jadi seorang yang senang membantu, memberi, menolong dan berkorban bagi sesamanya, ia juga akan dibantu, diberi, dan ditolongNya pula; Tetapi banyak orang yang salah mengerti dan berharap pada kemurahan orang lain atas kemurahan hati yang pernah ia lakukan. Orang yang mengerti dengan cara demikian tentunya akan kecewa. Karena yang benar adalah berharap pada Tuhan saja, bukan berharap pada manusia. Banyak orang yang mudah berharap pada manusia tetapi sangat sulit untuk berharap pada Tuhan, padahal Tuhan yang memiliki segalanya; baik kekuasaan maupun kemuliaan di dunia dan di sorga (Mat.6:13; 24:30; Yoh.17:5).
Dan bagi orang yang berkorban dengan meneladani Nya, yaitu mau menyerahkan nyawanya bagi orang lain maka padanya akan diberikanNya kehormatan ditempat yang paling mulia dalam Kerajaan Allah (Why.12:11).

Mat.6:9-15  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Mat.24:30 Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 

Yoh.17:4-5 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Why.12:10-11
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.