Minggu, 27 November 2011

PERUMPAMAAN TUHAN YESUS

Seperti yang sudah kita ketahui dalam Injil, Tuhan Yesus mengajar banyak orang dengan perumpamaan-perumpamaan yang sangat sulit dimengerti oleh pendengar Nya (Mat.13:34-35). Berkenaan dengan itu maka saya berusaha untuk memberikan penafsiran yang mungkin akan dapat membantu saudara seiman untuk memahami ajaran Tuhan Yesus, sehingga dapat menghayati pengajaran Tuhan dan kehendakNya terhadap kita.
Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus banyak dijumpai didalam Injil Matius, Injil Markus dan dalam Injil Lukas, tapi tidak ditemukan dalam Injil Yohanes. Dalam Injil Matius ada dua puluh enam perumpamaan, dalam Injil Markus ada tujuh perumpamaan, dan dalam Injil Lukas ada tiga puluh dua perumpamaan. Tetapi diantara perumpamaan-perumpamaan dalam Injil-Injil itu terdapat perumpamaan-perumpamaan yang sama, yang kita temukan dalam Injil matius dan Injil Markus dan atau juga Injil Lukas. walaupun demikian tetap saja perumpamaan-perumpamaan itu mendominasi Injil-Injil. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa perumpamaan -perumpamaan Tuhan Yesus merupakan bagian yang sangat penting dalam Injil ( Khabar Gembira).
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapakah didalam khotbah atau pendalaman Alkitab atau dalam buku-buku tafsir theologia sangat jarang diajarkan atau bahkan tidak pernah dibahas, baik didalam kelas atau forum diskusi. Bilamana hal ini (ternyata) benar maka bukankah Gereja sudah mengurangi berita Injil dan menyalahi Alkitab dimana ada tertulis: ”jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan kitab nubuat ini , maka Allah akan mengambil bagian-nya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis didalam kitab ini “ (Why.22:19).
Dan bahkan Tuhan Yesus sendiri mengatakan : ”Karena Aku berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini , satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; . . .” (Mat.5:18-19).

Perumpamaan dalam Injil Matius :

1. Perumpamaan tentang garam dan terang dunia
2. Perumpamaan tentang hal mengumpulkan harta
3. Perumpamaan tentang hal kekuatiran.
4. Perumpamaan tentang menghakimi.
5. Perumpamaan tentang hal yang kudus dan berharga.
6. Perumpamaan tentang hal pengabulan doa.
7. Perumpamaan tentang jalan yang benar.
8. Perumpamaan tentang hal pengajaran yang sesat. .
9. Perumpamaan tentang dua macam dasar.
10. Perumpamaan tentang hal berpuasa.
11. Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul. .
12. Perumpamaan tentang seorang penabur.
13. Perumpamaan tentang lalang diantara gandum. .
14. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.
15. Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga. .
16. Perumpamaan tentang pukat. .
17. Perumpamaan tentang domba yang hilang.
18. Perumpamaan tentang pengampunan.
19. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. .
20. Perumpamaan tentang dua orang anak. .
21. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. .
22. Perumpamaan tentang perjamuan kawin. .
23. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara. .
24. Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat.
25. Perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. .
26. Perumpamaan tentang talenta.

Perumpamaan dalam Injil Markus:

1. Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul.
2. Perumpamaan tentang seorang penabur.
3. Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran.
4. Perumpamaan tentang biji sesawi.
5. Perumpamaan tentang garam.
6. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.
7. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara.

Perumpamaan dalam Injil Lukas:

1. Perumpamaan tentang orang buta .
2. Perumpamaan tentang pohon dan buahnya.
3. Perumpamaan tentang dua macam dasar.
4. Perumpamaan tentang anak-anak yang duduk di pasar
5. Perumpamaan tentang orang yang berhutang.
6. Perumpamaan tentang seorang penabur.
7. Perumpamaan tentang pelita.
8. Perumpamaan tentang hal mengikut Yesus.
9. Perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati.
10. Perumpamaan tentang hal berdoa.
11. perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul.
12. Perumpamaan tentang kembalinya roh jahat.
13. Perumpamaan tentang pelita tubuh.
14. Perumpamaan tentang kekuatiran.
15. Perumpamaan tentang kewaspadaan.
16. Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah.
17. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.
18. Perumpamaan tentang siapa yang diselamatkan.
19. Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih.
20. Perumpamaan tentang hal mengikut Yesus.
21. Perumpamaan tentang domba yang hilang.
22. Perumpamaan tentang dirham yang hilang.
23. Perumpamaan tentang anak yang hilang.
24. Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur.
25. Perumpamaan tentang hal hamba dan tuan.
26. Perumpamaan tentang kedatangan Kerajaan Allah.
27. Perumpamaan tentang hakim yang tak benar.
28. Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai.
29. Perumpamaan tentang unta dan lobang jarum.
30. Perumpamaan tentang uang mina.
31. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.
32. Kedatangan Anak Manusia – Perumpamaan tentang pohon ara.

Dari sekian banyak perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan, sebagian telah diterangkan arti dan maksud perumpamaan itu oleh Tuhan Yesus sendiri, sebagian dapat dimengerti dengan menyimpulkannya, dan sebagian lagi masih sulit untuk dimengerti. Tuhan Yesus berfirman bahwa perumpamaan-perumpamaan itu menjadi rahasia bagi mereka yang tidak beriman kepadaNya, tapi murid -murid Nya diberi karunia untuk mengetahui arti perumpamaan-perumpamaan itu (Mat.13:11).

Perumpamaan tentang garam dan terang dunia (Mat.5:13-16), perumpamaan ini mengingatkan bahwa sebagai murid Yesus harus memberikan kesaksian hidup yang baik (seperti garam) dan kebaikan yang telah menjadi sifat dasar murid Yesus itu akan menjadi teladan bagi orang-orang disekelilingnya (seperti terang) sehingga Allah dipermuliakan karenanya..

Perumpamaan tentang hal mengumpulkan harta (Mat.6:19-24), perumpamaan ini mengajarkan bahwa sedikit atau banyaknya harta yang ada pada orang beriman tidak menjadi dasar agar ia dapat berbuat baik dan memberikan kesaksian hidup yang baik. Karena pada keadaan kekurangan orang dapat memberikan kesaksian hidup yang baik dari keadaannya yang kekurangan, dan orang yang banyak harta belum tentu dapat menggunakannya untuk memberi kesaksian hidup yang baik. Jadi baik orang yang kekurangan atau yang berkelimpahan mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan kesaksian hidup yang baik.
Orang beriman yang mempunyai kesaksian hidup yang baik dikatakan sebagai orang yang mempunyai mata yang baik, dan menjadikan matanya sebagai pelita agar dapat sampai kepada Allah.

Perumpamaan tentang hal kekuatiran (Mat.6:25-34), perumpamaan ini mengajarkan bahwa dalam menjalani hidup, orang beriman harus berpegang pada iman bukan pada harta dunia. Dengan berpegang pada iman maka segala kesusahan yang kita hadapi dapat kita jalani dengan lebih mudah dan lebih ringan, karena dalam keadaan apapun masih ada sukacita damai sejahtera dalam hidupnya, keadaan demikian yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa ia telah menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya itu. Karena Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran , damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm.14:17).

Perumpamaan tentang hal menghakimi (Mat.7:1-5), perumpamaan ini mengingatkan orang beriman agar selalu melakukan instrospeksi diri dan tidak berlaku munafik. Menjauhkan diri dari perasaan paling pintar, paling benar, paling suci, dan paling berkuasa. Bila tidak demikian maka ia tidak akan dapat menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya itu.

Perumpamaan tentang hal yang kudus dan berharga (Mat.7:6), perumpamaan ini memberi peringatan kepada kita bahwa janganlah mengajarkan hal Kerajaan Allah kepada orang munafik adalah orang yang tampil sebagai orang yang baik dan beriman tetapi dengan tersembunyi tidak segan melakukan perbuatan-perbuatan jahat, ibarat anjing yang kesukaannya memakan muntahannya sendiri dan memakan bangkai yang sudah berbau busuk. Sedangkan orang yang hidup didalam dosa adalah orang yang secara terbuka melakukan perbuatan-perbuatan jahat tanpa malu, ibarat babi yang kesenangannya berkubang dalam lumpur.

Perumpamaan tentang hal pengabulan doa (Mat.7:7-11), perumpamaan ini mengajarkan agar kita senantiasa berdoa kepada Allah supaya diberikan sukacita damai sejahtera yang dari sorga. Tetapi orang banyak sudah salah mengartikan pengajaran Tuhan ini, sehingga dalam doa mereka selalu berisi permintaan  hal-hal duniawi untuk memuaskan keinginan dagingnya, mereka berdoa meminta berkat dunia, meminta jodoh, meminta anak, dan meminta lain-lain yang sifatnya duniawi, sehingga permintaan doa mereka tidak didengar dan tidak dikabulkan.
Karena semua yang bersifat duniawi sudah ditentukan Allah Bapa dan sudah diberikan kepada manusia menurut kerelaan Nya, orang beriman hanya mengusahakannya saja. Lebih dari pada itu Tuhan menginginkan orang beriman meminta hal-hal yang bersifat rohani yang berguna bagi pertumbuhan imannya, yaitu Roh Kudus (Luk.11:13).

Perumpamaan tentang jalan yang benar (Mat.7:12-14), perumpamaan ini mengajarkan agar kita tidak hidup menuruti keinginan daging melainkan keinginan Roh, sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh , memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rm.8:5-6). Jadi jalan melalui pintu yang lebar dan luas adalah hidup menurut daging sedangkan pintu yang sempit dan sesak adalah hidup menurut Roh.

Perumpamaan tentang hal pengajaran yang sesat (Mat.7:15-23), perumpamaan ini memperingatkan kita bahwa beriman bukan hanya percaya, tetapi harus dengan kesaksian hidup yang baik atau mempunyai buah yang baik. Banyak orang beranggapan bahwa dengan beribadah dan mengikuti kegiatan di gereja, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Bila sudah menjadi majelis di gerejanya, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Dan bila menjadi pendeta atau gembala jemaat, Tuhan sudah berkenan kepadanya. Anggapan seperti itu adalah anggapan yang keliru, karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat.7:22-23).

Perumpamaan tentang dua macam dasar (Mat.7:24-27), perumpamaan ini memberitahukan bahwa beriman kepadaNya dengan diiringi kesaksian hidup yang baik adalah ibarat mendirikan rumah diatas batu, yang tidak akan jatuh oleh angin pencobaan dan roboh oleh banjir berkat duniawi. Dan orang beriman yang mempunyai kesaksian hidup yang baik dikatakan Tuhan Yesus adalah orang bijak yang akan mendapat tempat dalam Kerajaan Allah.

Perumpamaan tentang hal berpuasa (Mat.9:14-17), perumpamaan ini menerangkan bahwa pengajaran Taurat (PL) dan pengajaran Injil (PB) mempunyai kebenarannya sendiri pada masanya. Puasa dalam pengajaran Yohanes Pembaptis adalah untuk membersihkan diri dari dosa, sedangkan puasa dalam pengajaran TuhanYesus adalah untuk mengalahkan kuasa setan dan menerima kuasa Roh Kudus. Dengan demikian adalah tidak mungkin untuk mencampurkan atau menggabungkan dua pengajaran itu, bila dilakukan akan merusakan pengajaran yang lama karena pengajaran PL merupakan gambaran atau sketsa kehendak Allah Bapa. Sedangkan pengajaran Tuhan dan perbuatanNya adalah penggenapan kehendak Allah Bapa itu sendiri. Puasa dalam kenyataannya tidak mungkin dapat menghilangkan dosa manusia, melainkan menjadi simbol hidup dengan menahan hawa nafsu duniawi atau keinginan daging. Kebenarannya adalah bahwa dosa hanya dapat dibersihkan oleh darah Yesus yang tercurah diatas kayu salib melalui iman. Dalam hal ini Tuhan Yesus telah menggenapi pengajaran Yohanes Pembaptis (PL).

Perumpamaan tentang Yesus dan Beelzebul (Mat.12:22-37), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk percaya bahwa kuasa Roh Kudus dinyatakan oleh Tuhan Yesus dan kemudian oleh hamba-hambaNya. Dengan mempercayai kenyataan itu maka selanjutnya harus mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan hamba Tuhan kepada kita dan hidup menurutiNya. Bila orang beriman tidak mau percaya dan malahan menuding kuasa Roh Kudus itu sebagai kuasa setan, maka itu merupakan hujat bagi Roh Kudus, dan itu menjadi suatu dosa yang tidak dapat diampuni, karena sesungguhnya ia tidak akan pernah bertobat, dan melakukan kehendak Tuhan.

Perumpamaan tentang seorang penabur (Mat.13:1-23), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan mempunyai pertumbuhan iman yang berbeda-beda, bahkan ada yang kemudian mati imannya. Dan pertumbuhan imannya itu dapat kita ukur dari seberapa sempurna/ matang buahnya itu, yaitu seberapa banyak karakter dari buah Roh itu nyata dalam hidupnya. Karakter dari buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri (Gal.5:22). Jadi pada akhir hidup kita, ketika dipanggil Tuhan, masing-masing kita akan mempunyai 'raport'nya sendiri-sendiri yang merupakan nilai hasil pelajaran kita mengikut Tuhan Yesus. Yang imannya mati adalah mereka yang meninggalkan Tuhan, dan yang imannya tidak bertumbuh adalah mereka yang masih hidup dengan caranya yang lama (masih duniawi) .

Perumpamaan tentang lalang diantara gandum (Mat.13:24-30; 36-43), perumpamaan ini menerangkan bahwa tidak semua orang yang datang ke gereja dan mengaku beriman kepada Tuhan Yesus mempunyai hati yang tulus, mereka yang tulus oleh TuhanYesus digambarkan sebagai benih gandum , dan kemudian menghasilkan buah Roh. Tetapi banyak diantara mereka yang datang ke gereja dengan motivasi lain, ada yang karena ingin menyenangkan pasangan hidupnya, ada yang karena pacarnya, ada yang karena temannya, ada yang karena saudaranya, ada yang karena anaknya, ada yang karena menantunya, ada yang karena mertuanya, ada yang karena ingin mencari jodoh, ada yang karena ingin mendapatkan pekerjaan dan ada yang karena ingin mendapatkan bantuan atau materi, dan lain-lain. Orang yang demikian digambarkan sebagai benih ilalang, mereka tidak akan menghasilkan buah Roh.

Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat.13:31-35), perumpamaan ini menerangkan bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah mulai dari satu orang yaitu Yesus, yang bertumbuh dan memenuhi seluruh bumi, seperti biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar. Dan orang tidak menyadari perkembangan Kerajaan Allah seperti halnya perkembangan ragi dalam adonan tepung, tahu-tahu sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Orang juga tidak menyadari bilamana mereka mulai beriman kepada Tuhan Yesus.

Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga (Mat.13:44-46), perumpamaan ini menerangkan bahwa seorang yang menemukan sukacita damai sejahtera dari Kerajaan Allah tidak lagi mengganggap penting harta duniawi dan semua yang dimilikinya. Ia lebih menghargai hal rohani dibanding hal duniawi, karena Kerajaan Allah adalah tentang hal rohani yaitu tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm.14:17).

Perumpamaan tentang pukat (Mat.13:17), perumpamaan ini memberitahukan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tidak berpikiran rohani dianggap sebagai orang jahat. Dan ahli Taurat atau orang yang berpikiran duniawi tidak akan mengerti pengajaran Kerajaan Allah, karena mereka menganggapnya sebagai hal baru yang sulit mereka terima.

Perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat.18:12-14), dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan bahwa satu jiwa yang dapat diselamatkan sangat berharga dimata Allah. Karena Allah menginginkan semua orang yang percaya dapat diselamatkan dan memperoleh hidup kekal didalam Kerajaan Nya (Yoh.3:16). Dan mereka yang tidak percaya tidak diperhitungkan Allah sebab mereka tidak dikenal Nya (Mat.7:23).

Perumpamaan tentang pengampunan (Mat.18:21-35), perumpamaan ini menggambarkan begitu besar kasih Allah kepada manusia dan menyuruh kita mengasihiNya pula, yaitu dengan mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Adalah tiada batas pengampunan seseorang kepada sesamanya, karena selama ada kasih didalam diri manusia, maka akan dapat mengampuni saudaranya dengan tulus hati dan tanpa batas. Tetapi bila tiada kasih maka pengampunan yang diberikan hanya sebatas dibibir saja.

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (Mat.20:1-16), perumpamaan ini menggambarkan kemurahan Allah yang sifatnya mutlak/ absolut, kita tidak bisa memprotesNya, apalagi mau mengaturNya. Bahwa setiap orang yang karena nama Yesus meninggalkan semua miliknya maka Tuhan akan menggantinya seratus kali lipat dan juga memberi hidup kekal, tanpa membeda-bedakan/ memperhitungkan berapa lama mereka mengikutiNya. Karena Allah memberikan hidup kekal kepada mereka pada akhir hidupnya, maka seorang yang mengikut Tuhan sejak masih muda akan menerima upah (hidup kekal) lebih kemudian dari pada yang mengikut Yesus ketika sudah berumur. Tetapi mempunyai kesempatan/ waktu lebih banyak untuk melatih dirinya untuk menjadi sempurna, dalam iman dan kasih pada sesamanya.

Perumpamaan tentang dua orang anak (Mat.21:28-32), perumpamaan ini mengajarkan bahwa sebagai orang yang beriman tidak boleh berlaku munafik, mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak hidup menurut firmanNya. Rajin menghadiri kebaktian di gereja dan menghafal firman Tuhan tetapi kesaksian hidup dan tabiatnya masih sama dengan manusia yang lama. Karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak.2:20).

Perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mat.22:1-14), perumpamaan ini mengajarkan bahwa untuk masuk kedalam Kerajaan Allah, orang beriman harus mengenakan pakaian yang indah, yaitu kesucian diri yang merupakan hasil dari iman yang diiringi dengan kebajikan. Semua orang dipanggil masuk kedalam Kerajaan Allah tetapi sedikit yang mendapatkannya, karena banyak orang beriman tetapi masih hidup dengan melayani keinginan dagingnya, tidak hidup menurut Roh.

Perumpamaan tentang kedatangan Anak Manusia-Perumpamaan tentang pohon ara (Mat.24:29-36), perumpamaan ini memberitahukan tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua, yaitu masa dimana banyak penderitaan dan dunia kacau, tetapi kuasa Kerajaan Allah dinyatakan dengan serentak diseluruh penjuru bumi. Banyak orang beriman dimana-mana melakukan perbuatan ajaib dengan kuasa Roh Kudus (Mat.24:15-28). Setelah itu akan banyak orang-orang beriman yang mencapai kesempurnaan imannya, dan ketika Tuhan Yesus datang banyak orang-orang beriman itu diangkat secepat kilat dan bertemu dengan Tuhan Yesus diudara, seperti burung nazar mengerumuni bangkai. Bila ada dua orang atau lebih sedang bekerja atau sedang bersekutu, diantara mereka ada yang diangkat dan lainnya yang tertinggal hanya bisa menyaksikannya saja. Kejadian itu datangnya sangat tiba-tiba dan tidak terduga, seperti kedatangan pencuri atau kilat, sehingga orang beriman harus senantiasa mempersiapkan diri selagi masih ada waktu untuk menyambut kedatangan Nya (Mat.24:37-44).

Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat.24:45-51), perumpamaan ini mengingatkan kepada hamba-hamba Tuhan bahwa hamba yang setia adalah mereka yang menggembalakan domba-dombaNya dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab. Dan ketika kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua ia akan mendapatkan tempat yang mulia dalam KerajaanNya.
Sedangkan hamba yang jahat adalah mereka yang menggembalakan domba-dombanya dengan berlaku seperti 'penguasa' yang mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri dan hanya memikirkan kepuasan nafsu dagingnya saja.

Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat.25:1-13), perumpamaan ini mengingatkan agar kita senantiasa memberikan kesaksian hidup yang baik (pelita) dan hidup menurut Roh Kudus (buli-buli minyak), hal ini dapat sangat efektif bila kita mempraktekkan karunia bahasa roh dalam doa penyembahan setiap hari. Karena karunia ini diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman yang berguna untuk membangun iman orang itu sendiri  (1 Kor.14:4).`

Perumpamaan tentang talenta (Mat.25:14-30), perumpamaan ini berbicara tentang pelayanan dengan kuasa Roh Kudus. Masing-masing hamba Tuhan mendapatkan Karunia (talenta) yang jumlahnya berbeda-beda menurut seberapa besar kesanggupannya untuk menyerahkan hidupnya. Yang paling besar adalah mau menyerahkan hidup seutuhnya bagi Tuhan, dalam arti tidak menikah bagi Tuhan (Rm.12:1). Mereka yang diberi kuasa yang besar akan mendapat tugas yang besar, dan yang diberi kuasa sedang akan mendapat tugas yang sedang, tetapi yang paling sedikit mendapat tugas hanya untuk bersaksi (mengabarkan Injil dan memberikan kesaksian hidup yang baik). Yang mendapat kuasa yang besar dan kuasa yang sedang dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dipuji Tuhan, sedangkan yang mendapat tugas hanya untuk bersaksi tidak menjalankannya dengan baik. Maka yang terakhir ini akan dianggap sebagai hamba yang jahat dan malas. Disamping itu keselamatan yang telah diberikan kepadanya pun akan diambil dari padanya pula.

Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran (Mrk.4:21-25), perumpamaan tentang pelita berbicara tentang kesaksian hidup yang baik dan pembukaaan Firman Tuhan, dimana kedua hal itu tidak mungkin dapat disembunyikan atau dirahasiakan untuk dinikmati sendiri saja. Karena Tuhan Yesus berfirman:”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat.10:8).
Sedangkan perumpamaan tentang ukuran, berbicara tentang kesanggupan dan kesungguhan untuk hidup menurut kehendak Tuhan Yesus. Bagi mereka yang mau dan sanggup menyerahkan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan akan dipercayakan sesuai dengan kesanggupannya itu.

Perumpamaan tentang orang buta/ hal menghakimi (Luk.6:37-42), perumpamaan ini memperingatkan bahwa apabila kita tidak melakukan atau mempraktekan firman yang  diperolehnya, jangan sekali-kali mengajarkannya kepada orang lain, karena firman Tuhan tanpa dilakukan akan menjadi teori saja. Dan pada akhirnya hanya akan menjadikan orang beriman menjadi munafik, yang diluar terlihat beriman dan baik tetapi dengan sembunyi-sembunyi masih suka melakukan perbuatan-perbuatan jahat, yang dimurkai Tuhan.

Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk.13:6-9), perumpamaan ini memperingatkan para pemimpin atau hamba Tuhan di dalam gereja, bahwa apabila mereka tidak menghasilkan buah Roh maka dirinya tidak akan mendapat tempat di dalam Kerajaan Sorga. Dengan demikian berarti keselamatan diberikan kepada kita tidak hanya dengan percaya saja, tetapi juga harus juga diiringi dengan pembaharuan diri (hidup baru). Ini sesuai dengan pengajaran Rasul Paulus bahwa orang diselamatkan karena iman bukan karena perbuatan baik (Rm.3:28; Ef2:8) dan pengajaran Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak.2:20;22) 

Rm.3:28  Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat.  

Ef.2:8  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu , tetapi pemberian Allah.


Yak.2:20;22  iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong. . . , bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna

Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk.16:1-9), perumpamaan ini mengajarkan agar kita tidak cinta uang, melainkan menggunakan uang untuk berbuat kebaikan . Adalah suatu sikap yang bijak bila kita bisa menggunakan uang untuk menolong orang dan menumbuhkan iman, karena banyak orang yang hatinya kemudian melekat pada uang dan menjadi kikir. Perpuluhan adalah pengajaran gereja untuk melatih jemaat untuk tidak cinta uang, tapi sayang kemudian terjadi pergeseran dan penyelewengan dari ajaran ini, dan menjadi ajaran tentang teologi kemakmuran, yang bertentangan dengan pengajaran Injil. Dan ironisnya Tuhan sudah memperingatkan dengan perumpamaan dalam Injil Lukas (Luk.6:39)

Luk.6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh kedalam lobang? 

Perumpamaan tentang hakim yang tak benar (Luk.18:1-8), perumpamaan ini mengajarkan kepada kita untuk tidak berhenti berdoa meminta pertolongan Tuhan ketika kita berada dalam kesusahan, apapun bentuknya. Karena Tuhan Yesus menjamin bahwa Allah pasti akan menolong kita tepat pada waktunya.

Luk.18:7 Tidakah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang-malam berseru kepadaNya? Dan adakah ia mengulur-ulur waktu sebelum menolongnya?

Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai (Luk.18:9-14), perumpamaan ini mengajarkan bahwa seseorang yang menyesali kesalahannya dan merendahkan diri dihadapan Tuhan akan dibenarkanNya, sebaliknya Tuhan tidak berkenan kepada mereka yang merasa benar dan merasa sudah melakukan perintahNya tetapi tidak pernah bertobat dengan sungguh-sungguh.
Hampir semua orang berlaku seperti orang Farisi, merasa paling rohani, paling baik, paling benar, paling pintar, paling tahu dan paling segalanya, tetapi tidak mengalami hidup baru, tidak mengalami pembaharuan diri, masih menggunakan tabiat lamanya, ia hidup dengan cara yang masih sama dengan cara hidup lama ketika ia belum bertobat.

Dari semua uraian tentang perumpamaan-perumpamaan diatas dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus menghendaki semua orang yang beriman kepadaNya dapat diselamatkan dan mendapat hidup yang penuh sukacita damai sejahtera dari sorga, sejak masih ada di dunia ini sampai pada kehidupan yang kekal di dalam Kerajaan Allah. Untuk itu maka Tuhan telah memberikan sarana dan prasarana agar tujuan itu tercapai, yaitu gereja dan Roh Kudus beserta karunia-karunia Roh Kudus.

Gereja adalah sarana yang disediakan Tuhan bagi jemaatnya agar masing-masing orang beriman dapat mengasah kasih diantara sesamanya (Ams.27:17).
Roh Kudus adalah Roh Penolong, Roh Pembimbing atau Roh Penghibur yang diberikan kepada setiap orang yang beriman, yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkannya pada firman Tuhan (Yoh.14:26).
Karunia Roh Kudus adalah prasarana yang terdiri dari sembilan karunia (1Kor.12:8-10) yang berguna untuk:
1. Membangun gereja, yaitu karunia-karunia yang berfungsi untuk penginjilan, antara lain: Karunia kesembuhan, Karunia mujizat, Karunia membedakan roh, dengan karunia-karunia ini orang-orang ditarik untuk percaya dan masuk kedalam gereja.
2. Membangun iman orang percaya secara pribadi, antara lain: karunia berbahasa roh, Karunia bernubuat, Karunia iman, dimana dengan karunia-karunia ini orang percaya diberi kemampuan untuk bertumbuh dan mempertahankan imannya.
3. Membangun jemaat, antara lain: Karunia bernubuat, Karunia mengartikan bahasa roh, Karunia hikmat, Karunia berkata-kata dengan pengetahuan, dengan karunia-karunia ini jemaat diberi pelajaran , bimbingan , teguran, penghiburan dan perintah oleh Tuhan Yesus sehingga iman jemaat disegarkan dan bertumbuh.

Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh (1)

Baptis Roh dan Karunia bahasa roh adalah dua hal yang masih menjadi polemik di dalam pengajaran gereja. Masing-masing gereja dan masing-masing denominasi gereja mempunyai pandangan, pengertian, penafsiran dan doktrin sendiri yang masing-masing meyakini bahwa mereka lah yang benar, sedangkan yang lain tidak benar. Gereja Katholik bahkan tidak menyinggung pengajaran tentang Baptis Roh dan Karunia bahasa roh. Gereja Protestan mengakui Karunia bahasa roh dan karunia-karunia Roh yang lain tapi menganggap sudah tidak berlaku di zaman modern sekarang ini, dan mengajarkan bahwa Baptis Roh diperoleh orang beriman bersamaan dengan waktu ketika ia bertobat. Gereja Pantekosta mengajarkan bahwa Karunia bahasa roh adalah tanda dari Baptis Roh sehingga orang yang sudah mendapat Karunia bahasa roh berarti sudah dibaptis Roh. Disamping pandangan diatas ada juga gereja yang mempunyai pandangan-pandangan lain yang merupakan penggabungan dari pandangan-pandangan di atas.

Yohanes Pembaptis adalah orang pertama yang menyebut istilah Baptis Roh dan ditulis dalam keempat Injil baik Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas maupun Injil Yohanes.

Mat.3:11  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak untuk melepas kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 

Mrk.1:8  Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus

Luk.3:16  Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 

Yoh.1:33  Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal diatasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”

Keempat Injil memberikan kesaksian yang sama tentang Baptis Roh, ini merupakan bukti bahwa Baptis Roh (dan juga Baptis Api) merupakan suatu pokok yang penting di dalam pengajaran Tuhan Yesus. Adalah suatu kesalahan besar bagi gereja bila tidak mengajarkannya kepada jemaat , sebab sesuatu yang dianggap penting oleh Tuhan Yesus tidak mungkin tidak bermanfaat bagi jemaat.

Dalam Perjanjian Lama Tuhan ALLAH telah berfirman melalui nabi Yehezkiel dan nabi Yoel bahwa Tuhan akan memberikan RohNya kepada kaum Israel agar dapat melakukan kehendak Nya, yaitu hidup dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Orang yang beriman kepada Tuhan Yesus adalah kaum Israel rohani, yaitu orang beriman yang hidup pada masa sekarang (akhir zaman) menjelang kedatanganNya yang ke dua.

Yeh.36:26-27  Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.

Yl.2:28-29  “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu.

Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus sebelum kenaikanNya ke sorga memberikan perintah agar Petrus dan murid-murid lainnya menunggu janji Tuhan ALLAH di Yerusalem. Dan setelah peristiwa Pentakosta banyak orang-orang yang mendapatkan pencurahan Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa roh. Hal ini masih terjadi hari ini sampai kedatanganNya kelak, menjadi bukti penggenapan nubuat nabi-nabi Perjanjian Lama dan perkataan Yohanes Pembaptis.

Kis.1:4-5  Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal disitu menantikan janji Bapa, yang  demikian kata Nya  “telah kamu dengar dari pada Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Kis.10:44-46  Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah.

Kis.11:15-16  Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Dari semua ayat-ayat Alkitab di atas baik yang terdapat dalam Perjanjian Lama maupun yang terdapat dalam Perjanjian Baru dapat disimpulkan bahwa pencurahan Roh Kudus sudah dijanjikan oleh Tuhan ALLAH yang oleh Yohanes Pembaptis disebutnya sebagai Baptis Roh, kemudian didukung oleh Tuhan Yesus dengan perkataan Nya kepada Petrus dan murid-murid yang lain dan penggenapannya mempunyai tanda karunia bahasa roh.

Baptis dengan Roh Kudus atau Baptis Roh adalah suatu pengalaman yang sangat penting bagi jemaat gereja, karena orang yang dibaptis dengan Roh Kudus akan mendapat tanda karunia bahasa roh yang berguna bagi pertumbuhan imannya. Hal ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel dan kemudian juga dikatakan oleh rasul Paulus dalam surat Korintus bahwa siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya atau imannya, sehingga dapat bertumbuh subur dan menghasilkan buah Roh yang disukai Tuhan.

1Kor.14:4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat.

Gal.5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Sekarang sudah menjadi jelas maksud Baptis Roh yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang beriman, yaitu agar setiap orang yang percaya kepada Nya mampu hidup menurut kehendak Nya dan mengalami pembaharuan diri dalam hidupnya,  sesuai dengan pertobatannya itu.

Banyak ditemukan jemaat gereja yang sangat rajin kebaktian tetapi masih emosional, kikir, suka berbuat jahat pada orang lain, mudah kesinggung dan sulit memaafkan orang yang bersalah kepadanya, dan masih suka menjelek-jelekan orang lain. Ini merupakan bukti bahwa jemaat gereja yang demikian tidak mengalami pembaharuan diri atau tidak menghasilkan buah Roh. Hal ini menandakan juga bahwa di dalam dirinya tidak ada Roh Kudus yang membimbing dan menolongnya melakukan perbuatan yang benar.

Yoh.14:15-16   “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Yoh.14:26   tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Semua perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil Yohanes itu mendukung perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil Lukas bahwa ” tidak ada pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur “(Luk.6:43-44).

Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh (2)

Setelah mengetahui bahwa Karunia bahasa roh adalah tanda Baptis Roh maka sekarang pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk mendapatkannya. Ada pandangan bahwa karunia-karunia Roh adalah pemberian Tuhan yang diberikan kepada seseorang atas dasar kerelaan dan otoritasNya. Sehingga bagaimanapun seseorang menginginkannya bilamana Tuhan tidak berkehendak maka Baptis Roh tidak akan diberikan kepadanya. Ini adalah sebuah pandangan yang benar menurut logika atau akal sehat manusia, tapi bila kita mempelajari perkataan Tuhan Yesus, akan terlihat bahwa pandangan seperti itu adalah salah. Perkataan Tuhan Yesus yang berkenaan dengan ini terdapat di dalam Injil Matius dan Injil Lukas, yang mengajurkan kepada orang percaya untuk meminta Roh Kudus.

Mat.7:7-11 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetok , baginya pintu dibukakan. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada Nya.

Luk.11:9-13 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah diantara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau , jika minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anak mu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada Nya.

Jadi seorang beriman harus meminta di Baptis Roh kepada Tuhan Yesus, ini adalah perintahkan Nya kepada semua orang percaya. Dan Tuhan menjamin perkataan Nya bahwa Bapa di sorga pasti mengabulkan semua orang yang meminta kepada Nya.

Banyak orang Kristen pada masa sekarang yang melihat fenomena Karunia bahasa roh itu dengan pikiran  negatif, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang (sok) ekslusif dan sok rohani. Pandangan ini jelas salah, karena Tuhan memberikan karunia bahasa roh kepada semua orang beriman, sebagai alat untuk menumbuhkan imannya. 

Disamping sebagai tanda Baptis Roh, karunia bahasa roh juga merupakan tanda bagi orang yang dipilih, yaitu dipilih untuk melakukan pekerjaan Tuhan, minimal adalah bersaksi. Sedangkan pekerjaan yang paling berat adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan Tuhan Yesus ketika hidup di dunia. Tetapi Tuhan tidak memaksa hamba-hambaNya melakukan pekerjaan yang berat, melainkan mempersilahkan orang untuk memilih sendiri pekerjaan yang berat, sedang atau ringan, masing-masing menurut kesanggupannya sendiri. Sebab bagi yang memilih pekerjaan  berat dituntut tanggung jawab yang berat pula. Bagi orang yang memilih pekerjaan yang berat , ia harus rela menyerahkan hidupnya sepenuhnya (tidak kawin) bagi pekerjaan Tuhan; Bagi orang yang memilih pekerjaan yang sedang , ia boleh kawin ; Sedangkan bagi yang memilih pekerjaan yang ringan , ia dapat hidup cukup hanya dengan memberikan kesaksian hidup yang baik saja.

Mat.22:14  Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.

Yoh.14:12-13  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

Mat.25:14-15  “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, ia memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Perintah Tuhan Yesus diatas jelas masa berlakunya, yaitu sejak Ia diangkat ke sorga sampai kedatangan Nya kembali. Masa ini dikenal dengan masa Roh Kudus atau zaman anugerah atau akhir zaman. Jadi adalah keliru bila kemudian ada yang mengajarkan bahwa masa sekarang karunia-karunia Roh sudah tidak dibutuhkan lagi, dengan alasan karena teknologi modern sudah dapat menggantikannya. Pemikiran ini adalah paham yang salah dan menyesatkan, karena tidak memberikan peluang bagi Tuhan untuk campur tangan di dalam hidup Jemaat Nya, sehingga Jemaat Allah dapat bertumbuh imannya dan berbuah Roh. Hal ini juga dilakukan setan ketika menyesatkan manusia pertama (Adam dan Hawa) yaitu dengan menggunakan logika, sehingga mereka jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah yang ada padanya. Tuhan Yesus telah datang dan mengorbankan diri Nya untuk mengangkat manusia dari lumpur dosa, akan menjadi sia-sia, bila manusia masih menggunakan pikirannya sendiri atau logika.

Baptis dengan Api (3)

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutnya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Mat.3:11)

Pertumbuhan iman orang percaya mengalami tiga kali pembaptisan, pertama adalah Baptis air, yang ke dua adalah Baptis Roh Kudus, dan yang ke tiga adalah Baptis Api. Baptis Air adalah baptis pertobatan, seperti yang di ajarkan oleh Yohanes Pembaptis. Baptis Roh Kudus adalah baptis yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman secara pribadi, dan tanda baptis Roh Kudus adalah Karunia bahasa roh. Baptis Api adalah baptis yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada orang beriman yang telah mempunyai buah Roh, dan tanda baptis api adalah martir/ mati karena Yesus.

Ketiga baptisan ini menandai pertumbuhan iman orang percaya yang dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah ketika orang yang mendengar Injil menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya, akan dibaptis oleh hamba Tuhan dengan air sebagai tanda pertobatan. Pada tahap ini orang percaya mulai belajar dan haus akan firman Tuhan.

Tahap ke dua adalah ketika orang percaya mengalami hidup baru, dimana ia mau meninggalkan semua tabiat lama dan kemudian mendapat karunia bahasa roh sebagai tanda Baptis roh oleh Tuhan Yesus. Ada yang mendapatkannya secara masal dalam kebaktian gereja atau KKR, tetapi sering terjadi orang beriman mendapatkannya secara sendiri-sendiri pada saat di dalam doa dan penyembahan pribadi.

Tahap ke tiga adalah ketika orang beriman telah bertumbuh sampai menghasilkan buah Roh. Pada tahap ini orang beriman mengalami banyak pembaharuan pribadinya, sehingga semakin besar kasihnya kepada orang lain. Ia semakin murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor.13:4-7).

Pada tahap ini orang beriman mengalami pertumbuhan iman sampai sempurna, yaitu ketika ia telah menghasilkan buah Roh, yaitu ketika hidupnya dipenuhi dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal.5:22-23). Ketika orang beriman telah mencapai tahap ini ia akan melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan pikiran dan kehendak Allah sampai batas akhir, yaitu ketika Tuhan Yesus menjemputnya sebagai martir. Peristiwa martir atau mati karena nama Tuhan inilah yang disebut sebagai Baptis Api. Dalam Alkitab kita banyak menjumpai kisah-kisah tentang martir, yaitu kisah nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang dibunuh karena melakukan perintah Tuhan ALLAH. Dan kisah para rasul dan murid Yesus yang lain di dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Pengajaran tentang Baptis Api juga dapat ditemukan dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil.

Mrk.10:38-40 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tapi hal duduk di sebelah kananKu atau disebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Kis.12:1-2 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.

Mat.10:39 Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Luk.17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Yoh.12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, Ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitupun pelayanKu berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Perkataan Tuhan Yesus diatas dengan jelas memberikan pengajaran tentang Baptis Api. Bahwa Baptis Api adalah suatu ujian iman yang hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Tuhan. Tujuannya adalah untuk memurnikan imannya itu sampai batas terakhir, sampai mati. Bagi mereka yang dapat lulus dari ujian ini akan mendapat tempat paling terhormat disisi tahta Tuhan dan hidup bahagia bersama Nya. Inilah kehidupan yang dijanjikan Tuhan. Jadi sebenarnya Baptis Api adalah merupakan pintu yang ada di dunia untuk masuk ke ruang maha suci dalam Kerajaan Sorga Kekal. (bersambung....lihat renungan tentang: 'Buah Roh')

BERDOA (4)



Doa adalah komunikasi yang dilakukan manusia kepada Allah. Bagi orang beriman doa adalah komunikasi orang beriman dengan Allah dalam nama Yesus Kristus. Doa merupakan nafas dari iman orang percaya, karena dengan doa imannya dikuatkan dan dapat hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. Banyak orang beriman yang berdoa tapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari Tuhan. Hal itu terjadi karena mereka berdoa tidak dari hati, tapi hanya di bibir saja. Kebanyakan mereka berdoa dengan ucapan-ucapan yang telah dihafalkan atau meniru doa orang lain, yang terdengar merdu dan indah didengar tetapi tidak keluar dari dalam hati. Sedangkan doa yang benar adalah doa yang merupakan ungkapan dari hati yang terdalam dan diucapkan melalui bibir dengan bersuara. Jadi ucapan-ucapannya adalah ungkapan perasaan yang ada di dalam hatinya. Niscaya doa yang demikian akan didengar Tuhan dan Ia akan menjawabnya. Tuhan Yesus menjawab doa orang beriman dengan bermacam-macam cara, bisa dengan mimpi, penglihatan, suara di telinga, nubuat, membaca firman, mendengar khotbah, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Ada tiga tahap komunikasi yang dilakukan orang beriman dengan Tuhan Yesus, yaitu komunikasi satu arah (monolog), Komunikasi dua arah (dialog) dan komunikasi lewat hati. Ketiga tahap komunikasi itu berkaitan pula dengan pertumbuhan rohani orang beriman, semakin dewasa iman seseorang semakin mudah dan lancar ia berkomunikasi dengan Tuhan.

Komunikasi satu arah (monolog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi hanya satu arah . Bagi orang yang baru bertobat tapi belum di baptis Roh, komunikasi dilakukan dengan doa syafaat atau doa dengan menggunakan bahasa manusia. Tapi hanya satu arah saja yaitu dari manusia kepada Tuhan Yesus. Bagi orang beriman yang sudah di baptis Roh, selain dengan doa syafaat , ia juga dapat berdoa dengan menggunakan Karunia bahasa roh, tapi juga hanya satu arah saja, dari manusia kepada Tuhan. Kelebihan berdoa dengan bahasa roh yaitu kita dapat mengungkapkan perasaan terdalam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia, dan dengan menggunakan karunia bahasa roh tidak akan pernah kehabisan kata-kata.

1 Kor.14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

Karunia bahasa roh harus digunakan setiap hari di dalam doa pribadi sebab doa dengan menggunakan karunia bahasa roh lebih efektif daripada dengan doa syafaat, karena dapat mengungkapkan semua perasaan dengan sempurna. Dan dengan melakukannya setiap hari orang beriman ibarat sebatang ranting pada pokok anggur, ia akan mendapat makanan , hidup dan akhirnya berbuah.

Yoh.15:4  Tinggal lah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian pula kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Jadi karunia bahasa Roh diberikan Tuhan Yesus (sebagai tanda baptis Roh), supaya digunakan untuk membangun iman orang percaya, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. hal ini bisa terjadi karena Roh yang ada di dalam diri orang percaya mendapat kesempatan untuk bekerja dan mengubah tabiat ‘manusia lama‘ menjadi ‘manusia baru’ yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal ini orang beriman tidak mengusahakannya sendiri, tapi Tuhan Yesus yang mengerjakannya bagi orang beriman.

Komunikasi dua arah (dialog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi bolak-balik atau dua arah. Orang bisa berdoa syafaat atau berdoa dengan menggunakan karunia bahasa roh, dan apabilaTuhan Yesus berkenan akan berfirman kepadanya melalui berbagai media, baik melalui penglihatan, nubuat, suara, mimpi atau Alkitab. Tapi dialog yang demikian ada jeda waktu antara doa dan jawabannya, mulai dari beberapa detik sampai beberapa hari. Misalnya seorang beriman berdoa, ia harus menunggu beberapa lama, baru mendapat jawaban berupa penglihatan, suara atau nubuat (bila sudah mendapat karunia bernubuat). Atau mendapat mimpi pada waktu ia tidur. Atau mendapat “pembukaan firman” ketika bersaat teduh.

Komunikasi lewat hati adalah komunikasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman pada saat melakukan puasa yang diperintahkan Nya. Dalam komunikasi ini orang beriman berbicara kepada Tuhan atau mendengar suara Tuhan dengan menggunakan hati (batin). Dalam hal ini tidak perlu menunggu jawaban Tuhan, karena orang beriman dapat berbicara kepada Tuhan Yesus seperti berbicara melalui telephon. Puasa yang dijalani adalah puasa selama 40 hari 40 malam tidak boleh makan dan minum, selain perjamuan kudus. Dan hati (batin) yang dimaksud adalah tempat atau titik di tengah-tengah kepala, bukan di dada yang dimengerti kebanyakan orang.

Mat.9:15   Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Mat.4:2   Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Banyak orang beriman yang berdoa meminta berkat, tetapi bila sudah berbicara mengenai berkat maka yang diingat adalah hal-hal duniawi. Ini adalah suatu kekeliruan terhadap kehendak dan keinginan Tuhan, karena Tuhan Yesus lebih menyukai orang beriman berpikiran rohani. Jadi berdoa yang benar adalah berbicara tentang hal-hal yang rohani kepada Tuhan bukan hal duniawi. Karena hal duniawi sudah diberikan Allah kepada semua umat manusia menurut kerelaan dan otoritas Nya, bukan hanya kepada orang beriman saja. Jadi bila ada ajaran yang mengatakan bahwa orang beriman akan mendapat berkat berlimpah setelah membayarkan perpuluhan kepada Tuhan (gereja), adalah suatu pengajaran yang salah.

Jawaban Tuhan Yesus atas doa orang beriman berisi penghiburan, pengajaran, nasihat, perintah, dan larangan. Dan semua firmanNya bersifat membimbing, menguatkan dan menegur untuk membangun dan bermanfaat bagi pertumbuhan iman orang itu. Bila tidak demikian maka harus dipertanyakan kebenarannya. Karena bisa saja yang bersuara adalah keinginannya sendiri, ambisinya sendiri, atau pikirannya sendiri yang dipengaruhi oleh nafsu dagingnya.

Doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya jelas menekankan tentang hal rohani (memuliakan Allah, kedatangan Kerajaan Allah, pengampunan dosa dan makanan secukupnya setiap hari), bukan hal duniawi.
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskan lah namaMu; datanglah KerajaanMu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan .” (Luk.11:2-4)

PERTUMBUHAN IMAN KRISTIANI (5)



Pertumbuhan iman orang Kristen mengalami tiga tahap yang di tandai dengan Baptis Air, Baptis Roh Kudus dan Baptis Api. Tetapi bagaimanakah orang Kristen dapat bertumbuh imannya hingga mencapai tahap Baptis Api, dalam hal ini kita dapat belajar dari rasul Petrus, yang ditulis dalam suratnya yang ke dua (tahun 60-70 M) kepada orang-orang Kristen yang ada di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (1 Ptr.1:1). Saat surat ini ditulis, rasul Petrus berusia sekitar enam puluh lima tahunan dan ini adalah suratnya yang terakhir sebelum beliau martir, disalib terbalik di Roma pada masa pemerintahan kaisar Nero.

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan” (2Ptr.1:5-9).

Iman (faith) adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah (Yoh.14:6)

Kebajikan (virtue) adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.

Pengetahuan (knowledge) adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan imannya.

Ketekunan (patience) adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.

Kesalehan (godliness) adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.

Kasih akan saudara-saudara (brotherly kindness) adalah kesalehan yang timbul dari dalam hati yang diberlakukan di dalam hubungannya dengan orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang yang kenal dengannya, misalnya keluarga, saudara, orang tua, istri, anak, karyawan, kolega, teman, dan saudara seiman.

Kasih akan semua orang (brotherly kindness charity) adalah keadaan dimana orang beriman dengan penuh kesalehan dapat bermurah hati kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan (apa agamanya, rasnya, negaranya dan lain-lain). Pada posisi ini pertumbuhan imannya sudah mencapai sempurna, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri (Mat.22:39).

Dari pelajaran rasul Petrus di atas dapat disimpulkan bahwa seorang percaya imannya bertumbuh seiring dengan pembaharuan karakter manusiawinya. Semakin sempurna iman seseorang maka akan semakin baik dalam bersikap, berbuat dan berpikir. Dan pada tingkat yang sempurna ia bahkan rela memberikan nyawanya untuk orang lain. Pada tingkatan iman seperti ini ia sudah siap untuk menerima Baptis Api yang diberikan Tuhan Yesus.

Yoh.15:13   Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk saudara-saudaranya.

1 Yoh.3:16   Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia menyerahkan nyawanya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Why.12:11   Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

PENGANGKATAN ORANG-ORANG KUDUS (6)



Pada masa sekarang banyak versi penafsiran tentang pengangkatan orang-orang kudus, namun hanya sekedar menjadi dongeng bagi jemaat gereja. Berita tentang pengangkatan ini ditanggapi dengan serius hanya oleh orang-orang beriman generasi abad pertama. Setelah itu kelihatannya makin lama makin melemah; dan pada abad duapuluh satu ini nubuat tentang kedatangan Tuhan tidak menjadi topik yang menarik lagi. Dari laporan Alkitab yang dapat kita baca dalam Injil jilid 2 yang ditulis tabib Lukas kepada Theofilus yang kemudian diberi judul 'Kisah Para Rasul', jemaat pada waktu itu sungguh-sungguh menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus, ini terlihat pada cara hidup jemaat Kristen waktu itu yang tidak memikirkan milik pribadi. Mereka menjual harta miliknya dan uang hasil penjualan dipersembahkan kehadapan para rasul, untuk digunakan bersama (Kis.4:34-35). Dalam suasana seperti itu kuasa Roh Kudus dinyatakan, ditengah-tengah jemaat banyak terjadi mujizat dan tanda (Kis.2:43); baik di tempat umum (kis.3:6-7), di jalan raya (Kis.5:15), dan di rumah-rumah (Kis.10:26-27). Bahkan barang-barang bekas dari rasul Paulus bisa dipakai untuk menyatakan kuasa Roh Kudus (Kis.19:11).

Jemaat Kristen abad pertama melakukan semua itu karena mereka melihat langsung kuasa Roh Kudus dinyatakan di depan mata mereka dan mereka mempunyai keyakinan bahwa kedatangan Tuhan Yesus terjadi segera pada generasi mereka (Mat.24:34; Yoh.21:23; 1Kor.7:29; Why.12:12). Tapi setelah generasi demi generasi berlalu dan kedatangan Tuhan tidak juga digenapi maka keyakinan jemaat terhadap berita itu menjadi kendor.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi (Mat.24:34).

Maka tersebarlah kabar diantara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” (Yoh.21:23)

Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristri; (1Kor.7:29)

Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Why.12:12)

Antusiame jemaat Kristen masa kini, sebenarnya telah di nubuatkan oleh Tuhan Yesus dengan perumpamaan ‘Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh’ di dalam Injil Matius (Mat.25:1-13). Jemaat kristen masa kini tentunya tidak mau menjadi seperti gadis-gadis bodoh itu, oleh karena itu perlu mempunyai pemahaman yang benar tentang pengangkatan orang-orang kudus, dan mengetahui bagaimana menjadi orang-orang pilihan Tuhan pada kedatanganNya yang sudah dekat (yang kemungkinan terjadi pada akhir zaman ini).

Mat.25:1-13. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." 

Di dalam gereja terdapat anggapan bahwa semua orang yang mengaku ‘Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya’ akan diselamatkan, dan pada saat kedatanganNya kelak akan diangkat ke sorga bersama-sama dengan orang-orang kudus yang lain. Anggapan ini mungkin merupakan penafsiran surat Paulus kepada jemaat Kristen di Roma (Rm.8:23).

Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita (Rm.8:23).

Anggapan yang demikian tentunya kurang tepat karena banyak sekali perkataan Tuhan Yesus yang tidak mendukung anggapan itu. Menurut perkataanNya orang-orang yang diangkatNya adalah orang-orang pilihan yang hidup di dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan Yesus dan mau menguduskan dirinya sampai suci bak perawan (Why.14:3-5). Mereka adalah orang-orang yang mau meninggalkan kekayaannya (Luk.14:33). Mereka adalah orang-orang yang mau hidup tidak menikah karena Yesus (Mat.19:12). Dan mereka adalah orang-orang yang mau menyerahkan nyawanya (martir) dalam nama Yesus (Yoh.12:25).

Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru dihadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela (Why.14:3-5).

Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Luk.14:33).

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain., dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti (Mat.19:12).

Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal (Yoh.12:25).

Pengangkatan orang-orang kudus akan terjadi seperti yang telah tertulis dalam Akitab, yaitu: Terjadi serempak, pada saat yang sama diseluruh muka bumi, orang-orang kudus dalam sekejab akan raib di depan orang-orang yang sedang berada bersama-sama dengannya, baik yang sedang bekerja di ladang, di pabrik atau di kantor; dan juga orang yang sedang berbincang-bincang, sedang santai atau sedang tidur (Mat.24:40-41; Luk.17:34-36) . Hal itu terjadi ketika Tuhan Yesus turun dari langit dengan menaiki awan; yaitu saat tak terhitung banyaknya orang beriman yang tumbuh menjadi sempurna (Why.7:10), yang digambarkan sebagai ranting-ranting pohon ara melembut dan mulai bertunas (Mat.24:32-33). Tidak semua orang beriman diangkatNya, tetapi hanya mereka yang dipilihNya saja (Mat.24:31), yaitu mereka yang mempunyai buah Roh.

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu (Mat.24:32-33)

Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain (Mat.24:31).

Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan (Mat.24:40-41).

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” [Kalau ada dua orang diladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan] (Luk.17:34-36).

Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya (Mat.24:30).

Kemudian dari pada itu aku melihat : sesungguhnya, sekumpulan orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya , dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri dihadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka (Why.7:10).

KERAJAAN SERIBU TAHUN DAMAI (7)

Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang ke dua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. (Why.20:6)

Kerajaan Seribu Tahun Damai mulai dengan diawali oleh kedatangan Tuhan Yesus ke bumi untuk yang ke dua kalinya, dari atas awan-awan di langit (Kis.1:11), Tuhan mengangkat orang-orang kudusNya naik ke langit bertemu dengan Nya dan orang-orang kudus lainnya yang telah martir dalam nama Nya (Why14:4). Maka saat itu Tuhan Yesus mulai memerintah Kerajaan Sorga (Why.20:4), yang kuasaNya meliputi dunia roh dan dunia fana. Dan selama waktu yang lama (seribu tahun) Tuhan mengutus orang-orang kudusNya ke bumi dan ke dalam dunia orang mati (Why.14:6).

Kis.1:11 Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

Why.14:4   Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Why.14:6   Dan aku melihat seorang malaikat terbang ditengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.

Tapi sebelum kedatanganNya itu , Tuhan Yesus mengutus terlebih dahulu dua orang saksiNya (Why.11:3) untuk menyiapkan jalan bagi Nya. Mereka adalah dua orang yang meluruskan jalan bagi Tuhan, seperti Yohanes Pembaptis pada saat kedatanganNya yang pertama (Mat.3:3). Dua orang saksi ini akan mengajar orang-orang beriman , melakukan perbuatan mujizat dan melakukan banyak tanda selama tiga setengah tahun (Why.3:3); kemudian martir (Why.11:7) dan tiga setengah hari kemudian dibangkitkan (Why.11:11), lalu diangkat naik ke sorga (Why.11:12). Semua itu tejadi sebagai kesaksian kepada dunia bahwa Tuhan Yesus sebelumnya juga telah mati, bangkit dan naik ke sorga dengan cara yang sama dan mereka adalah utusan Nya. Setelah itu selama tiga setengah tahun terjadi penganiayaan terhadap orang beriman, dan banyak diantara mereka yang martir (Why.13:10; 14:4) dan lainnya bertumbuh imannya menjadi sempurna , barulah kemudian Tuhan Yesus datang.

Why.11:3   Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksiKu, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Mat.3:3   Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:”Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:  Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.


Why.11:7   Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

Why.11:11   Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat menjadi sangat takut.

Why.11:2   Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: “Naiklah kemari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Why.13:10  Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan mengutus orang-orang kudus Nya ke bumi untuk mengajar, menasihati, membimbing orang-orang beriman; sehingga iman mereka bertumbuh dan menjadi sempurna seperti dirinya. Mereka menggunakan tubuh kemuliaan, sehingga dapat masuk ke dalam rumah tanpa harus melalui pintu, dan dapat datang- pergi dalam sekejap, karena ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberadaannya seperti Tuhan Yesus (selama empat puluh hari) setelah kebangkitanNya (Kis.1:3). Orang-orang beriman akan mengenali siapa dirinya dan ia juga mengenali orang-orang beriman dimana ia datang, karena ia mempunyai kemampuan mengenali latar belakang seseorang tanpa harus kenal terlebih dahulu.

Kis.1:3   Kepada mereka Ia menunjukkan diri Nya setelah penderitaan Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan juga mengutus orang-orang kudus Nya ke dunia orang-orang mati untuk menginjili mereka yang selama hidupnya belum pernah mendengar Injil keselamatan yang dari Tuhan (Why.14:6). Ketika orang-orang kudus masuk ke dalam dunia orang mati, keadaan akan berubah menjadi sejuk dan nyaman, sehingga banyak diantara mereka yang kemudian menolak Injil. Bagi mereka yang mau menerima Injil mereka akan diselamatkan dan langsung berada di firdaus, tapi yang tidak mau menerima Injil akan mendapat hukuman kekal bersama-sama iblis dan setan (Why.14:11).

Why.14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barang siapa yang menerima tanda namanya.”

Selama Pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, pemerintahan dunia masih ada dan masih mempunyai peranan sebagai pemerintahan yang mempunyai otoritas seperti masa sekarang. Pada masa itu orang yang hidup di bumi masih melakukan aktifitasnya seperti masa sekarang. Mereka masih kawin-mengawinkan, masih bersaing mencari harta dunia, masih ada agama-agama, masih berebut menjadi pemimpin, masih terjadi kejahatan, dan lain-lain masih sama seperti masa sekarang; tidak ada perubahan. Perbedaan pada masa itu adalah bahwa dalam persekutuan orang-orang beriman sering kedatangan orang-orang kudus yang diutus Tuhan Yesus ke tengah-tengah mereka. Mereka hidup menurut bimbingan orang-orang kudus. Roh Kudus tidak lagi berdiam di dalam diri orang beriman, dan karunia-karunia Roh sudah tidak dinyatakan lagi. Injil sudah tidak dikhabarkan lagi karena sudah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus. Pendeta-pendeta atau yang mengaku hamba Tuhan sudah tidak berkhotbah lagi. Orang-orang beriman hidup dengan iman karena penglihatan dan pengalamannya. Mereka hanya ada jalan lain, tapi yang sangat sulit dicapai, yaitu mereka harus menjadi sempurna seperti Henokh (Kej.5:24).

Kej.5:24   Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.