Rabu, 24 April 2013

Renungan (18): Tentang Buah Roh (bagian 1)

Penafsiran sebagian gereja atau sebagian hamba Tuhan terhadap istilah yang diungkapkan rasul Paulus kepada jemaat di Galatia tentang 'buah Roh' atau yang lebih suka mereka sebut 'buah-buah Roh', sering ditafsirkan sebagai jiwa-jiwa orang yang bertobat yang dimenangkan oleh seorang Kristen. Sehingga kemudian timbul kesan oleh orang-orang dalam masyarakat (baca: orang yang beragama lain), bahwa gereja melakukan praktek 'kritenisasi'. Dari adanya pengertian inilah kemudian seorang beriman yang mengabarkan Injil dianggap mengkristenkan orang. Yang lebih gawat lagi adalah apabila orang yang dikhabari Injil adalah orang yang sudah memeluk agama lain, maka akan menimbulkan rasa tidak senang dan antipati dari orang-orang yang beragama lain itu, yang kemudian bereaksi dengan usaha-usahanya untuk menentang dan menghambat pekhabaran Injil Tuhan.

Padahal pekhabaran Injil sendiri menurut makna yang sebenarnya adalah pemberitahuan tentang khabar baik, yaitu tentang khabar keselamatan yang telah dimenangkan Yesus Kristus dikayu salib atas maut. Hal ini sangat jelas dari makna kata 'Injil' atau yang dalam bahasa aslinya (bhs Yun 'euangelion') itu mempunyai pengertian yang berkaitan dengan budaya orang Romawi pada masa kejayaan mereka; dimana berita kemenangan panglima mereka di medan perang akan disampaikan kepada orang-orang yang ada di dalam kota Roma oleh seorang pewarta, kurir, atau utusan yang harus berlari cepat atau dengan menunggang kuda masuk kota mendahului arak-arakan pasukan Legiun Romawi, sehingga orang-orang yang ada disana bisa melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan pahlawan itu dengan penghormatan yang meriah. 
Sambutan meriah yang demikian pernah pula dilakukan orang-orang Yahudi dan orang-orang banyak di Yerusalem ketika Yesus Kristus dan rombonganNya memasuki kota dengan menunggang anak keledai yang masih muda.

Yoh.12:12-19. Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia. Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia. Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu. Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia."

Menurut makna 'euangelion' yang demikianlah seharusnya pengertian pekhabaran Injil diberitakan kepada semua orang dan semua bangsa-bangsa, agar orang-orang sedunia yang mendapat khabar Injil Keselamatan mau bersiap diri bagi kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kelak; dan tidak dengan pengertian 'pengkristenan' seperti di atas.
Adalah bijaksana kalau kemudian gereja atau hamba Tuhan yang mempunyai penafsiran seperti di atas itu, mau meninjau ulang penafsiran mereka mengenai ungkapan  'buah Roh' ini, sehingga pengertian yang diperoleh jemaat dan orang-orang yang beragama lain lebih sesuai dengan firman Yesus Kristus; dibanding penafsiran yang dibuat untuk kepentingan 'politik gereja' dalam usahanya menambah jumlah anggota jemaatnya. Untuk itulah kemudian renungan ini ditulis, sebagai suatu masukan kecil bagi terlaksananya kehidupan beragama yang lebih sesuai dengan ajaran 'kasih' yang dijunjung tinggi oleh semua ajaran agama-agama illahi yang ada, sehingga dapat terbina perdamaian dan kerukunan antar umat beragama di dunia dengan semangat toleransi dan saling hormat-menghormati.
Yesus Kristus dalam Injil beberapa kali berkata-kata berkaitan dengan 'buah Roh' yang diungkapkan oleh rasul Paulus, dimana Ia  mengumpamakannya sebagai karakter manusia yang baik, yang benar dan yang sesuai dengan karakter yang dikehendaki Allah; yaitu karakter yang sesuai dengan pertobatan orang yang beriman kepadaNya, dan dapat menjadi petunjuk atau cara untuk membedakan antara hamba Tuhan yang benar dan hamba Tuhan yang tidak benar, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius; Injil Lukas; Injil Yohanes dan surat-surat kiriman rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Roma, Korintus, Filipi, Kolose, Galatia dan kepada jemaat Yahudi; dan juga surat edaran yang ditulis Yakobus saudara Yesus Kristus kepada jemaat Kristen mula-mula.

Mat.3:7-12. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Mat.7:15-20. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Mat.12:33 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.

Luk.13:6-9. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Yoh.4:31-36 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 

Yoh.15:14-17. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
 
Rm.1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu--tetapi hingga kini selalu aku terhalang--agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.

2 Kor. 9:10-11 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Flp.1:9-11. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. 

Kol.1:9-11. Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

Ibr.12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Yak.3:17-18 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.


Gal.5:22-26 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. 

'Buah Roh' menurut rasul Paulus adalah sama dan sepadan dengan 'Harta yang terpendam di ladang' dan 'Mutiara yang indah' dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat.13:44-46), dimana 'harta yang terpendam' itu berupa peti harta karun yang berisi bermacam-macam emas-permata yang sangat berharga, yang menggambarkan berbagai keadaan (kasih, sukacita, damai-sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri) yang ditemukan dalam diri orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Hal ini juga sesuai dengan surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yang menyatakan bahwa Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, sukacita dan damai sejahtera (Rm.14:17). Dalam makna yang sama pada perumpamaan 'Mutiara yang indah', keadaan itu digambarkan sebagai bidang-bidang bersudut pada permukaan mutiara itu yang memancarkan cahaya berwarna-warni, yang menggambarkan karakter kasih (agape) yang disebutkan dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Kor.13:4-7). 

Mat.13:44-46. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Rm.14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

1Kor.13:4-7. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  

Dalam perkataan yang lain Yesus Kristus juga menyebut 'Buah Roh' sebagai 'Kebenaran Kerajaan Allah' seperti yang tertulis dalam Injil Matius (Mat.6:33). Dari semua perumpamaan dan perkataan Yesus Kristus dan surat rasul Paulus, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk mendapati 'Kerajaan Allah dan Kebenarannya' (yaitu: kasih, sukacita, damai-sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri); seorang beriman harus menyerahkan hidupnya atau datang kepadaNya, seperti ajakan yang diserukan Tuhan Yesus dalam Injil (Mat.11:28-30).

Mat.6:25-34. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mat.11:25-30. Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." 

Seorang yang mempunyai Kasih maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor.13:4-7).

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang .

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan. 

1Kor.13:4-7. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Tidak ada komentar: