Rabu, 30 November 2011

BERMACAM-MACAM KARUNIA ROH KUDUS


Didalam Injil terdapat keterangan bahwa mereka yang diutus Yesus Kristus menumpangkan tangan pada orang sakit, orang itu sembuh; Dapat mengusir setan yang merasuk pada orang kesurupan; Diberi makanan beracun tidak mati, atau digigit ular beracun tidak mati (Mrk.16:17-18).

Mrk.16:17-18  Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Di dalam Suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menyebutkan ada 9 (sembilan) Karunia Roh, yaitu:  karunia kesembuhan, karunia mujizat, karunia membedakan roh, karunia iman, karunia hikmat, karunia makrifat, karunia bernubuat, karunia bahasa roh, dan karunia mengartikan bahasa roh (1 Kor.12:8-10). 

1Kor.12:8-10  Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang  Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Karunia Kesembuhan adalah kemampuan untuk membuat orang sakit sembuh dari sakitnya ketika  menumpangkan tangannya keatas kepala orang sakit dan mendoakannya.

Karunia Membuat Mujizat adalah kemampuan untuk melakukan mujizat, misalnya mengubah air tawar menjadi air anggur, atau menggandakan ikan dan roti.

Karunia Membedakan roh adalah karunia untuk melihat roh-roh setan dan roh-roh manusia. Dengan karunia Roh ini dapat melihat roh-roh jahat yang masuk kedalam tubuh orang yang kesurupan, dan berkuasa untuk mengusir roh-roh itu keluar dari tubuh orang itu. Dan dapat melihat sejarah masa lalu seseorang, dapat membaca pikiran dan isi hati seseorang sehingga orang tidak dapat membohonginya.

Karunia Iman adalah karunia yang memberikan kemampuan agar dapat menyerahkan seluruh jiwa dan raganya, sehingga bila Tuhan menghendakinya untuk menyerahkan nyawanya sekalipun ia tidak menolak.

Karunia Hikmat adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi didalam kehidupan manusia, baik yang ada dalam hidup seseorang secara pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, atau dengan mahkluk lain atau dengan alam lingkungannya. 
Contoh yang sangat terkenal dari karunia ini adalah Hikmat Salomo, dimana ia dapat memecahkan perselisihan antara dua orang ibu  yang datang kepadanya, dan menentukan ibu yang sebenarnya dari balita yang diperebutkan itu.

Karunia Makrifat (Karunia Berkata-kata dengan Pengetahuan), adalah kemampuan yang diberikan  untuk mengerti ajaran-ajaran Tuhan dan kehendakNya terhadap hidup manusia, sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis didalam Alkitab. Ajaran Tuhan Yesus adalah KASIH, Tuhan menghendaki manusia untuk mengembangkan sikap penuh kasih. Dengan Kasih orang akan dapat bersabar, mau berkorban, dan penuh perhatian kepada orang lain dan kepada mahkluk ciptaan Tuhan yang lain. 

Karunia Bernubuat adalah suatu karunia untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dimana Tuhan bisa berfirman menggunakan mulutnya kepada orang itu sendiri dan kepada orang lain baik perorangan atau orang banyak (jemaah).

Karunia Berbahasa roh adalah karunia untuk berkomunikasi kepada Tuhan dengan menggunakan bahasa-bahasa lain yang tidak dimengerti oleh manusia maupun setan. Yang mengerti hanya roh manusia dan Tuhan. Dengan karunia ini rohnya mengungkapkan perasaan-perasaannya yang terdalam, yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia kepada Tuhan, yaitui keluh-kesah atau puji-pujian kepada Tuhan.
Dan Tuhan juga dapat menyampaikan firmanNya melalui bahasa-bahasa lain itu, yang isinya penghiburan, nasihat, atau teguran. Dalam hal ini perlu diterjemahkan oleh orang yang mempunyai karunia mengartikan bahasa roh, bisa oleh orang itu sendiri atau oleh orang lain.

Karunia Mengartikan bahasa roh adalah suatu karunia untuk mengartikan bahasa-bahasa lain yang tidak dimengerti oleh manusia itu (karunia bahasa roh).

Karunia -Karunia Roh diberikan,  mempunyai tujuan untuk memelihara gereja agar dapat bertumbuh dengan subur dan menghasilkan buah Roh yang berlimpah-limpah bagi Tuhan (1 Kor.12:7). Di dalam prakteknya karunia-karunia itu tidak bekerja secara tunggal, melainkan saling terkait. Misalnya karunia bahasa roh akan dilengkapi dengan karunia mengartikan bahasa roh atau dengan karunia bernubuat atau ketiganya bekerja secara bersama-sama. Karunia bernubuat dalam jemaat akan dilengkapi dengan karunia membedakan roh atau karunia kesembuhan atau karunia membuat mujizat. Demikian pula dengan karunia-karunia Roh yang lain. Untuk kepentingan gereja maka adalah suatu keharusan meminta kepada Tuhan Yesus untuk melengkapi jemaat dengan berbagai-bagai karunia Roh itu (Luk.11:13).

1Kor.12:7  Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Luk.11:13  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.

Minggu, 27 November 2011

BERSERAH KEPADA ALLAH


Kalimat ini sangat sering kita dengar diucapkan orang-orang beriman dalam percakapan mereka sehari-hari, baik di dalam gereja maupun di luar gereja (di pasar- pasar, di mal-mal, di jalan atau di tempat-tempat lain). Seringkali orang mengucapkan kalimat ini tidak memahami maknanya secara mendalam, karena kata “berserah” sering rancu dengan kata “pasrah”. Bila kita teliti maknanya, kita akan menemukan perbedaan makna yang cukup jauh dari kedua kata itu, sehingga dapat memahami kalimat “Berserah kepada Allah” dengan tepat dan jelas sesuai dengan yang dimaksud Tuhan Yesus.

Berserah adalah kata kerja aktif yang bermakna menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah karena percaya atau iman, bahwa Allah akan memeliharanya dan memberikan yang terbaik kepadanya. Sedangkan Pasrah adalah kata kerja pasif yang bermakna menyerahkan segalanya kepada Allah karena ia sudah tidak berdaya lagi, atau telah menyerah kalah, tidak mampu melawan lagi. Dalam pengertian rohani, berserah adalah tindakan iman yang mempersilahkan Tuhan untuk ikut campur tangan dalam hidupnya, sedangkan pasrah adalah ungkapan yang mencerminkan keputus-asaan dan tidak berdaya, bukan karena iman.

Pengajaran Tuhan Yesus mengenai “Berserah“ dapat kita ketemukan dalam Injil, yang pada dasarnya dapat kita bedakan menjadi dua prinsip, yaitu:

Prinsip pertama adalah Hidup Menurut Roh.

Mat.11:28-30 Marilah kepadaku , semua yang letih dan lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikul lah kuk yang Ku pasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Ku pasang itu enak dan beban Ku pun ringan.

Ini adalah perkataan Tuhan Yesus yang dengan terbuka mengajak manusia untuk datang dan menyerahkan hidupnya, dan akan diberikan kelegaan atau ketenangan hidup. Tetapi untuk itu Ia akan memberi beban atau kuk kepadanya, yaitu pelajaran untuk memikul salib atau pelajaran untuk mengendalikan diri sehingga dapat hidup menurut Roh.
Adalah suatu beban yang tidak berat bila kita mau datang dengan sukarela dan percaya kepada Nya. Jiwa nya akan menjadi tenang, karena semua persoalan hidupnya sudah dipercayakan kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan mengatur segalanya. Ia tidak mempunyai perasaan kuatir dalam hatinya dan tidak ada lagi ambisi untuk melakukan segala sesuatu yang diluar kemampuan dirinya. Dengan demikian ia menjadi mampu hidup dengan mengikuti aliran takdir yang telah ditentukan Allah Bapa. Dalam hal ini bukan berarti ia boleh bermalas-malasan atau hanya menerima nasib saja, melainkan ia harus aktif dan rajin bekerja serta mengusahakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya dan berpikir bila pekerjaan yang dilakukannya itu adalah suatu persembahan dan puji-pujian bagi kemuliaan nama Tuhan.

Ketenangan hidup atau jiwa yang tenang adalah apabila hati telah dipenuhi sukacita damai sejahtera, yang berarti ia telah menemukan harta yang terpendam dan mutiara yang berharga seperti orang yang ada di dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat.13:44-46), dan berarti pula bahwa  ia telah menemukan kebenaran Kerajaan Allah itu (Mat.6:33).


Mat. 13:44-46 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."


Mat. 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Prinsip ke dua adalah Hidup Untuk Hari Ini.

Mat.6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Dengan perkataan ini Tuhan Yesus mengajarkan agar tidak berpikir melantur tentang segala sesuatu yang belum diketahui. Bilamana menemukan suatu masalah atau kesulitan haruslah berpikir pada masalah itu saja dan mencari penyelesaiannya, tidak perlu memperpanjang dengan pengandaian-pengandaian menurut imajinasinya sendiri, karena bagaimana yang akan terjadi besok ia tidak tahu dan tidak mempunyai kuasa untuk mengaturnya. Setelah menemukan cara penyelesaian yang terbaik maka dilaksanakannya sampai dengan maksimal, kemudian ia tunggu hasilnya dan besok harinya baru dipikirkan lagi bila memang masalahnya belum dapat terselesaikan.

Banyak orang yang tertipu oleh pikirannya sendiri dan seringkali bahkan memperumit masalah, sehingga mengorbankan lebih banyak waktu, biaya dan pikiran yang seharusnya tidak perlu. Dengan hidup sehari demi sehari maka suatu perkara yang sangat besar akan dapat terselesaikan. Prinsip seperti ini digunakan oleh orang lemah yang berusaha memindahkan barang yang sangat berat, yaitu dengan cara memindahkan barang itu sebagian demi sebagian, sehingga dengan ketekunannya barang dapat dipindahkan tanpa kesulitan yang berarti. Demikian pula halnya dengan persoalan hidup, orang yang bersangkutan pasti akan melihat dan merasakan masalah yang dihadapinya lebih berat dari pada masalah yang dihadapi orang lain, tetapi bila ia mau mengerjakannya dengan prinsip ini maka pada waktunya persoalan itu akan dapat terselesaikan dengan baik.

Banyak orang beriman mengucapkan “Berserah kepada Allah” namun mereka tidak melakukan dua prinsip diatas, sehingga semakin hari menjadi semakin jauh dari Tuhan dan tidak jarang pula yang jatuh ke dalam jerat setan. Mereka meninggalkan Tuhan, bersekutu dengan setan, bahkan ada yang putus-asa dan bertindak nekat membunuh dirinya sendiri. Berserah kepada Tuhan bukanlah sekedar teori atau bicara dibibir saja tetapi harus dengan pergumulan iman di dalam praktek kehidupan, sehingga seorang beriman yang telah mengalami pergumulan itu akan mengerti, memahami dan menghayati bagaimana seharusnya berserah kepada Tuhan yang sesungguhnya.
Jadi untuk mendapatkan pengertian “berserah” yang dimaksud Tuhan Yesus, orang beriman harus mengalami dan merasakan dahulu di dalam perjalanan hidupnya, bukan hanya didalam pikiran saja. Adalah sangat mudah untuk mengucapkan kalimat itu, tapi mengucapkannya dengan mengerti bagaimana seharusnya berserah yang benar membutuhkan banyak pengorbanan, baik uang, waktu dan perasaan . Dengan demikian orang yang telah menemukan kebenaran Kerajaan Allah, maka hidupnya akan selalu dipenuhi dengan sukacita damai sejahtera, dimana saja, kapan  saja, dan pada situasi apa saja ia berada.

PERKAWINAN MENURUT TUHAN YESUS



Perkawinan dalam perspektif Kristen mempunyai kekhususan tersendiri, karena perkawinan menurut perspektif kristen merupakan dispensasi / kelonggaran yang diberikan Tuhan kepada orang beriman, perkawinan bukan merupakan perintah Allah yang selama ini dipahami oleh orang kebanyakan, yang menggunakan dasar ayat -ayat Perjanjian Lama (Kej.1:28; 9:1; 35:11) .Karena Perjanjian Lama adalah hanya gambaran dari kehendak dan rencana Allah terhadap umat Nya. Penggambaran tentang beranak cucu sebenarnya lebih bersifat rohani, dimana Allah menghendaki setiap orang beriman untuk mempunyai keturunan rohani, anak rohani dan cucu rohani. Perkawinan tidak dilarang dengan pertimbangan bahwa bila tidak kawin dapat terbakar oleh hawa nafsunya sendiri (1Kor7:9) yang akan mematikan rohani orang beriman. Sedangkan kehendak dan rencana Nya adalah supaya manusia dapat menguduskan dirinya dan menjadi sempurna seperti Dia, sehingga bisa hidup bahagia bersamaNya dalam Kerajaan Sorga. Maka hukum perkawinan Kristen yang berlaku adalah perkataan Yesus :“Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia”(Mat.19:6), karena hanya maut atau kematian yang dapat memisahkan mereka dari pasangannya.

Tuhan Yesus jelas tidak menentang perkawinan, tetapi Ia tidak memberikan sedikit celah pun untuk bercerai bagi perkawinan orang-orang beriman. Sehingga apabila dikemudian hari pasangan itu ada masalah atau ketidak-cocokan diantara mereka, maka mereka harus mau saling mengoreksi diri dan menerima kekurangan pasangannya agar mereka dapat hidup bahagia dan membahagiakan pasangannya. Dalam hal ini jelas pengajaran yang diberikan oleh Tuhan kepada orang beriman, yaitu biarpun mereka tidak dapat memenuhi kehendak Allah secara maksimal, tetapi mereka diharapkan dapat mengalami pertumbuhan iman bersama pasangannya, sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan yang dijanjikan Allah. Bilamana pasangannya meninggal, yang masih hidup memperoleh kebebasan sebagai orang merdeka. Dan ia bebas memilih apakah hendak mencari pasangan lagi, atau hidup mensucikan diri bagi Allah. Kepada mereka yang mencari pasangan lagi maka hukum yang berlaku adalah “Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah” (Luk.16:18). Hukum diatas hanya berlaku bagi orang-orang beriman, dan tidak berlaku bagi orang yang tidak beriman. Bila seorang tidak beriman bercerai dari pasangannya, kemudian ia mengikut Yesus, maka ia dianggap sebagai orang baru dan masa lalunya tidak diperhitungkan. Karena segala dosa dan kesalahannya sudah ditebus oleh kematian dan darah Yesus. Ia bebas kawin dengan pasangan yang dipilihnya.

Jika ada pasangan yang karena sesuatu hal kemudian memutuskan untuk berpisah, maka masing-masing tidak diperbolehkan mencari pasangan lain sebagai penggantinya, selama pasangannya masih hidup.Jika seorang beriman ditinggal mati oleh pasangannya dan mempunyai anak yang masih belum dewasa, maka sebaiknya ia menunda perkawinannya sampai anaknya mandiri, karena anak itu masih menjadi tanggung-jawab dan berhak mendapat pemeliharaan dari orang tuanya yang masih hidup. Jika seorang tidak beriman yang mempunyai istri lebih dari satu, kemudian percaya kepada Yesus maka ia wajib untuk meninggalkan semua istrinya dan hidup dengan istri yang pertama saja. Jika istri yang pertama tidak mau percaya kepada Yesus dan ada diantara istrinya yang percaya kepada Yesus, maka istrinya yang beriman itu boleh menjadi pasangan hidupnya . Jika ada lebih dari satu istrinya yang mau beriman kepada Yesus, maka yang menjadi pasangan hidupnya adalah istri yang lebih tua. Sedangkan istri yang diceraikan bebas untuk mencari pasangan hidupnya menurut hukum diatas. Demikianlah perkawinan menurut Tuhan Yesus, maka murid-murid Nya memilih untuk tidak kawin saja (Mat.19:10).Tetapi menurut Tuhan Yesus orang yang tidak kawin ada tiga sebab, tetapi satu yang dikehendaki Tuhan Yesus, adalah tidak kawin karena Kerajaan Allah. Injil Matius mencatat perkataan Tuhan Yesus didalam pasal 19:12, yang berbunyi:“… Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga.”

Orang yang tidak dapat kawin karena mempunyai cacad pada alat reproduksinya sejak dari lahir, jelas orang demikian tidak mungkin dapat memilih pasangannya, karena tidak akan ada yang mau mengawininya atau dikawininya.

Orang yang tidak dapat kawin karena orang lain, banyak yang menyebabkannya antara lain, karena dikebiri orang lain (hal ini terjadi pada jaman kerajaan, dimana pelayan-pelayan laki-laki di istana raja harus dikebiri, untuk menghindari perjinahan didalam istana). Atau karena terjadi kecelakaan yang menyebabkan alat reproduksinya rusak. Atau karena penyakit yang merusak alat reproduksinya. Atau karena tidak ada yang mau kawin dengannya.

Orang yang tidak kawin karena Kerajaan Sorga, adalah orang yang karena imannya memilih untuk tidak kawin dan menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup dan bagi pelayanan kepada Tuhan.

Ayat diatas itu telah disalah tafsirkan oleh beberapa orang beriman pada abad-abad awal kekristenan, mereka mengamalkan ayat ini dengan melakukan praktek mengebiri diri sendiri. Praktek naif seperti itu adalah suatu hal yang keliru, karena yang dikehendaki Tuhan adalah kesucian hati bukan perbuatan pengebirian diri secara jasmani. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan didalam Perjanjian Lama dengan perintah sunat, yang menjadi tanda agar bangsa Israel mengingat perintah Allah agar tidak melakukan perbuatan zinah. Seorang yang tidak kawin atau yang dikebiri sekalipun, bila hidupnya tidak mengalami pembaharuan diri, keberadaannya tidak akan diperhitungkan Allah, karena ia dipandang Tuhan sebagai seorang jahat yang harus mendapatkan hukuman kekal. Karena yang dinilai Nya adalah buah Roh yang dihasilkan imannya, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22 ).

Seorang yang mempunyai Kasih maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor.13:4-7).

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang .

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan.

PERUMPAMAAN TUHAN YESUS

Seperti yang sudah kita ketahui dalam Injil, Tuhan Yesus mengajar banyak orang dengan perumpamaan-perumpamaan yang sangat sulit dimengerti oleh pendengar Nya (Mat.13:34-35). Berkenaan dengan itu maka saya berusaha untuk memberikan penafsiran yang mungkin akan dapat membantu saudara seiman untuk memahami ajaran Tuhan Yesus, sehingga dapat menghayati pengajaran Tuhan dan kehendakNya terhadap kita.
Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus banyak dijumpai didalam Injil Matius, Injil Markus dan dalam Injil Lukas, tapi tidak ditemukan dalam Injil Yohanes. Dalam Injil Matius ada dua puluh enam perumpamaan, dalam Injil Markus ada tujuh perumpamaan, dan dalam Injil Lukas ada tiga puluh dua perumpamaan. Tetapi diantara perumpamaan-perumpamaan dalam Injil-Injil itu terdapat perumpamaan-perumpamaan yang sama, yang kita temukan dalam Injil matius dan Injil Markus dan atau juga Injil Lukas. walaupun demikian tetap saja perumpamaan-perumpamaan itu mendominasi Injil-Injil. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa perumpamaan -perumpamaan Tuhan Yesus merupakan bagian yang sangat penting dalam Injil ( Khabar Gembira).
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapakah didalam khotbah atau pendalaman Alkitab atau dalam buku-buku tafsir theologia sangat jarang diajarkan atau bahkan tidak pernah dibahas, baik didalam kelas atau forum diskusi. Bilamana hal ini (ternyata) benar maka bukankah Gereja sudah mengurangi berita Injil dan menyalahi Alkitab dimana ada tertulis: ”jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan kitab nubuat ini , maka Allah akan mengambil bagian-nya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis didalam kitab ini “ (Why.22:19).
Dan bahkan Tuhan Yesus sendiri mengatakan : ”Karena Aku berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini , satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; . . .” (Mat.5:18-19).

Perumpamaan dalam Injil Matius :

1. Perumpamaan tentang garam dan terang dunia
2. Perumpamaan tentang hal mengumpulkan harta
3. Perumpamaan tentang hal kekuatiran.
4. Perumpamaan tentang menghakimi.
5. Perumpamaan tentang hal yang kudus dan berharga.
6. Perumpamaan tentang hal pengabulan doa.
7. Perumpamaan tentang jalan yang benar.
8. Perumpamaan tentang hal pengajaran yang sesat. .
9. Perumpamaan tentang dua macam dasar.
10. Perumpamaan tentang hal berpuasa.
11. Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul. .
12. Perumpamaan tentang seorang penabur.
13. Perumpamaan tentang lalang diantara gandum. .
14. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.
15. Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga. .
16. Perumpamaan tentang pukat. .
17. Perumpamaan tentang domba yang hilang.
18. Perumpamaan tentang pengampunan.
19. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. .
20. Perumpamaan tentang dua orang anak. .
21. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. .
22. Perumpamaan tentang perjamuan kawin. .
23. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara. .
24. Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat.
25. Perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. .
26. Perumpamaan tentang talenta.

Perumpamaan dalam Injil Markus:

1. Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul.
2. Perumpamaan tentang seorang penabur.
3. Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran.
4. Perumpamaan tentang biji sesawi.
5. Perumpamaan tentang garam.
6. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.
7. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara.

Perumpamaan dalam Injil Lukas:

1. Perumpamaan tentang orang buta .
2. Perumpamaan tentang pohon dan buahnya.
3. Perumpamaan tentang dua macam dasar.
4. Perumpamaan tentang anak-anak yang duduk di pasar
5. Perumpamaan tentang orang yang berhutang.
6. Perumpamaan tentang seorang penabur.
7. Perumpamaan tentang pelita.
8. Perumpamaan tentang hal mengikut Yesus.
9. Perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati.
10. Perumpamaan tentang hal berdoa.
11. perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul.
12. Perumpamaan tentang kembalinya roh jahat.
13. Perumpamaan tentang pelita tubuh.
14. Perumpamaan tentang kekuatiran.
15. Perumpamaan tentang kewaspadaan.
16. Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah.
17. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.
18. Perumpamaan tentang siapa yang diselamatkan.
19. Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih.
20. Perumpamaan tentang hal mengikut Yesus.
21. Perumpamaan tentang domba yang hilang.
22. Perumpamaan tentang dirham yang hilang.
23. Perumpamaan tentang anak yang hilang.
24. Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur.
25. Perumpamaan tentang hal hamba dan tuan.
26. Perumpamaan tentang kedatangan Kerajaan Allah.
27. Perumpamaan tentang hakim yang tak benar.
28. Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai.
29. Perumpamaan tentang unta dan lobang jarum.
30. Perumpamaan tentang uang mina.
31. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.
32. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara.

Dari sekian banyak perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan, sebagian telah diterangkan arti dan maksud perumpamaan itu oleh Tuhan Yesus sendiri, sebagian dapat dimengerti dengan menyimpulkannya, dan sebagian lagi masih sulit untuk dimengerti. Tuhan Yesus berfirman bahwa perumpamaan-perumpamaan itu menjadi rahasia bagi mereka yang tidak beriman kepadaNya, tapi murid -murid Nya diberi karunia untuk mengetahui arti perumpamaan-perumpamaan itu (Mat.13:11).

Perumpamaan tentang garam dan terang dunia (Mat.5:13-16), perumpamaan ini mengingatkan bahwa sebagai murid Yesus harus memberikan kesaksian hidup yang baik (seperti garam) dan kebaikan yang telah menjadi sifat dasar murid Yesus itu akan menjadi teladan bagi orang-orang disekelilingnya (seperti terang) sehingga Allah dipermuliakan karenanya..

Perumpamaan tentang hal mengumpulkan harta (Mat.6:19-24), perumpamaan ini mengajarkan bahwa sedikit atau banyaknya harta yang ada pada orang beriman tidak menjadi dasar agar ia dapat berbuat baik dan memberikan kesaksian hidup yang baik. Karena pada keadaan kekurangan orang dapat memberikan kesaksian hidup yang baik dari keadaannya yang kekurangan, dan orang yang banyak harta belum tentu dapat menggunakannya untuk memberi kesaksian hidup yang baik. Jadi baik orang yang kekurangan atau yang berkelimpahan mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan kesaksian hidup yang baik.
Orang beriman yang mempunyai kesaksian hidup yang baik dikatakan sebagai orang yang mempunyai mata yang baik, dan menjadikan matanya sebagai pelita agar dapat sampai kepada Allah.

Perumpamaan tentang hal kekuatiran (Mat.6:25-34), perumpamaan ini mengajarkan bahwa dalam menjalani hidup, orang beriman harus berpegang pada iman bukan pada harta dunia. Dengan berpegang pada iman maka segala kesusahan yang kita hadapi dapat kita jalani dengan lebih mudah dan lebih ringan, karena dalam keadaan apapun masih ada sukacita damai sejahtera dalam hidupnya, keadaan demikian yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa ia telah menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya itu. Karena Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran , damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm.14:17).

Perumpamaan tentang hal menghakimi (Mat.7:1-5), perumpamaan ini mengingatkan orang beriman agar selalu melakukan instrospeksi diri dan tidak berlaku munafik. Menjauhkan diri dari perasaan paling pintar, paling benar, paling suci, dan paling berkuasa. Bila tidak demikian maka ia tidak akan dapat menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya itu.

Perumpamaan tentang hal yang kudus dan berharga (Mat.7:6), perumpamaan ini memberi peringatan kepada kita bahwa janganlah mengajarkan hal Kerajaan Allah kepada orang munafik adalah orang yang tampil sebagai orang yang baik dan beriman tetapi dengan tersembunyi tidak segan melakukan perbuatan-perbuatan jahat, ibarat anjing yang kesukaannya memakan muntahannya sendiri dan memakan bangkai yang sudah berbau busuk. Sedangkan orang yang hidup didalam dosa adalah orang yang secara terbuka melakukan perbuatan-perbuatan jahat tanpa malu, ibarat babi yang kesenangannya berkubang dalam lumpur.

Perumpamaan tentang hal pengabulan doa (Mat.7:7-11), perumpamaan ini mengajarkan agar kita senantiasa berdoa kepada Allah supaya diberikan sukacita damai sejahtera yang dari sorga. Tetapi orang banyak sudah salah mengartikan pengajaran Tuhan ini, sehingga dalam doa mereka selalu berisi permintaan  hal-hal duniawi untuk memuaskan keinginan dagingnya, mereka berdoa meminta berkat dunia, meminta jodoh, meminta anak, dan meminta lain-lain yang sifatnya duniawi, sehingga permintaan doa mereka tidak didengar dan tidak dikabulkan.
Karena semua yang bersifat duniawi sudah ditentukan Allah Bapa dan sudah diberikan kepada manusia menurut kerelaan Nya, orang beriman hanya mengusahakannya saja. Lebih dari pada itu Tuhan menginginkan orang beriman meminta hal-hal yang bersifat rohani yang berguna bagi pertumbuhan imannya, yaitu Roh Kudus (Luk.11:13).

Perumpamaan tentang jalan yang benar (Mat.7:12-14), perumpamaan ini mengajarkan agar kita tidak hidup menuruti keinginan daging melainkan keinginan Roh, sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh , memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rm.8:5-6). Jadi jalan melalui pintu yang lebar dan luas adalah hidup menurut daging sedangkan pintu yang sempit dan sesak adalah hidup menurut Roh.

Perumpamaan tentang hal pengajaran yang sesat (Mat.7:15-23), perumpamaan ini memperingatkan kita bahwa beriman bukan hanya percaya, tetapi harus dengan kesaksian hidup yang baik atau mempunyai buah yang baik. Banyak orang beranggapan bahwa dengan beribadah dan mengikuti kegiatan di gereja, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Bila sudah menjadi majelis di gerejanya, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Dan bila menjadi pendeta atau gembala jemaat, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Anggapan seperti itu adalah anggapan yang keliru, karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat.7:22-23).

Perumpamaan tentang dua macam dasar (Mat.7:24-27), perumpamaan ini memberitahukan bahwa beriman kepadaNya dengan diiringi kesaksian hidup yang baik adalah ibarat mendirikan rumah diatas batu, yang tidak akan jatuh oleh angin pencobaan dan roboh oleh banjir berkat duniawi. Dan orang beriman yang mempunyai kesaksian hidup yang baik dikatakan Tuhan Yesus adalah orang bijak yang akan mendapat tempat dalam Kerajaan Allah.

Perumpamaan tentang hal berpuasa (Mat.9:14-17), perumpamaan ini menerangkan bahwa pengajaran Taurat (PL) dan pengajaran Injil (PB) mempunyai kebenarannya sendiri pada masanya. Puasa dalam pengajaran Yohanes Pembaptis adalah untuk membersihkan diri dari dosa, sedangkan puasa dalam pengajaran TuhanYesus adalah untuk mengalahkan kuasa setan dan menerima kuasa Roh Kudus. Dengan demikian adalah tidak mungkin untuk mencampurkan atau menggabungkan dua pengajaran itu, bila dilakukan akan merusakan pengajaran yang lama karena pengajaran PL merupakan gambaran atau sketsa kehendak Allah Bapa. Sedangkan pengajaran Tuhan dan perbuatanNya adalah penggenapan kehendak Allah Bapa itu sendiri. Puasa dalam kenyataannya tidak mungkin dapat menghilangkan dosa manusia, melainkan menjadi simbol hidup dengan menahan hawa nafsu duniawi atau keinginan daging. Kebenarannya adalah bahwa dosa hanya dapat dibersihkan oleh darah Yesus yang tercurah diatas kayu salib melalui iman. Dalam hal ini Tuhan Yesus telah menggenapi pengajaran Yohanes Pembaptis (PL).

Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul (Mat.12:22-37), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk percaya bahwa kuasa Roh Kudus dinyatakan oleh Tuhan Yesus dan kemudian oleh hamba-hambaNya. Dengan mempercayai kenyataan itu maka selanjutnya harus mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan hamba Tuhan kepada kita dan hidup menurutiNya. Bila orang beriman tidak mau percaya dan malahan menuding kuasa Roh Kudus itu sebagai kuasa setan, maka itu merupakan hujat bagi Roh Kudus, dan itu menjadi suatu dosa yang tidak dapat diampuni, karena sesungguhnya ia tidak akan pernah bertobat, dan melakukan kehendak Tuhan.

Perumpamaan tentang seorang penabur (Mat.13:1-23), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan mempunyai pertumbuhan iman yang berbeda-beda, bahkan ada yang kemudian mati imannya. Dan pertumbuhan imannya itu dapat kita ukur dari seberapa sempurna/ matang buahnya itu, yaitu seberapa banyak karakter dari buah Roh itu nyata dalam hidupnya. Karakter dari buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri (Gal.5:22). Jadi pada akhir hidup kita, ketika dipanggil Tuhan, masing-masing kita akan mempunyai 'raport'nya sendiri-sendiri yang merupakan nilai hasil pelajaran kita mengikut Tuhan Yesus. Yang imannya mati adalah mereka yang meninggalkan Tuhan, dan yang imannya tidak bertumbuh adalah mereka yang masih hidup dengan caranya yang lama (masih duniawi) .

Perumpamaan tentang lalang diantara gandum (Mat.13:24-30; 36-43), perumpamaan ini menerangkan bahwa tidak semua orang yang datang ke gereja dan mengaku beriman kepada Tuhan Yesus mempunyai hati yang tulus, mereka yang tulus oleh TuhanYesus digambarkan sebagai benih gandum , dan kemudian menghasilkan buah Roh. Tetapi banyak diantara mereka yang datang ke gereja dengan motivasi lain, ada yang karena ingin menyenangkan pasangan hidupnya, ada yang karena pacarnya, ada yang karena temannya, ada yang karena saudaranya, ada yang karena anaknya, ada yang karena menantunya, ada yang karena mertuanya, ada yang karena ingin mencari jodoh, ada yang karena ingin mendapatkan pekerjaan dan ada yang karena ingin mendapatkan bantuan atau materi, dan lain-lain. Orang yang demikian digambarkan sebagai benih ilalang, mereka tidak akan menghasilkan buah Roh.

Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat.13:31-35), perumpamaan ini menerangkan bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah mulai dari satu orang yaitu Yesus, yang bertumbuh dan memenuhi seluruh bumi, seperti biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar. Dan orang tidak menyadari perkembangan Kerajaan Allah seperti halnya perkembangan ragi dalam adonan tepung, tahu-tahu sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Orang juga tidak menyadari bilamana mereka mulai beriman kepada Tuhan Yesus.

Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga (Mat.13:44-46), perumpamaan ini menerangkan bahwa seorang yang menemukan sukacita damai sejahtera dari Kerajaan Allah tidak lagi mengganggap penting harta duniawi dan semua yang dimilikinya. Ia lebih menghargai hal rohani dibanding hal duniawi, karena Kerajaan Allah adalah tentang hal rohani yaitu tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm.14:17).

Perumpamaan tentang pukat (Mat.13:17), perumpamaan ini memberitahukan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tidak berpikiran rohani dianggap sebagai orang jahat. Dan ahli Taurat atau orang yang berpikiran duniawi tidak akan mengerti pengajaran Kerajaan Allah, karena mereka menganggapnya sebagai hal baru yang sulit mereka terima.

Perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat.18:12-14), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan bahwa satu jiwa yang dapat diselamatkan sangat berharga dimata Allah. Karena Allah menginginkan semua orang yang percaya dapat diselamatkan dan memperoleh hidup kekal didalam Kerajaan Nya (Yoh.3:16). Dan mereka yang tidak percaya tidak diperhitungkan Allah sebab mereka tidak dikenal Nya (Mat.7:23).

Perumpamaan tentang pengampunan (Mat.18:21-35), perumpamaan ini menggambarkan begitu besar kasih Allah kepada manusia dan menyuruh kita mengasihiNya pula, yaitu dengan mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Adalah tiada batas pengampunan seseorang kepada sesamanya, karena selama ada kasih didalam diri manusia, maka akan dapat mengampuni saudaranya dengan tulus hati dan tanpa batas. Tetapi bila tiada kasih maka pengampunan yang diberikan hanya sebatas dibibir saja.

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (Mat.20:1-16), perumpamaan ini menggambarkan kemurahan Allah yang sifatnya mutlak/ absolut, kita tidak bisa memprotesNya, apalagi mau mengaturNya. Bahwa setiap orang yang karena nama Yesus meninggalkan semua miliknya maka Tuhan akan menggantinya seratus kali lipat dan juga memberi hidup kekal, tanpa membeda-bedakan/ memperhitungkan berapa lama mereka mengikutiNya. Karena Allah memberikan hidup kekal kepada mereka pada akhir hidupnya, maka seorang yang mengikut Tuhan sejak masih muda akan menerima upah (hidup kekal) lebih kemudian dari pada yang mengikut Yesus ketika sudah berumur. Tetapi mempunyai kesempatan/ waktu lebih banyak untuk melatih dirinya untuk menjadi sempurna, dalam iman dan kasih pada sesamanya.

Perumpamaan tentang dua orang anak (Mat.21:28-32), perumpamaan ini mengajarkan bahwa sebagai orang yang beriman tidak boleh berlaku munafik, mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak hidup menurut firmanNya. Rajin menghadiri kebaktian di gereja dan menghafal firman Tuhan tetapi kesaksian hidup dan tabiatnya masih sama dengan manusia yang lama. Karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak.2:20).

Perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mat.22:1-14), perumpamaan ini mengajarkan bahwa untuk masuk kedalam Kerajaan Allah, orang beriman harus mengenakan pakaian yang indah, yaitu kesucian diri yang merupakan hasil dari iman yang diiringi dengan kebajikan. Semua orang dipanggil masuk kedalam Kerajaan Allah tetapi sedikit yang mendapatkannya, karena banyak orang beriman tetapi masih hidup dengan melayani keinginan dagingnya, tidak hidup menurut Roh.

Perumpamaan tentang kedatangan Anak Manusia-Perumpamaan tentang pohon ara (Mat.24:29-36), perumpamaan ini memberitahukan tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua, yaitu masa dimana banyak penderitaan dan dunia kacau, tetapi kuasa Kerajaan Allah dinyatakan dengan serentak diseluruh penjuru bumi. Banyak orang beriman dimana-mana melakukan perbuatan ajaib dengan kuasa Roh Kudus (Mat.24:15-28). Setelah itu akan banyak orang-orang beriman yang mencapai kesempurnaan imannya, dan ketika Tuhan Yesus datang banyak orang-orang beriman itu diangkat secepat kilat dan bertemu dengan Tuhan Yesus diudara, seperti burung nazar mengerumuni bangkai. Bila ada dua orang atau lebih sedang bekerja atau sedang bersekutu, diantara mereka ada yang diangkat dan lainnya yang tertinggal hanya bisa menyaksikannya saja. Kejadian itu datangnya sangat tiba-tiba dan tidak terduga, seperti kedatangan pencuri atau kilat, sehingga orang beriman harus senantiasa mempersiapkan diri selagi masih ada waktu untuk menyambut kedatangan Nya (Mat.24:37-44).

Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat.24:45-51), perumpamaan ini mengingatkan kepada hamba-hamba Tuhan bahwa hamba yang setia adalah mereka yang menggembalakan domba-dombaNya dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab. Dan ketika kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua ia akan mendapatkan tempat yang mulia dalam KerajaanNya.
Sedangkan hamba yang jahat adalah mereka yang menggembalakan domba-dombanya dengan berlaku seperti 'penguasa' yang mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri dan hanya memikirkan kepuasan nafsu dagingnya saja.

Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat.25:1-13), perumpamaan ini mengingatkan agar kita senantiasa memberikan kesaksian hidup yang baik (pelita) dan hidup menurut Roh Kudus (buli-buli minyak), hal ini dapat sangat efektif bila kita mempraktekkan karunia bahasa roh dalam doa penyembahan setiap hari. Karena karunia ini diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman yang berguna untuk membangun iman orang itu sendiri  (1 Kor.14:4).`

Perumpamaan tentang talenta (Mat.25:14-30), perumpamaan ini berbicara tentang pelayanan dengan kuasa Roh Kudus. Masing-masing hamba Tuhan mendapatkan Karunia (talenta) yang jumlahnya berbeda-beda menurut seberapa besar kesanggupannya untuk menyerahkan hidupnya. Yang paling besar adalah mau menyerahkan hidup seutuhnya bagi Tuhan, dalam arti tidak menikah bagi Tuhan (Rm.12:1). Mereka yang diberi kuasa yang besar akan mendapat tugas yang besar, dan yang diberi kuasa sedang akan mendapat tugas yang sedang, tetapi yang paling sedikit mendapat tugas hanya untuk bersaksi (mengabarkan Injil dan memberikan kesaksian hidup yang baik). Yang mendapat kuasa yang besar dan kuasa yang sedang dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dipuji Tuhan, sedangkan yang mendapat tugas hanya untuk bersaksi tidak menjalankannya dengan baik. Maka yang terakhir ini akan dianggap sebagai hamba yang jahat dan malas. Disamping itu keselamatan yang telah diberikan kepadanya pun akan diambil dari padanya pula.

Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran (Mrk.4:21-25), perumpamaan tentang pelita berbicara tentang kesaksian hidup yang baik dan pembukaaan Firman Tuhan, dimana kedua hal itu tidak mungkin dapat disembunyikan atau dirahasiakan untuk dinikmati sendiri saja. Karena Tuhan Yesus berfirman:”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat.10:8).
Sedangkan perumpamaan tentang ukuran, berbicara tentang kesanggupan dan kesungguhan untuk hidup menurut kehendak Tuhan Yesus. Bagi mereka yang mau dan sanggup menyerahkan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan akan dipercayakan sesuai dengan kesanggupannya itu.

Perumpamaan tentang orang buta/ hal menghakimi (Luk.6:37-42), perumpamaan ini memperingatkan bahwa apabila kita tidak melakukan atau mempraktekan firman yang  diperolehnya, jangan sekali-kali mengajarkannya kepada orang lain, karena firman Tuhan tanpa dilakukan akan menjadi teori saja. Dan pada akhirnya hanya akan menjadikan orang beriman menjadi munafik, yang diluar terlihat beriman dan baik tetapi dengan sembunyi-sembunyi masih suka melakukan perbuatan-perbuatan jahat, yang dimurkai Tuhan.

Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk.13:6-9), perumpamaan ini memperingatkan para pemimpin atau hamba Tuhan di dalam gereja, bahwa apabila mereka tidak menghasilkan buah Roh maka dirinya tidak akan mendapat tempat di dalam Kerajaan Sorga. Dengan demikian berarti keselamatan diberikan kepada kita tidak hanya dengan percaya saja, tetapi juga harus juga diiringi dengan pembaharuan diri (hidup baru). Ini sesuai dengan pengajaran Rasul Paulus bahwa orang diselamatkan karena iman bukan karena perbuatan baik (Rm.3:28; Ef2:8) dan pengajaran Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak.2:20;22) 

Rm.3:28  Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat.  

Ef.2:8  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu , tetapi pemberian Allah.


Yak.2:20;22  iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong. . . , bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna

Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk.16:1-9), perumpamaan ini mengajarkan agar kita tidak cinta uang, melainkan menggunakan uang untuk berbuat kebaikan . Adalah suatu sikap yang bijak bila kita bisa menggunakan uang untuk menolong orang dan menumbuhkan iman, karena banyak orang yang hatinya kemudian melekat pada uang dan menjadi kikir. Perpuluhan adalah pengajaran gereja untuk melatih jemaat untuk tidak cinta uang, tapi sayang kemudian terjadi pergeseran dan penyelewengan dari ajaran ini, dan menjadi ajaran tentang teologi kemakmuran, yang bertentangan dengan pengajaran Injil. Dan ironisnya Tuhan sudah memperingatkan dengan perumpamaan dalam Injil Lukas (Luk.6:39)

Luk.6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh kedalam lobang? 

Perumpamaan tentang hakim yang tak benar (Luk.18:1-8), perumpamaan ini mengajarkan kepada kita untuk tidak berhenti berdoa meminta pertolongan Tuhan ketika kita berada dalam kesusahan, apapun bentuknya. Karena Tuhan Yesus menjamin bahwa Allah pasti akan menolong kita tepat pada waktunya.

Luk.18:7 Tidakah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang-malam berseru kepadaNya? Dan adakah ia mengulur-ulur waktu sebelum menolongnya?

Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai (Luk.18:9-14), perumpamaan ini mengajarkan bahwa seseorang yang menyesali kesalahannya dan merendahkan diri dihadapan Tuhan akan dibenarkanNya, sebaliknya Tuhan tidak berkenan kepada mereka yang merasa benar dan merasa sudah melakukan perintahNya tetapi tidak pernah bertobat dengan sungguh-sungguh.
Hampir semua orang berlaku seperti orang Farisi, merasa paling rohani, paling baik, paling benar, paling pintar, paling tahu dan paling segalanya, tetapi tidak mengalami hidup baru, tidak mengalami pembaharuan diri, masih menggunakan tabiat lamanya, ia hidup dengan cara yang masih sama dengan cara hidup lama ketika ia belum bertobat.

Dari semua uraian tentang perumpamaan-perumpamaan diatas dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus menghendaki semua orang yang beriman kepadaNya dapat diselamatkan dan mendapat hidup yang penuh sukacita damai sejahtera dari sorga, sejak masih ada di dunia ini sampai pada kehidupan yang kekal di dalam Kerajaan Allah. Untuk itu maka Tuhan telah memberikan sarana dan prasarana agar tujuan itu tercapai, yaitu gereja dan Roh Kudus beserta karunia-karunia Roh Kudus.

Gereja adalah sarana yang disediakan Tuhan bagi jemaatnya agar masing-masing orang beriman dapat mengasah kasih diantara sesamanya (Ams.27:17).
Roh Kudus adalah Roh Penolong, Roh Pembimbing atau Roh Penghibur yang diberikan kepada setiap orang yang beriman, yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkannya pada firman Tuhan (Yoh.14:26).
Karunia Roh Kudus adalah prasarana yang terdiri dari sembilan karunia (1Kor.12:8-10) yang berguna untuk:
1. Membangun gereja, yaitu karunia-karunia yang berfungsi untuk penginjilan, antara lain: Karunia kesembuhan, Karunia mujizat, Karunia membedakan roh, dengan karunia-karunia ini orang-orang ditarik untuk percaya dan masuk kedalam gereja.
2. Membangun iman orang percaya secara pribadi, antara lain: karunia berbahasa roh, Karunia bernubuat, Karunia iman, dimana dengan karunia-karunia ini orang percaya diberi kemampuan untuk bertumbuh dan mempertahankan imannya.
3. Membangun jemaat, antara lain: Karunia bernubuat, Karunia mengartikan bahasa roh, Karunia hikmat, Karunia berkata-kata dengan pengetahuan, dengan karunia-karunia ini jemaat diberi pelajaran , bimbingan , teguran, penghiburan dan perintah oleh Tuhan Yesus sehingga iman jemaat disegarkan dan bertumbuh.

Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh (1)

Baptis Roh dan Karunia bahasa roh adalah dua hal yang masih menjadi polemik di dalam pengajaran gereja. Masing-masing gereja dan masing-masing denominasi gereja mempunyai pandangan, pengertian, penafsiran dan doktrin sendiri yang masing-masing meyakini bahwa mereka lah yang benar, sedangkan yang lain tidak benar. Gereja Katholik bahkan tidak menyinggung pengajaran tentang Baptis Roh dan Karunia bahasa roh. Gereja Protestan mengakui Karunia bahasa roh dan karunia-karunia Roh yang lain tapi menganggap sudah tidak berlaku di zaman modern sekarang ini, dan mengajarkan bahwa Baptis Roh diperoleh orang beriman bersamaan dengan waktu ketika ia bertobat. Gereja Pantekosta mengajarkan bahwa Karunia bahasa roh adalah tanda dari Baptis Roh sehingga orang yang sudah mendapat Karunia bahasa roh berarti sudah dibaptis Roh. Disamping pandangan diatas ada juga gereja yang mempunyai pandangan-pandangan lain yang merupakan penggabungan dari pandangan-pandangan di atas.

Yohanes Pembaptis adalah orang pertama yang menyebut istilah Baptis Roh dan ditulis dalam keempat Injil baik Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas maupun Injil Yohanes.

Mat.3:11  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak untuk melepas kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 

Mrk.1:8  Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus

Luk.3:16  Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 

Yoh.1:33  Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal diatasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”

Keempat Injil memberikan kesaksian yang sama tentang Baptis Roh, ini merupakan bukti bahwa Baptis Roh (dan juga Baptis Api) merupakan suatu pokok yang penting di dalam pengajaran Tuhan Yesus. Adalah suatu kesalahan besar bagi gereja bila tidak mengajarkannya kepada jemaat , sebab sesuatu yang dianggap penting oleh Tuhan Yesus tidak mungkin tidak bermanfaat bagi jemaat.

Dalam Perjanjian Lama Tuhan ALLAH telah berfirman melalui nabi Yehezkiel dan nabi Yoel bahwa Tuhan akan memberikan RohNya kepada kaum Israel agar dapat melakukan kehendak Nya, yaitu hidup dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Orang yang beriman kepada Tuhan Yesus adalah kaum Israel rohani, yaitu orang beriman yang hidup pada masa sekarang (akhir zaman) menjelang kedatanganNya yang ke dua.

Yeh.36:26-27  Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.

Yl.2:28-29  “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu.

Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus sebelum kenaikanNya ke sorga memberikan perintah agar Petrus dan murid-murid lainnya menunggu janji Tuhan ALLAH di Yerusalem. Dan setelah peristiwa Pentakosta banyak orang-orang yang mendapatkan pencurahan Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa roh. Hal ini masih terjadi hari ini sampai kedatanganNya kelak, menjadi bukti penggenapan nubuat nabi-nabi Perjanjian Lama dan perkataan Yohanes Pembaptis.

Kis.1:4-5  Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal disitu menantikan janji Bapa, yang  demikian kata Nya  “telah kamu dengar dari pada Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Kis.10:44-46  Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah.

Kis.11:15-16  Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Dari semua ayat-ayat Alkitab di atas baik yang terdapat dalam Perjanjian Lama maupun yang terdapat dalam Perjanjian Baru dapat disimpulkan bahwa pencurahan Roh Kudus sudah dijanjikan oleh Tuhan ALLAH yang oleh Yohanes Pembaptis disebutnya sebagai Baptis Roh, kemudian didukung oleh Tuhan Yesus dengan perkataan Nya kepada Petrus dan murid-murid yang lain dan penggenapannya mempunyai tanda karunia bahasa roh.

Baptis dengan Roh Kudus atau Baptis Roh adalah suatu pengalaman yang sangat penting bagi jemaat gereja, karena orang yang dibaptis dengan Roh Kudus akan mendapat tanda karunia bahasa roh yang berguna bagi pertumbuhan imannya. Hal ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel dan kemudian juga dikatakan oleh rasul Paulus dalam surat Korintus bahwa siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya atau imannya, sehingga dapat bertumbuh subur dan menghasilkan buah Roh yang disukai Tuhan.

1Kor.14:4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat.

Gal.5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Sekarang sudah menjadi jelas maksud Baptis Roh yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang beriman, yaitu agar setiap orang yang percaya kepada Nya mampu hidup menurut kehendak Nya dan mengalami pembaharuan diri dalam hidupnya,  sesuai dengan pertobatannya itu.

Banyak ditemukan jemaat gereja yang sangat rajin kebaktian tetapi masih emosional, kikir, suka berbuat jahat pada orang lain, mudah kesinggung dan sulit memaafkan orang yang bersalah kepadanya, dan masih suka menjelek-jelekan orang lain. Ini merupakan bukti bahwa jemaat gereja yang demikian tidak mengalami pembaharuan diri atau tidak menghasilkan buah Roh. Hal ini menandakan juga bahwa di dalam dirinya tidak ada Roh Kudus yang membimbing dan menolongnya melakukan perbuatan yang benar.

Yoh.14:15-16   “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Yoh.14:26   tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Semua perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil Yohanes itu mendukung perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil Lukas bahwa ” tidak ada pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur “(Luk.6:43-44).

Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh (2)

Setelah mengetahui bahwa Karunia bahasa roh adalah tanda Baptis Roh maka sekarang pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk mendapatkannya. Ada pandangan bahwa karunia-karunia Roh adalah pemberian Tuhan yang diberikan kepada seseorang atas dasar kerelaan dan otoritasNya. Sehingga bagaimanapun seseorang menginginkannya bilamana Tuhan tidak berkehendak maka Baptis Roh tidak akan diberikan kepadanya. Ini adalah sebuah pandangan yang benar menurut logika atau akal sehat manusia, tapi bila kita mempelajari perkataan Tuhan Yesus, akan terlihat bahwa pandangan seperti itu adalah salah. Perkataan Tuhan Yesus yang berkenaan dengan ini terdapat di dalam Injil Matius dan Injil Lukas, yang mengajurkan kepada orang percaya untuk meminta Roh Kudus.

Mat.7:7-11 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetok , baginya pintu dibukakan. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada Nya.

Luk.11:9-13 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah diantara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau , jika minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anak mu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada Nya.

Jadi seorang beriman harus meminta di Baptis Roh kepada Tuhan Yesus, ini adalah perintahkan Nya kepada semua orang percaya. Dan Tuhan menjamin perkataan Nya bahwa Bapa di sorga pasti mengabulkan semua orang yang meminta kepada Nya.

Banyak orang Kristen pada masa sekarang yang melihat fenomena Karunia bahasa roh itu dengan pikiran  negatif, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang (sok) ekslusif dan sok rohani. Pandangan ini jelas salah, karena Tuhan memberikan karunia bahasa roh kepada semua orang beriman, sebagai alat untuk menumbuhkan imannya. 

Disamping sebagai tanda Baptis Roh, karunia bahasa roh juga merupakan tanda bagi orang yang dipilih, yaitu dipilih untuk melakukan pekerjaan Tuhan, minimal adalah bersaksi. Sedangkan pekerjaan yang paling berat adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan Tuhan Yesus ketika hidup di dunia. Tetapi Tuhan tidak memaksa hamba-hambaNya melakukan pekerjaan yang berat, melainkan mempersilahkan orang untuk memilih sendiri pekerjaan yang berat, sedang atau ringan, masing-masing menurut kesanggupannya sendiri. Sebab bagi yang memilih pekerjaan  berat dituntut tanggung jawab yang berat pula. Bagi orang yang memilih pekerjaan yang berat , ia harus rela menyerahkan hidupnya sepenuhnya (tidak kawin) bagi pekerjaan Tuhan; Bagi orang yang memilih pekerjaan yang sedang , ia boleh kawin ; Sedangkan bagi yang memilih pekerjaan yang ringan , ia dapat hidup cukup hanya dengan memberikan kesaksian hidup yang baik saja.

Mat.22:14  Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.

Yoh.14:12-13  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

Mat.25:14-15  “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, ia memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Perintah Tuhan Yesus diatas jelas masa berlakunya, yaitu sejak Ia diangkat ke sorga sampai kedatangan Nya kembali. Masa ini dikenal dengan masa Roh Kudus atau zaman anugerah atau akhir zaman. Jadi adalah keliru bila kemudian ada yang mengajarkan bahwa masa sekarang karunia-karunia Roh sudah tidak dibutuhkan lagi, dengan alasan karena teknologi modern sudah dapat menggantikannya. Pemikiran ini adalah paham yang salah dan menyesatkan, karena tidak memberikan peluang bagi Tuhan untuk campur tangan di dalam hidup Jemaat Nya, sehingga Jemaat Allah dapat bertumbuh imannya dan berbuah Roh. Hal ini juga dilakukan setan ketika menyesatkan manusia pertama (Adam dan Hawa) yaitu dengan menggunakan logika, sehingga mereka jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah yang ada padanya. Tuhan Yesus telah datang dan mengorbankan diri Nya untuk mengangkat manusia dari lumpur dosa, akan menjadi sia-sia, bila manusia masih menggunakan pikirannya sendiri atau logika.