Jumat, 13 Februari 2015

Pencobaan di Padang Gurun (1)

Tiga injil (Matius, Markus, dan Lukas) menyampaikan cerita "Pencobaan di padang gurun" dengan cara yang berbeda tetapi perbedaan itu justru menjadikan ketiga Injil itu berhasil menyampaikan pesan Tuhan Yesus dengan utuh. Injil Matius menyampaikan, pencobaan yang pertama adalah Iblis meminta Yesus mengubah batu menjadi roti; yang ke dua Iblis meminta Yesus menjatuhkan dirinya dari bubungan Bait Allah; dan  yang ke tiga Iblis meminta Yesus menyembahnya. Injil Markus tidak menceritakan tentang pencobaan Tuhan Yesus secara terperinci, tetapi Injil Lukas menyampaikan pencobaan yang hampir sama dengan Injil Matius dengan urutan yang berbeda pada yang ke dua dan yang ke tiga, yaitu: pertama Iblis meminta Yesus mengubah batu menjadi roti;  ke dua Iblis meminta Yesus menyembahnya; dan ke tiga Iblis meminta Yesus menjatuhkan dirinya dari bubungan Bait Allah

Ketiga perbedaan itu terjadi karena masing-masing penulis Injil ingin menyampaikan pesan Yesus yang harus diperhatikan pembacanya. Injil Matius (Mat.4:1-11) dan Injil Lukas (Luk.4:1-12) menyampaikan pesan Yesus yang sama, bahwa  murid-murid Nya harus memperhatikan tiga hal, yaitu: Berpikir rohani (Mat.4:4); Jangan mencobai Tuhan (Mat.4:7); dan Menyembah Tuhan saja (Mat.4:10). Atau Berpikir rohani (Luk.4:4)Menyembah Tuhan saja (Luk.4:7); dan Jangan mencobai Tuhan (Luk.4:12).


Mat.4:1-11. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya:"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Luk.4:1-12. Yesus, yang penuh dengan Roh Kuduskembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai IblisSelama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.  Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

Perbedaan urutan pencobaan dalam Injil Matius dan Injil Lukas mengisyaratkan bahwa pesan yang ke dua dan pesan yang ke tiga dapat saling dipertukarkan, tetapi pesan yang pertama adalah yang sangat penting dan harus menjadi pedoman hidup bagi orang beriman yang menjadi murid Yesus. Kenyataan bahwa rasul Yohanes, yang masih hidup pada saat injil Matius, Markus dan Lukas ditulis, tidak berusaha meluruskannya dalam Injil Yohanes yang ditulisnya lebih kemudian dari pada ketiga Injil itu, 
secara tidak langsung memberikan pembenaran terhadap Injil Matius maupun Injil Lukas. Dengan demikian maka pesan Injil yang hendak disampaikan adalah: bahwa orang beriman yang menjadi murid Yesus harus "Berpikiran rohani" dan menjadikannya sebagai pedoman hidupnya supaya bisa memenuhi pesan yang ke dua dan yang ketiga. Jadi secara tegas Injil Matius dan Injil Lukas menyampaikan pesan Yesus bahwa orang beriman yang dapat menjadi murid Yesus adalah mereka yang "berpikiran rohani," atau dapat dikatakan bahwa mereka yang masih "berpikiran duniawi" tidak dapat menjadi murid Yesus (Luk.14:25-35).

Luk.14:25-35. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Perikop Injil Lukas di atas  (Luk.14:25-35) adalah ajaran Tuhan Yesus kepada setiap orang beriman yang ingin menjadi murid. Seorang murid harus memenuhi tiga syarat, yaitu: Tidak terikat kepada orang-orang disekitarnya lebih dari pada kepadaNya; Seorang murid harus mau menderita bagiNya bahkan menyerahkan nyawanya sekalipun bila Tuhan menghendakinya; Dan seorang murid harus mau melepaskan diri dari segala miliknya, yang berarti: hatinya tidak boleh terikat pada hal-hal duniawi.

Di pihak lain Injil Markus (Mrk.1:12-13) justru tidak menceritakan secara terperinci  "pencobaan di padang gurun" itu dan hanya menuliskannya secara singkat tentang "puasa" Yesus di awal pelayananNya
. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa seorang beriman yang menjadi murid Yesus, sebelum melakukan pelayanan pengkhabaran Injil, harus menjalani "puasa" seperti yang dilakukan Tuhan Yesus untuk di cobai Iblis dan mengalahkannya (Mat.17:14-21; Mrk.2:18-22). "Puasa" itu bukan puasa biasa yang dilakukan atas keinginan atau kemauannya sendiri, tetapi atas perintah Tuhan yang berfirman langsung kepadanya. Dalam hal ini Tuhan Yesus Kristus dapat berfirman kepadanya dengan berbagai cara, yaitu melalui mimpi, nubuat, pembukaan firman, pendengaran, penglihatan, atau dengan dua-tiga cara itu. Bagi murid yang telah melewati tahap ini Tuhan Yesus Kristus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia dan kuasa Roh Kudus sebagai "tanda " penyertaanNya. Ini yang dimaksudkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya ketika memerintah murid-murid mengabarkan Injil keseluruh penjuru dunia dan Ia berjanji akan menyertainya (Mat.28:16-20; Mrk.16:9-20). 

Mrk.1:12-13. Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh IblisIa berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Mat.17:14-21.  Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)"*

* Kalimat dalam tanda kurung pada perikop ini (Mat.17:14-21) adalah tambahan yang ditulis oleh rasul Matius sebagai keterangan untuk melengkapi ucapan Tuhan Yesus yang (mungkin) dikatakan Nya pada kesempatan yang lain. Keterangan itu adalah merupakan penjelasan tentang "iman" yang dapat memindahkan gunung; yang sangat penting dalam pengajaran Tuhan tentang "puasa" dalam kaitannya dengan karunia-karunia dan Kuasa Roh Kudus.


Mrk.2:18-22. Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.** Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua , karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."


** Kalimat pada Injil Markus yang di garis bawahi dalam perikop di atas (Mrk.2:18-22) adalah perkataan Tuhan Yesus yang mengisyaratkan tentang "Puasa" yang harus dilakukan oleh murid-murid Nya setelah kenaikanNya ke sorga. "Puasa" yang dimaksudkan bukan puasa seperti yang biasa dilakukan oleh murid-murid Yohanes Pembaptis atau oleh orang-orang Farisi (Yahudi), tetapi puasa seperti yang dilakukan Tuhan di Padang Gurun; yaitu puasa dengan tidak makan-minum selama empat puluh hari empat puluh malam.


Mat.28:16-20. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."***

*** Perkataan Tuhan Yesus yang digaris bawahi di atas (Mat.28:16-20) adalah awal dan akhir kalimat yang merupakan pesan bahwa Tuhan Yesus mempunyai otoritas atas segala kuasa di sorga dan di bumi dan Ia memberikan otoritas itu kepada murid-muridNya.


Mrk.16:9-20. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.  Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Jadi secara utuh pesan Injil dalam cerita "Pencobaan di Padang Gurun" adalah: Seorang beriman yang menjadi murid Yesus harus "berpikiran rohani" sehingga dapat selalu "menyembah Tuhan" dan tidak "mencobaiNya." Dan ia harus siap apabila diperintahkanNya menjalani "puasa" untuk dicobai Iblis, mengalahkannya, dan Ia akan menyertainya dalam pekhabaran Injil dan membuat tanda-tanda dengan karunia-karunia dan kuasa Roh Kudus. (BERSAMBUNG)

Rabu, 11 Februari 2015

Pencobaan di Padang Gurun (2)

Pembaca Injil mengalami kesulitan memahami bagian cerita pencobaan Yesus dimana Yesus secara tiba-tiba pindah dari padang gurun ke atas bumbungan Bait Allah; kemudian pindah lagi dari bumbungan Bait Allah ke atas gunung seperti yang ditulis rasul Matius dalam Injilnya (Mat.4:1-11). Atau menurut Injil yang ditulis oleh dokter Lukas yang mencatat dengan urutan yang berbeda dimana pertama-tama Yesus dipindahkan dari padang gurun ke atas gunung; kemudian dipindahkan lagi dari atas gunung ke atas bumbungan Bait Allah (Luk.4:1-12). Kesulitan itu terjadi karena cerita itu dipahami pembaca sebagai kisah nyata, padahal yang sebenarnya cerita itu tidak menceritakan kejadian dalam dunia nyata (natural), melainkan dalam dunia roh (supra natural). Dan selama empat puluh hari empat puluh malam itu Yesus secara fisik tidak pernah berpindah tempat, Ia tetap berada di padang gurun itu. Hal ini berbeda dengan kejadian Yesus yang dibawa oleh Roh pada awal cerita (Mat.4:1), dimana Ia mendapat dorongan Roh untuk pergi ke padang gurun atau tempat sepi yang tidak terlalu jauh dari tepi sungai Yordan dimana Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Ia tidak mengalami dipindah tempatkan secara gaib oleh Roh Tuhan seperti yang di alami Filipus dalam Kisah Para Rasul (Kis.8:39-40).

Kis.8:39-40. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus  dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea. 

Setelah berpuasa dengan tidak makan-minum berhari-hari (*) maka tubuh Yesus menjadi sangat lemah dan mengalami kondisi yang kritis; Ia berada dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, antara hidup dan mati; jiwaNya masuk ke dalam alam roh dan dicobai Iblis tiga kali. Dalam keadaan ini Ia melawan pencobaan Iblis dengan jawaban yang sebenar-benarnya dari dalam jiwaNya, bukan jawaban hasil pemikiran manusia yang sudah dimanipulasi oleh pertimbangan-pertimbangan etis dan logis.

(*) Menurut ilmu kesehatan tubuh manusia tidak bisa bertahan tanpa makan-minum lebih dari sepuluh hari, sehingga pencobaan Iblis tidak mungkin terjadi pada hari ke empat puluh; kemungkinannya adalah pencobaan itu terjadi pada hari ke sepuluh atau sebelumnya. Dan setelah dicobai Iblis, Yesus mendapat kekuatan dari Allah Bapa (ditopang) sehingga tubuhnya dapat bertahan tidak makan-minum sampai hari ke empat puluh; yang dalam Injil Matius dan Injil Lukas dinyatakan dengan kalimat "malaikat-malaikat melayani Yesus"

Cerita pencobaan di padang gurun adalah pengalaman pribadi Yesus  (mungkin) lebih dari setahun sebelum pelayananNya. Karena pada saat Ia puasa tiada yang menyaksikannya, maka sumber cerita Injil adalah dari Yesus sendiri yang menceritakannya kepada murid-murid, yang kelak akan diperintahkan menggembalakan domba-dombaNya seperti yang telah diperintahkanNya kepada Simon Petrus (Yoh.21:15-19) dan kepada semua murid-murid Nya (Mat.28:16-20; Mrk.16:9-20; Luk.24:36-49)

Yoh.21:15-19. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Mat.28:16-20. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa (**) murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

(**) Tuhan Yesus tidak memerintahkan untuk menjadikan semua orang  muridNya, melainkan orang-orang dari antara semua bangsa yang ada di Bumi, yang mau memenuhi syarat seperti yang dikatakanNya dalam Injil Lukas (Luk.14:25-35).

Mrk.16:9-20. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Luk.24:36-49. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

Perkataan Yesus yang mengalahkan pencobaan Iblis merupakan kutipan tiga kalimat perkataan Musa dalam Taurat (TANAK) atau Kitab Perjanjian Lama (Ul.8:3; 6:13,16). Dengan mengutipnya Yesus telah menyatakan bahwa diriNya adalah 'nabi' yang akan dibangkitkan dari bangsa Israel yang dinubuatkan nabi Musa (Ul.18:15). Dengan demikian maka ketiga  kalimat yang dikatakan Yesus itu harus diperhatikan oleh bangsa Israel, dan oleh orang beriman yang adalah bangsa Israel rohani. 

Ul.18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. 

Tiga kalimat itu menjadi pedoman hidup orang beriman untuk dapat mengalahkan Iblis, yang senantiasa mengintai dan mencari kesempatan mencobainya (1Ptr.5:1-11); dan ketiga kalimat itu mempunyai pesan: 1. Berpikiran rohani; 2. Jangan mencobai Tuhan; 3. Menyembah Tuhan saja.

                 Pencobaan di padang gurun menurut Injil Matius dan Injil Lukas                     
1Ptr.5:1-11.  Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 

1. Berpikiran rohani.

 "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Ul.8:3) merupakan nasihat nabi Musa kepada bangsa Israel yang dikutip Tuhan Yesus untuk orang beriman agar hidup dengan "berpikiran rohani," yaitu selalu berpikir untuk menyenangkan Tuhan; dan yang berlawanan dari pada itu adalah orang beriman yang "berpikiran duniawi," yang hanya memusatkan perhatiannya pada perkara-perkara duniawi yang hanya menyenangkan daging manusia saja sebagaimana nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam suratnya yang pertama (1Kor.8:32-34).

Ul.8:1-20. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan  hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;  suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. Maka janganlah kau katakan dalam hatimu:  Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." 

1Kor.8:32-34.
 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

Dengan menjadikannya sebagai pedoman hidup orang beriman dalam memandang dunia, maka ia akan dapat memilih dengan benar antara pintu yang lebar atau pintu yang sesak, dan memilih antara jalan yang sempit atau jalan yang luas (Mat.7:12-14).

Mat.7:12-14. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Orang beriman yang "berpikiran rohani" akan memilih pintu yang sesak dan jalan sempit yang terlihat tidak menarik dalam pandangan orang beriman yang masih "berpikiran duniawi."  Walau Ia tahu akan hidup penuh dengan kesesakan dan kesulitan, namun dengan berpegang pada firman Tuhan, ia tahu akan dikuatkan menghadapi segala cobaan, godaan dan rintangan yang datang kepadanya, dan yang akan memampukannya menjalaninya dengan sukacita dan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia yang sesaat lamanya, dan yang akan berlanjut di dunia yang kekal dalam Kerajaan Sorga yang dijanjikan Tuhan. Tetapi orang beriman yang masih "berpikiran duniawi" akan lebih memilih pintu yang lebar dan jalan yang luas, yang menurutnya lebih menarik dan menjanjikan 
kebahagiaan dan kesenangan hidup; walaupun ia mengetahui bahwa kebahagiaan dan kesenangan itu hanya sementara saja sifatnya. Ia lebih memilih hidup dengan menuruti keinginan dagingnya dan berbuat dosa yang ditawarkan Iblis, yang menuntunnya kepada kematian tidak saja di dunia ini, tetapi juga di dunia yang kekal; walaupun ia sebenarnya sudah tahu bahwa dengan memilih pintu dan jalan yang satu ini, jiwanya akan dimatikan di dalam neraka seperti yang telah dinyatakan Tuhan dalam Injil (Mat.10:16-33).

Mat.10:16-33. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." (BERSAMBUNG)

Selasa, 27 Januari 2015

Pencobaan di Padang Gurun (3)

2. Jangan mencobai Tuhan.

"Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Ul.6:16) adalah kalimat yang sering salah dipahami oleh orang beriman, sehingga yang dimaksud dengan "mencobai Tuhan" menjadi tidak jelas. Konteks dari perkataan Musa itu adalah cerita yang terjadi dekat mata air Meriba di Masa (Kel.17:1-7), dimana orang Israel dalam keadaan kehausan  di tengah-tengah padang gurun menuntut Musa membuat mujizat, karena telah kehabisan air untuk diminum.

Ul.6:1-25 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami--dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi. Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa. Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita? maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita. TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita."


Kel.17:1-7. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?" Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Kebanyakan pembaca kitab Keluaran (Kel.17:1-7) mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan "mencobai Tuhan" adalah "tidak percaya pada penyertaan Tuhan di dalam hidupnya." Kesimpulan ini berdasarkan ayat terakhir (Kel.17:7) dalam perikop ini yang berbunyi "Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Bangsa Israel seperti yang telah diketahui adalah bangsa pilihan Tuhan, yang menjadi bayangan dari orang-orang beriman atau bangsa Israel rohani, maka pemahaman tentang "mencobai Tuhan" seperti di atas adalah pemahaman yang rancu dan tidak tepat. Karena seseorang yang menyebut dirinya orang beriman tentu adalah orang yang percaya kepada firman dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Tetapi sebaliknya bila "mencobai Tuhan" dikenakan kepada orang yang tidak beriman, maka hal itu menjadi salah alamat; karena mereka sudah jelas tidak beriman kepada Tuhan, oleh karena itu ketidak-percayaannya tidak lagi dipermasalahkan. Tetapi yang dimaksudkan dengan "mencobai Tuhan" akan menjadi terang apabila pembaca lebih teliti dengan memperhatikan keseluruhan cerita dalam perikop ini terutama satu ayat (Kel.17:2) yang berbunyi: Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?". Dari ayat ini pembaca dapat mengerti bahwa pertengkaran antara bangsa Israel dengan Musa adalah tentang tuntutan mereka kepadanya untuk memberinya air di tengah-tengah padang gurun yang tandus itu; seolah-olah Musa mempunyai kuasa untuk membuat mujizat. Mereka telah melupakan bahwa Musa hanya seorang hamba Allah saja, yang hanya melakukan apa-apa yang diperintahkan kepadanya, bukan Tuhan. Dipihak lain Musa tidak berdaya terhadap kesalah-pahaman mereka yang tidak mau mengerti pada penjelasannya itu. 

Jadi dengan demikian adalah lebih tepat apabila yang dimaksudkan dengan "Mencobai Tuhan" dikenakan kepada orang beriman (bukan kepada orang yang tidak beriman) yang memaksakan kehendaknya agar Tuhan membuat mujizat baginya, seolah-olah dirinya lebih berkuasa dari pada Tuhan sendiri; dan menempatkan Tuhan sebagai pelayan yang harus melakukan segala keinginannya. Yang dilakukan orang Israel itu adalah perbuatan yang dimurkai Tuhan, tetapi itu juga yang sering dilakukan oleh orang beriman pada masa sekarang yang menuntut mujizat terjadi di dalam hidupnya atau terjadi di dalam pelayanan mereka; supaya mereka mendapatkan segala hal-hal duniawi untuk memuaskan hasrat syahwatinya, atau untuk mendapatkan hormat dan pujian dari manusia dalam pelayanannya.

Orang beriman kesulitan membedakan antara "Mencobai Tuhan" dan "Iman," oleh karena itu sering dengan tidak disengaja melakukan kesalahan; yang terjadi akibat tidak mengerti dengan benar arti "iman." Menurut pemahaman mereka, orang yang mempunyai "iman" adalah mereka yang mempunyai keyakinan bahwa apa yang didoakannya akan dikabulkan Tuhan. Kesalahan itu terjadi akibat pemahaman yang keliru atas beberapa pernyataan Yesus kepada murid-muridNya yang terdapat dalam Injil, antara lain : 

"Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu (Mat.17:20). 

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Mat.7:7-11) 

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Luk.11:1-13)

Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.) (Mrk.11:20-26)

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta  dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh.14:1-14)

Terlepas dari dikabulkan atau tidak dikabulkan doanya itu, orang beriman harus menyadari sekarang bahwa yang dilakukannya itu "bukan iman" melainkan  "Mencobai Tuhan."  
Seorang beriman tidak akan sampai "Mencobai Tuhan" bila ia "berpikiran rohani," tetapi bagi orang beriman yang masih "berpikiran duniawi " akan mudah terjerumus melakukan kesalahan ini, karena mereka mudah tergoda oleh hal-hal duniawi.

3. Menyembah Tuhan saja.

Jawaban Tuhan Yesus yang ke tiga yang dikutip dari kitab Ulangan adalah:  "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(Ul.6:13-14)

Manusia yang masih "berpikiran duniawi" mudah sekali tergoda oleh harta (uang), tahta (kekuasaan) dan wanita (seksual), bahkan sampai memberhalakannya di samping Tuhan, sehingga setiap waktu, mulai dari ia bangun tidur di pagi hari sampai hendak tidur di malam hari, 
yang dipikirkan dan yang dikerjakannya adalah hal-hal duniawi.
Orang beriman yang masih "berpikiran duniawi" tanpa sadar telah terjebak oleh pencobaan ini. bahkan diantaranya adalah hamba-hamba Tuhan, yang setiap hari membaca dan belajar firman Tuhan. Mereka berbicara tentang firman Tuhan, tetapi yang mereka cari bukan Tuhan, melainkan hal-hal duniawi. Mereka mencari kesuksesan dalam pelayanannya, tetapi menggunakan ukuran duniawi; tidak ubahnya seorang pengusaha atau pebisnis. Mereka merasa 'sukses' atau memandang 'pelayanannya sukses' apabila telah membangun jemaat yang ribuan jumlahnya, dengan persembahan yang melimpah, dengan gedung gereja yang besar, dan menggunakan kendaraan yang super mahal. Mereka juga merasa 'sukses' jika telah dianggap sebagai pendeta besar, karena namanya popular dikenal sampai ke seluruh penjuru dunia, dan banyak mendapat undangan berkhotbah dimana-mana. Tidak jarang diantara hamba Tuhan itu terjerat oleh godaan Iblis dan melakukan dosa seksual yang menjerumuskan mereka ke dalam lumpur kehinaan yang dipandang jahat di mata Tuhan, sebagaimana yang telah dialami oleh raja Daud (2Sam.11:1-27) dan raja Salomo (1Raj.11:1-13).

2Sam.11:1-27. Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di YerusalemSekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung." Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?" Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!" Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati. Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu. Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: "Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja, dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok? Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? --maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati." Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya. Suruhan itu berkata kepada Daud: "Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang. Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati." Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: "Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!" Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat  di mata TUHAN.

Sebagai seorang pemuda Daud adalah orang pilihan dan Tuhan selalu menyertainya sehingga ia berhasil mengalahkan Goliath, seorang pahlawan Filistin yang gagah perkasa, hanya menggunakan ketapel dan sebuah batu kecil saja. Tetapi setelah berkuasa sebagai raja dan memiliki segala barang duniawi, tergelincir jatuh ke dalam dosa yang dipandang jahat di mata Tuhan.

1Raj.11:1-13. Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnyaDemikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."

Kesalahan Salomo lebih parah dari pada Daud, ayahnya, karena ia mencintai istri-istrinya lebih dari pada kepada Tuhan; dan ia rela mengganti Tuhan dengan dewa-dewa istrinya. Daud setelah jatuh dalam dosa, segera bertobat setelah diperingatkan Tuhan melalui nabi Natan; namun Salomo bahkan Tuhan sendiri yang menampakkan diri dan memperingatkannya sampai dua kali, tetap saja tidak mau mengindahkanNya.

Daud dan Salomo adalah dua contoh orang beriman atau hamba Tuhan yang telah terjerat oleh pencobaan Iblis, dengan pencobaan yang sama dengan yang dilakukannya kepada Yesus di padang gurun. Dan cerita "Pencobaan di Padang Gurun" adalah peringatan Yesus kepada orang beriman agar senantiasa berjaga-jaga supaya tidak sampai jatuh diperdayai Iblis dengan hal-hal duniawi yang akan menjauhkannya dari Tuhan, karena melakukan segala yang jahat di mata Nya; yaitu bila orang beriman memberhalakan hal-hal duniawi itu (Mrk.13:33-36).

Mrk.13:33-36. "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"