Kamis, 11 Januari 2018

Manusia dan Mamon (3)

3. Zinah

Luk.16:14-18 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal. Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."

Dalam perikop ini Tuhan Yesus Kristus seolah-olah mengganti topik tentang uang atau mamon, tetapi dokter Lukas memberikan keterangan kepada pembaca, bahwa beberapa orang Farisi yang berusaha mencobai Nya adalah hamba-hamba uang, sehingga pembaca Injil mendapat jembatan untuk memahami perkataan Nya mengenai topik "zinah" yang berkaitan dengan praktek kawin cerai yang diberlakukan orang Farisi dengan melegalisirnya atau menjadikannya 'legal' menggunakan hukum Taurat (Mrk.10:1-12).

Mrk.10:1-12 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya  dengan membuat surat cerai." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Orang Farisi adalah anggota suatu golongan agama dan politik yang penting pada zaman Perjanjian Baru (Luk.13:31); sama dengan Parisi (Mrk.7:1 TKB). Mula-mula kaum Farisi mempertahankan tradisi para nabi, sedangkan kaum Saduki mempertahankan tradisi para imam (Kis 23:6-10). Kemudian kaum Farisi lebih mengutamakan hal menaati hukum (Kis 26:5). Mereka membuat macam-macam peraturan kecil yang tak berarti, dengan maksud agar dapat menaati secara sempurna setiap peraturan dalam Perjanjian Lama. Banyak orang Farisi sungguh-sungguh bersifat tulus akan agamanya (Kis 5:34-39). Akan tetapi banyak yang lainnya hanya menonjolkan segala upacara agama secara lahiriah saja, dengan sudah melupakan intinya (Mat 23).*

*Ensiklopedia Alkitab Praktis, W>N. McElrath- Billy Mathias, Edisi ke dua, 1989, Lembaga Literatur Baptis jl Tamansari 16 Bandung, 

Tetapi yang menjadi topik pembahasan pada perikop di atas adalah orang-orang Farisi yang menjadi hamba uang atau hamba Mamon. Sebagai kelanjutan dari pembahasan kata kunci ke dua : "setia" yang telah dibahas sebelumnya, kata kunci yang ke 3 adalah kata "zinah" yang berkaitan dengan praktek yang dilakukan orang-orang Farisi, sebagai elit Yahudi, dan yang juga dilakukan masyarakat Yahudi pada umumnya.  Ini adalah praktek akal-akalan orang Farisi agar dapat kawin cerai dengan tidak kehilangan kehormatan dan wibawanya, karena mereka sebagai pemimpin dan ahli Taurat tidak dapat memenuhi perintah hukum Taurat yang ke 7 dari Sepuluh Perintah Allah (dekalog); yang sebenarnya bukan hanya  melarang perceraian saja, melainkan mempunyai tuntutan yang jauh lebih luas dari pada hanya perceraian saja. Sebagaimana diajarkan Tuhan Yesus Kristus, bahwa orang yang melakukan "zinah" sudah diperhitungkan mulai dari dalam hatinya (Mat,5:27-32)

Mat.5:27-32. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. 

Dan mengikuti ajaran Tuhan, rasul Paulus menetapkan orang yang diperbolehkan menjadi penatua (Yun: presbuteros atau majelis gereja) salah satu syaratnya yang harus dipenuhi adalah hanya "mempunyai satu istri," disamping harus seorang yang mempunyai iman yang sudah berbuah (Tit.1:5-16). Dikatakan satu istri, tentu yang dimaksudkan adalah istri sejak muda, bukan istri satu tetapi hasil praktek kawin-cerai.

Tit.1:5-16. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah  (yun. oikonomos) Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Bagi orang suci semuanya suci ; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Dengan menghubungkan antara hamba mamon dengan kata "zinah" maka dapat dipahami, perkataan Tuhan Yesus di atas adalah satu peringatan kepada orang yang mengagungkan uang, bahwa mereka akan terperangkap ke dalam perzinahan, yang akhirnya akan membawa mereka kepada maut (Mat 7:21; 1Kor.6:9-10) walaupun mereka telah beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Hal itu terjadi bila gereja mengijinkan perkawinan ke dua terhadap orang yang bercerai dari pasangan yang disahkan dan berkati dalam nama Tuhan. Karena mereka telah mengabaikan firman Tuhan dengan sengaja. dan mereka berdalih merestui untuk menghindarkan mereka dari dosa perzinahan. Mereka sebenarnya mengetahui praktek pernikahan ulang di atas sebenarnya melanggar perintah Tuhan.  Dan praktek seperti itu terjadi oleh karena ragi orang Farisi dan ragi Herodes yang telah mencemari dan mengkhamirkan gereja (Mrk.8:15).
Yang disebut ragi orang Farisi adalah kelakuan dan perbuatan sebagian besar orang Farisi yang munafik, sedangkan ragi Herodes adalah perbuatan tidak senonoh dengan mengawini Herodias istri Filipus, saudaranya, sehingga kemudian diprotes oleh Yohanes Pembaptis (Mrk.6:17).

Mat.7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

1Kor.6:9-10 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Mrk.8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Mrk.6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara  berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

Selasa, 02 Januari 2018

Manusia dan Mamon (bagian 2)

2. Setia.

Kata kunci yang ke dua adalah "setia" (yun: pistos) yang dilawankan dengan kata "tidak benar" (yun: adikos) yang terdapat dalam kalimat; "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar" (Luk.16:10-13).

Luk.16:10-13."Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." 

Kata "setia"  (yun: pistos) mempunyai makna 'bisa dipercaya,' sehingga perkataan Tuhan diatas dapat diterjemahkan sebagai: "Barangsiapa 'bisa dipercaya' dalam perkara-perkara kecil, ia bisa dipercaya juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  



Arti kata 'setia' dalam bahasa Yunani di atas berbeda dengan makna dalam bahasa Indonesia (KBBI), yang berarti 1 berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat: bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankannya, ia tetap -- melaksanakannya; ia tetap -- memenuhi janjinya2 tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan sebagainya): telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap -- menunggu; 3 berpegang teguh (dalam pendirian, janji, dan sebagainya): walau hujan turun dengan lebatnya, ia tetap -- memenuhi janji pergi ke rumah kawannya; (KBBI). 


Sedangkan persamaan kata (sinonim) 'setia' dalam bahasa Indonesia adalah

1.disiplinloyalmenurutpatihpatuh 
2. taatteguhtunakwafaabsolut .
3. andalbaktiberbaktibenarelok
4. lurussabarsadiktabahtawad

Dan lawan kata (antonim) dari 'setia' adalah mungkirmenyeleweng, tetapi Tuhan menggunakan kata "tidak benar" (yun: adikos) yang berarti: tidak adil, tidak jujur, tidak percaya. Maka kalimat di atas sekarang  dapat diterjemahkan menjadi:"Barangsiapa setia (pistos = bisa dipercaya) dalam perkara-perkara kecil, ia setia (pistos = bisa dipercaya) juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar (tidak adil, tidak jujur, tidak dapat percaya) dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar (tidak adil, tidak jujur, tidak dapat percaya) juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur (adikos), siapakah yang akan mempercayakan (pistos) kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia (pistos) dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." 

Dalam perikop ini Tuhan Yesus Kristus mengajarkan supaya orang beriman berlaku setia (pistos) atau dapat dipercaya dalam hal harta kekayaan duniawi (uang) atau mamon. Karena harta kekayaan duniawi adalah perkara kecil dimata Tuhan, sedangkan perkara besar yang sesungguhnya adalah harta yang di sorga sesuai yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Matius 
(Mat.6:19-24).


Mat.6:19-24 
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. " 

Jadi menjadi jelas sekarang bahwa dalam Injil Matius yang dimaksudkan "setia dalam perkara-perkara kecil" adalah cara pandang orang beriman berkenaan dengan harta kekayaan duniawi (uang) atau mamon. Orang beriman yang hatinya tidak  melekat pada harta kekayaan duniawi (uang), adalah hamba Allah, bukan hamba Mamon. Dan dinilaiNya sebagai orang yang mempunyai mata yang baik (yun: haplous = sehat, murni, baik; murah hati), sedangkan orang yang hatinya melekat pada uang atau harta duniawi dinilaiNya mempunyai mata yang jahat (yun: poneros = jahat, buruk, penuh dosa).

Dengan pemahaman ini maka menjadi jelas bahwa yang dimaksudkan dengan "setia dalam perkara kecil" adalah sikap hati orang beriman berkenaan dengan harta kekayaan duniawi (uang) atau mamon. Tuhan Yesus Kristus mengajarkan supaya setiap orang beriman mempunyai mata yang baik, yang artinya ia mempunyai hati yang sehat, murni, baik dan murah hati berkaitan dengan uang atau mamon. Dan ia tidak menempatkan uang atau mamon sebagai harta paling berharga, melainkan menjadikannya sebagai alat untuk memperoleh harta di sorga, yaitu dengan berbuat baik (kasih) kepada sesamanya (Mat.22:39; Luk.10:25-37). 

Mat.22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Luk.10:25-37 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"


Minggu, 12 November 2017

Manusia dan Mamon (bagian 1)

Mamon (mammon) berarti: harta atau kekayaan,* sedangkan yang dimaksud dengan harta atau kekayaan adalah segala ternak, barang (baik yang bergerak dan yang tidak bergerak), tanah dan bangunan di atasnya, serta semua perhiasan berharga yang dimilikinya; sehingga untuk menilai harta kekayaan seseorang banyaknya hanya dapat dihitung (dikonversikan) dengan nilai besaran 'uang.' 

Mamon berasal dari kata bahasa Aram, mamonayang dalam bahasa Yunani pada Injil Matius tidak diterjemahkan melainkan dipakai dalam bentuk aslinya, dan hal ini diikuti pula dalam penterjemahan Injil Matius ke dalam bahasa Inggris modern, maupun ke dalam bahasa Indonesia. Kata mamon mempunyai arti yang merendahkan; mencari keuntungan secara tidak benar, keserakahan, yang menguasai seseorang ganti pelayanan kepada Allah.** Tetapi Tuhan Yesus Kristus memakainya dengan gaya bahasa personifikasi, untuk menunjuk kepada satu oknum sebagai lawan Allah (Mat.6:19-24).***

*     Ensikopedia Alkitab Praktis, W.N.Mc,Elrath-Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
**   Studi Kamus Alkitab Sabda.Yayasan Lembaga Alkitab (YLA), copyright 2005-2016.
*** Baca: Mata sebagai Pelita Tubuh.

Mat.6:19-24. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Bendahara, (yun. oikonomos = pengelola, juru kunci, wali, pengurus),* adalah orang yang bertanggung jawab atas harta orang lain-khusus-nya rumahnya, hamba-hambanya, dan uangnya atau diakonos (1 Ptr.4:10); juga disebut pengurus rumah atau oikonomos (Luk.12:42), pengatur rumah atau episkopos (Tit.1:7), kepala rumah atau ha-a-na-sim (Kej.43:19; 44:4), pemerintah rumah (Kej.15:2 TKB), pemerintah harta benda (1 Taw.28:1 TKB), pemelihara (1 Kor.4:1-2 TKB). Dalam arti yang demikian maka setiap orang Kristen dianggap sebagai abdi atau pengurus karena segala sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah.**

*  Kamus Yunani-Indonesia, Barclay M. Newman Jr, diterjemahkan oleh John Miller & Gerry van Klinken, PT BPK Gunung Mulia, 1993,Jakarta.
** Ensikopedia Alkitab Praktis, W.N.Mc,Elrath-Billy Mathias, Lembaga Literatur Bapyis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.

1.Ptr.4:7-11. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus (yun. diakonos = pelayan, diaken, syamas)* yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 

Luk.12:35-48. "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" Jawab Tuhan:"Jadi, siapakah pengurus rumah (oikonomos) yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Tit.1:5-16. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamuyakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah (yun. episkopos = pemelihara; penilik (pengawas) jemaat; uskup) Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Kej.43:1-34. Tetapi hebat sekali kelaparan di negeri itu. Dan setelah gandum yang dibawa mereka dari Mesir habis dimakan, berkatalah ayah mereka: "Pergilah pula membeli sedikit bahan makanan untuk kita." Lalu Yehuda menjawabnya: "Orang itu telah memperingatkan kami dengan sungguh-sungguh: Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan kamu. Jika engkau mau membiarkan adik kami pergi bersama-sama dengan kami, maka kami mau pergi ke sana dan membeli bahan makanan bagimu. Tetapi jika engkau tidak mau membiarkan dia pergi, maka kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang itu telah berkata kepada kami: Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan kamu.Lalu berkatalah Israel: "Mengapa kamu mendatangkan malapetaka kepadaku dengan memberitahukan kepada orang itu, bahwa masih ada adikmu seorang?" Jawab mereka: "Orang itu telah menanyai kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara kita: Masih hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberitahukan semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya. Bagaimana kami dapat menduga bahwa ia akan berkata: Bawalah ke mari adikmu itu." Lalu berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. Jika kita tidak berlambat-lambat,  maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang." Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan:  sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu. Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!Lalu orang-orang itu mengambil persembahan itu dan mengambil uang dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf. Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya (Ibr. ha-a-na-sim): "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini." Orang itu melakukan seperti yang dikatakan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf. Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil." Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah: "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali. Uang lain kami bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami." Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka. Setelah orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf, diberikannyalah air, supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya makan. Sesudah itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan makan di situ. Ketika Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada mereka itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke tanah. Sesudah itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat; lagi katanya: "Apakah ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat? Masih hidupkah ia?" Jawab mereka: "Hambamu, ayah kami, ada selamat; ia masih hidup." Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud. Ketika Yusuf memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu dengan dia, lalu katanya: "Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu sebut-sebut kepadaku?" Lagi katanya: "Allah kiranya memberikan kasih karunia kepadamu, anakku!" Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. Sesudah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata: "Hidangkanlah makanan.Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani karena hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir. Saudara-saudaranya itu duduk di depan Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka berpandang-pandangan dengan heran. Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.  

Kej.39:1-23.  Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir ; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku. Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia. Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar. Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar, dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras. Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang. Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya. Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Walaupun kata yang digunakan dalam Alkitab bermacam-macam (diakonos, oikonomos, episkopos, ha-a-na-sim) tetapi pada dasarnya menunjuk kepada satu orang yang dipercaya tuannya untuk mendapat satu jabatan yang mewakili tuannya, seperti jabatan yang diberikan kepada Yusuf oleh Potifar, yang memberi kuasa atas seluruh miliknya guna mengatur menurut hikmat yang dimilikinya.

Banyak orang akan tergoda oleh harta duniawi atau 'uang' miliknya, semakin banyak maka semakin kuat hatinya melekat padanya; Ia menjadi seperti orang yang minum air laut,  menjadi semakin haus ketika semakin banyak ia meminumnya. Demikian keadaan orang yang mencintai 'uang', ia tidak akan pernah merasa cukup dengan 'uang' miliknya, semakin banyak yang dimilikinya justru akan membuatnya semakin merasa kurang. Karena keadaan yang demikian maka Tuhan Yesus Kristus mengajar agar murid-muridNya bertindak bijaksana sehingga mereka dapat hidup dengan 'bahagia'*.

* Baca: Kebahagiaan.

Perumpamaan "Bendahara yang tidak jujur" adalah pelajaran yang meliputi satu penuh dalam pasal enam belas (pasal 16:1-31) Injil Lukas, yang dibagi menjadi empat perikop dan didalamnya dapat kita temukan lima kata kunci, yaitucerdik, setia, zinah, menderita, dan kesaksian. Kebanyakan pembaca Injil tidak menemukan lima kata kunci tersebut, sehingga mereka tidak memahami pelajaran Tuhan Yesus Kristus tentang hal mamon secara utuh, karena berpikir bahwa perikop yang selebihnya merupakan pengajaran tentang hal yang berbeda.

1. Cerdik.

Kata kunci pertama adalah 'Cerdik'yang menunjuk kepada bendahara yang tidak jujur dalam perikop pertama (Luk.16:1-9), tetapi anehnya justru oleh tuannya dipuji, karena telah menyuruh orang (yang berhutang kepada tuannya) membuat surat hutang baru yang jumlahnya lebih kecil dari yang seharusnya. Dalam hal ini bendahara itu menunjukkan kemurahan hatinya, dengan memberikan diskon (discount) kepada orang yang berhutang kepada tuannya. Perbuatannya itu tidak dapat dianggap sebagai suatu perbuatan yang salah, karena ia melakukannya atas nama tuannya secara resmi (legal), dimana ia telah memberikan surat hutang (baru) yang akan diperhitungkan dalam pembukuan dagang usaha tuannya pada saat ia menyerah-terimakan hasil pekerjaannya kepada tuannya, yang akan menjadi catatan tentang segala kekayaannya kepada bendahara baru yang akan ditunjuk menggantikannya. 

Seratus tempayan minyak zaitun didiskonnya menjadi lima puluh tempayan (tempayan dalam bahasa yunani: batos = ukuran cair, kira-kira 32 liter).* Seratus pikul gandum didiskonnya menjadi delapan puluh pikul (pikul dalam bahasa yunani: koros = ukuran gandum, hampir 400 liter).*

*Kamus Yunani-Indonesia, Barclay M. Newman Jr, diterjemahkan oleh John Miller & Gerry van Klinken, PT BPK Gunung Mulia, 1993,Jakarta.

Luk.16:1-9. Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."

Perumpamaan di atas adalah cerita biasa yang umum ditemukan dalam dunia perdagangan pada masyarakat Timur Tengah masa itu, sehingga para murid dan orang banyak yang mendengar saat itu dapat dengan mudah memahaminya. tetapi tidak demikian dengan jemaat gereja pada masa sekarang, yang hidup pada masa dan masyarakat yang jauh berbeda dan mempunyai budaya yang berbeda pula.

Jemaat pada masa sekarang tentu akan lebih memahami cerita perumpamaan di atas bila hutang dan diskons yang dilakukan bendahara itu dikonversikan dengan nilai uang pada masa kini (2016). Jemaat akan dapat membayangkan berapa besar hutang orang-orang itu. Seratus tempayan minyak zaitun akan setara dengan: 100 x 32 liter = 3200 liter (harga per liter minyak zaitun kira-kira Rp150.000,-) maka nilainya adalah  Rp 480.000.000,- ; sedangkan 100 pikul gandum setara dengan 100 x 400 liter = 40.000 liter (harga perliter gandum kira-kira Rp 4.000,-) maka nilainya adalah Rp 160.000.000,-. Nilai hutang dengan jumlah ratusan juta rupiah adalah bukan hutang yang sedikit menurut ukuran pedagang di pasar, maka dapat dipastikan mereka adalah pedagang-pedagang grosir. Dengan gambaran demikian maka dapat dibayangkan apabila gembiranya seorang yang berhutang 100 tempayan minyak zaitun mendapat diskon (discount) 50 tempayan; ia tentu akan sangat berterima kasih, karena hutangnya berkurang Rp 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah). Demikian pula dengan orang yang berhutang 100 pikul gandum, karena mendapat diskon (discount) 20 pikul atau dua puluh prosen dari hutangnya sehingga hutangnya berkurang Rp 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah). Perbedaan diskon yang diberikan diantara keduanya disebabkan karena adanya perbedaan keuntungan yang diperoleh dari penjualan minyak zaitun jauh lebih besar dari pada keuntungan dari penjualan gandum. 

Tuhan Yesus Kristus menutup cerita bendahara yang tidak jujur dengan satu kalimat yang merupakan nasihat kepada pendengarnya: "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." 

Dengan perkataan itu, Tuhan menyarankan kepada murid-muridNya supaya bertindak dengan bijak dan menjadi cerdik dalam berurusan dengan mamon, yaitu menggunakan mamon untuk berbuat kebaikan kepada sesamanya, sebagaimana yang  diperbuat oleh seorang Samaria yang baik hati dalam perumpamaan yang diceritakanNya pada pasal sebelumnya  (Luk.10:25-37).

Luk.10:25-37. Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Nasihat Tuhan Yesus Kristus itu, sebelumnya sudah mendahuluinya dengan peringatan  kepada murid-muridNya supaya berhati-hati sehingga tidak mudah terpedaya, karena orang dunia dinilainya lebih cerdik dari pada anak-anak terang: "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." (Mat.10:16-33).

Mat.10:16-33. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Tuhan Yesus Kristus menghendaki murid-muridNya bukan hanya "cerdik" dalam hal mamon, tetapi juga harus tulus, yang di katakan dalam perumpamaan: "Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" karena ular adalah binatang yang diciptakan Tuhan yang paling cerdik dari antara binatang yang hidup di darat  (Kej.3:1-24) dan merpati adalah binatang yang digunakan dalam korban bakaran untuk menebus dosa dan pendamaian dengan TUHAN Allah (Im.12:8) sebagai lambang kesucian setelah ditebus dosanya.

Kej.3:1-24. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan matitetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku , maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Im.12:8. Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia."

Jadi bagi murid Tuhan Yesus Kristus yang harus dilakukan dalam menjalani segenap hidupnya di dunia adalah "cerdik dan tulus" atau "tulus dan cerdik," dimana keduanya tidak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang. Pada uang logam terdapat sisi yang menunjukkan gambar, sedang sisi yang lain menunjukkan angka nominal dari besaran mata uang itu. Pada uang kertas walaupun gambar dan angka nominalnya terdapat pada ke dua sisinya, tetapi gambar dan angka pada kedua sisinya harus ada,  tidak boleh ditiadakan.
Dengan demikian maka pengajaran Tuhan yang pertama dalam hubungannya dengan uang (mamon) adalah: Seorang murid Tuhan harus dapat berlaku cerdik dan tulus. Cerdik yang berarti pintar mencari, piawai mengumpulkannya, dan bijaksana dalam menggunakannya, yang disertai dengan hati tulus-suci.