“Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di
mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat,
gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat.6: 25-34)
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat.6: 25-34)
Dalam
kehidupan pada masa sekarang dan masa Tuhan Yesus atau masa yang jauh
sebelum Tuhan yesus, kehidupan manusia di dunia tidak jauh berbeda,
mereka hanya disibukan oleh urusan-urusan mencari makan-minum dan
kawin-mengawinkan (Mat.24:28).
Mat. 24:38
Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan
minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam
bahtera,………………………………………………………………………………………..
Dan
dalam kesibukannya itu manusia selalu di bayang-bayangi oleh perasaan
kuatir sehingga perhatian mereka hanya tertuju pada hal-hal yang duniawi
saja.
Pada masa sekarang beberapa orang memanfaatkan perasaan kekuatiran itu untuk mencari keuntungan, dengan menawarkan perasaan aman, melalui polis asuransi. Karena itulah maka Tuhan Yesus menyerukan pada mereka untuk tidak kuatir dan mendorong mereka untuk mencari Kerajaan Allah.
Pada masa sekarang beberapa orang memanfaatkan perasaan kekuatiran itu untuk mencari keuntungan, dengan menawarkan perasaan aman, melalui polis asuransi. Karena itulah maka Tuhan Yesus menyerukan pada mereka untuk tidak kuatir dan mendorong mereka untuk mencari Kerajaan Allah.
Ajakan
Tuhan itu adalah pernyataan yang perlu direnungkan dengan mendalam agar
dapat dimengerti dengan jelas dan benar. Kebanyakan orang Kristen
menyangka/ mengartikan kalimat ”carilah dahulu Kerajaan Allah” adalah
dengan rajin mengikuti ibadah-ibadah di gereja atau kegiatan kebaktian
rohani. Inilah satu pemikiran yang sangat dangkal, sebab pada saat
Tuhan Yesus menyatakan ajakan itu belum terbentuk lembaga gereja seperti
sekarang ini. Dari pada itu maka dapat disimpulkan bahwa pemikiran di
atas adalah satu pemikiran yang bukan seperti yang dimaksudkan oleh
Tuhan Yesus.
Jadi
harus ada pengertian yang lebih mendalam, yaitu bahwa “mencari Kerajaan
Allah dan kebenarannya” itu adalah merupakan pengalaman dari orang
beriman ketika mereka sudah dapat merasakan sukacita damai sejahtera
dalam hidupnya. Dimana perasaan itu bukan disebabkan oleh karena
lingkungan di luar dirinya, melainkan timbul dari dalam hatinya ketika
ia sudah tidak lagi merasa kuatir akan segala sesuatu dalam hidupnya dan
ketika ia dapat bersyukur akan segala yang telah diterimanya dari
Allah. Dalam hal ini hidupnya sudah tidak terpengaruh lagi oleh segala
sesuatu yang ada di luar dirinya. Sehingga ketika ia mendapatkan hal
yang menyenangkan, ia bersyukur tetapi tidak sampai mabuk karenanya. Dan
ketika ia mendapatkan hal yang tidak menyenangkan, ia tetap dapat
bersyukur dan tidak larut oleh kesedihannya itu.
Sedangkan
kalimat “maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu “ sering
dimengerti akan mendapatkan kelimpahan harta duniawi. Inilah suatu
pemikiran yang terlalu duniawi dan tentunya tidak sesuai dengan
pengajaran Tuhan Yesus. Bila lebih teliti tentu kata ‘ditambahkan’
mempunyai arti yang jelas, bahwa yang ditambahkan itu adalah bonus,
bukan yang utama; yang utama adalah pengalaman merasakan sukacita damai
sejahtera itu sendiri. Jadi segala sesuatu yang ditambahkan adalah
sebagai bonus dan itu bukan merupakan hal yang penting; ada baik, tetapi
bila tidak ada pun tidak menjadi masalah bagi dirinya, karena ia
telah mendapatkan sukacita damai sejahtera dalam hidupnya.
Perasaan
sukacita damai sejahtera itu mempunyai nilai yang melebihi segala
apapun yang ada di dunia; karena perasaan itu tidak dapat diperoleh
dengan menukarnya dengan uang atau barang duniawi seberapa banyaknya sekalipun.
Jika demikian jelas segala yang akan ditambahkan atau bonus itu menjadi
kurang berharga lagi dan keberadaannya tidak penting lagi baginya. Hal
ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus di awal perikop di atas yang
menyarankan orang untuk tidak mengumpulkan harta di bumi melainkan
mengumpulkan harta di sorga, yaitu dengan melakukan perbuatan-perbuatan
kasih terhadap sesamanya manusia. Orang beriman yang mau melakukan
seperti yang disarankan Nya adalah orang kristen rohani yang akan
menghasilkan buah roh dengan segala sifat-sifatnya di dalam dirinya
(Gal.5:22-23)
Gal. 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Seorang yang mempunyai Kasih
maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak
megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu,
percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung
segala sesuatu (1Kor.13:4-7).
(Keterangan tentang 'kasih' lihat tulisan: 'Iman, Pengharapan dan Kasih')
(Keterangan tentang 'kasih' lihat tulisan: 'Iman, Pengharapan dan Kasih')
Seorang yang mempunyai sukacita
adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah,
peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya dengan ringan
tanpa tekanan yang berarti, dan tidak merasakan beban yang terlalu
berat.
Seorang yang mempunyai damai sejahtera
adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai
berkat dari Tuhan; tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu
dalam keadaan tenang .
Seorang yang mempunyai kesabaran
adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti
kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.
Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.
Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain dan kebaikan bersama.
Seorang yang mempunyai kesetiaan
adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala
sesuatu sesuai dengan apa yang telah diucapkannya sesuai dengan kata
hati nuraninya.
Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan penuh perhatian.
Seorang yang mempunyai penguasaan diri
adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan
yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain dan tidak melakukan
segala sesuatu yang dibenci Tuhan.