Rabu, 07 Desember 2011

Makna Natal Bagi Orang Kristen


Yesus Kristus tidak diketahui kapan tanggal lahirNya, namun mulai abad ke lima tanggal 25 Desember dirayakan setiap tahun dan diterima secara luas sebagai hari kelahiranNya. Terlepas dari pro-kontra penetapan tanggal lahirNya itu, yang terlebih penting adalah mengerti makna Natal bagi kehidupan iman Kristiani. Karena di dalam Alkitab terdapat banyak cerita tentang iman orang-orang pilihan Allah, dan bagaimana mereka merespon Firman Allah yang diterimanya. Tindakan mereka itu dapat menjadi teladan bagi orang beriman yang hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Injil Matius 1:18-25  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”  Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:  “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Dari perikop Injil Matius tentang kelahiran Yesus di atas terlihat pribadi Yusuf suami Maria, dan bagaimana ia merespon firman Tuhan menurut imannya, dalam hal ini ia melakukan suatu tindakan yang benar di dalam pandangan Allah. Dikatakan oleh Matius, bahwa Yusuf seorang yang tulus hatinya. Ini menerangkan bahwa ia benar-benar seorang yang baik dan tidak munafik dalam menjalani hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan, dimana seorang ayah dihadapan anaknya akan berusaha tampil baik dan berwibawa, padahal ketika berada di hadapan orang lain tindakannya tidak terpuji. Seorang suami dihadapan istrinya tampil baik dan setia tapi begitu masuk dilingkungannya yang lain bertindak brutal dan serong. Dan seorang pemimpin di tempatnya bekerja tampil mengesankan tapi di lingkungannya yang lain tampil sangat tidak mengesankan.

Karena Yusuf adalah seorang yang baik dan tidak munafik maka ketika ia mengetahui Maria tunangannya itu sudah hamil, maka ia berusaha untuk mencari jalan tengah yang menurutnya baik bagi dirinya maupun bagi Maria, sehingga ia memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam. Sebab seorang perempuan yang hamil diluar pernikahan akan dituduh sebagai penjinah, dan hukum Yahudi terhadap penjinah adalah melemparinya dengan batu sampai mati (Yoh.8:5; Ul.22:22). Hal ini tentunya tidak dikehendaki oleh Yusuf terjadi pada Maria. Disamping itu ia sendiri juga tidak ingin berpura-pura mencintai Maria tapi di dalam hatinya tersisa perasaan tidak puas.

Yoh.8:5   Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”

Ul.22:22   Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.

Ketika Yusuf mendapat mimpi, ia langsung merespon dengan imannya dan melaksanakan sesuai firman yang diperolehnya. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah (monolog) dari pihak Allah kepada Yusuf. Allah mau berfirman, karena Yusuf mempunyai hati yang tulus. Demikian pula pada masa sekarang, Tuhan juga mau berfirman kepada orang beriman yang mempunyai hati yang tulus seperti Yusuf. Selain melalui mimpi, Tuhan juga berfirman melalui cara lain, yaitu bisa melalui nubuat, bisa melalui pendengaran, bisa melalui firman dalam Alkitab, atau firman yang disampaikan di mimbar oleh hamba Tuhan.

Nubuat nabi Yesaya kepada bangsa Israel tentang kedatangan mesias (Yes.7:14) sudah disampaikan tujuh ratus tahun sebelum firman Allah disampaikan kepadanya, namun demikian Yusuf tetap percaya dan melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, hal yang demikian hanya sedikit orang yang bisa melakukannya. Dalam pemikiran orang umum pada waktu itu, tindakan Yusuf adalah suatu perbuatan yang amat bodoh dan tidak masuk akal. Dan pada masa sekarang pun orang akan berpikiran yang sama apabila ada seorang beriman yang melakukan tindakan iman karena bertemu dengan Tuhan dan mendapat firmanNya. Mereka akan mempertanyakan kewarasan orang bersangkutan dan akan mengganggapnya seorang yang sedang mengalami depresi atau orang yang melarikan diri dari kenyataan hidup. Banyak contoh dalam Alkitab yang menceritakan tindakan-tindakan iman yang dilakukan oleh orang-orang beriman, yang dinilai tidak masuk akal bagi pemikiran orang umum. Diantaranya adalah tindakan Nuh yang membuat perahu yang sangat besar atas perintah Tuhan (Kej.6:13-22), dan tindakan Abram dengan meninggalkan sanak-keluarganya melakukan perjalanan ke tanah yang dijanjikan atas perintah Tuhan (Kej.12:1-4).

Yes.7:14   Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Kej.6:13-22   Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Kej.12:1-4  Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Tidak ada komentar: