Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? (Kel.4:11)
Kalimat dalam Kitab Keluaran di atas memberikan pengertian bahwa Tuhan yang membuat orang menjadi buta, tuli dan bisu; pernyataan itu kontradiksi dengan pernyataan dalam Kitab Kejadian yang menyatakan TUHAN Allah menciptakan alam semesta berserta isinya dalam keadaan baik (Kej.1:17-18) dan bahkan manusia dikatakan amat baik (Kej.1:31). Kontradiksi kedua pernyataan kitab itu mungkin akan membingungkan pembaca yang teliti. Bila demikian, sebenarnya manakah yang salah dari kedua pernyataan itu, karena tidak mungkin kedua pernyataan itu benar.
Kej.1:17-18. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Kej.1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas maka perlu diadakan satu penelitian terhadap teks dalam Kitab Keluaran itu (Kel.4:11) dan di bawah ini dikutipkan ayat yang sama dari Holy Bible versi KJV.
Kel.4:11. Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
(Alkitab Terjemahan Baru (TB) tahun 1974, LAI)
Ex.4:11. And the LORD said unto him.Who hath made man's mouth? or who maketh the dumb, or deaf, or seeing, or the blind? Who hath made man's mouth? or who maketh the dumb, or deaf, or seeing, or the blind? have not I the LORD?
(The Holy Bible, King James Version, 1970,Thomas Nelson, Publishers)
Kel.4:11. Dan TUHAN berfirman kepadanya. Siapakah beroleh membuat mulut manusia? atau siapakah yang dijadikannya bisu, atau tuli, atau melihat, atau buta? bukankah Aku TUHAN?
(terjemahan kata perkata versi King James Version)
Teks Kitab Keluaran versi KJV diatas yang diterjemahkan mempunyai pengertian, bahwa TUHAN berkata kepada Musa tentang siapa yang dapat membuat mulut manusia, atau siapa saja dapat dijadikannya bisu, atau tuli, atau melihat, atau buta? dan pada akhir kalimat bertanya dengan gaya bahasa retoris: bukankah Aku TUHAN? jadi sangat berbeda dengan terjemahan Alkitab Terjemahan Baru (TB) yang menterjemahkannya dengan kalimat: bukankah Aku, yakni TUHAN?. Kalimat yang terakhir ini mempunyai andil besar membuat arti teks berubah sama sekali.
Dalam terjemahan LAI kesan yang timbul adalah bahwa TUHAN yang membuat orang menjadi bisu, tuli, melihat, atau buta. Sedangkan terjemahan menurut KJV memberi kesan bahwa TUHAN bisa saja menjadikan orang menjadi bisu, tuli, melihat, atau buta; karena Ia adalah TUHAN.
Untuk mendapat kepastian tentang apa yang dimaksud sebenarnya dengan teks itu perlu diteliti makna kata 'maketh' dalam KJV. Dalam The New Strong Exhaustive Concordance of Bible kata 'maketh' dalam bahasa Ibrani adalah 'siym' (7760) yang hanya digunakan pada lima ayat dalam PL, selain keluaran 4:11, empat ayat yang lain adalah:.
Ayb.41:22. (Job.41-31) Lubuk dibuatnya berbual-bual seperti periuk, laut dijadikannya tempat memasak campuran rempah-rempah.
(He maketh the deep to boil like a pot; he maketh the sea like a pot of ointment = terjemahan kata perkata: Ia menjadikan samudra mendidih seperti periuk; ia menjadikan laut seperti pot obat salep).
(He maketh the deep to boil like a pot; he maketh the sea like a pot of ointment = terjemahan kata perkata: Ia menjadikan samudra mendidih seperti periuk; ia menjadikan laut seperti pot obat salep).
Mzm.40:3. (Ps.40-4) Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.
(Blessed is that man that maketh the LORD his trust, and respecteth not the proud, nor such as turn aside to lies = terjemahan kata perkata; Yang menyenangkan adalah bila manusia menjadikan TUHAN kepercayaannya, dan dihormati tidak bangga, dan tidak menyimpang kepada kebohongan).
Mzm.107:41. tetapi orang miskin dibentengi-Nya terhadap penindasan, dan dibuat-Nya kaum-kaum mereka seperti kawanan domba banyaknya.
(Yet setteth he the poor on high from affliction, and maketh him families like a flock = terjemahan kata perkata: Tapi ia yang miskin dibentengi dari penindasan, dan dijadikan keluarganya seperti kumpulan domba).
Mzm.147:14. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
(He maketh peace in thy border and filleth thee with the finest of the wheat = terjemahan kata perkata: Ia menjadikan damai pada perbatasan daerahmu dan mengenyangkanmu dengan gandum yang terbaik).
Dari empat teks di atas jelas terlihat pemakaian kata bahasa Inggris: 'Maketh' atau kata bahasa Ibrani: 'siym' mempunyai arti pengandaian, bahwa Tuhan bisa saja menjadikan samudra mendidih; Tuhan bisa menjadikan TUHAN kepercayaan manusia; Tuhan bisa menjadikan keluarga seperti kumpulan domba; dan Tuhan bisa menjadikan damai pada daerah perbatasan. Semua yang diandaikan itu sebenarnya belum terjadi, biarpun Tuhan benar-benar bisa melakukan semua itu.
Sampai disini maka dapatlah diambil kesimpulan untuk menjawab pertanyaan tentang pernyataan manakah yang dapat dibenarkan diantara dua pernyataan itu (Kitab Kejadian dan Kitab Keluaran). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata telah terjadi penterjemahan yang tidak tepat pada Keluaran 4:11 Alkitab Terjemahan Baru, yang mengakibatkan pembaca mempunyai pengertian yang tidak sesuai dengan arti yang seharusnya dari teks aslinya. Terjemahan yang lebih sesuai seharusnya adalah:
Kel.4:11. Dan TUHAN berfirman kepadanya. "Siapakah dapat membuat mulut manusia? atau siapakah yang bisa menjadikan bisu, atau tuli, atau melihat, atau buta? bukankah Aku TUHAN?"
Dengan penterjemahan ini maka pembaca Alkitab tidak lagi berpikir bahwa "TUHAN yang menjadikan orang bisu, buta dan tuli." Melainkan mengerti bahwa "TUHAN bisa saja menjadikan bisu, atau tuli, atau melihat, atau buta, karena Dia adalah TUHAN." Dengan demikian kontradiksi dalam Alkitab, yang disebabkan oleh penterjemahan yang kurang sesuai dengan teks aslinya, dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar