Jumat, 03 Mei 2013

Renungan (20): Tentang Buah Roh (bagian 3)


SUKACITA

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.
Sukacita adalah perasaan yang timbul di dalam hati seorang yang bersyukur atas apa yang telah diperolehnya, karena semuanya itu semula jauh dari angan-angan nya dan dirasa mustahil untuk dapat diraih nya. Sehingga ketika ia mendapatkannya ia merasa terkejut, senang, dan bersyukur karenanya. Bagi orang percaya perasaan sukacita ini timbul setelah menerima anugerah keselamatan karena pengampunan dosa-dosanya oleh Yesus Kristus. Ia merasa lega seperti seorang yang diangkat bebannya (Mat.11:28-30), dari beban berat yang telah dipikul nya sekian lama. Karena nya ia merasakan hidup nya menjadi ringan sehingga membuat nya menjadi peramah kepada semua orang yang ditemuinya, mudah menyapa dan murah senyum kepada semua orang.

Mat.11:28-30. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.

DAMAI SEJAHTERA

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperoleh nya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang.
Damai sejahtera adalah keadaan hati seseorang yang merasa puas sehingga jiwanya menjadi tenang, dan karena nya ia sudah tidak lagi mengejar keinginannya untuk mendapatkan segala sesuatu yang bersifat duniawi. Ia bersyukur atas apa yang diterimanya, apapun bentuknya dan berapapun jumlahnya. Ia bersyukur bila mendapatkan uang yang banyak, tetapi ia juga bersyukur ketika mendapatkan jumlah yang lebih sedikit, ia merasa cukup dengan apa yang ada padanya dan perasaanya tidak terpengaruh oleh keadaan. Baginya hidup itu sendiri lebih penting dari pada segala atribut kebendaan yang menyertainya dan ia tidak bergantung pada kekayaan yang dimilikinya, tetapi hanya bergantung pada Allah saja (Mat.6:25-34, Luk.12:13-21). 

Mat.6:25-34. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatiran nya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Luk.12:13-21. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbung ku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." 

KESABARAN

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.
Ia dengan sabar menunggu waktu orang untuk menyadari semua perbuatan jahat yang dilakukan kepadanya dan ia tetap bersedia memaafkan kesalahannya, biarpun sudah berulang kali dilakukan orang kepadanya. Perbuatannya didasari oleh prinsip bahwa "Tidak ada yang ingin menjadi orang jahat, semua ingin menjadi orang baik dan saleh. Jikalau ada yang melakukan perbuatan jahat, tentu ada penyebab yang mendorong perbuatan nya itu. Sehingga bilamana diberi kesempatan untuk memperbaikinya dan mendapat jalan untuk berubah, ia tentu akan menyesal dan bertobat, ia tidak akan melakukan perbuatan jahat lagi". 
Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang bersedia menderita, bahkan rela menyerahkan nyawanya bagi orang lain (Yoh.15:9-17).

Yoh.15:9-17. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
 

KEMURAHAN

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, atau hidupnya sekalipun.
Ia selalu mau menolong orang yang membutuhkannya dengan sepenuh kekuatan dan kekayaan yang ada padanya. Ia memberi dengan tidak membedakan, ia memberinya dengan penuh kerelaan, tulus dan tanpa maksud terselubung. Ia memberi oleh karena panggilan hatinya, bukan karena ingin mendapat pujian atau agar dipandang sebagai orang yang baik atau dermawan. Oleh karena itu ia sering melakukannya dengan tersembunyi, tidak dengan pengumuman dimana-mana, dan apa yang telah dilakukan dipandangnya sebagai perbuatan yang yang biasa-biasa saja, perbuatan yang  sewajarnya dan pebuatan yang sepantasnya dilakukan seorang beriman, bukan merupakan hal yang istimewa dan yang tidak membanggakan yang dilakukannya itu (Mat.6:1-4). Semua yang dilakukannya didasarkan pada pemahaman bahwa apa yang dilakukannya karena melakukan perintah Tuhan saja, dan menganggap semua harta benda yang dimilikinya merupakan pemberian Tuhan semata (Luk.17:7-10). 

Mat.6:1-4. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Luk.17:7-10. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

KEBAIKAN

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.
Ia senantiasa melakukan perbuatan baik kepada semua orang, baik kepada orang yang sudah dikenalnya maupun kepada orang yang belum pernah dikenalnya. Hidupnya dipenuhi dengan pelayanan kepada sesamanya, terutama kepada orang yang sedang dalam kesulitan dan kepada orang yang kurang beruntung  hidupnya. Walaupun hidupnya tidak berkelimpahan dengan harta, namun ia tetap mau berbagi kepada sesamanya dan selalu perduli pada orang-orang yang ada disekelilingnya. Ia tidak melakukan perbuatan yang besar dan spektakuler, tapi kehadirannya memberi kesejukan dan kenyamanan bagi banyak orang (Mat.25:31-46).


Mat.25:31-46. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamana kah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamana kah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."  

KESETIAAN

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.
Ia seorang yang dapat dipercaya, baik dalam perkataannya maupun dalam perbuatannya. Ia adalah seorang yang memegang teguh kehormatannya dan imannya. Ia tidak akan menggadaikan imannya dengan segala benda duniawi, dan ia juga tidak akan pernah melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan imannya itu. Ia setia kepada Tuhan Yesus Kristus dan hidup sesuai dengan firman Tuhan (Mat.7:21-29).

Mat.7:21-29. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjub lah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

KELEMAHLEMBUTAN

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.
Ia seorang yang selalu mempunyai kepekaan terhadap keadaan orang lain, sehingga ia akan mengerti kebutuhan orang lain, walaupun ia tidak diberitahu secara langsung akan kebutuhan mereka. Ia adalah seorang yang mempunyai emphati yang tinggi terhadap orang-orang disekelilingnya. Ia tidak menonjolkan diri tapi kehadirannya menarik perhatian orang lain karena sikapnya yang mau perduli itu. Dalam melayani orang lain ia tidak pernah memikirkan untung-rugi, tapi yang dipikirkannya adalah daya upaya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi mereka, ia melakukannya seperti untuk melayani Tuhan Yesus Kristus (Mat.26:6-13). 

Mat.26:6-13. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." 

PENGUASAAN DIRI

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan.
Ia senantiasa melakukan perbuatan-baik dengan wajar, tidak berlebihan atau overacting; dan   pelayanannya ditunjukan kepada Tuhan bukan kepada manusia. Ia melayani tidak menurut selera dan keinginan pribadi, tetapi menurut keinginan dan kebutuhan orang yang dilayaninya. Oleh karena itu ia dapat menjaga dari segala kesalah-pahaman, yang dapat merugikan, misal dengan menjaga diri agar tidak terjadi perjinahan, perselisihan, permusuhan, dendam, fitnah, dan kekerasan (Mat.5:27-32).

Mat.5:27-32. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
 

Tidak ada komentar: