Jumat, 12 Juli 2013

Pertumbuhan Iman kristiani: 6. Kesalehan (godliness)



Kesalehan (godliness) adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.

Kesalehan sering dikaitkan dengan perilaku seseorang yang taat menjalani imannya, oleh karena itu seorang yang hidupnya sangat duniawi tidak akan disebut sebagai seorang yang saleh. Adalah sebuah ironi bila seorang hamba Tuhan tidak dapat menunjukan kesalehan dalam hidupnya. Selain itu seorang Kristen harus menunjukan kesalehannya bukan hanya di dalam ibadah gereja saja, melainkan juga harus memiliki kesalehan di dalam hatinya. Kedua hal itu merupakan dua muka dari sekeping uang logam atau dua muka selembar uang kertas, dimana keduanya harus ada; tanpa sisi yang lain maka uang itu akan dikatakan uang palsu dan tidak diakui nilainya. Demikian pula dengan kesalehan yang hanya menampilkan salah satu kesalehan saja, maka akan dinilai sebagai suatu kesalehan yang palsu, hanya sekedar pura-pura saja.

Kesalehan di dalam ibadah gereja adalah perilaku yang mencerminkan kesungguhan hatinya dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia rajin mengikuti ibadah; ia rajin berdoa; ia rajin membaca firman Tuhan (baca: Injil atau Alkitab); ia rajin berpuasa; dan ia juga rajin membantu pendeta di dalam pelaksanaan ibadah. Contoh orang yang menunjukan kesalehannya di dalam ibadah adalah Simeon dan Hana (Luk. 2:25-39). 

Luk.2:25-39. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." 
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 

Sedangkan kesalehan di dalam hatinya adalah kesucian diri yang hanya diketahui dirinya sendiri dan oleh Tuhan yang menilai hati manusia (Luk.16:15). Seorang yang mempunyai kesalehan dalam hatinya senantiasa akan berkata-kata sesuai dengan kata hatinya; ia akan mengatakan segala sesuatu sesuai dengan yang sebenarnya, tidak berbohong, atau menyembunyikan maksud-maksud terselubung dalam perkataannya untuk memperdaya orang lain atau untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri (Mat.12:34-37). Oleh karena itu ia dikatakan sebagai seorang yang benar dan saleh, seperti halnya dengan Simeon, Hana,  Nuh, Asa, Zakaria, Elizabet, dan Yusuf .

Luk.16:15. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Mat.12:34-37. Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

Kej.7:1. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. 

Taw.14:2-6. Asa melakukan apa yang baik dan yang benar di mata TUHAN, Allahnya. Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala. Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah. Ia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan pedupaan-pedupaan dari segala kota di Yehuda. Dan kerajaanpun aman di bawah pemerintahannya. Karena negeri itu aman dan tidak ada yang memeranginya di tahun-tahun itu, ia dapat membangun kota-kota benteng di Yehuda; TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya. 

Luk.1:5-6. Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 

Luk.23:50-53. Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. 


Selasa, 09 Juli 2013

Pertumbuhan Iman Kristiani: 5. Ketekunan (patience)

Ketekunan (patience) adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.

Ketekunan yang dituntut kepada seorang beriman ada tiga hal, yaitu: bertekun dalam doa, bertekun dalam merenungkan firman Tuhan, dan bertekun dalam menjalani pencobaan. Ketiga hal itu harus dilakukan orang Kristen sejak ia bertobat hingga ia bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam Kerajaan Sorga. Karena dengan bertekun dalam tiga hal itu seorang Kristen akan bertumbuh hingga mencapai iman yang sempurna.

1. Bertekun dalam doa.

Seorang beriman diibaratkan oleh rasul Paulus seumpama cabang pohon zaitun liar yang di tempelkan (okulasi) pada pohon zaitun sejati dan cabang itu akan hidup dari pohon zaitun sejati. Demikian pula dengan seorang Kristen imannya akan hidup apabila ia mendapatkan penghiburan, pengajaran, perintah, teguran, dan nasihat dari Tuhan melalui doa, seperti ranting  pohon anggur yang hidup, bertumbuh dan berbuah karena diberi makanan oleh pokok pohon anggur. Karena dengan doa imannya akan hidup, bertumbuh hingga dewasa dan menghasilkan buah Roh.

Rm.11:24. Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri. 

Yoh.15:1-8. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 

Melalui doa seorang beriman akan mendapatkan penghiburan Tuhan ketika ia sedang mengalami kesedihan, beban yang berat, dan tekanan dalam hidupnya; akan mendapat perintah untuk melakukan suatu hal yang diinginkan Tuhan kepadanya; akan mendapat teguran apabila ia melakukan kesalahan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan perintahNya; dan Tuhan akan memberi nasihat kepadanya agar ia melakukan semuanya tepat seperti yang  diperintahkanNya.*  

*lihat topik dengan judul: DOA

2. Bertekun dalam merenungkan firman Tuhan.

Mazmur Daud menggambarkan firman Tuhan sebagai pelita yang dipasang pada kaki seorang yang hendak berjalan keluar rumah pada malam hari yang gelap. Ia akan dapat melihat jalan yang akan dilaluinya karena adanya pelita itu, walaupun pada jarak yang lebih jauh ia hanya dapat melihat kegelapan malam saja.

Mzm.119:105. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Ketika seorang beriman mau melangkahkan kakinya menuruti firman yang diperolehnya maka ia akan dimampukan oleh Roh Kudus dan  akan mendapatkan firman yang baru. Demikian akan berlangsung terus-menerus dan berulang dengan firman yang baru lagi bila ia mau segera meresponnya, sehingga ia semakin bertumbuh imannya dan semakin mengerti kehendak Tuhan terhadapnya.

Mzm.1:1-3. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

3. Bertekun dalam menjalani pencobaan.

Yesus Kristus berpesan kepada murid-muridNya untuk senantiasa berjaga-jaga dalam doa agar tidak sampai jatuh kedalam berbagai-macam pencobaan yang dialami dalam hidupnya dimana dengan berbagai tipu daya Iblis senantiasa berupaya untuk menjauhkan manusia dari Tuhan dan agar ia tidak selamat.

Mat.2:36-46. Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa. Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."

Dalam hal ini seorang beriman dilatih agar menjadi kuat dan memiliki kasih (agape) seperti yang diajarkan dan dikehendaki Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Seorang Kristen akan menjadi semakin tajam rasa perikemanusiaannya apabila ia melatih dirinya di dalam pergaulannya dengan orang-orang disekelilingnya, dengan orang di dalam keluarganya, dengan orang-orang yang ada di dalam lingkungan sekolahnya, dengan orang-orang di lingkungan bermainnya, dengan orang-orang di lingkungan kerjanya. Karena dengan rajin melakukan latihan iman ia akan menjadi manusia utuh sebagaimana ia diciptakan segambar dengan Allah.  

Ams.27:17. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya

Kej.1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 



  

Sabtu, 06 Juli 2013

Pertumbuhan Iman Kristiani: 4. Penguasaan diri (temperance)


Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan imannya.

Contoh penguasaan diri yang paling nyata adalah pencobaan oleh Iblis terhadap Yesus Kristus ketika Ia berpuasa di padang gurun  empat puluh hari lamanya. Dalam kesempatan itu Yesus dicobai tiga hal, mengenai keinginan dagingnya atau nafsunya untuk menguji penguasaan diriNya, yaitu mengenai nafsu biologis, nafsu berkuasa, dan nafsu mendapatkan penghormatan dari manusia.

Mat.4:1-11. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. 

Ketiga pencobaan itu dapat disimpulkan menjadi penguasaan diri terhadap tiga hal mulai dari yang bersifat sangat kasar sampai kepada yang paling halus, yaitu:
1. Penguasaan diri terhadap nafsu makan-minum dan seksual. 
2. Penguasaan diri terhadap keinginan untuk berkuasa. 
3. Penguasaan diri terhadap keinginan untuk dihormati.

1. Penguasaan diri terhadap nafsu makan-minum dan seksual.  

Kebanyakan orang jatuh oleh karena dicobai dalam hal makan-minum dan seksual, tidak terkecuali dengan orang beriman. Sudah banyak cerita tentang orang Kristen yang jatuh kedalam dosa karena tidak dapat menguasai diri dari godaan makanan, minuman dan seksual. Bahkan cerita yang cukup menghebohkan adalah jatuhnya seorang hamba Tuhan yang sudah dianggap senior dan terhormat karena kalah oleh godaan makanan. Mereka jatuh kedalam perangkap kenikmatan makan karena tidak kuat menguasai dirinya dari godaan makanan enak, sehingga ia memuaskan diri dengan makan makanan kesukaannya, yang mengakibatkan kematian baginya karena gangguan metabolisme dalam tubuhnya. Mereka banyak yang mati disebabkan oleh kanker dan stroke.

Banyak hamba Tuhan yang terjatuh oleh godaan makanan karena ada satu pendapat yang dianut oleh sebagian orang beriman dalam kalangan hamba Tuhan, bahwa sebagai hamba Tuhan atau pendeta mereka tidak merasa leluasa untuk melampiaskan kesenangan mereka, karena tentunya akan mendapat celaan dari jemaat. Dan mereka merasa kesenangan yang dapat mereka lakukan hanya menikmati makan makanan enak saja.  Mereka dapat makan sepuasnya di rumah atau di kamar mereka tanpa diketahui oleh jemaatnya dan terbebas dari segala celaan.
Selain makanan enak, mereka ada juga yang kecanduan makan obat ekstase, sehingga mati akibat over dosis.

Mereka yang tidak kuasa menguasai dirinya dari minuman keras atau alkohol juga dapat menyebabkan kematian bagi dirinya baik secara langsung, yang menyebabkan fungsi syarafnya melemah atau organ tubuhnya rusak terbakar, dalam hal ini yang sering terkena adalah organ jantungnya; maupun menyebabkan kematian secara tidak langsung karena mengalami kecelakaan yang disebabkan ia sedang dalam keadaan mabuk, bisa karena terjatuh dari ketinggian atau karena mengalami kecelakaan lalulintas. Dan yang terakhir adalah tidak kuasa menguasai diri dari godaan seksual. Biasanya orang beriman terjatuh kedalam godaan seksual diawali dengan ketidak mampuannya menguasai diri dari godaan makan dan minum.

Secara rohani sebenarnya orang Kristen yang sedang mengalami pertumbuhan imannya itu akan mengalami kemajuan yang sangat pesat ketika mereka dapat melewati ujian yang pertama ini. Mereka yang mampu lolos dari ujian pertama ini akan dipakai Tuhan untuk pelayanan dengan penuh kuasa, karena mereka akan diperlengkapi Tuhan dengan berbagai karunia kuasa Roh Kudus, sehingga ia dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus sendiri, bahkan Ia menjanjikan pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada itu untuk dilakukannya demi kemuliaan Allah.

Yoh.14:12-14. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." 

Bilamana orang beriman sudah dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu, bukan berarti ia sudah selesai bertumbuh imannya tetapi masih akan terus bertumbuh hingga mencapai iman yang dewasa; ia masih harus melewati lagi ujian yang ke dua dan ketiga untuk dapat mencapai iman yang sempurna. Dalam hal ini perjalanan imannya akan menjadi lebih mudah untuk dapat mencapai sempurna, karena setiap saat, setiap hari, sepanjang sisa hidupnya ia disertai Tuhan dan ia menyaksikan kuasa  Tuhan didemonstrasikan didepan matanya. Ia tidak dapat lagi jatuh karena godaan iblis, tetapi ia hanya bisa jatuh oleh karena kemauannya sendiri, ia dengan sadar berbuat dosa seperti dosa yang dilakukan malaikat Luciver.

Ibr.10:26-27. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

2. Penguasaan diri terhadap keinginan untuk berkuasa.  

Sudah menjadi tabiat manusia yang mempunyai kekuatan akan mulai ingin berkuasa, baik berkuasa atas wilayah maupun berkuasa terhadap orang lain. Ia akan merasa tidak ada lagi yang dapat membatasinya dan bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri, ia akan menganggap semua yang dikatakannya adalah hukum bagi orang yang dikuasainya dan bertindak layaknya seorang raja. Bagi seorang beriman yang benar-benar taat kepada Tuhan, ia tidak akan begitu bodoh untuk melakukan hal diatas, karena ia mengetahui kehendak dan rencana Tuhan terhadap hidupnya dari semua pembukaan firman yang selama ini diperolehnya.

Tetapi bagi orang beriman yang tidak mampu menguasai diri dari godaan yang pertama, maka ia akan jatuh juga pada ujian yang ke dua dan ke tiga, karena ia telah ditaklukan oleh Iblis dan tidak mampu lagi melakukan perlawanan. Ia akan terperosok ke dalam dosa yang lebih dalam lagi, sehingga ia tidak tidak mungkin dapat bangkit lagi dan akan menjadi penghuni neraka dan harus menjalani siksaan bersama-sama dengan Iblis dan setan. Inilah hukuman yang terberat di dalam neraka.

Mat.8:10-12. Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 

3. Penguasaan diri terhadap keinginan untuk dihormati.

Inilah ujian yang paling halus yang akan dihadapi oleh seorang beriman yang telah mencapai iman yang hampir sempurna. Adalah tidak masuk akal bilamana seorang yang sudah mencapai iman pada tingkat seperti ini sampai jatuh oleh ujian terakhir yang dihadapinya. Kesadaran hati dan pikirannya sudah tidak mungkin dapat dipisahkan dari Tuhan Yesus, karena semua isi hati dan pemikirannya sudah selaras dengan hati dan pikiran Tuhan. Yang dilakukannya adalah juga yang dikehendaki Tuhan, yang dipikirkannya adalah juga yang dipikirkan Tuhan. Jadi sesungguhnya ia pada keadaan ini benar-benar sudah menyatu dengan Tuhan, dimana Tuhan ada di dalam dia dan dia ada di dalam Tuhan. Tidak ubahnya ia seperti Tuhan Yesus sendiri yang hidup di dunia dalam rupa dan tubuh yang lain, yaitu dalam rupa dan tubuh orang beriman itu.

Yoh.14:18-21. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 


Kamis, 04 Juli 2013

Pertumbuhan Iman Kristiani: 3. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Pengetahuan firman Tuhan merupakan pembukaan firman yang dikaruniakan Tuhan Yesus kepada setiap orang beriman secara pribadi, masing-masing menurut pergumulan dan kebutuhan hidupnya saat itu; tetapi pembukaan firman itu tidak bertentangan antara yang diperolehnya lebih terdahulu dengan pembukaan firman yang diperolehnya kemudian, bahkan kemudian membentuk suatu pengajaran yang utuh dan saling mendukung antara pembukaan firman yang satu dengan pembukaan firman yang lain. Dan pembukaan firman yang diperoleh seseorang tidak bertentangan dengan pembukaan firman yang diperoleh orang beriman yang lain. Pembukaan firman yang diperoleh oleh masing-masing orang beriman memiliki nafas yang sama dan selaras antara yang diperoleh satu orang dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing memperoleh pembukaan firman dari Roh yang sama.

Mat.13:10-13. Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. 

Pembukaan firman Tuhan yang diperoleh seorang beriman diberikan Tuhan yesus kristus untuk menuntunnya agar dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya, sehingga imannya dapat bertumbuh dan menghasilkan buah Roh yang diinginkanNya. Didalam perjalanan hidupnya seorang beriman sering mendapatkan 'pembukaan firman' yang berasal dari dirinya sendiri karena dipengaruhi oleh pikiran, keinginan dan ambisi pribadi yang berasal dari dagingnya; sehingga pembukaan firman yang diperolehnya tidak sesuai lagi dengan pengajaran Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini ia telah disesatkan oleh Iblis melalui nalar dan logikanya, dengan banyak argumen yang kelihatan masuk akal dan benar. Karena kasus seperti ini maka banyak orang memperoleh pembukaan firman yang beraneka ragam dan sering kali bertentangan satu dengan yang lainnya; baik yang diperoleh oleh seorang yang sama atau oleh orang yang berlainan. Dan tidak jarang kemudian timbul perdebatan sengit yang berujung pada saling menghujat diantara mereka, karena menganggap 'pembukaan firman' yang diperoleh orang lain sesat sedangkan 'pembukaan firman' yang diperolehnya yang benar.

Kasus seperti diatas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila seorang beriman mempunyai batasan yang jelas tentang pengajaran Tuhan Yesus kristus* dan tahu cara menguji pembukaan firman itu benar dari Tuhan atau dari pikirannya sendiri. Pengajaran Tuhan Yesus adalah pengajaran tentang kerohanian, yaitu tentang bagaimana hidup menurut Roh agar imannya bertumbuh dan menghasilkan buah Roh yang sesuai dengan pengajaranNya. Semua 'pembukaan firman' yang tidak sejalan dengan pengajaran Tuhan Yesus Kristus mengenai kerohanian adalah bukan dari Tuhan, tapi dari pikiran orang itu sendiri.

Banyak hamba Tuhan yang mengajar atas nama Roh Kudus tetapi yang diajarkannya bukan mengenai hal-hal rohani, tetapi lebih pada hal-hal duniawi, jelas dapat dipastikan bahwa pengajaran itu bukan berasal dari Roh Kudus. Banyak firman Tuhan digunakan untuk melegalisir keinginan dan pikirannya sendiri sehingga jemaat tidak tahu lagi membedakan yang mana pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar dan sesuai dengan Injil. Banyak jemaat yang memilih pengajaran yang mengajarkan hal-hal duniawi dari pada yang rohani, karena pada dasarnya jemaat yang demikian adalah orang-orang duniawi, yang sebenarnya tidak pernah menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus dan tidak pernah dikenalNya (Mat.7:21-23).

Mat.7:21-23. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 

*keterangan yang berkenaan dengan pengajaran Tuhan Yesus Kristus terdapat dalam bahasan dengan judul: 'Garis Besar Pengajaran Tuhan Yesus (Luk.6:20-49)' dan juga 'Berdoa'

Rabu, 03 Juli 2013

Pertumbuhan Iman Kristiani: 2. Kebajikan (virtue)

Kebajikan (virtue) adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.

Semua sifat-sifat baik itu akan nampak dalam segala tingkah-laku orang beriman ketika mereka berinteraksi dengan orang lain sepanjang hidupnya. Jadi 'kebajikan' adalah segala perbuatan baik yang dilakukan seorang beriman terhadap orang lain. Perbuatannya itu akan dilihat orang yang mengenalnya dan orang yang ada disekitarnya , dengan demikian ia sekaligus juga bersaksi kepada semua orang bahwa ia adalah pengikut (Luk.8:19-21) dan murid Yesus Kristus (Yoh.15:1-8). Dalam hal ini ia sebagai seorang beriman telah memuliakan Tuhan Yesus dengan perbuatannya itu, karena perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya itu menjadi puji-pujian yang berbau harum bagi Tuhan dan menyenangkan hatiNya. 

Luk.8:19-21 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

Yang dianggap ibu dan saudara oleh Yesus Kristus adalah orang yang mau melakukan kebajikan atau perbuatan baik kepada sesamanya manusia; ia adalah orang yang mempunyai hubungan yang dekat secara rohaniah, bukan hubungan secara jasmaniah. Biarpun secara biologis mempunyai hubungan sedarah karena dilahirkan dari ibunya, atau dilahirkan oleh seorang ibu yang sama, Yesus Kristus tidak menganggapnya mempunyai hubungan yang dekat apabila mereka tidak mempunyai hati terhadap sesamanya. 

Yoh.15:1-8. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.  Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Hubungan guru dan murid juga mempunyai kedekatan yang sama halnya dengan hubungan ibu dan anak; dalam hal hubungan guru dan murid, Yesus menuntut lebih banyak dari pada hubungan ibu dan anak. Dalam hubungan yang terakhir ini seorang murid dituntut menghasilkan buah yang banyak. Buah yang dimaksud adalah buah Roh*, yang merupakan hasil pertumbuhan iman yang sudah dewasa. Tuntutan yang diminta terhadap seorang murid adalah harus rela menyerahkan nyawanya bagi Yesus Kristus.

Luk.14:26-33. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

*keterangan selengkapnya baca Renungan (18; 19; 20): Tentang Buah Roh

Pertumbuhan Iman Kristiani: 1. Iman (faith)

Iman (faith) adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah (Yoh.14:6)

Yoh.14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Iman berlaku sampai kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua, karena pada saat itu semua firman Tuhan yang dijanjikanNya telah digenapi dan telah menjadi kenyataan. Setelah Tuhan Yesus datang yang kedua yang masih ada hanyalah kasih, karena Roh Kudus telah selesai bekerja, semua nubuat, mimpi dan karunia-karunia Roh yang lain telah berlalu (1Kor.13:8-10); oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang hidup di bumi pada waktu itu hanyalah melakukan perbuatan kasih, agar ia bisa diselamatkan dari hukuman kekal.

1Kor.13:8-10. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. 

Menurut Tuhan Yesus, iman dibedakan menjadi tiga yaitu iman yang paling kecil, iman yang besar, dan iman yang paling besar. Dan dengan iman, seorang yang percaya melakukan perbuatan-perbuatan yang dipenuhi kuasa illahi.

Iman yang paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia agar ia bisa memperoleh hidup kekal di dalam Kerajaan Allah. Dan dengan iman yang kecil ini ia bisa melakukan perbuatan besar yang nampak mustahil menurut pemikiran manusia.

Mat.17:14-21. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."  Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)" 

Sedangkan iman yang besar adalah iman yang dapat mengetuk hati Tuhan sehingga mengabulkan yang didoakannya. Seorang yang mempunyai iman seperti ini tidak pernah berhenti meminta pertolongan Tuhan walaupun pertolongan tidak segera diberikan kepadanya. Ia tetap percaya kepada Tuhan dan tidak berhenti meminta pertolonganNya sampai doanya itu dikabulkan (Luk.18.1-8).

Mat.15:21-28. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. 

Luk.18:1-8. Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."  Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" 

Dan Iman yang paling besar adalah iman seperti yang ditunjukkan oleh iman seorang perwira di Kapernaum. Seorang yang mempunyai iman seperti ini tidak akan pernah menggunakan nalar dan logikanya untuk menimbang-nimbang sebelum mendapatkan firman yang datang kepadanya. Ia akan segera bertindak dengan penuh percaya, dan menganggap firman itu sebagai perintah yang diberikan kepadanya, yang mutlak harus dilakukannya tanpa memikirkan segala resiko dan keuntungan yang akan diperolehnya. Ia hanya taat saja untuk melakukannya, tidak pernah menunda-nunda atau menawar firman atau perintah itu.

Mat.8:5-13. Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. 




Selasa, 11 Juni 2013

Orang-Orang yang Tidak Selamat


Hikmat manusia mengajarkan agar orang mengadakan sesaji dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia, supaya yang bersangkutan mendapat pengampunan atas dosa-dosa semasa hidupnya. Semakin banyak yang mendoakan maka diharapkan akan mendapat tempat yang baik disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi nabi Yeremia dan nabi Yehezkhiel menyangkal ajaran di atas dan bernubuat atas nama TUHAN, bahwa pada waktunya nanti setiap orang harus mempertanggung-jawabkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya.

Yer.31:27-34. ”Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan melimpahi kaum Israel dan kaum Yehuda dengan benih manusia dan benih hewan. Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN. Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu. Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Yeh.18:1-9. Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: “Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran ini lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain, tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti peraturan-Ku dengan berlaku setia–ialah orang benar, dan ia pasti hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

Jadi setiap orang akan diadili atas semua yang telah dilakukan selama hidupnya, dan kedatangan Yesus Kristus adalah untuk menebus dosa-dosa mereka, asal saja mereka percaya bahwa Yesus Kristus telah melakukannya bagi mereka dengan kematianNya di kayu salib; maka dosa-dosa mereka tidak diperhitungkan lagi dan mereka setelah meninggal dunia akan selamat dari hukuman kekal.

Keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus adalah keselamatan yang diberikan kepada manusia melalui iman,  bahwa  Yesus Kristus adalah Tuhan dan telah turun ke dunia menjadi manusia dan menyerahkan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa manusia. Meskipun begitu mudah jalan untuk mendapatkan keselamatan, masih banyak orang yang tidak bisa percaya. Dan hal ini telah dikatakan oleh Tuhan Yesus Kristus dengan cerita tentang Bapa Abraham dan Lazarus (Luk.16:19-31).

Luk.16:19-31.
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Dengan cerita itu Yesus Kristus menyatakan bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh di bumi dan pada saat hidupnya itulah keselamatan manusia ditentukan. Ia setelah beriman kepada Tuhan Yesus Kristus harus hidup menurut kehendak Tuhan dan tidak melakukan perbuatan yang jahat. Ia akan disertai Tuhan sepanjang hidupnya, dan semua perbuatan yang dilakukannya diperhatikan Tuhan dan akan dinilai pada akhir hidupnya. Hal ini telah dinyatakan oleh Tuhan Yesus Kristus dalam perumpamaanNya tentang ‘Penabur Benih’ (Mat.13:1-23).

Mat.13:1-23. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

Benih yang ditabur dipinggir jalan adalah orang yang tidak percaya; benih yang ditabur di tanah yang berbatu-batu adalah orang yang percaya tetapi tidak bertahan dengan imannya; benih yang ditabur disemak duri adalah orang yang percaya tetapi tidak bertumbuh imannya; dan benih yang ditabur di tanah yang baik adalah orang beriman yang bertumbuh imannya dan menghasilkan buah Roh. Bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus kristus, ketika telah meninggal dunia dan berada di alam kematian, tidak mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya lagi.

Selama ini gereja mengajarkan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, maka ia akan diselamatkan dan mendapatkan hidup kekal dalam Kerajaan Sorga. Oleh karena itu setiap orang percaya, tanpa sedikit keraguan, akan mengatakan dirinya pasti diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kistus. Tetapi didalam Injil terdapat beberapa perkataan Yesus Kristus yang tidak mendukung pengajaran gereja tersebut, seperti yang telah dinyatakan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri dalam perumpamaan tentang ‘Penabur Benih’ itu. 
Menurut pernyataan Tuhan Yesus Kristus terdapat empat kelompok orang yang tidak akan diselamatkanNya, yaitu:

1. Orang yang tidak percaya dan orang yang menghujat Roh Kudus.

Kelompok orang yang tidak percaya adalah orang-orang yang telah mendapat berita Injil tetapi tidak mau menyambutnya dan tidak percaya, bahkan diantaranya terdapat orang yang menghujat walaupun telah melihat pekerjaan Roh Kudus melalui hamba-hamba Tuhan yang telah diberinya karunia Roh. Orang seperti ini adalah seperti benih yang ditabur dipinggir jalan.

Mrk.3:22-30. Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

2. Orang yang mengaku percaya tetapi tidak hidup menurut kehendak Tuhan.

Kelompok orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak menghasilkan buah Roh, mereka pada dasarnya tidak pernah bertumbuh imannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengalami hidup baru, mereka masih hidup dengan cara hidup yang lama, mereka tetap melakukan perbuatan jahat yang selama ini dilakukannya dan tidak pernah bertobat. Orang jenis ini adalah benih yang ditabur di tanah yang berbatu-batu.

Mat.7:21-29. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

3. Pemimpin atau pengajar di dalam Jemaat Tuhan yang hidupnya tidak menghasilkan buah Roh.

Pemimpin atau pengajar atau pendeta jemaat adalah orang yang paling menonjol di dalam jemaat  gereja, mereka seperti pohon Ara dalam kebun anggur. Apabila pemimpin ini tidak menghasilkan buah Roh sampai pada akhir hayatnya, maka ia akan mengalami nasib seperti pohon Ara di kebun anggur itu. Karena pemimpin atau pengajar dituntut lebih dari pada jemaat biasa (Yak.3:1). Inilah benih yang ditabur ditengah semak duri.

Luk.13:6-9. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia.

Yak.3:1. Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

4. Orang yang menyesatkan orang percaya.

Inilah orang yang akan mendapat hukuman yang terberat oleh Tuhan Yesus Kristus. Orang seperti ini yang disebut dengan guru palsu atau nabi palsu.


Luk.17:1-3. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

2Ptr.2:1-2. Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

Jadi pengajaran gereja sebenarnya tidak sesuai dengan pengajaran yang telah diberikan Tuhan Yesus, karena bukan orang yang cukup hanya percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan akan beroleh selamat; tetapi lebih dari pada itu mereka yang beriman kepada Tuhan Yesus harus pula hidup dalam kesucian dan bertumbuh dalam roh sehingga menghasilkan buah. Orang seperti ini yang akan beroleh selamat. Hal ini juga telah dikatakan Tuhan Yesus Kristus dalam keteranganNya tentang perumpamaan 'Benih gandum dan benih lalang' (Mat.13:24-43).

Mat.13:24-43. Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan." Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.  Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Sedangkan benih yang ditabur ditanah yang baik adalah golongan orang-orang yang percaya dan kemudian hidup menurut firman Tuhan sehingga imannya bertumbuh dan berbuah; masing-masing menghasilkan buah Roh sesuai dengan seberapa banyak hidupnya yang mereka serahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, semakin banyak yang diserahkan semakin banyak (baca: sempurna) pula buah Roh yang dihasilkan. Dan  mereka yang akan berbuah seratus kali lipat adalah orang yang menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan Yesus  Kristus.

Mat.19:9-12. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti

Rm.12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 




Jumat, 03 Mei 2013

Renungan (20): Tentang Buah Roh (bagian 3)


SUKACITA

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.
Sukacita adalah perasaan yang timbul di dalam hati seorang yang bersyukur atas apa yang telah diperolehnya, karena semuanya itu semula jauh dari angan-angan nya dan dirasa mustahil untuk dapat diraih nya. Sehingga ketika ia mendapatkannya ia merasa terkejut, senang, dan bersyukur karenanya. Bagi orang percaya perasaan sukacita ini timbul setelah menerima anugerah keselamatan karena pengampunan dosa-dosanya oleh Yesus Kristus. Ia merasa lega seperti seorang yang diangkat bebannya (Mat.11:28-30), dari beban berat yang telah dipikul nya sekian lama. Karena nya ia merasakan hidup nya menjadi ringan sehingga membuat nya menjadi peramah kepada semua orang yang ditemuinya, mudah menyapa dan murah senyum kepada semua orang.

Mat.11:28-30. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.

DAMAI SEJAHTERA

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperoleh nya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang.
Damai sejahtera adalah keadaan hati seseorang yang merasa puas sehingga jiwanya menjadi tenang, dan karena nya ia sudah tidak lagi mengejar keinginannya untuk mendapatkan segala sesuatu yang bersifat duniawi. Ia bersyukur atas apa yang diterimanya, apapun bentuknya dan berapapun jumlahnya. Ia bersyukur bila mendapatkan uang yang banyak, tetapi ia juga bersyukur ketika mendapatkan jumlah yang lebih sedikit, ia merasa cukup dengan apa yang ada padanya dan perasaanya tidak terpengaruh oleh keadaan. Baginya hidup itu sendiri lebih penting dari pada segala atribut kebendaan yang menyertainya dan ia tidak bergantung pada kekayaan yang dimilikinya, tetapi hanya bergantung pada Allah saja (Mat.6:25-34, Luk.12:13-21). 

Mat.6:25-34. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatiran nya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Luk.12:13-21. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbung ku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." 

KESABARAN

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.
Ia dengan sabar menunggu waktu orang untuk menyadari semua perbuatan jahat yang dilakukan kepadanya dan ia tetap bersedia memaafkan kesalahannya, biarpun sudah berulang kali dilakukan orang kepadanya. Perbuatannya didasari oleh prinsip bahwa "Tidak ada yang ingin menjadi orang jahat, semua ingin menjadi orang baik dan saleh. Jikalau ada yang melakukan perbuatan jahat, tentu ada penyebab yang mendorong perbuatan nya itu. Sehingga bilamana diberi kesempatan untuk memperbaikinya dan mendapat jalan untuk berubah, ia tentu akan menyesal dan bertobat, ia tidak akan melakukan perbuatan jahat lagi". 
Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang bersedia menderita, bahkan rela menyerahkan nyawanya bagi orang lain (Yoh.15:9-17).

Yoh.15:9-17. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
 

KEMURAHAN

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, atau hidupnya sekalipun.
Ia selalu mau menolong orang yang membutuhkannya dengan sepenuh kekuatan dan kekayaan yang ada padanya. Ia memberi dengan tidak membedakan, ia memberinya dengan penuh kerelaan, tulus dan tanpa maksud terselubung. Ia memberi oleh karena panggilan hatinya, bukan karena ingin mendapat pujian atau agar dipandang sebagai orang yang baik atau dermawan. Oleh karena itu ia sering melakukannya dengan tersembunyi, tidak dengan pengumuman dimana-mana, dan apa yang telah dilakukan dipandangnya sebagai perbuatan yang yang biasa-biasa saja, perbuatan yang  sewajarnya dan pebuatan yang sepantasnya dilakukan seorang beriman, bukan merupakan hal yang istimewa dan yang tidak membanggakan yang dilakukannya itu (Mat.6:1-4). Semua yang dilakukannya didasarkan pada pemahaman bahwa apa yang dilakukannya karena melakukan perintah Tuhan saja, dan menganggap semua harta benda yang dimilikinya merupakan pemberian Tuhan semata (Luk.17:7-10). 

Mat.6:1-4. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Luk.17:7-10. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

KEBAIKAN

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.
Ia senantiasa melakukan perbuatan baik kepada semua orang, baik kepada orang yang sudah dikenalnya maupun kepada orang yang belum pernah dikenalnya. Hidupnya dipenuhi dengan pelayanan kepada sesamanya, terutama kepada orang yang sedang dalam kesulitan dan kepada orang yang kurang beruntung  hidupnya. Walaupun hidupnya tidak berkelimpahan dengan harta, namun ia tetap mau berbagi kepada sesamanya dan selalu perduli pada orang-orang yang ada disekelilingnya. Ia tidak melakukan perbuatan yang besar dan spektakuler, tapi kehadirannya memberi kesejukan dan kenyamanan bagi banyak orang (Mat.25:31-46).


Mat.25:31-46. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamana kah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamana kah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."  

KESETIAAN

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.
Ia seorang yang dapat dipercaya, baik dalam perkataannya maupun dalam perbuatannya. Ia adalah seorang yang memegang teguh kehormatannya dan imannya. Ia tidak akan menggadaikan imannya dengan segala benda duniawi, dan ia juga tidak akan pernah melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan imannya itu. Ia setia kepada Tuhan Yesus Kristus dan hidup sesuai dengan firman Tuhan (Mat.7:21-29).

Mat.7:21-29. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjub lah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

KELEMAHLEMBUTAN

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.
Ia seorang yang selalu mempunyai kepekaan terhadap keadaan orang lain, sehingga ia akan mengerti kebutuhan orang lain, walaupun ia tidak diberitahu secara langsung akan kebutuhan mereka. Ia adalah seorang yang mempunyai emphati yang tinggi terhadap orang-orang disekelilingnya. Ia tidak menonjolkan diri tapi kehadirannya menarik perhatian orang lain karena sikapnya yang mau perduli itu. Dalam melayani orang lain ia tidak pernah memikirkan untung-rugi, tapi yang dipikirkannya adalah daya upaya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi mereka, ia melakukannya seperti untuk melayani Tuhan Yesus Kristus (Mat.26:6-13). 

Mat.26:6-13. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." 

PENGUASAAN DIRI

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan.
Ia senantiasa melakukan perbuatan-baik dengan wajar, tidak berlebihan atau overacting; dan   pelayanannya ditunjukan kepada Tuhan bukan kepada manusia. Ia melayani tidak menurut selera dan keinginan pribadi, tetapi menurut keinginan dan kebutuhan orang yang dilayaninya. Oleh karena itu ia dapat menjaga dari segala kesalah-pahaman, yang dapat merugikan, misal dengan menjaga diri agar tidak terjadi perjinahan, perselisihan, permusuhan, dendam, fitnah, dan kekerasan (Mat.5:27-32).

Mat.5:27-32. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.