Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 April 2013

BAIT ALLAH ( 1 )

MASJID AL AQSA VS PEMBANGUNAN BAIT ALLAH KE TIGA




Kitab Wahyu
Pasal 11
“Membangun kembali bait suci”
Injil mengatakan bahwa bait Allah ketiga akan dibangun di Israel

Yang Pertama tekah dibangun Raja Salomo, anak raja Daud dan telah dihancurkan oleh Nebukadnezar saat ia menginvasi Israel pada tahun 586 SM. Bait Allah yang kedua dibangun oleh Zerubabbel antara tahun 520-516 SM. Bait Allah ini yang berdiri pada saat Yesus datang Ke dunia.
Markus 13:1-2
13:1Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!”
13:2Lalu Yesus berkata kepadanya: “Kau lihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.”

38 tahun kemudian, Titus datang dengan tentara Romawinya dan membakar bait suci dan selama kebakaran ini, semua emas dan perak di bait suci ini meleleh dan menempel di dinding bait Allah.


Dengan keinginan untuk mendapatkan Emas dan perak, setiap prajurit roma membawa batu dinding atau tembok dari bait suci Allah yang menempel emas dan perak yang meleleh akibat kebakaran. Sehingga, seperti yang dikatakan Yesus; “tidak ada satu batupun yang akan tinggal diatas batu yang lain.”
Seperti yang dikatakan dalam nubuatan injil,bahwa bait Allah ketiga akan dibangun menjelang kiamat diawal 7 tulah atau malapetaka selesai dilaksanakan atau 7 tahun masa kesukaran.
Dalam Pasal 11 dari kitab Wahyu, kita lihat rasul Yohanes di suruh bangkit dan mengukur bait suci dan mengukur bait suci yang ketiga.
Ini sangat menarik, karena dalam Pasal 12 dan juga dalam 2 Tesalonika, kita dengan jelas mendapat penjelasan tentang ini. Bahwa awal mula penderitaan dan masa kesusahan, bait Allah ketiga harus sudah dibangun di Yerusalem.dan itu adalah bait Allah ketiga
Dalam Kitab 2 Tesalonika, Antikris, yang adalah penguasa seluruh dunia yang akan masuk bait Allah yang baru dalam statusnya sebagai penguasa dunia dan menyatakan bahwa dia adalah Allah.
dalam 2 Tesalonika 2:2-3
2:2supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
2:3Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
Mari kita ikuti Gambaran Rasul Yohanes dalam Wahyu 11:
Wahyu 11
Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: “Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya.”
(wahyu 11:1-2)
Ini adalah Perkataan yang sangat menakjubkan yang dikatakan Allah lewat Rasul Yohanes dimana kita hidup sekarang dan menantikan bahwa bait Allah ketiga akan dibangun
Wahyu ini di tulis tahun 90 M lebih dari 1900 tahun yang lalu dan Nubuatan ini berkata pada saat Bait suci ketiga sudah dibangun. Jadi, dengan kata lain, Nubuatan ini bisa terjadi jika bait suci Allah yang ketiga sudah dibangun. Pada saat Rasul Yohanes menulis ini (pada thn 90 M) bait Allah sudah hancur tahun 70 M oleh titus dan tentara Roma. Rasul Yohanes melihat Bait suci yang akan datang atau bait suci Allah yang ketiga.dan sebagai catatan bahwa Bait Allah tidak akan dibangun sampai awal 7 tahun masa kesusahan
Tetapi untuk membangun bait Allah ketiga, kita mendapat sedikit kesusahan dengan berdirinya bangunan Islam “ Dome of The Rock ”, Tepat di posisi bait suci di Yerusalem.

Bagaimana Rasul Yohanes dapat mengetahui 1900 tahun lalu, bahwa ada bangunan lain yang berdiri diatas bait suci Yerusalem, jika kita memikirkan tentang itu, ini diluar kemampuan Yahudi Fundamental untuk menulis seperti ini. Bahwa bangunan itu akan berdiri dan dibiarkan berdiri (wahyu 11:2) dan itu di tulis 1900 tahun lalu dan Yohanes melihat ini sudah berdiri berdampingan anatara Dom Of rock dan bait suci Yerusalem. Bagaimana Manusia dapat menulis seperti ini.


sekali lagi kita hidup sekarang untuk menantikan nubuatan Allah ini bener–benar terjadi. Dan kalau Nubauatan ini benar – benar terjadi, ”saudara, jangan keraskan hati anda untuk mengabaikan panggilan Allah”. ”kita mungkin sering mengabaikan Allah tetapi, jangan sampai Allah mengabaikan kita, sekali saja”
Kepada yohanes diberikan sebatang “bulu” untuk mengukur
Ia beranjak dan mengukur bait suci Allah dan dikatakan untuk tidak mengukur pelataran bait suci sebelah luar sebab mereka telah diberikan kepada bangsa-bangsa asing.
Yehezkiel 40:5, Yehezkiel melihat tembok keliling bait suci Allah
Yehezkiel 40:5
Lihat, di luar bangunan itu ada tembok, seluruh keliling bangunan itu. Dan di tangan orang itu ada tongkat pengukur, yang panjangnya enam hasta. –Hasta ini setapak tangan lebih panjang dari hasta biasa–. Ia mengukur tembok itu, tebalnya satu tongkat dan tingginya satu tongkat.
Bait Allah akan dibangun kembali di Yerusalem pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Yesus.
Sebagaian pekerjaan seperti konstruksi dan penyempurnaan bangunan dimulai di awal masa kesusahan selama 7 tahun tersebut. dan Antikris memperkenalkan dirinya dan antikris ini membuat dunia bertekuk lutut dibawah kakinya selama 3 ½ tahun. Kita percaya bahwa masa damai ini adalah masa damai antara Israel dan bangsa-bangsa arab. Penting untuk diketahui adalah mereka yang paling susah berkompromi dan selalu berkesan eksklusif sekarang, Seseorang harus bisa mendamaikan antara bangsa-bangsa arab dengan Israel sekarang.
Untuk Perdamaian dengan bangsa arab, Israel akan melakukan usaha agar mereka mendapat izin untuk membangun Bait Allah mereka yang ketiga. (aneh, rumah nenek moyang mereka dari zaman nabi-nabi, mereka harus minta ijin segala untuk membangun di sana)
Bangsa Arab-Palestina ingin merdeka dan memiliki Negara sendiri dan yang menjadi masalah adalah tanah ini diberikan Tuhan kepada Abraham pada kejadian 12.
Kejadian 12: 7: ”………….. ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.”……….



Tuhan mengatakan Tanah itu akan menjadi milik Israel selamanya. Sebagai Orang kristen kita harus sadar bahwa Tuhan tidak akan mengizinkan tanah yang sudah dijanjikan kepada Abraham diberikan kepada bangsa lain. ”Sebab lebih mudah langit dan bumi ini runtuh daripada satu perkataan Allah tidak terjadi, dan apalagi itu adalah janjinya kepada Abraham yang pasti ditepati.” ini Tuhan yang berjanji kepada Abraham, pasti akan di tepati.
Saat ini aktivitas di Israel meningkat terkait rencana pembangunan bait Allah ke 3
Beberapa grup dan organisasi seperti ”The Temple Mount Faithful” terus meningkatkan kerja mereka untuk membangun kembali bait suci Allah ke 3. Bahkan bangsa Yahudi telah mempersiapkan tata cara pengorbanan seperti pada bait suci lama (1 dan 2). Beberapa group lain berusaha membangun Bait Allah ketiga dengan jalan damai dan kompromi sedangkan yang lain berusaha untuk menghancurkan “Dome Of The Rock”
Dr. Asher Kaufman telah meniliti di lokasi bait suci dan mempelajari Dokumen selama bertahun
Dia mengatakan bahwa lokasi asli bait suci adalah 322 feet ke utara dari “dome Of the Rock”. Jika anda melihat, disana ada sebuah batu datar dalam banguan yang kecil yang disebut “dome of the spirit” atau juga “dome of the tablets”. Dr. Kaufman percaya bahwa inilah tempat yang maha suci dan kudus dari bait Allah dari bait Allah pada masa Salomo.
Mengkuti illustrasi dan gambaran lokasi bait suci sekarang, Dengan “Dome Of The Rock” dan bait Allah ke 3 akan dibangun disebelahnya.

Ilustrasi berikut menunjukan area sekitar bait suci Yerusalem. Anda dapat melihat bahwa area yang terbuka dari kubah emas “Dome Of The Rock” ke sebelah utara, bahwa ada jarak diantara bangunan Islam ini untuk membangun bait suci Allah yang ketiga.

Garis biru pada gambar diatas menunjukan bahwa Tembok akan dibangun untuk memisahkan antara bait suci Allah dengan “Dome Of The Rock”dan memisahkan keduanya seperti yang dikatakan (wahyu 11:2). dan itu bukan area di luar bait suci yang telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain.
Ada satu fakta menarik jika bait Allah ketiga dibangun kembali dimana jalur timur-barat dari dome Of tablets akan berhadapan langsung dengan Pintu Gerbang Kuno dibagian Timur lokasinya dibawah pintu bagian selatan yang digunakan sekarang
Kita tahu bahwa Bait suci asli menghadap ke pintu gerbang bagian timur
Foto ini diambil dari bukit Zaitun, terlihat pintu gerbang bagian timur dengan bait suci Yerusalem dibelakangnya. “Dome Of spirits” yang adalah tepat kudus dari Bait suci asli zaman salomo dengan anak panah merah pada gambar di bawah ini.

Jika bait suci Allah sudah dibangun,dan jika anda berdiri di bukit Zaitun dan lihat melewati lembah menuju bait suci yang baru ke arah pintu gerbang timur (yang disebut juga Shushan atau Gerbang Hakohan) dan meluaskan pandangan (ke arah dome of the rock) dan melihat bahwa semua pintu gerbang memiliki tinggi yang berbeda-beda dengan pengaturan yang sempurna.
Gambar berikut menunjukkan Bait suci, dengan bangunan Islam “Dome Of the Rock” dengan illustrasi bangunan baru bait Allah sudah dibangun dan mungkin terlihat seperti ini.
Dengan jalan masuk menuju bait suci adalah pintu gerbang sebelah timur:

Semua tembok yang mengeliling Yerusalem adalah tembok yang tinggi, kecuali tembok disebelah timur. Hal ini di maksud supaya, yang mengorbankan sapi atau hewan korban dapat melihatnya dari bukit Zaitun melewati pintu gerbang sebelah timur selama hari penebusan [Mishnah, Middot 2:4]
that the east-west line aligning the Mount of Olives with the Eastern Gate and the Temple bisect on a small shrine called the Dome of the Spirits.

Lokasi tempat paling kudus atau pusat kaabah telah diketahui yaitu tempat dimana berdirinya dome of the Spirits. Dr. Kaufman menulis bahwa batu datar didalam dome of the spirits hanya muncul di bait suci – Tongkat untuk mendorong Tabut perjanjian pada bait suci yang pertama, yang modelnya juga dibangun pada bait suci kedua.

Lantai disekitar “Dome of the rock” sudah di paving (di aspal). Ini adalah “Eben Shetiyyah” (Fondasi batu) yang adalah lantai dasar pada tempat suci kuno. seperti yang ditulis:
Dr. Asher Kaufman, Biblical Archeology Review, Vol IX No.2, Mar./Apr. 1983, Where the Ancient Temple of Jerusalem Stood, Extant “Foundation Stone” for the Ark of the Covenant Is Identified
“JUST PUBLISHED: The 4-inch-wide, 3.5-inch-tall ostracon, or inscribed potsherd, shown contains the oldest complete extra-Biblical mention of the House (or Temple) of Yahweh ever found. The 8 Hebrew letters are read right to left. Lamed, Bayit, Yod, Tau La-Bayit = The House Biblical Archaeology Review, Nov./Dec. 1997, Vol. 23, No. 6, p. 30 (p. 28-32) -
Menurut Rabbi Moses ben Maimon (maimonides) tercatat dalam Talmud pada waktu sebelum penghancuran(titus pada tahun 70 M) bait suci yang di renovasi oleh Herodes. Bait suci tidak dibangun ditengah (dilokasi Dome Of The Rock) [Encyclopedia Judaica CD, "Temple Mount"]
Bahwa Lokasi bait suci memang tidak tepat ditengah-tengah bait suci tetapi jauh dari dinding sebelah selatan dibandingkan dengan jarak ke dinding yang lain [Mishnah, Middot 2:1] ini menjelaskan bahwa lokasi tepatnya bait suci adalah sebelah utara dari Dome of the Rock dan Sebelah barat dari Gerbang timur yang ada sekarang
“Sejak dibangun Salomo, Bait suci berdiri di posisi paling tinggi dari lokasi bait sucinya.
Area yang kosong setelah situs Islam Dome Of The Rock, hanya lokasi ini yang bisa dibangun yang kita lihat dari gerbang timur dan dari bukit Zaitun, yang menunjukan lokasi yang tepat untuk membangun bait suci Allah.


Ada perkataan menarik dalam kitab Yehezkiel tentang Gerbang ini:
Yehezkiel 44:1
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu gerbang luar dari tempat kudus, yang menghadap ke timur; gerbang ini tertutup.

Pintu Gerbang timur merupakan Pintu gerbang penting di Yerusalem, dan hanya lewat sini untuk masuk ke kota Yerusalem dari timur. Pintu gerbang Timur merupakan Pintu Gerbang yang tertua dan tidak dibangun kembali oleh penguasa Islam Sulaiman Agung pada tahun 1539-1542. Sulaiman mengerti dari injil Bahwa Mesias akan datang kembali melintasi Gerbang ini ketika dia kembali ke bumi jadi Pintu Gerbang bagian Timur ditutup oleh penguasa islam tersebut pada tahun 810. Ini berarti, mendekati 1200 tahun.
Injil mengatakan, ketika Yesus datang, Turun dari Surga (wahyu 19) dan Turun menginjakkan kakinya diatas Bukit Zaitun, tempat yang sama ketika Dia terangkat ke Sorga.
Kis 1:11
………. “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
Zakharia 14:4
Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan.
700 Tahun sebelum Yesus lahir, Nabi Allah Maleakhi mengatakan ketika Yesus datang, Dia akan menuju bait Allah dan segera.
Maleakhi 3:1
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Ini adalah kedatangan Yesus pertana kali, ketika dia memasuki Bait suci pada saat masih bayi, dan malaekhi mengatakan bahwa ia akan datang kembali, seperti yang di katakan Maleakhi ketika Yesus datang kedua kali
Mat 24:27
Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Sekali ketika Yesus datang, Dia akan turun di bukit Zaitun dan berjalanmenuju Pintu Gerbang timur.
Zakharia 14:1-4
14:1Sesungguhnya, akan datang hari yang ditetapkan TUHAN, maka jarahan yang dirampas dari padamu akan dibagi-bagi di tengah-tengahmu.
14:2Aku akan mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yerusalem; kota itu akan direbut, rumah-rumah akan dirampoki dan perempuan-perempuan akan ditiduri. Setengah dari penduduk kota itu harus pergi ke dalam pembuangan, tetapi selebihnya dari bangsa itu tidak akan dilenyapkan dari kota itu.
14:3Kemudian TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran.
14:4Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan.
Ketika kaki Yesus menyentuh Bukit Zaitun, akan terjadi Gempa buni yang dahsyat, sehingga bukit Zaitun terbelah menjadi Dua…Perbukaan bumi bergetar dan patah dengan pergerekan konstan, dan itu kita sebut sebagai gempa bumi. Dua lempeng bumi yang berbeda bergerak sehingga menimbulkan patahan akibat gesekan sehingga terjadi Gempa bumi.
Sungai Jordan dan Lembah Jordan tetap Eksis sebab patahan atau gempa tektonik terjadi di sekitar laut Merah, melalui seluruh tanah Israel dibawah sungai jordan
Peta berikut menunjukan garis hitam sebagai perbatasan antra lempeng bumi atau Plate bumi di sekitar Israel dan Arab Saudi. Garis bulat Merah adalah lokasi Bukit Zaitun

Ketika Yesus naik Ke sorga, adalah dari bukit Zaitun:
Kis 1:9-12
1:9Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
1:12Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
Dengan kata lain, bukit Zaitun adalah tempat Yesus meninggalkan Dunia dan mungkin juga tempat ketika Dia kembali ke Dunia.
Wahyu 11:1-2
Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: “Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya.”
Yerusalem akan dikuasai selama 42 bulan (3 1/2 tahun)
Pelataran sebelah luar adalah “the dome Of the Rock, selama 3 ½ tahun masa kesusahan, bangunan baru bait Allah ke 3 akan berdampingan dengan bangunan Islam “Dome Of the Rock”. Pada saat artkel ini di tulis, Israel sedang mempersiapkan pembangunannya yang segera dibangun.
Pada saat ini sekolah-sekolah Israel sedang melatih anak-anak di “Yasheva”. Mereka di latih bagaimana mengorbankan Hewan di bait Allah dan juga upacara lain yang tertulis dalam Injil.

Sapi Merah (Red Heifer) dibutuhkan untuk pemurniaan segala macam perkakas didalam bait Allah yang baru nanti di Yerusalem. Baru-baru ini telah ditemukan.jika sapi Merah telah benar-benar berwarna merah, maka siap digunakan untuk menyucikan bait Allah.
Menurut sumber yahudi, Tidak ada sapi yang benar-benar berwarna merah yang sudah lahir di Israel sejak Yerusalem jatuh tahun 70 M. Salah seorang aktivis yahudi mengatakan “Kami telah menunggu 2000 tahun untuk tanda dari tuhan, dan sekarang telah terbukti dengan lahirnya sapi merah. ”Kelahiran sapi Merah dilihat sebagai tanda kedatangan Mesias dan melanjutkan kembali Upacara Korban di bumi di bait Allah ke 3, ketika dia datang kembali.
Sapi Merah telah lahir di Israel, yang hanya terjadi satu kelahiran untuk setiap generasi. Ini adalah Mujizat. Sangat langka, Itu sudah cukup sebab abu lembu merah ini dengan air murni sudah cukup untuk penabisan atau pemurnian. Sejauh ini jumlah sapi atau lembu merah yang lahir adalah sembilan. 10 lembu merah diperkirakan lahir pada akhir bait Allah ke 3 selesai dibangun.

Sapi atau lembu merah harus berumur 3 tahun sebelum dia bisa di korbankan
Selain itu beberapakriteria yang harus di penuhi tentang lembu merah tersebut:
Lembu harus benar-benar berwarnah merah
Tidak memiliki cacat
Belum pernah digunakan untuk membajak atau dipasang alat pembajak tanah
(kalau poin ketiga, jelas sekarang membajak tanah tidak menggunakan sapi lagi bukan!)
Ini adalah Tujuan utama dari tujuh tahun masa kesukaran. awal periode 7 tahun tersebut, Tuhan akan mengirim dua saksinya seperti yang tercatat dalam wahyu 11.
Jadi kita harus bersiap untuk kedatangan Yesus Kedua kali…..

Minggu, 13 Januari 2013

Yesus Kristus dalam Kesaksian Sejarah (4)

5. HADRIANUS
Dalam pemerintahan Hadrianus (117-138 M), Serenius Granianus, Gubernur Asia, menyurat kepada kaisar memohon advisnya dalam menangani dakwaan-dakwaan terhadap orang Kristen. Barangkali ia sedang mengalami masalah-masalah yang sama yang telah disebut oleh Plinius. Dalam semangat hubungan baru mereka dengan Yesus yang sudah bangkit, orang-orang Kristen sedang membawa orang lain kepada Kristus, sehingga mereka tidak lagi melaksanakan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala. Hal itu memukul pedagang-pedagang tertentu, seperti tukang perak, di tempat yang paling menyakitkan - yaitu di pundi-pundi. Sebagai akibatnya, orang-orang Kristen sering harus menghadap pengadilan hanya karena mereka mengikuti Allah yang tidak disetujui oleh negara. Hadrianus menyurat kembali kepada pengganti Granianus, yaitu Minucius Fundanus. Suratnya yang dipelihara oleh Eusebius, menjadi bukti tak langsung yang meneguhkan hal-hal sama yang dicatat oleh Plinius:
Oleh karena itu, saya tidak menghendaki perkara ini dilewati tanpa diselidiki, supaya orang-orang ini tidak diganggu, dan juga tidak diberi kesempatan kepada para informan untuk mengadakan pengaduan yang penuh dengki. Karena itu, apabila pemerintahan propinsi dengan jelas dapat menunjukkan dakwaan mereka terhadap orang Kristen, supaya dapat dipertanggung-jawabkan di hadapan pengadilan, biarlah mereka mengikuti proses ini saja, tetapi tidak dengan sekadar mengajukan petisi dan membuat gaduh terhadap orang-orang Kristen. Karena adalah jauh lebih pantas, apabila orang melemparkan tuduhan agar Anda yang harus memeriksanya.[25]
-------------------
Catatan :
[25] Eusebius, The History of the Church 4. 9. [AS]

6. SUETONIUS
Sekitar tahun 50 M, Rasul Paulus tiba di Korintus. Kisah Para Rasul 18:2 mencatat bahwa di sana ia berjumpa dengan "seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma." Rupanya, oleh kedewasaan rohani Akwila dan Priskila, yang tampak dalam Kisah Para Rasul 18:26, maka mereka pasti sudah menjadi orang Kristen ketika mereka berada di Roma sebelum tahun 49. pada tahun itulah Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma.

Suetonius, seorang sejarawan Romawi lain dan pencatat Tawarikh dari Istana Kaisar, menulis sekitar tahun 120 M, "karena orang-orang Yahudi terus-menerus mengadakan kerusuhan atas hasutan Chrestus, Kaisar memaksa mereka meninggalkan Roma." [26]

Siapakah "Chrestus itu? Ada sedikit perdebatan mengenai pertanyaan ini karena Chrestus rupanya sebuah nama yang cukup umum, terutama di antara para budak. Namun, ada beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Chrestus boleh jadi salah ejaan dari kata Yunani "Christus":
Pertama, Chrestus adalah sebuah nama Yunani. Tentu saja, banyak orang Yahudi mempunyai nama-nama Yunani, entah dari lahir atau diambil kemudian (mis., murid-murid Yesus dari Galilea, Andreas dan Filipus. dan ketujuh "diaken" yang diangkat dalam Kis. 6:5, hanya seorang di antara mereka yang disebut seorang penganut agama Yahudi), tetapi selain dari itu Chrestus tidak dikenal sebagai nama Yahudi." [27] 
Dan kedua, Chrestus kedengaran mirip sekali dengan Christus, yang dengan artinya "diurapi," tidak lazim di dunia bukan Yahudi, sehingga menggantinya dengan Chrestus, sebuah nama Yunani yang lebih lazim, dengan mudah dilakukan. Tertullianus menjelaskan bahwa para penentang kekristenan, dengan cara salah mengucapkan nama itu sebagai "Chrestianus," sebenarnya memberi kesaksian tentang" sifat manis dan kebaikannya"! (FrRE 41)

Suatu petunjuk lain timbul dalam bagian sisa Kisah Para Rasul 18, yang menceritakan bagaimana Akwila dan Priskila melibatkan diri dalam misi Paulus untuk "bersaksi kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus." Banyak orang Yahudi memberi reaksi yang sengit, dan jikalau pasal-pasal lain dari Kitab Kisah Para Rasul merupakan pertanda yang khas tentang masa-masa itu, mungkin Akwila dan Priskila terlibat dalam persengketaan yang serupa di Roma pada tahun 49 M. Orang Kristen Yahudi yang bersaksi kepada orang-orang Yahudi lainnya mungkin mengakibatkan permusuhan-permusuhan yang mengakibatkan pengusiran semua orang Yahudi dari Roma. Sudah pasti, pencatat laporan polisi itu telah diberi tahu bahwa kekerasan itu terjadi atas hasutan "Kristus." Akan tetapi, karena ia tidak pernah mendengar tentang "Kristus," ia menulis "Chrestus," nama umum yang la kenal. Tujuh puluh tahun kemudian, ketika Suetonius mencari keterangan dari laporan ini, dengan teliti ia mencatat apa yang ditemukannya. Maka laporan ini dan laporan Suetonius mengenainya, hampir pasti telah membuktikan bahwa dalam waktu enam belas sampai dua puluh tahun setelah kematian Yesus, orang-orang Kristen Yahudi dan Yudea sedang menceritakan kepada orang-orang Yahudi lainnya di Roma mengenai kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya.

Suetonius juga menguatkan laporan Tacitus mengenai kebakaran besar di Roma. Dalam karyanya yang berjudul Life of Nero, Suetonius melaporkan bahwa sesudah kebakaran itu, "Hukuman dijatuhkan kepada orang-orang Kristen, sekelompok orang yang menganut suatu takhayul baru yang jahat." [28] Sekali lagi, sebuah sumber sekular bukan Kristen membuktikan bahwa hanya tiga puluh tahun setelah kematian Kristus, terdapat pria dan wanita di Roma yang dihukum mati karena keyakinan mereka bahwa Yesus telah hidup, mati, dan dibangkitkan dari antara orang mati.
-------------------
Catatan :
[26] Suetonius, Life of Claudius 25. 4 [AS]
[27] Misalnya, Yosefus tidak menyebut orang Yahudi yang bernama Chrestus.
[28] Suetonius, Life of Nero 16. [AS]

7. LUCIANUS DARI SAMOSATA
Sekitar tahun 170 M, Lucianus, seorang pengarang syair sindiran dalam bahasa Yunani, menulis tentang orang-orang Kristen yang mula-mula dan pemberi hukum mereka. Sifat bermusuhan dari kesaksiannya menjadikannya lebih berharga:
Ketahuilah, orang-orang Kristen memuja seorang pria sampai pada hari ini - tokoh tersohor yang memperkenalkan tata ibadah baru mereka, dan disalibkan karena hal tersebut... Orang-orang tersesat ini mulai dengan keyakinan yang umum bahwa mereka itu hidup kekal selamanya, yang menjelaskan pandangan rendah mereka terhadap kematian dan pengabdian diri secara sukarela yang umum terdapat di antara mereka; dan kemudian diingatkan kepada mereka oleh pemberi hukum asli mereka bahwa mereka semua bersaudara, dari saat mereka bertobat, dan menyangkal dewa-dewa Yunani, dan menyembah orang bijaksana yang disalibkan itu, serta hidup menurut hukum-hukum-Nya. Semua hal ini mereka terima dengan iman, dan sebagai akibatnya, mereka menganggap rendah semua harta duniawi, dan menganggapnya hanya sebagai harta bersama."[29]

Lucianus juga menyebutkan orang-orang Kristen beberapa kali dalam karyanya yang berjudul Alexander the False Prophet, bagian 25 dan 29.
-------------------
Catatan :
[29] Lucianus, The Death of Peregrine 11-13. [AS]

8. MARA BAR-SERAPION
Beberapa waktu sesudah tahun 70 M, seorang Siria, barangkali seorang filsuf aliran stoa, menulis dari penjara kepada putranya. Dalam usahanya untuk mendorong putranya untuk mengejar hikmat, ia merenungkan:
Keuntungan apakah yang diperoleh orang-orang Atena ketika mereka membunuh Sokrates? Kelaparan dan penyakit pes menimpa mereka sebagai hukuman karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang di Sames ketika mereka membakar Pitagoras? Dalam waktu sesaat negeri mereka tertutup pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang Yahudi ketika menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Tidak lama setelah peristiwa itu kerajaan mereka dibinasakan. Secara adil Allah membalas dendam atas kematian tiga orang bijaksana ini: orang Atena mati kelaparan; Orang Sames dibanjiri air laut; orang Yahudi mengalami kehancuran dan dihalaukan dari negeri mereka, serta hidup tersebar di seluruh dunia. Namun, Sokrates tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran Plato. Pitagoras tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam patung Hera. Demikian pula Raja yang bijaksana itu tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran yang telah disampaikan-Nya.[30]

Nilai pengesahan surat ini terhadap fakta-fakta sejarah dikurangi oleh kenyataan bahwa Mara Bar-Serapion bisa saja memperoleh informasinya dari tradisi Kristen (yang belum tentu berarti bahwa tradisi itu salah) dan oleh kenyataan informasinya tentang Atena dan Sames itu tidak tepat. Tetapi surat ini mungkin saja ditulis sedini abad pertama dan penulisnya sudah pasti bukan orang Kristen karena di tempat lain ia merujuk kepada "dewa-dewa kami" dan menyamakan Yesus dengan Sokrates dan Pitagoras. Lagi pula, ia mengatakan bahwa Yesus hidup terus dalam ajaran-Nya dan bukan dalam kebangkitan-Nya. Rupanya ia telah dipengaruhi oleh orang Kristen bukan Yahudi, karena ia menyalahkan "orang Yahudi" karena telah "menghukum mati raja mereka yang bijaksana." Akan tetapi, bahkan Yohanes yang orang Yahudi, murid Yesus, berulang-ulang memakai kata "orang Yahudi" ketika merujuk kepada kelompok-kelompok atau para pemimpin Yahudi tertentu, yang kebanyakannya menentang Yesus, tetapi beberapa di antaranya juga mengagumi Yesus, dan yang lain bersikap masa bodoh terhadap Dia.

Kami tidak akan melanjutkan survei kami tentang rujukan-rujukan orang bukan Kristen sampai melampaui tahun 200 M. Dalam bab sebelumnya, kita telah melihat bahwa tidak mungkin seorang penulis bukan Kristen mengacu kepada Yesus atau para pengikut-Nya. Bukti dalam bab ini menunjukkan bahwa berita mengenai kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus, pasti telah mulai disebarkan ke seluruh kekaisaran Romawi segera setelah kematian Yesus, karena para penulis bukan Kristen telah melaporkan berbagai efeknya dalam waktu sembilan belas atau tiga puluh tahun setelah penugasannya.
-------------------
Catatan :
[30] British Museum Syriac MS. Addition 14, 658. Tanggal manuskrip ini ditetapkan pada abad ke-7, tetapi surat itu sendiri berasal dari abad ke-2 atau ke-3.

Sumber : Josh McDowell, Apologetika: Bukti yang Meneguhkan Kebenaran Alkitab, Vol 3, hlm 43-7

Yesus Kristus dalam Kesaksian Sejarah (3)

3. PLINIUS YUNIOR
Plinius Yr (Plinius Secundus) adalah keponakan dan anak angkat Plinius Sr, sarjana ilmu pengetahuan alam yang meninggal dunia dalam ledakan Gunung Vesuvius. Bruce berkata mengenai dirinya, "Plinius adalah seorang penulis surat yang hebat di dunia. Surat-suratnya berbeda dengan surat-surat pendek yang ditulis oleh kebanyakan di antara kita, yang dimaksudkan untuk dibaca oleh penerima saja, melainkan dengan memperhatikan publik yang lebih luas dan telah mencapai status sastra klasik." (BrF. Jeo 24)

Sepuluh jilid dari korespondensi Plinius telah bertahan sampai sekarang ini. Dalam jilid ke-10 terdapat sepucuk surat dari Plinius kepada Kaisar Trayanus mengenai orang-orang Kristen di propinsinya. Surat ini ditulis sekitar tahun 112 M sementara Plinius menjabat sebagai gubernur Bitinia di Asia kecil. Kami mengutip Plinius panjang lebar karena suratnya memberikan informasi yang baik sekali mengenai kekristenan mula-mula dari sudut pandang non-Kristen. Ia menulis:

Yang Mulia, ini suatu kebiasaan yang saya selalu lakukan, yaitu memohon petunjuk kepada Yang Mulia kapan saja saya merasa ragu-ragu; sebab siapakah yang lebih mampu untuk memberi tuntunan dalam kebimbangan saya atau memberi nasihat dalam ketidak-tahuan saya? Karena saya tidak pernah menghadiri pemeriksaan pengadilan orang-orang Kristen, saya tidak mengetahui cara atau batas-batas yang harus dipatuhi dalam hal memeriksa ataupun menghukum mereka; apakah perlu diadakan perbedaan karena usia, ataukah perlakuan yang sama diberikan kepada yang termuda dan yang dewasa; apakah penyesalan harus diampuni, ataukah jika seorang pernah menjadi Kristen tidak ada gunanya sama sekali untuk menarik kembali kepercayaannya; apakah sekadar mengakui menjadi Kristen, meskipun tidak melakukan kejahatan, ataukah hanya tuduhan-tuduhan yang berhubungan dengannya yang dapat dihukum - saya sangat bingung mengenai segala hal ini. 

Dalam pada itu, cara yang saya laksanakan terhadap orang-orang yang telah dilaporkan kepada saya sebagai orang Kristen, adalah sebagai berikut: saya menginterogasi mereka apakah mereka benar-benar orang Kristen; apabila mereka mengakuinya, saya mengulang pertanyaan itu dua kali, serta menambahkan ancaman hukuman mati; apabila mereka tetap bertekun saya memerintahkan untuk melaksanakan hukum mati. Karena apapun sifat kepercayaan mereka, paling tidak saya tidak merasa ragu-ragu bahwa ketidak-taatan yang membandel dan sikap keras kepala yang gigih pantas menerima hukuman. Ada juga orang lain dengan kepercayaan yang sama, tetapi karena mereka warga negara Roma, saya memerintah agar mereka dibawa ke Roma untuk diadili.  

Tuduhan-tuduhan menyebar (seperti biasanya terjadi) hanya dari kenyataan bahwa perkara itu sedang diselidiki, dan beberapa bentuk kejahatan mulai terbuka. Sebuah plakat dipasang, tanpa tanda-tangan, yang menuduh banyak orang dengan menyebut nama mereka. Orang-orang yang mengingkari bahwa mereka adalah, atau pernah menjadi, orang Kristen, dan yang mengikuti saya dengan mengucapkan kepada dewa-dewa, dan memuja secara formal dengan persembahan tumpahan dan kemenyan, di depan patung Yang Mulia, yang atas perintah saya telah dibawa ke balai pengadilan untuk tujuan tersebut, bersama dengan patung dewa-dewa, dan yang akhirnya mengutuk Kristus - saya menganggap orang-orang ini pantas dibebaskan. Konon, orang-orang yang sungguh-sungguh Kristen tidak dapat dipaksa untuk melakukan perbuatan-perbuatan di atas. Orang lain yang disebut oleh narasumber yang anonim itu mula-mula mengakui bahwa mereka orang Kristen, tetapi kemudian mengingkarinya; mereka mengatakan bahwa memang mereka pernah mengikuti kepercayaan itu, tetapi mereka telah meninggalkannya, ada yang tiga tahun, yang lain sudah bertahun-tahun, dan ada beberapa yang sudah meninggalkannya dua puluh lima tahun sebelumnya. Mereka semua memuja patung Yang Mulia dan patung dewa-dewa, serta mengutuk Kristus.  

Bagaimanapun, mereka menegaskan bahwa seluruh kesalahan atau kekeliruan mereka, adalah bahwa mereka sudah terbiasa berkumpul sebelum fajar pada hari yang telah ditetapkan, ketika secara bergantian mereka menyanyikan bait-bait dari sebuah himne kepada Kristus seperti kepada Allah. Mereka juga berikrar dengan sepenuh hati untuk tidak melakukan perbuatan jahat, tidak pernah melakukan penipuan, pencurian atau perzinahan, tidak memutarbalikkan perkataan mereka, tidak pernah mengingkari sesuatu yang dipercayakan kepada mereka ketika mereka diminta untuk menepatinya; setelah pertemuan itu mereka berpisah dan kemudian berkumpul kembali untuk makan bersama-sama tetapi makanan yang biasa dan tidak membahayakan. Akan tetapi, mereka juga telah meninggalkan kebiasaan ini setelah dekrit saya diumumkan, yaitu dekrit yang melarang semua perkumpulan politik, sesuai dengan perintah Yang Mulia. Karena itu saya menganggap perlu sekali untuk dapat mendengarkan kejadian yang sebenarnya, dengan bantuan siksaan, dari dua orang budak perempuan, yang disebut diaken wanita; tetapi saya tidak dapat menemukan apa-apa lagi kecuali takhayul yang berlebihan dan merusak.   

Oleh karena itu saya menangguhkan penuntutan perkara tersebut dan dengan segera memohon petunjuk pada Yang Mulia. Saya menganggap bahwa perkara ini patut diserahkan kepada Yang Mulia, terutama bila memikirkan banyaknya orang yang terancam. Orang dari bermacam-macam kedudukan dan usia, pria dan wanita, sedang dan akan terlibat dalam penuntutan perkara ini. Karena takhayul yang mudah menjalar ini tidak terbatas pada kota-kota saja, tetapi telah tersebar di desa-desa dan wilayah-wilayah pedalaman. Bagaimanapun, kelihatannya ada kemungkinan untuk mencegah dan melenyapkannya. Paling tidak sudah pasti bahwa kuil-kuil yang hampir sepi, sekarang mulai sering dikunjungi; dan sesudah lama tidak diadakan, pesta-pesta sakral mulai diselenggarakan lagi; sementara itu ada permintaan akan daging korban dari khalayak ramai, padahal selama beberapa waktu hanya sedikit orang yang membelinya. Dari semua ini dengan mudah dapat dibayangkan betapa banyaknya orang dapat diperoleh kembali, apabila pintu pertobatan dibiarkan terbuka[17]

Dalam jawabannya, Kaisar Trayanus setuju bahwa menjadi orang Kristen merupakan kejahatan yang patut dihukum:
Secundus yang terhormat: Anda telah bertindak dengan sangat tepat ketika memutuskan berbagai kasus orang-orang yang dituduh menjadi orang Kristen. Tentu saja, tidak dapat diambil keputusan umum yang dengannya dapat ditentukan bentuk yang tetap untuk menghadapi mereka. Mereka tidak boleh diuber-uber; apabila mereka dituduh dan terbukti bersalah, mereka harus dihukum, asalkan siapa saja yang mengingkari bahwa ia seorang Kristen dan memberi bukti praktis tentang hal itu dengan memohon doa kepada dewa-dewa kita, orang itu harus diampuni berdasarkan penolakan ini, tak peduli dasar-dasar kecurigaan apapun yang ada terhadap dirinya pada masa lalu. Bagaimanapun juga, dokumen-dokumen anonim yang diperhadapkan kepada Anda tidak perlu diperhatikan; itu merupakan preseden yang sangat buruk dan tidak pantas untuk zaman kita ini. [18] 

Kedua surat ini menegaskan sejumlah detail dari kekristenan yang mula-mula yang terdapat atau tersirat dalam Perjanjian Baru. Misalnya:
(1) Orang-orang Kristen yang menjadi warga negara Roma dikirim ke sana untuk diadili, seperti dalam hal Rasul Paulus;
(2) beberapa orang menarik kembali kepercayaannya sebagai orang Kristen, seperti yang dinubuatkan oleh Yesus dalam perumpamaan jenis-jenis Tanah;
(3) mereka menganggap Kristus adalah Allah;
(4) mereka memiliki perangai moral yang patut dicontoh;
(5) beberapa wanita dalam gereja memegang jabatan diaken wanita; dan
(6) Sejumlah besar orang sedang ditambahkan kepada gereja;
(7) Menyebarnya kekristenan mengakibatkan kerugian finansial bagi orang-orang yang usahanya berkaitan dengan berbagai kuil dan agama kafir (mis., tukang-tukang perak di Kisah 19).

Bagaimanapun, G.A. Wells berpendapat bahwa "kesaksian Plinius tidak ada sangkut paut dengan keberadaan Yesus ... Tak seorang pun meragukan bahwa pada tahun 112 orang-orang Kristen menyembah Kristus dan bahwa pernyataan Plinius menghasilkan kepercayaan Kristen." (WeG.HE 16) Akan tetapi, Wells melupakan bahwa Plinius dan Trayanus membuktikan fakta bahwa dalam delapan puluh tahun yang pertama kekristenan sejumlah besar pria dan wanita begitu yakin bahwa menurut sejarah Yesus benar-benar telah hidup, mati, dikuburkan, dan dibangkitkan sehingga mereka menyatakan keyakinan-keyakinan mereka meskipun sudah pasti mereka akan dihukum mati.
-------------------
Catatan :
[17] Plinius, Epistles 10. 96.
[18] Ibid., 10. 97.

4. CORNELIUS TACITUS
Para sejarawan masa kini telah terbiasa mengumpulkan keterangan dari kisah-kisah mengenai waktu dan tempat purbakala, meskipun orang-orang yang menulis kisah-kisah itu telah menggunakan sumber-sumber yang kurang baik, tidak seksama dalam menafsirkan atau menganalisis materi mereka, dan menyimpang dari fakta-fakta dalam laporan mereka oleh sebab prasangka yang terbentuk sebelumnya. Karena alasan ini, Tacitus "pada umumnya dianggap sejarawan yang paling dapat dipercayai. Ia memiliki kepekaan dan imajinasi yang giat, namun tak pernah mengganggu perasaan kritis yang langka pada zamannya dan kejujuran yang tinggi dalam menyelidiki dokumen-dokumen." (AmFSLC 16)

Tacitus, yang dilahirkan sekitar tahun 52-55 M, menjadi senator di bawah pemerintahan Vespasianus. Kemudian ia memegang jabatan konsul, dan pada tahun 112-113 M menjadi prokonsul atau Gubernur Asia. Dia seorang orator yang dihormati dan teman akrab Plinius Muda yang menjadi Gubernur Bitinia, sebuah propinsi yang berdekatan, sebelum Tacitus menjadi Gubernur Asia.

Ketika menulis dalam Annals sekitar tahun 116 M, Tacitus menggambarkan reaksi Kaisar Nero terhadap kebakaran besar yang melanda Roma pada tahun 64 M. Desas desus yang gigih beredar bahwa Nero sendiri yang berada dibalik kebakaran tersebut dan karena itu ia harus bertindak untuk melenyapkan cerita itu. Tacitus bercerita tentang tindakan-tindakan Nero untuk menghentikan desas-desus itu:
Sejauh ini, tindakan-tindakan pencegahan yang diambil telah dianjurkan oleh kebijaksanaan manusia: kini dicari cara-cara untuk menenangkan para dewa, dan petunjuk diminta dari kitab-kitab Cybele; atas nasihatnya, rakyat berdoa kepada Vulcan, Ceres, Proserpina, sedangkan ibu-ibu muda mengambil hati dewi Juno, pertama di Capitol, kemudian di tempat yang terdekat di pantai laut, tempat mengambil air untuk memercik kuil dari dewi tersebut. Jamuan-jamuan ritual dan berjaga-jaga semalam suntuk dilakukan oleh wanita-wanita yang sudah menikah. Tetapi baik bantuan manusia, maupun kemurahan hati Kaisar, dan segala cara untuk menenteramkan para dewa, tidak dapat mendiamkan skandal atau menghilangkan kepercayaan bahwa kebakaran itu terjadi karena diperintahkan. Oleh karena itu, untuk membasmi desas-desus tersebut, Nero menyalahkan sebagai pelaku kebakaran itu segolongan orang, yang dibenci karena perbuatan jahat mereka. yang disebut Kristen oleh orang banyak. Nero menghukum mereka dengan kekejaman yang luar biasa. Kristus, pendiri golongan Kristen, telah mengalami hukuman mati dalam masa pemerintahan Tiberius; atas keputusan Gubernur Pontius Pilatus. Dengan demikian takhayul yang merusak itu dikurangi sesaat lamanya, tetapi itu timbul kembali, bukan hanya di Yudea saja, tempat asal bencana ini, tetapi di ibukota juga, di mana segala sesuatu yang mengerikan dan memalukan dalam dunia ini berkumpul dan amat digemari. 
Mula-mula orang-orang yang mengaku menjadi anggota sekte itu ditangkap; berikutnya berdasarkan pernyataan mereka, amat banyak orang dihukum, bukan karena melakukan pembakaran dengan sengaja, melainkan karena membenci manusia. Dan cemoohan menyertai ajal mereka: tubuh mereka diselubungi kulit binatang buas dan dirobek-robek oleh kawanan anjing hingga mati; atau mereka diikat di kayu salib, dan ketika waktu siang berlalu mereka dibakar untuk menjadi lampu pada malam hari. Nero telah membuka taman-tamannya untuk tontonan ini, dan mengadakan pertunjukkan di sirkusnya, bergaul dengan orang banyak dengan mengenakan seragam pengemudi kereta perang, atau dengan menaiki keretanya. Karenanya sekalipun kesalahan yang patut dijatuhi hukuman, telah timbul perasaan kasihan, disebabkan kesan bahwa orang-orang Kristen itu dikorbankan bukan demi kesejahteraan negara, melainkan karena kegarangan satu orang.[19]

Di sini lagi, kita memiliki kesaksian tegas dari orang bukan Kristen mengenai asal-usul dan penyebaran kekristenan. Bahkan yang lebih penting, laporan Tacitus ini memberikan bukti sejarah yang kokoh bahwa orang-orang Kristen di Roma, hanya tiga puluh tahun sesudah kematian Kristus, telah dibunuh karena keyakinan mereka bahwa Yesus telah hidup, mati, dan dibangkitkan karena mereka.

Beberapa penulis telah berusaha menyerang keautentikan bagian ini, tetapi pada umumnya orang tidak bersimpati kepada penyanggahan mereka. Periksalah pendapat para ahli terkemuka di bidang sastra kuno yang menangani pokok persoalan ini (mis., Henry Furneaux, ahli sastra kuno dari Oxford dan spesialis terkemuka mengenai Tacitus), dan kesimpulannya ialah bahwa buktinya amat kokoh bahwa bagian ini telah ditulis oleh Tacitus sendiri. Hampir semua orang (termasuk Wells) mengakui bahwa gaya bahasanya sudah jelas "bahasa Latin Tacitus." Lagi pula, karena bagian ini tidak berbicara dengan baik tentang orang Kristen, tidak mungkin ada motif bagi orang lain kecuali Tacitus untuk menulis bagian tersebut.

Wells berusaha menyerang bagian ini dari sudut yang berbeda. Ia mendesak bahwa pernyataan Tacitus mengenai Yesus tidak mempunyai nilai sejarah, karena ia mungkin hanya mengulang informasi yang diperolehnya dari orang-orang Kristen itu sendiri. Karena menurut Wells kehidupan Yesus itu hanya sebuah legenda, maka orang-orang Kristen itu melaporkan kepada Tacitus sebuah legenda sebagai kenyataan bersejarah.

Wells memberikan tiga pokok sebagai bukti yang mendukung pikirannya.

Pertama, ia mengatakan bahwa Tacitus "memberi kepada Pilatus gelar 'procurator' yang umum dipakai dari paruh kedua abad pertama saja." (WeG. HE 16) Akan tetapi, apabila informasi ini berasal dari orang-orang Kristen, mengapa dalam Annals 4.5, Tacitus memanggil Lucilius Capito "procurator" ketika ia juga memegang jabatan itu sebelum pergantian nama itu? Ia juga menyebutkan kaisar "imperitante," yang bukan gelar yang tepat untuk para kaisar di masa lampau. Tacitus, sebagai senator, pasti sudah mengetahui hal ini. Namun, Tacitus memakai gelar-gelar yang dipakai pada zamannya hanya untuk menjelaskan kepada para pembaca pada zaman itu jabatan-jabatan yang dipegang oleh beberapa orang.

Kedua, Wells mengatakan bahwa jika Tacitus mendapat informasinya dari catatan-catatan resmi, ia pasti akan memanggil Yesus dengan namanya, bukan dengan gelar "Kristus." Akan tetapi, kalau Tacitus telah mengatakan "Yesus," ia akan perlu menambahkan informasi untuk menjelaskan bagaimana hubungan Yesus dengan orang-orang Kristen itu. Furneaux menandaskan bahwa "Christus," sebagai nama, adalah "nama yang cocok untuk dipakai dalam hal ini, sebagai penjelasan untuk 'Christianus.'" (FuH.A 374) Sebenarnya, apabila Tacitus telah menerima informasinya dari orang Kristen, mereka mungkin sekali akan memakai "Yesus" atau mungkin "Kristus Yesus" sebagai sebutan yang lebih akrab. Selanjutnya, Tacitus mungkin terdorong untuk memakai nama "Christus" jika sudah umum diketahui bahwa orang Yahudi memiliki "sabda Tuhan dari zaman purba bahwa akan terbit seorang Mesias penakluk." (GiE.D 1:603) Penggunaan istilah "Kristus" mungkin sekali akan menyalakan ketidaksenangan masyarakat umum terhadap orang-orang Kristen.

Ketiga, Wells menandaskan bahwa Tacitus "pasti senang untuk menerima dari orang Kristen pandangan mereka sendiri bahwa kekristenan baru saja berdiri, karena para penguasa Romawi hanya bersedia untuk bersikap menenggang terhadap kultus-kultus kuno." (WeG.HE 17) Wells sedang berusaha untuk memperlihatkan bahwa Tacitus baru saja menerima informasi dari orang Kristen bahwa Kristus mati di bawah Pontius Pilatus sementara pemerintahan Tiberius. Namun, ada banyak alasan untuk percaya bahwa Tacitus mempunyai informasi lain di samping apa yang didengarnya dari orang Kristen.

Pertama, ia membuat pernyataannya tentang kematian Kristus sebagai suatu fakta sejarah, bukan sebagai sesuatu yang dianggap benar oleh orang lain.
Kedua, seperti yang telah disebutkan dalam pasal sebelumnya, baik "Yustinus " maupun "Tertullianus" menantang para pembacanya untuk membaca sendiri dokumen-dokumen sekular yang resmi yang memperkuat detail-detail tertentu mengenai kehidupan Yesus.
Ketiga, karena ia seorang senator Romawi, sudah pasti Tacitus boleh mempergunakan dokumen-dokumen terbaik yang ada di Kekaisaran Romawi pada masa itu.
Keempat, dalam Annals 4. 10, di mana Tacitus membuktikan salahnya desas-desus tertentu, ia berkata bahwa ia telah melaporkan dari "sumber-sumber yang terbanyak dan terpercaya." Di 4.57 ia berkata, "Saya telah mengikuti mayoritas sejarawan."
Kelima, Tacitus amat teliti dalam hal mencatat berbagai pertentangan dalam sumber-sumbernya. Di 15. 38  ia berbicara tentang versi-versi yang bertentangan mengenai penyebab kebakaran besar di Roma.
Keenam, Tacitus bersikap kritis ketika mengutip sumber-sumbernya. Di Annals 4. 57 ia meragukan laporan kebanyakan sejarawan. Di 15.53 ia menganggap pernyataan Plinius tidak masuk akal, dan di 13.20 ia memperhatikan prasangka Fabius Rusticus. B. Walker mengomentari bahwa Tacitus "dengan gigih meragukan desas-desus yang bersifat umum, bahkan ketika desas-desus itu serupa dengan prasangka-prasangkanya sendiri" dan mengutip Annals 2. 68 sebagai contoh. (WaB.AT 142)
Ketujuh, Tacitus membatasi pendapatnya ketika orang lain tidak berbuat demikian. F
Kedelapan, Tacitus membedakan di antara desas-desus dan kenyataan dengan menggunakan ungkapan seperti, "Beberapa orang telah mencatat" atau "Sebagaimana umumnya dikisahkan."23 Ia juga memakai istilah-istilah seperti "Kabarnya" dan "Kata orang" ketika ia tidak ingin menjamin keterandalan suatu pernyataan. Maurice Goguel, mantan Profesor Teologi pada Universitas Paris, mencatat bahwa tidak adanya kata-kata seperti "kabarnya" di Annals 15.44 (bagian mengenai Kristus) seharusnya membuat kita percaya bahwa sumber Tacitus adalah sebuah dokumen. Ia menyatakan, "Satu hal sudah pasti, yaitu Tacitus mengetahui tentang sebuah dokumen, yang tidak ditulis oleh orang Yahudi ataupun orang Kristen, yang menghubungkan kekristenan dengan Kristus yang disalibkan oleh Pontius Pilatus." (GoMa.JN 40)
Akhirnya, sekalipun secara mandiri Tacitus sama sekali tidak membuat pernyataan tentang oknum Kristus, ia masih mencatat kenyataan bahwa pria dan wanita yang hidup tiga puluh tahun setelah Yesus disalibkan, rela untuk mati demi kepercayaan mereka bahwa Yesus telah hidup tiga puluh tahun sebelumnya. Beberapa di antara mereka, misalnya Petrus, bahkan telah mendengar, melihat, berbicara dan berjalan bersama Dia. Dan seperti yang dikatakan J. N. D. Anderson, mantan Profesor Hukum-hukum Timur pada Universitas London: "Hampir tidak dapat dikatakan ber khayal untuk menganjurkan bahwa ketika ia menambahkan" takhayul yang merusak itu dikurangi sesaat lamanya, tetapi timbul kembali," ia tanpa sadar sedang memberi kesaksian tak langsung kepada keyakinan jemaat yang mula-mula bahwa Kristus yang telah disalibkan itu telah bangkit dari kubur. (AnJ.CTW 19)
-------------------
Catatan :
[19] Tacitus, Annals. Edisi Loeb 15. 44.
[20] Yustinus Martyr, First Apology 34. 2; 48. 3 (ditemukan di RoA.ANF. [AS])
[21] Tertullianus, Against Marcion 4. 7, 19 (juga ditemukan di RoA.ANF [AS])
[22]Pertimbangkanlah berbagai pernyataannya tentang kebakaran di Roma bila dibandingkan dengan karya Suetonius Life of Nero 38 dan karya Plinius Natural Histories 17.5 [AS]
[23]Bacalah Annals of Tacitus 15. 15, 20,45,54, 64, 73 (WaB.AT). [AS]
[24]Bacalah Annals 15. 10 dan 16 (WaB.AT). [AS]

Yesus Kristus dalam Kesaksian Sejarah (2)

BERBAGAI RUJUKAN KEPADA YESUS YANG DITULIS OLEH PARA PENULIS SEKULAR DARI ZAMAN PURBA

Dalam bahasan ini kita membahas satu kelompok rujukan-rujukan diluar Alkitab kepada Yesus: yang semuanya oleh penulis-penulis sekular kuno. Penulis-penulis ini tidak selalu orang yang tidak beragama. Kita menggunakan istilah "penulis sekular" untuk mengacu kepada jenis tulisan yang mereka buat, bukan pada kepercayaan mereka masing-masing. Bagaimanapun, semua penulis itu, adalah orang bukan Kristen atau bahkan orang yang memusuhi kekristenan.

1. THALLUS DAN PHLEGON
Kemungkinan satu dari penulis-penulis yang mula-mula menjelaskan tentang Yesus adalah Thallus. Karyanya tentang kesejarahan tidak bertahan sampai saat ini, tetapi beberapa bapa gereja mula-mula mengutip tulisan Thallus dalam berbagai hal, dengan demikian melestarikan yang sedikit yang kita ketahui tentang dia. (MuC. FH 517 dst. berisi fragmen-fragmen yang masih ada dari karya-karya Thallus). Beberapa sarjana menentukan tanggal penulisan kira-kira 52 M, yang lainnya pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua.(Lihat BrF. Jeo 30 dan HaG.AE 93 untuk tanggal yang termuda. Lihat WeG.HE 18 untuk tanggal yang berikutnya) Yulius Afrikanus, menulis kira-kira pada tahun 221 M, menyatakan tentang saat-saat kegelapan pada waktu penyaliban Yesus, "Thallus, dalam buku ketiga tentang sejarahnya, menjelaskan tentang kegelapan ini sebagai sebuah gerhana matahari - kelihatannya tidak masuk akal bagi saya."[1] Afrikanus benar dalam menolak pandangan Thallus. Sebuah gerhana matahari tidak dapat bersinar pada saat bulan purnama, "dan pada saat itu adalah masa bulan purnama paskah ketika Yesus mati." [2]

Sebuah pengamatan yang paling penting yang dibuat tentang pendapat Thallus, bagaimanapun, adalah bahwa ia tidak mencoba untuk menjelaskan keberadaan dan penyaliban (dengan menyertakan masa kegelapan) Yesus. Thallus menyatakan penyaliban sebagai suatu peristiwa bersejarah yang nyata, meskipun peristiwa tersebut memerlukan penjelasan yang alamiah bagi kegelapan yang meliputi bumi pada saat itu. Afrikanus juga mengatakan bahwa Thallus menanggali peristiwa ini pada tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius (mungkin tahun 29 M). (RiHA.TS 34:113)[3] Akan tetapi, Lukas 3:1 mengatakan bahwa pada tahun itulah Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya. Dengan demikian peristiwa penyaliban terjadi kira-kira tiga sampai tiga setengah tahun kemudian. Tampaknya bahwa untuk mencari penjelasan yang alamiah mengenai kegelapan yang menyelimuti peristiwa penyaliban, Thallus mempunyai keinginan untuk mencari sesuatu di dalam periode waktu penyaliban tersebut.

Karya lain yang mirip dengan karya Thallus dan yang juga tidak bertahan sampai sekarang adalah Chronicles oleh Phlegon. Phlegon menulisnya sekitar tahun 140 M. sebuah fragmen singkat dari karya tersebut, yang diceritakan Afrikanus menegaskan kegelapan yang meliputi bumi pada saat penyaliban; muncul hanya sesaat setelah pernyataan Afrikanus mengenai Thallus. Afrikanus mengatakan bahwa Phlegon menunjuk pada gerhana yang sama ketika "ia mencatat bahwa pada zaman Kaisar Tiberius pada bulan purnama, ada gerhana matahari penuh dari enam sampai sembilan jam."[4]

Origen, seorang sarjana Kristen pada abad awal ketiga yang produktif, juga menyebut Phlegon beberapa kali dalam Against Celsus. Dalam 2.33, Origen menuliskan: Agaknya Yesus telah disalibkan pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius. Pada peristiwa itu telah terjadi gerhana matahari dan gempa bumi besar, saya kira Phlegon juga telah menulis kejadian-kejadian itu di dalam buku Tawarikhnya yang ke-13 atau yang ke-14.[5]

Dalam 2.14 ia berkata: Saya pikir, Phlegon, dalam buku ke tigabelas atau yang ke empatbelas, tentang Tawarikhnya, pengetahuan akan masa depan bukan hanya berasal dari Yesus (meskipun mengalami kebingungan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan Petrus, seperti jika mereka mengacu kepada Yesus), tetapi juga menceritakan tentang akibat persamaan terhadap prakiraan-Nya. [6]

Dalam 2.59 Origen berbicara mengenai gempa bumi dan kegelapan: Mengenai hal ini kita telah baca pada halaman-halaman terdahulu membuat pertahanan kita, sesuai kemampuan kita, mengemukakan kesaksian Phlegon, yang menceritakan bahwa peristiwa-peristiwa ini mengambil tempat ketika Penebus kita sedang menderita. [7]

Seorang penulis abad ke enam, Philopon, menulis: "Dan tentang kegelapan ini ... Phlegon menyebutnya kembali dalam Olympiads (judul buku sejarah kehidupannya)."

Kita perlu berhati-hati dalam menggunakan karya-karya Phlegon sebagai sebuah "pembuktian yang positif" rujukan tentang Yesus. Ketidak-telitian dalam laporan-laporannya menunjukkan bahwa sumber-sumbernya yang merujuk kepada Yesus kurang lengkap. Tetapi Phlegon merupakan sumber rujukan yang berarti dikarenakan satu fakta yang penting. Seperti Thallus, ia tidak memberi petunjuk apapun, yang pada periode awal ini, fakta tentang keberadaan Yesus (dan bahkan menceritakan secara terperinci tentang kegelapan dan penyaliban) yang pernah diperdebatkan. Mereka menganggapnya suatu fakta sejarah yang pasti. Masalahnya hanya bagaimana fakta-fakta itu diterjemahkan, itulah yang menjadi bahan perdebatan.

-------------------
Catatan :
[1] Yulius Africanus, Chronography 18.1 di RoA. ANF. [AS].
[2] Ibid.,
[3] Bahwa tahun 29 TM adalah permulaan pelayanan Yesus, lihatlah berbagai pilihan dan pembuktian yang diringkas kan dalam Chronological Aspect of the Life of Christ, karya Harold W. Hoehner.
[4]Afrikanus, Chronography 18.1, di RoA.ANF. [AS]
[5]Origenes, Against Celsus 2.33, di RoA.ANF. [AS]
[6] Ibid., 2. 14.
[7] Ibid., 2. 59.

2. YOSEFUS
Yosefus lahir hanya beberapa tahun setelah kematian Yesus. Atas usahanya sendiri ia menjadi konsultan bagi para rabi di Yerusalem pada umur 13 tahun, menjadi seorang pertapa di gurun pada umur enam belas tahun dan menjadi seorang pemimpin Militer di Galilea pada tahun 66 M. Rupanya ia telah melihat alamat buruk, membelot kepada orang Romawi dan menjamin keamanannya di masa depan dengan cara bernubuat bahwa Vespasianus, pemimpin pasukan penyerbu (yang diterimanya sebagai Mesias Israel), pada suatu hari akan menjadi kaisar. Vespasianus betul-betul menjadi kaisar, dan Flavius Yosefus, sebagaimana ia dikenal sekarang setelah menambahkan nama majikannya kepada namanya sendiri, dengan leluasa dapat meneruskan kariernya sebagai penulis. Ia menyelesaikan The Antiquities of the Jews pada tahun 93. 

Tiga Bagian yang Menarik bagi orang Kristen
Ada tiga bagian dalam Antiquities yang sangat bernilai dan urutan penampakannya itu penting. Bagian pertama - menurut urutan kronologis - terdapat dalam kitab 18, bab 3, alenia 3 [8]. Para ahli merujuk kepada bagian yang tersohor ini sebagai Testimonium Flavianum karena kesaksiannya tentang Yesus, tetapi kita akan membahasnya kemudian.

Bagian #2 - Yohanes Pembaptis. Bagian pada urutan berikutnya juga terdapat di kitab 18, tetapi dua bab kemudian dalam 18.5.2 (116-119). Para ahli setuju bahwa bagian ini sama autentiknya dengan tipe bagian lain dalam karya Yosefus. Pokok pembicaraannya adalah Yohanes Pembaptis dan ceritanya dengan gamblang menguatkan penggambaran tentang Yohanes dalam catatan-catatan kitab Injil seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini: (2) Namun bagi beberapa orang Yahudi penghancuran bala tentara Herodes kelihatannya adalah pembalasan ilahi, dan memang pembalasan yang adil karena perlakuannya terhadap Yohanes, yang dijuluki Pembaptis. Karena Herodes telah menyuruh orang membunuh dia, meskipun ia seorang yang baik dan telah menasihatkan orang Yahudi untuk hidup benar, berbuat adil terhadap sesamanya dan hidup saleh terhadap Allah, dan setelah berbuat demikian memberi dirinya di baptis. Menurut pandangannya hal ini merupakan persiapan yang perlu agar baptisan itu berkenan kepada Allah. mereka tidak boleh menggunakannya untuk memperoleh pengampunan untuk dosa-dosa apa pun yang telah mereka lakukan, tetapi sebagai penahbisan tubuh yang menunjukkan bahwa jiwa itu sudah disucikan sama sekali oleh perilaku yang benar. Ketika orang lain juga bergabung dengan orang banyak yang berkerumun di sekelilingnya, karena mereka sangat tergugah oleh khotbah-khotbahnya, Herodes menjadi khawatir. Kefasihan yang begitu besar pengaruhnya pada manusia bisa saja menimbulkan semacam pendurhakaan, karena kelihatannya seakan-akan mereka bersedia dipimpin oleh Yohanes dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Meskipun Yohanes, karena kecurigaan Herodes, dibawa terbelenggu ke Makhaerus, benteng yang telah kami sebut sebelumnya, dan dibunuh di sana, putusan orang Yahudi ialah bahwa kebinasaan yang menimpa bala tentara Herodes telah memulihkan nama baik Yohanes karena Allah merasa pantas untuk menjatuhkan pukulan yang begitu hebat pada Herodes.

Satu-satunya perbedaan yang mungkin di antara cerita Yosefus dan cerita Kitab Injil terdapat dalam gambaran yang diberikan Injil bahwa Herodes membunuh Yohanes atas permintaan Herodias dan putrinya, dan kesedihannya karena permohonan mereka (Matius 14:6-12; Mrk. 6:21-29). Namun, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan sempurnanya mengingat dua pengamatan:
(1) Matius 14:5 dan Markus 6:21 menunjukkan bahwa Herodes sudah ingin membunuh Yohanes beberapa waktu sebelum jamuan itu; "Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi"; dan
(2) Matius 14:6 dan Markus 6:21, "Pada hari ulang tahun Herodes," menunjukkan bahwa paling tidak beberapa waktu telah berlalu di antara "dibawa terbelenggu ke Makhaerus" dan "dibunuh di sana" dalam kisah Yosefus. Selama waktu ini kelihatannya sikap Herodes terhadap Yohanes telah menjadi lunak, padahal Herodias terus berusaha agar dia dihukum mati. 
Sekarang, perhatikanlah detail-detail yang cocok sekali dengan Perjanjian Baru; kehidupan benar Yohanes, pemberitaan dan kepopulerannya di antara orang banyak; dan baptisannya yang melambangkan ajaran Perjanjian Baru tentang keselamatan "karena kasih karunia oleh iman" disusul oleh baptisan sebagai ungkapan lahiriah dari (bukan syarat untuk) pembenaran di hadapan Allah. Meskipun bagian ini tidak berbicara tentang Yesus, ia memberikan petunjuk bahwa dengan tepat para penulis Injil telah menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh yang mereka lukiskan. Apabila kisah mereka tentang Yohanes Pembaptis tepat, mengapa tentang Yesus tidak? Louis Feldman, Profesor Sastra Yunani dan Romawi kuno pada Universitas Yeshiva dan penerjemah Antiquities edisi Loeb, menyatakan mengenai kesahihan bagian ini, "Tidak banyak orang yang meragukan keautentikkan bagian ini"[9]

Beberapa alasan yang menyebabkan ahli, terutama mereka di bidang mata kuliah Sastra Yunani dan Romawi kuno, menerima bagian ini sebagai autentik meliputi:
(1) Frase "Yakobus, saudara Yesus yang dinamakan Kristus" terlampau netral sehingga tak mungkin disisipkan kemudian oleh seorang Kristen yang ingin menyatakan ke Mesiasan Yesus secara lebih tegas dan juga mengingkari tuduhan-tuduhan terhadap Yakobus. Bagi kita, frase ini menunjukkan kesejarahan Yesus, tetapi baru dalam abad-abad belakangan ini hal tersebut menjadi pokok persoalan. Bagi orang-orang Kristen yang mula-mula, frase ini tidak membuktikan apa-apa, dan tidak akan disisipkan. Karena itu frase ini sudah pasti berasal dari Yosefus sendiri.
(2) Origenes mengacu kepada bagian ini dalam karyanya, Commentaryon Matthew 10.17, dan dengan demikian membuktikan bahwa bagian ini terdapat dalam karya Yosefus sebelum waktunya (kurang lebih tahun 200 M). [10]
(3) Pada waktu yang sangat awal kata Kristus mulai digunakan sebagai suatu nama diri di antara orang-orang Kristen bukan Yahudi. Hal ini dapat dilihat dalam Perjanjian Baru, tetapi frase, "dinamakan Kristus," seperti yang dikatakan Paul Winter (bukan orang Kristen tetapi seorang cendekiawan Yahudi yang terkenal), "menyingkapkan pengetahuan penulis bahwa 'Mesias' bukan suatu nama diri, dan karena itu mencerminkan pemakaian orang Yahudi, bukan orang Kristen." (WiP.J 432) Di bagian ini Yosefus hanya membedakan Yesus ini dari tiga belas atau lebih Yesus yang lain yang ia sebutkan dalam tulisan-tulisannya. Menurut Yosefus, Yesus ini adalah orang "yang dinamakan Kristus (yaitu Mesias)."

G.A. Wells mencoba mengubah bagian ini dan membuatnya hanya merujuk kepada seorang pemimpin Yahudi yang bernama Yakobus. Ia mau mencoret kata-kata "saudara Yesus, yang dinamakan Kristus." Akan tetapi, apabila bagian itu hanya mengatakan "Yakobus dan beberapa orang lain" telah ditangkap, pembaca terpaksa akan bertanya, "Yakobus yang mana?" Yakobus adalah nama lain yang sangat umum dan Yosefus hampir selalu memberikan detail-detail untuk menetapkan tokoh-tokohnya dalam sejarah. Apabila Yosefus hanya mengatakan, "Yakobus saudara Yesus," pembaca harus bertanya," Yesus yang mana? Kamu sudah menyebutkan paling tidak tiga belas orang lain yang bernama Yesus." "Yakobus, saudara Yesus, yang dinamakan Kristus" adalah bahasa yang paling teliti yang cocok dengan bagian-bagian lain dari tulisan-tulisan Yosefus, dan para ahli tidak menemukan alasan yang baik untuk meragukan kesahihannya. Karena itu, bagian ini merupakan acuan kuno yang sangat penting kepada Yesus.

Kebanyakan ahli sependapat mengenai satu hal lain tentang acuan Yosefus kepada Yesus bersama dengan Yakobus. Winter mengatakannya begini, "Apabila ... Yosefus mengacu kepada Yakobus sebagai 'saudara Yesus yang dinamakan Kristus,' tanpa berpanjang-panjang lagi, kita harus menganggap bahwa dalam bagian sebelumnya ia sudah bercerita kepada para pembacanya mengenai Yesus sendiri." (WiP.J 432) [11] G. A. Wells pun mengatakan bahwa "rasanya tak masuk akal bila Yosefus akan menyebutkan Yesus di sini, seakan-akan secara sambil lalu; ketika ia tidak menyebutkannya di tempat lain."(WeG.DJE 11) Sudah pasti, Wells sedang berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus tidak disebutkan sama sekali oleh Yosefus, tetapi pernyataannya memperlihatkan bahwa bahkan dia mengakui ketidak-lengkapan bagian mengenai Yakobus itu tanpa adanya Testimonium. Karena tidak banyak ahli meragukan keautentikan Testimonium tersebut, maka terdapat alasan yang baik untuk menerima keautentikan Testimonium, paling tidak dalam suatu bentuk. R.T France menambahkan: Yang penting bagi maksud kita adalah cara Yosefus mencatat gelar ini secara sambil lalu, tanpa memberi komentar atau penjelasan. Istilah "Christos" tidak terdapat di tempat lain dalam tulisan Yosefus, kecuali di bagian yang tidak lama lagi akan kita selidiki. Hal ini sendiri sudah luar biasa, karena kita mengetahui bahwa gagasan-gagasan mesianis, dan istilah "Mesias" sendiri, banyak diselidiki dengan teliti dalam Yudaisme abad pertama. (FrRE 26)

Yosefus, yang menulis demi kepentingan orang Yahudi, tetapi kepada pembaca orang Romawi, mungkin sekali sangat berhati-hati dalam hal memberi alasan kepada orang Romawi untuk menindas orang Yahudi lebih lanjut. Apabila ia menyebutkan bahwa berulang-ulang muncul mesias di antara orang Yahudi, maka orang Roma akan lebih percaya lagi bahwa orang Yahudi adalah bangsa pembangkang yang harus terus-menerus ditindas. Akan tetapi, ketika Yosefus hendak menulis tentang oknum Yesus pada tahun 93, kekristenan telah cukup menyatu dengan orang bukan Yahudi sehingga ia pasti merasa Yesus sebagai "Christos" tidak merupakan ancaman tindakan balasan Romawi terhadap orang Yahudi. Sebenarnya, ia mungkin merasa bahwa penganiayaan Romawi terhadap orang Kristen (mis. pada tahun 64 di bawah Nero) membantu orang-orang Yahudi dalam perlawanannya terhadap kekristenan. Maka Yosefus hanya mengatakan bahwa Yesus itulah "yang dinamakan Kristus." Dan pembacanya merasa bahwa sebelumnya Yosefus telah memperkenalkan orang ini. Hal ini membawa kita kembali kepada bagian pertama dari tiga bagian yang secara berurutan telah disebutkan di atas.

Bagian #1 - Identitas Yesus: Antiquities 18.3.3 (63-4), lagi, yang dikenal sebagai Testimonium Flavianum berbunyi: Kira-kira pada waktu ini hidup Yesus, seorang manusia bijaksana, jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia. Karena ia seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan dan seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran itu dengan senang hati. Ia telah mengambil hati banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Mesias. Setelah mendengar dia dituduh oleh orang-orang yang berkedudukan paling tinggi di antara kami, Pilatus menghukum dia untuk disalibkan. Namun, orang-orang yang pertama-tama mengasihi dia tidak berhenti mengasihi Dia. Pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali, karena para nabi Allah telah menubuatkan hal ini dan tak terhitung banyaknya hal lain yang menakjubkan tentang diri-Nya. Dan orang Kristen, yang dinamakan demikian menurut Kristus, belum lenyap sampai hari ini.[12]

BERBAGAI ARGUMEN YANG MENYOKONG KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Seperti dalam hal sastra klasik, terdapat bukti manuskrip yang kuat bahwa bagian ini benar-benar ditulis oleh Yosefus. Bagian ini terdapat di dalam semua manuskrip Yosefus yang masih ada, dan Eusebius, yang terkenal sebagai "Bapa Sejarah Gereja," mengutipnya dalam karyanya History of the Church, yang ditulis sekitar tahun 325 M, dan lagi dalam Demonstration of the Gospel yang ditulis sedikit lebih dahulu.[12] Kosakata dan gaya bahasanya: menurut LOUIS Feldman, seorang penerjemah Loeb, secara mendasar sesuai dengan bagian-bagian lain dari tulisan Yosefus kecuali dalam beberapa hal.(J.A/L 49) France menguraikan: Demikianlah penggambaran tentang Yesus sebagai "seorang manusia bijaksana" bukanlah khas Kristen tetapi digunakan oleh Yosefus tentang Salomo dan Daniel, misalnya. Begitu pula, orang Kristen tidak mengacu kepada mukjizat-mukjizat Yesus sebagai "perbuatan-perbuatan yang mengherankan" (paradoxa erga), tetapi ungkapan yang tepat sama digunakan oleh Yosefus tentang mukjizat-mukjizat Elisa. Dan penggambaran orang Kristen sebagai suatu "suku" (phylon) tidak terdapat di tempat lain dalam sastra Kristen kuno, sedangkan Yosefus menggunakan kata tersebut untuk "bangsa" Yahudi dan juga untuk kelompok-kelompok nasional atau umum lainnya. (FrR.E 30)

Tambahan pula, bagian ini terutama menyalahkan penyaliban Yesus pada Pilatus dan bukan pada pemuka-pemuka Yahudi. Hal ini berbeda sekali dengan pemikiran Kristen pada abad ke-2 dan ke-3, yang lebih menyalahkan orang Yahudi sebagai penghasut penyaliban itu; seperti yang dikatakan oleh Winter, "Perbedaan di antara fungsi¬fungsi para iman Yahudi dan Gubernur Romawi menyingkapkan adanya sedikit pengetahuan tentang caranya tindakan-tindakan hukum diambil pada masa Yesus." (WiP.J 433) Ia melanjutkan: Sejak masa penulis Kitab Kisah Para Rasul dan Injil keempat, telah ditegaskan oleh para pengkhotbah, apologet, dan sejarawan Kristen, bahwa orang-orang Yahudi telah bertindak, bukan hanya sebagai penuduh Yesus, tetapi juga sebagai hakim dan algojo-Nya. Banyaknya tuduhan terhadap mereka dalam hal ini sungguh mengesankan. Sukar untuk percaya bahwa seorang pemalsu Kristen telah mengarang perkataan yang sedang dibicarakan ini, karena ia cenderung untuk menyanjung status Yesus dan merendahkan status orang-orang Yahudi. (WiP.J 433-34)

BERBAGAI KEBERATAN TERHADAP KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Ada beberapa penyanggahan yang kuat terhadap keautentikan Testimonium, paling tidak seperti yang dikemukakan di atas.
Pertama, sangat tidak mungkin bahwa Yosefus telah menulis tentang Yesus, "Inilah sang Mesias." Bukan saja majikan-majikan Romawinya akan mencurigai dia berkhianat, tetapi ia sendiri tidak memberikan indikasi di manapun bahwa ia seorang Kristen. Lagi pula, Origenes yang menulis sekitar satu abad sebelum Eusebius, mengatakan dua kali bahwa Yosefus "tidak percaya pada Yesus sebagai Kristus." [14]
Kedua, karya Testimonium, seperti yang tertulis di atas, mengandung kosakata lain yang tidak akan diharapkan dari Yosefus, yang oleh para pengeritik bagian tersebut sering dinamakan" seorang Yahudi Ortodoks." Sambil lalu kita memperhatikan bahwa ada sedikit keraguan mengenai betapa ortodoksnya Yosefus itu sebenarnya. Rupanya ia merasa nyaman dengan cara hidup Romawi yang telah diterimanya. Sekalipun demikian, frase-frase seperti "jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia," "orang-orang yang menerima kebenaran itu," "seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan," dan "pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali", semuanya mengharuskan Yosefus menjadi orang Kristen yang siap sedia untuk menderita karena kesaksiannya. Tambahan pula, hal menghubungkan nubuat-nubuat Perjanjian Lama dengan Yesus menunjukkan bahwa bagian-bagian ini telah ditulis oleh seorang penyalin Kristen di kemudian hari.
Ketiga, apabila bagian itu, seperti yang ada sekarang ini, semula memang berasal dari karya Yosefus, maka Yustinus Martyr, Klemens dari Aleksandria, Tertullianus atau Origenes sudah mengutipnya karena nilai apologetiknya sangat besar." Seperti yang di katakan Lardner: Sebuah kesaksian yang begitu menguntungkan Yesus dalam karya-karya Yosefus, yang hidup tidak lama setelah masa Juruselamat kita, yang begitu memahami tindakan-tindakan dalam negerinya sendiri, yang telah menerima begitu banyak dukungan dari Vespasianus dan Titus, pasti tidak akan diabaikan atau disia-siakan oleh apologet Kristen siapapun. (LaN.W 487)

Sekalipun penyanggahan ini merupakan penyanggahan yang berasal dari keheningan, dan sekalipun banyak karya Origenes dan penulis lain yang hilang dalam zaman purbakala dan mungkin telah memuat Testimonium, penyanggahan tersebut tetap masuk akal karena ada banyak bagian dalam karya penulis-penulis yang disebut di atas dan juga penulis lain di mana bagian ini akan sangat berharga untuk membuktikan pendapat mereka.

Akhirnya, ada yang menganjurkan bahwa bagian ini menghentikan aliran normal narasi Yosefus sedemikian rupa sehingga "jika bagian itu dikeluarkan, argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik." (WeG.DJE 10) Gordon Stein, menyusul Nathanael Lardner menyatakan bahwa "bagian tersebut muncul di tengah suatu koleksi cerita-cerita mengenai berbagai malapetaka yang menimpa orang-orang Yahudi." (StG.JH 2)

MENJAWAB KEBERATAN-KEBERATAN ITU
Dari keempat keberatan di atas, yang terakhir dapat ditolak dengan segera. Hanya dua dari lima paragraf dalam bab Yosefus yang memuat Testimonium itu adalah benar-benar merupakan malapetaka. Isi kelima dari bab 3 adalah sebagai berikut: Paragraf satu berbicara mengenai suatu malapetaka yang mungkin, yang dapat di atasi oleh keberanian orang-orang Yahudi ketika mereka mengajukan protes kepada Pilatus. Sebenarnya itu suatu kemenangan, bukan suatu malapetaka. Paragraf dua berbicara mengenai malapetaka orang Yahudi ketika "sejumlah besar dari mereka" terbunuh dan yang lain terluka. Paragraf tiga adalah Testimonium. Paragraf empat menggambarkan kisah godaan seorang wanita suci di kuil Isis di Roma dan sama sekali tidak berhubungan dengan orang Yahudi atau hal lain dalam bab ini.

Akhirnya, paragraf lima menulis tentang pembuangan orang Yahudi dari Roma. Meskipun paragraf empat mulai dengan kata-kata, "kira-kira pada waktu yang sama suatu malapetaka lain yang menyedihkan mengacaukan orang-orang Yahudi," Yosefus menjelaskan bahwa ia sedang mengacu kepada apa yang akan dilukiskannya dalam paragraf lima. Ia mengatakan bahwa ia akan melukiskannya setelah pengalihannya kepada kisah godaan wanita yang suci di kuil Isis. Kisah wanita suci ini yang menempati lebih dari separuh bagian bab tiga, begitu menyimpang dari konteksnya sehingga orang terpaksa mengambil kesimpulan bahwa jika sesuatu harus dikeluarkan dari bab ini maka itulah paragraf empat dan bukan Testimonium. Bagaimanapun, paragraf empat dan bagian-bagian lain seperti itu dalam Antiquities ialah menyatakan bahwa kadang-kadang Yosefus cenderung mencantumkan kisah-kisah kepentingan manusia dalam kronologinya tanpa menghiraukan apakah kisah-kisah tersebut cocok dengan konteks disekitarnya.

Kita harus setuju dengan France ketika ia berkata, "semua ini membuat orang bertanya-tanya bagaimana Wells dapat mengatakan bahwa jika bagian tentang Yesus dikeluarkan, 'argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik'." (FrR.E 28) Karena itu, ada cukup alasan untuk menerima Testimonium, meskipun dalam nada yang lebih netral atau bahkan negatif.

Sebagian terbesar ahli masa kini memilih alternatif ketiga." Ahli-ahli menolaknya sebagai pemalsuan sama sekali atau menerimanya secara menyeluruh, mereka berpendapat bahwa Yosefus pasti telah mengatakan sesuatu tentang Yesus yang kemudian, sesuatu yang sangat disayangkan, telah "dipalsukan" oleh seorang penyalin Kristen. Pendapat ini menjawab tiga keberatan lain terhadap keautentikan di atas, sementara juga menyetujui bukti-bukti yang menguntungkan keautentikan yang juga di kemukakan di atas.

Pendapat ini setuju dengan keberatan yang pertama bahwa Yosefus tidak akan menyebutkan Yesus sebagai "Kristus." Menurut E.M. Blaiklock, Yosefus boleh jadi menulis 'yang dinamakan Mesias,' seperti yang dilakukannya ketika, dua kitab kemudian, ia menyebut Kristus lagi, bersama dengan pembunuhan Yakobus. (BIE.MM 29)

Pernyataan ini bukan saja setuju dengan apa yang mungkin benar-benar dipercayai oleh Yosefus, tetapi bersama dengan informasi lainnya dalam Testimonium, pernyataan tersebut memberikan perkenalan yang perlu mengenai Yesus ini yang dibutuhkan dalam kitab 20, ketika Yosefus hanya berkata singkat tentang Dia, "yang dinamakan Kristus."

Terhadap keberatan yang kedua bahwa ada kosa-kata yang tidak menjadi ciri khas Yosefus, Bruce menerangkan secara ringkas: Telah dianjurkan,mengingat konteks di mana Paragraf itu terdapat bahwa apa yg dikatakan Yosefus adalah seperti di bawah ini:
Kira-kira pada masa ini timbul suatu sumber kesukaran lebih lanjut bernama Yesus, seorang manusia bijaksana yang mengadakan perbuatan¬perbuatan mengherankan, guru orang-orang yang dengan senang hati menyambut hal-hal aneh. Ia menyesatkan banyak orang Yahudi, dan juga banyak orang bukan Yahudi. Dialah yang dinamakan Kristus. Ketika Pilatus, yang bertindak berdasarkan informasi yang diberikan oleh orang-orang terkemuka di antara kami, menghukum dia untuk disalibkan, orang-orang yang dari semula telah mengikut Dia tidak berhenti menyebabkan kesukaran, dan kelompok orang Kristen, yang telah dinamakan menurut Dia, belum lenyap sampai hari inipun.

Corak terjemahan ini mungkin mengungkap maksud Yosefus dengan lebih teliti. Terjemahan ini mengandung empat perbaikan yang ditulis dengan huruf miring. 
Yang pertama, dianjurkan oleh Robert Eisler (EiR. M 50 dst.; terutama lihatlah hlm. 45), adalah tambahan frase "suatu sumber kesukaran lebih lanjut" dalam kalimat pertama. Frase ini menghubungkan paragraf tersebut secara lebih wajar dengan apa yang telah ditulis sebelumnya, karena Yosefus sedang mengkisahkan beberapa kesukaran yang timbul selama Pilatus rnenjadi gubernur. 
Perbaikan kedua, dianjurkan oleh H. ST. J. Thackeray, adalah perkataan "hal-hal aneh" (Yunani, aehte) sebagai gantinya "hal-hal benar" (Yunani: alehte). (ThH, JTM 144 dst.). Sudah pasti kekristenan bagi Yosefus kelihatan lebih aneh daripada benar. 
Yang ketiga, dianjurkan oleh G.c. Richards dan R. J. H. Shutt, adalah sisipan "yang dinamakan" sebelum "Kristus." (RiG. CN 31:176 dan Rig. TJ 42:70-71) ... Sedikit keterangan kepada nama Tuhan kita sebagai "Kristus" diperlukan di sini; kalau tidak, para pembaca karya Yosefus mungkin tidak akan mengerti bagaimana sebenarnya "kelompok orang-orang Kristen" rnendapat namanya dari Yesus. 
Yang keempat, bukan suatu perbaikan dalam arti yang sama dengan yang lain. Yosefus mengatakan bahwa murid-murid Yesus "tidak berhenti," dan kita harus bertanya, "tidak berhenti berbuat apa?" Jawabannya akan sesuai dengan konteks, dan dalam jenis konteks yang kita bayangkan " tidak berhenti menyebabkan kesukaran" memang masuk akal. (BrF.JCO 39-40)

Rekonstruksi Bruce diatas (atau yang lain-lain seperti itu) juga menjawab keberatan kedua terhadap keautentikan; tak seorangpun dari bapa-bapa gereja yang mula-mula sebelum Eusebius telah mengutip Yosefus. Nilai utama dari bagian tersebut dewasa ini adalah membuktikan keberadaan Yesus dalam sejarah dan beberapa fakta mendasar mengenai kehidupan dan kematian-Nya di bawah Gubernur Pilatus. Bagaimanapun, karena fakta-fakta ini tidak dibantah pada abad-abad yang dahulu itu, tidak ada alasan bagi salah seorang bapak gereja untuk mengutip Yosefus. Tambahan pula, bagian itu, seperti yang disampaikan oleh Bruce, menunjukkan bahwa Yosefus bukan orang Kristen dan merupakan alasan cukup bagi Origenes untuk mengatakan bahwa Yosefus tidak percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Schlomo Pines, seorang cendekiawan Israeli yang terkemuka, menyatakan: Sebenarnya, sejauh menyangkut kemungkinan-kemungkinan, tidak ada orang Kristen yang percaya akan menulis teks yang begitu netral; bagi dia satu-satunya hal penting mengenai teks tersebut ialah pengesahan akan bukti sejarah tentang Yesus. Namun, kenyataannya ialah bahwa persoalan khusus ini baru dimulai pada zaman modern. Musuh-musuh yang paling membenci kekristenan pun tidak pernah meragukan bahwa Yesus benar-benar telah hidup. (PiS.A VT 69)

Dr. James H. Charlesworth dari Princeton Theological Semimary menulis tentang bukti lebih lanjut yang menegaskan kisah Yosefus tentang Yesus: Sudah bertahun-tahun saya rindu untuk menemukan teks dari Antiquities Yosefus yang memuat varian-varian dalam Testimonium Flavianum. Lalu, kita mungkin dapat menyokong berbagai pemikiran para sarjana dengan bukti tekstual. Sebenarnya, justru cita-cita inilah yang menguntungkan kami. (ChJ. R 109)

Selanjutnya Profesor Charlesworth menggambarkan sebuah versi Arab abad ke-4 mengenai Testimonium tersebut yang terpelihara dalam kitab Al-Unwan karya Agapius dari abad ke-IV. Pines menerjemahkan bagian ini: Pada waktu ini ada seorang bijaksana yang bernama Yesus. Dan perilakunya baik, dan (ia) terkenal orang yang berbudi luhur. Dan banyak orang dari antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-Nya. Pilatus menghukum Dia untuk disalibkan dan mati. Dan orang-orang yang telah menjadi murid-Nya tidak meninggalkan kemuridan-Nya. Mereka melaporkan bahwa Ia menampakkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyaliban-Nya dan bahwa Ia hidup; jadi, Ia mungkin adalah Mesias yang dari halnya nabi-nabi telah menceritakan hal-hal ajaib. (PiS. A VT 16)

Suatu versi Testimonium dari abad ke-11, yang disebut Pines sebagai teks Michael, memuat kalimat berikut, "Ia dianggap sebagai Mesias." Pines mengemukakan bahwa kalimat ini mungkin mempertahankan sesuatu yang lebih dekat dengan kalimat asli Yosefus daripada "Ia mungkin adalah Mesias" (seperti yang dikatakan dalam teks bahasa Arab itu). Menurut Charlesworth, versi bahasa Arab itu" menyediakan dasar kebenaran tekstual untuk menghilangkan bagian-bagian kristiani dan memperlihatkan bahwa Yosefus boleh jadi telah membahas Yesus dalam Antiquities 18." (ChJ. R 110)

Untuk mengakhiri pembicaraan kita mengenai Yosefus dapat ditambahkan bahwa sebutannya tentang Yesus di bagian yang menyangkut Yakobus benar-benar dapat dipercayai, tetapi sejarawan Earle E. Cairns juga mencatat: Sungguhpun orang Kristen telah menambahkan sesuatu pada bagian ini, kebanyakan ahli setuju bahwa informasi mendasar yang baru disebut (bahwa Yesus adalah "orang bijaksana" yang dihukum untuk mati disalib oleh Pilatus) mungkin sekali merupakan bagian dari teks yang asli. Memang, Yosefus bukan seorang sahabat kekristenan, karena itu sebutannya akan Kristus mempunyai nilai sejarah lebih besar. (CaEE.CT 50)

-------------------
Catatan :
[8] Rujukan yang umumnya dikutip para sarjana yang berhubungan dengan naskah Yeremia, misalnya dalam edisi Loeb, adalah XVIlI, 63-64, dan mengacu kepada bagian ke-63 dan ke-64 dari kitab 18 dalam naskah Yunani Antiquities. Kami akan memberi kedua rujukan itu dalam semua kutipan yang berikut, dengan mengutip rujukan yang dipakai oleh naskah Yunani dalam tanda kurung. Jadi, bagian ini adalah 18.3.3. (63-64).

[9] Yosefus, Antiquities, Loeb Edition, vol. IX, hlm. 496.
NathanieI Lardner (lihat LaN.W) adalah salah satu dari sedikit orang yang berpendapat bahwa penyebutan Yakobus dan Yesus di bagian ini telah ditambahkan oleh para penyalin Kristen beberapa waktu sebelum tahun 200 TM. Lardner merasa bahwa kisah Yosefus tentang kematian Yakobus tidak cocok dengan kisah Hegessipus, yang terdapat dalam The History of the Church 2.23. [AS] dari Eusebius. T eta pi jelas tidaklah demikian, karena kisah Y osefus terutama berhubungan dengan kegiatan Ananias dan penyingkirannya dari keimaman. Perajaman Yakobus merupakan satu rincian yang terdiri dari satu kalimat dalam kisah tersebut. Di pihak lain, Hegessipus memusatkan perhatian pada pribadi Yakobus dan mengembangkan konteksnya agak luas. Ia menegaskan segala sesuatu yang dikatakan Yosefus, yaitu bahwa Yakobus diserahkan untuk dirajam, tetapi menambahkan rincian bahwa beberapa anggota Sanhedrin tertentu ingin memakai Yakobus untuk membujuk orang banyak agar berpaling dari Kristus; bahwa sebelum Yakobus dirajam ia telah dibuang dari tembok lindung yang rendah di atas tembok kota; bahwa karena ia masih hidup setelah jatuh, ia dirajam sementara ia berdoa mohon pengampunan bagi para pelaksana hukumnya; dan karena tetap masih hidup, kematiannya diselesaikan dengan satu pukulan di kepalanya dengan pentungan. Kisah-kisah itu sangat cocok. Kisah-kisah itu hanya saling bertentangan bila dipaksa untuk mengatakan apa yang mereka tidak katakan. Lagipula, jika seorang penyusup kristiani kemudian menyisipkan nama Yakobus ke dalam kisah Yosefus pada tempat ini, orang akan berpikir bahwa ia akan berusaha lebih sungguh-sungguh untuk membuat kisah kematian Yakobus lebih sejajar dengan kisah yang diberikan oleh Hegessipus. Sebagaimana keadaan kedua kisah itu sekarang yang masing-masing menceritakan rincian yang berbeda, tetapi yang tidak saling bertentangan, buktinya sama meyakinkan seperti yang dapat diharapkan dan kedua kisah itu dapat diterima sebagaimana ada.

[10] Origenes (maupun Eusebius satu abad kemudian) juga mengutip Yosefus yang berkata, "Hal-hal ini terjadi pada orang-orang Yahudi sebagai pembalasan karena Yakobus yang benar. Yakobus adalah saudara Yesus yang dinamakan Kristus, yang meskipun ia adalah manusia yang paling benar, orang Yahudi telah membunuh dia. (Against Ce/sus 1. 47, di RoA.ANF [AS]).

[11] Paul Winter, "Excursus II - Yosefus tentang Yesus dan Yakobus." Artikel ini merupakan sumber bibliografi yang berharga. Winter mencatat 47 karya acuan yang paling penting tentang persoalan ini: 9 karya membela keauntetikan Testimonium, 17 menentang keautentikan itu, dan 21 mempertahankan bahwa bagian itu aslinya terdapat dalam karya Yosefus, tetapi itu hanya dilunakkan, bukan disisipkan, oleh seorang penyalin yang kemudian.

[12] Yosefus, Antiquities, edisi Loeb. Karena bagian ini diperdebatkan banyak orang, kami telah menggunakan terjemahan yang dianggap paling dapat dipercaya.

[13] Eusebius, The History of the Church 1. 11. 7; Demonstration of the Gospe/ 3 .5. 105. [AS]

[14] Origenes, Against Ce/sus 1. 47 dan Commentaryon Mattew 10. 17, in RoA.ANF. [AS]

[15] Pentinglah untuk memperhatikan bahwa nilai apologetika untuk oran?-orang Kristen awal ini bukanlah kesejarahan Yesus, melainkan bahwa seseorang dalam kedudukan yang di hormati di kekaisaran Romawi akan memandang dengan menyenangkan pada pribadi dan ajaran Yesus. Kesejarahan Yesus baru menjadi masalah pada abad-abad belakangan ini.

[16] Rupanya orang ingin menolak seluruh bagian ini terbiasa menulis seakan-akan semua sarjana lain akan mendukung mereka. Tidaklah demikian.Kebanyakan sarjana yang telah menyelidiki persoalan ini mendukung alternatif yang ketiga. Untuk menemukan bibliograli yang sangat baik dan dihormati dari para sarjana yang mendukung berbagai pendirian, lihatlah WiP.J di ScE.HJP/73 428-430