Minggu, 25 Desember 2011

IMAN - PENGHARAPAN - KASIH



Yang menjadi dasar pengajaran Tuhan Yesus ada tiga hal, yaitu Iman, Pengharapan, dan Kasih. Jadi bagi semua orang yang mau mengikutiNya maka mereka harus hidup dengan memperhatikan tiga dasar itu. Karena dengan memperhatikan tiga dasar itu,  ia baru dapat hidup menurut kehendakNya.


Iman
Iman yang mula-mula adalah percaya pada pemberitaan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia untuk menebus dosa manusia, lahir menjadi manusia, hidup, mati, bangkit, naik ke sorga dan akan datang kembali untuk menjemput orang-orang pilihanNya. Jadi 'percaya' adalah awal (starting point) dari iman.
Setiap orang yang percaya pada pemberitaan Injil maka ia harus bertobat dan hidup baru, yaitu hidup menurut iman selama hayat dikandung badan sampai ia dipanggil Tuhan ke sorga.


Rm. 10:9  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.


Rm.10:17  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.


Ibr. 11:1  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.


Pengharapan
Orang yang percaya pada pemberitaan Injil dan mau hidup menurut iman, karena ia mempunyai pengharapan akan keselamatan dan hidup kekal dalam Kerajaan Nya seperti yang dijanjikan Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ia harus hidup menurut tuntunan roh, yaitu mau menyalibkan dagingnya, untuk menyucikan diri.


Tit. 1:2  dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,


1 Ptr. 1:3-5  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.


1 Yoh. 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.


Kasih
Orang percaya yang mau hidup menurut roh akan memperhatikan semua yang dibuat selama hidupnya, yaitu berusaha berbuat kasih terhadap sesamanya, seperti yang ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.


1 Kor.13:4-7  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Orang yang sabar adalah mereka yang senantiasa mau memberi maaf pada orang yang bersalah kepadanya.

Orang yang murah hati adalah mereka yang dengan tulus mau memberikan pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan.

Orang yang tidak pencemburu adalah mereka yang merasa senang dengan kesuksesan orang lain, walaupun dirinya sendiri kurang sukses.

Orang yang tidak memegahkan diri dan tidak sombong adalah mereka yang menerima kesuksesan dirinya dengan bersyukur, sehingga tidak lupa bahwa semua itu dikaruniakan Tuhan, bukan semata-mata karena hasil usahanya sendiri.

Orang yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri adalah mereka yang senantiasa ingat bahwa Tuhan menyertainya, sehingga ia selalu menjaga dirinya agar dapat hidup sesuai dengan kehendakNya.

Orang yang tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain adalah mereka yang mau memahami kekurangan orang lain dan menerimanya dengan ikhlas.

Orang yang tidak suka dengan ketidakadilan, tetapi karena kebenaran adalah orang yang hidup jujur sesuai dengan hati nuraninya/ suara Roh Kudus.

Orang yang menutupi segala sesuatu adalah mereka yang tidak suka membesar-besarkan masalah. Masalah besar akan dibuatnya menjadi kecil, dan masalah kecil akan dibuatnya menjadi bukan masalah.

Orang yang percaya segala sesuatu adalah mereka yang percaya pada janji Tuhan.

Orang yang mengharapkan segala sesuatu adalah mereka yang mengharapkan penggenapan janji Tuhan .

Orang yang sabar menanggung segala sesuatu adalah mereka yang terus menerus mengharap penggenapan janji Tuhan itu walaupun harus mengalami hambatan dan siksaan, baik secara batin maupun secara fisik. (bersambung...lihat Renungan tentang:  'Buah Roh')

Jumat, 23 Desember 2011

Khotbah di Atas Bukit (10)


"Khotbah di Atas Bukit" ditulis oleh rasul Matius dalam Injilnya kepada orang-orang Yahudi kebanyakan yang kurang pendidikan, mempunyai tujuan untuk menegaskan bahwa 'Yesus adalah nabi yang akan datang', yang dinubuatkan oleh nabi Musa di dalam Taurat, yang harus didengarkan perkataanNya (Ul.18:15). Karena Dia  adalah TUHAN (Yahweh) sendiri yang memberikan  Perintah  Baru  di atas bukit (Mat.5:1-12), seperti  TUHAN (Yahweh) yang telah memberikan Sepuluh Perintah kepada Musa di atas gunung Sinai.  Dengan menggunakan gambaran seperti ini, rasul Matius memberikan penilaian bahwa Yesus Kristus mempunyai kwalitas yang sejajar dengan nabi Musa, yang diakui sebagai nabi terbesar diantara nabi-nabi orang Yahudi,   bahkan lebih dari padanya; dan mereka dapat mengerti pesan yang diberitakan rasul itu.


Ul.18:15  Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN (Yahweh), Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.


Mat. 5:1-12   Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu".


1. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang miskin secara rohani dan selalu mengharapkan pertolongan Allah, karena ia sendiri tidak menemukan jalan bagi dirinya sendiri untuk mendapatkan  hidup yang tenang dan nyaman. Mereka yang mempunyai perasaan seperti ini yang akan mendapatkan Kerajaan Allah sebagai miliknya, yaitu mendapatkan sukacita damai sejahtera didalam hatinya sehingga ia tidak kuwatir lagi akan hidupnya.


2. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Orang yang berdukacita adalah orang yang senantiasa memikirkan hidup orang lain, sehingga ia mempunyai empathi  terhadap kesusahan orang lain. Dalam hal ini ia tidak bermalas-malasan  untuk berbagi dengan orang lain,  karena dengan berbuat demikian ia mendapatkan kebahagiaan batin dan hatinya menjadi puas,  yaitu suatu perasaaan puas yang tidak dapat diperolehnya dari segala macam barang duniawi yang telah dan bisa dimilikinya.


3. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Orang yang lemah lembut adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh perhatian dan dengan hati yang tulus, tidak mempunyai motivasi lain yang terselubung, misalnya : untuk mencari keuntungan atau memuaskan keinginan dagingnya. Ia tidak menilai orang dari penampilan luarnya saja, dan tidak membeda-bedakan orang atas dasar apapun, baik ras, agama, suku, budaya, umur, jabatan, jumlah kekayaan, warna kulit, dan lain-lain. Ia memandang orang lain sebagai manusia seutuhnya,  yaitu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang bermartabat, mulia dan berharga untuk dikasihi.


4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang senantiasa mengusahakan hidupnya sesuai dengan firman  Tuhan (Mat. 4:4; Yoh.4:13-14), karena Tuhan sendiri adalah sumber kebenaran (Yoh. 14:6). Dengan tindakannya itu, ia dapat berjalan  selangkah demi selangkah  di jalan Tuhan (Mzm. 119:105) sampai ia masuk kedalam Kerajaan Allah yang kekal.

Mat. 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Yoh.4:13-14
 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."


Mat. 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Mzm. 119:105  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.


5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Orang  yang murah hatinya adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain dengan sepenuh hati, baik waktu, harta dan  hidupnya, bahkan nyawanya  akan diberikan bila memang diperlukan. Walaupun demikian ia tidak pernah kekurangan, karena Tuhan senantiasa memberikan segala sesuatu yang baik dan memberikan semua yang dibutuhkannya di dalam hidupnya.


Mzm. 23:1-6  Mazmur Daud. TUHAN (Yahweh) adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN (Yahweh) sepanjang masa.


6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Orang yang suci hatinya adalah orang yang hidup dengan sepenuh hati mengikut Tuhan, sehingga dalam segala perasaan, pikiran, perkataan dan tindakannya, semuanya sesuai dengan hati nuraninya yang terdalam. Di dalam dirinya sudah tidak terdapat lagi satu titik pun kepalsuan atau kebohongan atau kemunafikan. Bilamana 'ya' akan dikatakannya 'ya', bila 'tidak' maka akan dikatakannya 'tidak'. Orang yang demikian termasuk orang yang sudah  dewasa imannya, sehingga bila Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya, maka ia akan termasuk orang yang akan melihatNya dan diangkatNya ke langit.


Mat. 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Why. 14:4-5  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesejukan, kegembiraan, kesenangan, ketenangan, kesukaan, kebebasan, kelegaan, dan segala perasaan yang nyaman bagi orang-orang yang berada di dekatnya. Ia akan dapat memberikan jalan bagi orang yang berada dalam kebuntuan. Ia akan dapat mendamaikan orang yang sedang bermusuhan. Ia akan dapat menolong orang yang dalam kesulitan. Dan ia akan dapat menunjukan jalan Tuhan kepada orang yang hidup tersesat di dalam lembah kekelaman (yaitu orang yang hidup dalam dosa).


8. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran adalah orang yang melakukan perbuatan baik sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan tetapi dicela, dimusuhi dan dianiaya, karena menentang dan merugikan orang yang hidup tidak benar. Dari sisi rohani sesungguhnya Tuhan sedang menguji iman orang itu. Bilamana kemudian ia bertahan menghadapi keadaan itu maka imannya akan meningkat dan bertumbuh dengan cepat menjadi dewasa, dan menemukan Kerajaan Sorga. Ia akan selalu dapat bersyukur dan dapat berserah kepada Tuhan Yesus dalam segala keadaan; serta senantiasa mempunyai sukacita damai sejahtera sepanjang hidupnya. sehingga ia merasakan hidupnya di dunia seperti di dalam sorga.


Mat. 6:9-13  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]


9. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.

Pada Perintah Berbahagia yang ke sembilan Tuhan Yesus memberikan satu peringatan bagi orang yang mengikutiNya, untuk bersiap-sedia menanggung semua beban dan kesulitan yang akan dihadapinya karena keputusannya itu. Yaitu segala penderitaan yang harus ditanggung pada perasaan dan harga diri mereka, mulai dari yang bersifat batiniah  sampai kepada siksaan yang bersifat badaniah. 


10. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Pada Perintah Berbahagia yang ke sepuluh Tuhan Yesus memberikan satu penghiburan bagi orang yang mau mengikutinya dan bertahan dengan imannya. Bahwa semua yang akan dihadapinya bukanlah hal baru dan bukanlah hal yang sangat sulit karena hal itu juga sudah dialami terlebih dahulu oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama dan mereka dapat menanggungnya sampai selesai.

Dengan Sepuluh Perintah Berbahagia  dalam khotbah di bukit yang diberitakan Tuhan Yesus itu, Ia memberikan dasar bagi orang beriman tentang bagaimana mereka harus mulai (start) menjalani hidup yang benar, dan sejauh mana perjalanan iman yang harus mereka lalui sampai batas akhirnya (finish)

Sebagaimana Tuhan Yesus menyimpulkan Sepuluh Perintah yang diterima  Musa di gunung Sinai dengan dua kalimat yang ringkas, yaitu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Maka Sepuluh Perintah Berbahagia  yang diberitakan Tuhan Yesus Kristus di dalam Khotbah di Bukit dapat diringkas menjadi : "Berbahagialah orang yang berharap kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi; dan  berbahagialah orang yang menderita dan mati dalam nama Tuhan Yesus Kristus". 

Sepuluh Perintah TUHAN di atas gunung Sinai diberikan kepada bangsa Israel, yang hidup di bawah Hukum Dosa yang mematikan;  tetapi Sepuluh Perintah Berbahagia di atas bukit diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada bangsa Israel Rohani, yang hidup di bawah Hukum Kasih Karunia yang menyelamatkan.


Mat. 22:37-39  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (bersambung....lihat: 'Sepuluh Perintah Berbahagia')

Rabu, 21 Desember 2011

PEMURIDAN OLEH TUHAN YESUS (9)




Pemuridan yang dilakukan Tuhan Yesus pertama kali dilakukan dengan memanggil dua belas orang murid, mereka adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas, Yakobus ben Zebedeus dan Yohanes ben Zebedeus, Filipus dan Natanael atau yang dipanggil Bartolomeus (Yoh.1:45), Tomas atau yang dipanggil Didimus (Yoh.11:16) dan Matius pemungut cukai, Yakobus ben Alfeus dan yudas ben Yakobus  atau yang dipanggil Tadeus (Luk.6:16) , Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot (Mat.10:2-4).  Kemudian ia juga mengutus tujuh puluh orang murid (Luk.10:1). Dan disamping murid-murid itu Tuhan Yesus juga mengajar  banyak orang yang berbondong-bondong datang kepada Nya (Luk.8:4). Jadi Tuhan Yesus mengelompokan murid-muridnya dalam tiga lingkaran, yaitu:

1. Murid Lingkaran Dalam,  yang terdekat denganTuhan Yesus,  terdiri dari dua belas murid yang disebutNya rasul (Luk.6:13).

2. Murid Lingkaran Tengah, yang terdiri dari tujuh puluh orang murid , mereka tidak disebutkan masing-masing namanya.

3. Murid Lingkaran Luar, yang terdiri dari banyak  orang yang datang kepadaNya.

Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia juga masih memilih dan mengangkat murid-murid yang jumlahnya tak terhitung banyaknya sampai kedatangan Nya kembali kelak. Dan pola pemuridan yang dipraktekan Nya juga masih sama, yaitu seperti yang dilakukan Nya ketika Ia hidup di bumi sebelum kenaikanNya ke sorga.

Murid Lingkaran Dalam.

Murid Lingkaran Dalam adalah murid-murid Tuhan Yesus yang dipilih dan yang mau menyerahkan hidup seutuhnya bagi   Tuhan Yesus, karena Ia meminta mereka meninggalkan seluruh miliknya dan masa depannya untuk mengikuti Dia. Mereka  harus berikrar atau berjanji kepada Tuhan Yesus,  hidup selibat/ hidup tidak menikah untuk Tuhan Yesus/ untuk Kerajaan Allah, bukan untuk organisasi atau untuk yang lain, paling tua pada  usia 30 tahun untuk seorang wanita dan  35 tahun untuk seorang pria.

Mat. 19:11-12   Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” 

Mat.19:21-22   Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”  Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Murid Lingkaran Dalam akan diperintahkan untuk berpuasa empat puluh hari empat puluh malam tanpa makan dan minum, bila Tuhan Yesus  menganggap imannya sudah cukup (lihat peta pertumbuhan iman Kristiani). Hal ini harus dilakukan, sebab mempunyai tujuan untuk mengalahkan iblis dan untuk mendapatkan kuasa Roh Kudus, sebagai perlengkapan di dalam pelayanannya. Karena Tuhan Yesus sudah mengatakan  akan melengkapi murid-muridNya dengan tanda atau kuasa Roh Kudus di dalam pelayanan mereka memberitakan Injil Kerajaan Allah.

Mrk.16:15-18   Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Murid Lingkaran Dalam dan murid Lingkaran Tengah diberikanNya karunia untuk mengetahui rahasia Firman Tuhan, sehingga mereka mengerti kehendak Tuhan dengan tepat dan diberikan karunia yang membuatnya mampu melakukan Firman Tuhan. Hal ini sangatlah menentukan pertumbuhan imannya, karena untuk dapat bertumbuh dengan benar,  iman memerlukan pengetahuan Firman Tuhan. Tanpa pengetahuan Firman Tuhan maka iman seseorang akan mudah tersesat dan bantat atau mati.

Mrk. 4:10-12   Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.  Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,  supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”

2 Ptr. 1:5 -7  Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Murid Lingkaran Dalam mempunyai kesempatan untuk mendapatkan tempat disisi kiri dan sisi kanan Tuhan Yesus dalam KerajaanNya (Mat.20:21). Hal ini dapat dicapai mereka dengan tiga jalan. Pertama: imannya tumbuh sampai sempurna ketika masih hidup di dunia, Ketika murid Lingkaran Dalam mengalami tahap pertumbuhan iman sampai sempurna, ia akan dikenakan tubuh kemuliaan dan terangkat ke sorga, seperti nabi Elia  (2 Raj.2:1-11).
Ke dua: Ketika murid Lingkaran Dalam harus berhadapan dengan Antikris dan ia bersedia menyerahkan nyawanya utuk Tuhan Yesus , dalam arti meninggal dunia menjadi martir (Mat.10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya). Ia  memperoleh posisi terhormat disisi Tuhan,  yang sebenarnya ia belum sampai pada pertumbuhan iman yang sempurna. Ia mendapatkan suatu keuntungan, seperti Stefanus (Kis.7:59).
Ketika murid Lingkaran Dalam harus menyelesaikan hidupnya sampai batas akhir usia yang telah ditentukan Allah Bapa dalam arti meninggal dunia secara alamiah. Ia merupakan seorang murid yang sangat terpuji karena mampu menyelesaikan seluruh rintangan, halangan, dan godaan sepanjang hidupnya. Ia tetap hidup sesuai dengan ikrarnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah juara sejati yang mampu menyelesaikan semua pertarungan iman dengan penuh kemenangan seperti rasul Yohanes ben Zebedeus.

Murid Lingkaran Tengah. 

Adalah murid-murid  Tuhan Yesus yang mau mengikuti Nya tapi tidak hidup selibat, mereka mengalami pertumbuhan yang sama dengan murid Lingkaran Dalam, tetapi mereka hanya mempunyai satu kesempatan saja untuk dapat duduk disisi Tuhan Yesus dalam KerajaanNya, yaitu lewat martir.  Mereka tidak perlu berpuasa untuk mengalahkan iblis , tapi masih bisa melakukan pekhabaran Injil dan Tuhan Yesus tetap menyertai didalam pekerjaan mereka.

Murid Lingkaran Luar. 

Adalah murid-murid Tuhan Yesus yang datang sebagai pendengar saja. Mereka  walaupun mendengar firman Tuhan tetap tidak mengerti dan tidak menanggapi firman Tuhan. Akibatnya pertumbuhan iman mereka sangat lambat dan bahkan banyak yang layu dan mati oleh berbagai macam pencobaan dan godaan dunia.
Pola pemuridan yang diterapkan Tuhan Yesus di atas prinsipnya telah diterangkan Nya dengan perumpamaan tentang talenta dan perumpamaan tentang seorang penabur. Dimana pada perumpamaan tentang Talenta diterangkan bahwa masing-masing orang diberikan kebebasan untuk memilih talenta yang akan diambilnya sesuai dengan kesanggupannya masing-masing, tetapi mereka yang mengambil talenta lebih banyak tanggung-jawabnya lebih berat. Pada kenyataannya justru yang mengambil talenta yang lebih banyak menghasilkan lebih baik dari pada yang hanya mengambil satu talenta saja. Dalam hal ini orang yang diberi lima talenta mewakili orang yang mau mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Dalam, orang yang diberi dua talenta mewakili mereka yang mau mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Tengah,  sedangkan orang yang diberi satu talenta mewakili mereka yang mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Luar.  

Mat. 25:14-30   “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.  Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.  Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.  Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.  Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.  Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.  Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.  Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!  Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?  Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.  Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.  Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.  Dan campakanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Sedangkan perumpamaan tentang seorang penabur menerangkan bagaimana masing-masing orang yang mendengar firman Tuhan dan mengerti lalu menanggapinya, mempunyai pertumbuhan iman yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing hati orang itu. Hal ini digambarkan Tuhan Yesus dengan tanah ladang yang ada di pinggir jalan. Mereka yang mempunyai hati yang sungguh-sungguh tulus mengikut Tuhan digambarkan sebagai tanah yang subur, mereka inilah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai murid.  Yang menghasilkan buah seratus kali lipat adalah mereka yang adalah murid Lingkaran Dalam, yang menghasilkan buah enam puluh kali lipat adalah murid Lingkaran Tengah, dan yang menghasilkan buah tiga puluh kali lipat adalah murid Lingkaran Luar.

Mat. 13:3-9   Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.  Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Dari pengajaran ini, Tuhan Yesus  jelas memberikan kepada orang beriman untuk bebas memilih apakah mau menjadi murid Lingkaran Dalam, atau murid Lingkaran Tengah, atau murid Lingkaran Luar. Tetapi sebelum menentukan pilihan Tuhan mengingatkan agar orang beriman memikirkan dengan baik-baik keputusannya, agar sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai kemudian mengalami nasib seperti benih yang jatuh di pinggir jalan, atau benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, atau benih yang jatuh di tengah semak duri. Hal ini Tuhan Yesus ingatkan dengan sebuah perumpamaan :

Luk. 14:26-35   “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.  Barangsiapa tidak memikul salib nya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!

Kamis, 15 Desember 2011

PETA PERJALANAN IMAN KRISTIANI (8)

 
Peta perjalanan iman Kristiani menerangkan perjalanan hidup seorang beriman dari mulai bertobat , dibaptis air, dibaptis Roh Kudus sampai menerima baptis api atau dipanggil Tuhan. Dalam pertumbuhan imannya ia mengalami tiga tahap pertumbuhan iman, yaitu:

Tahap 1. Tahap pertumbuhan dari mulai bertobat sampai mendapatkan baptis Roh.

Dalam hal ini pertobatan seseorang mendahului baptisan air. Sebab tidak ada orang yang tidak beriman kepada Yesus Kristus mau di baptis air. Bila mungkin ada, maka baptisan itu pun tidak ada artinya bagi orang itu, karena baptisan air merupakan tanda bagi dirinya untuk mengingatkan pertobatannya itu.

Baptisan Roh Kudus diperoleh orang yang telah bertobat, biasanya setelah dibaptis air; tetapi pada beberapa kasus baptisan Roh Kudus dapat terjadi pada orang percaya sebelum dirinya dibaptis air. Karena Tuhan melihat hati orang beriman bukan perbuatannya yang terlihat oleh mata manusia.

Baptisan Roh Kudus juga menjadi tanda bagi orang beriman yang dipilih Tuhan menjadi hambaNya untuk melakukan pelayanan, minimal adalah kesaksian; baik kesaksian tentang keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus, maupun kesaksian hidup yang nyata kepada orang-orang disekelilingnya.

Tahap 2. Tahap pertumbuhan dari mulai di baptis Roh Kudus sampai pelayanan.

Tahap ini juga disebut sebagai tahap persiapan pelayanan dimana pada saat ia mendapat baptisan Roh Kudus (yang tandanya adalah mendapat karunia berbahasa roh), ia dipilih menjadi murid Yesus. Seperti halnya ketika Yesus hidup di dunia mengangkat dua belas murid, maka masa sekarang (setelah naik ke sorga), Ia pun masih mengangkat banyak murid, yang jumlahnya tidak terhitung. Mereka dibimbing, diajar Firman Tuhan, dikuatkan, dihibur, dan ditolongNya sehingga imannya bertumbuh menjadi dewasa. Dan kemudian Tuhan Yesus akan menyuruhnya berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, tidak diperbolehkan makan-minum, sebagai ujian untuk mengalahkan iblis, dan mendapatkan kuasa Roh Kudus, yaitu karunia-karunia Roh, setelah itu ia masuk ke dalam tahap pelayanan.

Tahap 3. Tahap pertumbuhan dari mulai menerima kuasa Roh Kudus sampai menerima baptisan api atau martir atau diangkat Tuhan ke sorga, atau mati pada usia sudah lanjut.

Tahap ini disebut juga tahap pelayanan dimana pada tahap ini seorang beriman setelah menerima karunia kuasa akan diperintahkan Tuhan untuk memberitakan Firman Kerajaan Sorga, di dalam pelayanan ini ia akan mengalami pertumbuhan iman hingga mencapai sempurna, sehingga Tuhan Yesus berkenan mengangkatnya ke sorga. Pengangkatan ini terjadi seperti yang dialami oleh Henokh, Musa dan Elia.

Kej.5:24  Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Ul.34:6  Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

2 Raj.2:11  Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.

Bila tidak sempat mengalami pertumbuhan iman hingga mencapai sempurna, ia akan menjalani seluruh hidupnya sampai Tuhan memanggilnya ke sorga, yaitu mati pada usia yang sudah lanjut. Contoh yang paling kita kenal adalah yang kita lihat dari kesaksian hidup rasul Yohanes .

Disamping pengangkatan ke sorga dan mati pada usia yang sudah lanjut, orang beriman dapat mengalami kematian karena martir dalam nama Yesus atau menerima baptis api. Dalam hal ini orang beriman dapat mengalami kematian karena martir pada semua tahap pertumbuhan iman, baik pada tahap 1, tahap 2, atau tahap 3. Contoh orang-orang yang martir dapat kita ketahui dari catatan kisah-kisah martir mulai rasul-rasul Yesus Kristus sampai orang-orang beriman pada abad sembilan belas di berbagai daerah di dunia, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu martir. Mereka adalah keduabelas rasul dan rasul Paulus, penatua jemaat, sampai orang-orang yang baru bertobat, baik yang sudah dibaptis air maupun yang belum dibaptis air.

Baik orang beriman yang bertumbuh mencapai pada tingkatan sempurna dan kemudian mengalami diangkat ke sorga, maupun orang beriman yang mati pada usia lanjut atau orang beriman yang mati martir dalam nama Yesus, mempunyai tingkatan iman yang sama. Karena mereka sama-sama mau menyerahkan hidupnya atau nyawanya bagi Yesus. Dalam hal pemuridan, yang diminta Yesus Kristus kepada orang beriman adalah mereka mau menyerahkan hidupnya seutuhnya dalam arti hidup selibat, tidak menikah bagiNya (Mat.19:11-12). Jadi bagi orang yang baru bertobat dan mau menyerahkan nyawanya bagi Yesus Kristus dan martir maka ia dinilai sebagai orang yang telah menyerahkan hidupnya bagi Yesus. Bagi mereka yang martir,  terdapat banyak orang beriman yang hidup menikah dan tidak mengalami tahapan seperti peta di atas. Mereka adalah orang-orang beriman yang sebenarnya masih sangat awam, tetapi karena melihat kesaksian hidup orang-orang beriman yang menjadi murid Yesus kemudian bersedia menyerahkan nyawanya bagi Tuhan, mereka termasuk orang beriman yang martir pada tahap pertama.

Mat.19:11-12  Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

Mat.10:39  Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Luk.7:33   Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Yoh.12:25  Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Why.12:11  Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Rabu, 07 Desember 2011

Film Yesus Kristus

Makna Natal Bagi Orang Kristen


Yesus Kristus tidak diketahui kapan tanggal lahirNya, namun mulai abad ke lima tanggal 25 Desember dirayakan setiap tahun dan diterima secara luas sebagai hari kelahiranNya. Terlepas dari pro-kontra penetapan tanggal lahirNya itu, yang terlebih penting adalah mengerti makna Natal bagi kehidupan iman Kristiani. Karena di dalam Alkitab terdapat banyak cerita tentang iman orang-orang pilihan Allah, dan bagaimana mereka merespon Firman Allah yang diterimanya. Tindakan mereka itu dapat menjadi teladan bagi orang beriman yang hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Injil Matius 1:18-25  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”  Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:  “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Dari perikop Injil Matius tentang kelahiran Yesus di atas terlihat pribadi Yusuf suami Maria, dan bagaimana ia merespon firman Tuhan menurut imannya, dalam hal ini ia melakukan suatu tindakan yang benar di dalam pandangan Allah. Dikatakan oleh Matius, bahwa Yusuf seorang yang tulus hatinya. Ini menerangkan bahwa ia benar-benar seorang yang baik dan tidak munafik dalam menjalani hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan, dimana seorang ayah dihadapan anaknya akan berusaha tampil baik dan berwibawa, padahal ketika berada di hadapan orang lain tindakannya tidak terpuji. Seorang suami dihadapan istrinya tampil baik dan setia tapi begitu masuk dilingkungannya yang lain bertindak brutal dan serong. Dan seorang pemimpin di tempatnya bekerja tampil mengesankan tapi di lingkungannya yang lain tampil sangat tidak mengesankan.

Karena Yusuf adalah seorang yang baik dan tidak munafik maka ketika ia mengetahui Maria tunangannya itu sudah hamil, maka ia berusaha untuk mencari jalan tengah yang menurutnya baik bagi dirinya maupun bagi Maria, sehingga ia memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam. Sebab seorang perempuan yang hamil diluar pernikahan akan dituduh sebagai penjinah, dan hukum Yahudi terhadap penjinah adalah melemparinya dengan batu sampai mati (Yoh.8:5; Ul.22:22). Hal ini tentunya tidak dikehendaki oleh Yusuf terjadi pada Maria. Disamping itu ia sendiri juga tidak ingin berpura-pura mencintai Maria tapi di dalam hatinya tersisa perasaan tidak puas.

Yoh.8:5   Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”

Ul.22:22   Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.

Ketika Yusuf mendapat mimpi, ia langsung merespon dengan imannya dan melaksanakan sesuai firman yang diperolehnya. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah (monolog) dari pihak Allah kepada Yusuf. Allah mau berfirman, karena Yusuf mempunyai hati yang tulus. Demikian pula pada masa sekarang, Tuhan juga mau berfirman kepada orang beriman yang mempunyai hati yang tulus seperti Yusuf. Selain melalui mimpi, Tuhan juga berfirman melalui cara lain, yaitu bisa melalui nubuat, bisa melalui pendengaran, bisa melalui firman dalam Alkitab, atau firman yang disampaikan di mimbar oleh hamba Tuhan.

Nubuat nabi Yesaya kepada bangsa Israel tentang kedatangan mesias (Yes.7:14) sudah disampaikan tujuh ratus tahun sebelum firman Allah disampaikan kepadanya, namun demikian Yusuf tetap percaya dan melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, hal yang demikian hanya sedikit orang yang bisa melakukannya. Dalam pemikiran orang umum pada waktu itu, tindakan Yusuf adalah suatu perbuatan yang amat bodoh dan tidak masuk akal. Dan pada masa sekarang pun orang akan berpikiran yang sama apabila ada seorang beriman yang melakukan tindakan iman karena bertemu dengan Tuhan dan mendapat firmanNya. Mereka akan mempertanyakan kewarasan orang bersangkutan dan akan mengganggapnya seorang yang sedang mengalami depresi atau orang yang melarikan diri dari kenyataan hidup. Banyak contoh dalam Alkitab yang menceritakan tindakan-tindakan iman yang dilakukan oleh orang-orang beriman, yang dinilai tidak masuk akal bagi pemikiran orang umum. Diantaranya adalah tindakan Nuh yang membuat perahu yang sangat besar atas perintah Tuhan (Kej.6:13-22), dan tindakan Abram dengan meninggalkan sanak-keluarganya melakukan perjalanan ke tanah yang dijanjikan atas perintah Tuhan (Kej.12:1-4).

Yes.7:14   Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Kej.6:13-22   Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Kej.12:1-4  Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.