Kamis, 10 Juli 2014

STUDI YUSUF

Empat belas pasal terakhir kitab Kejadian (pasal 37-50) bercerita tentang riwayat hidup Yusuf, yang menjadi suatu cerita pendidikan bagi orang beriman. Kisah Yusuf adalah cerita tentang pengalaman rohani untuk memahami cara TUHAN mendidik dan membentuk iman orang percaya (yang direpresentasikan oleh Yusuf) menjadi seorang berkepribadian yang indah, baik dalam pandangan Allah dan manusia. 

Kisah dimulai dari seorang remaja berusia tujuh belas tahun bernama Yusuf, yang menceritakan mimpinya kepada Yakub, bapanya dan saudara-saudaranya. Di dalam mimpi itu TUHAN berfirman kepada Yusuf, ini adalah pengalaman rohani pertamanya mendapat firman TUHAN. Yusuf bermimpi melihat sebelas berkas gandum milik saudara-saudaranya bersujud kepada berkas gandum milik Yusuf. Mimpi yang diceritakan Yusuf itu membuat saudara-saudaranya tidak senang, karena mereka telah mempunyai perasaan iri dan dengki terhadap Yusuf, yang lebih dikasihi Yakub. Mereka menyimpan perasaan itu di dalam hati,  tetapi ketika Yusuf juga menceritakan mimpinya yang ke dua, perasaan tidak senang saudara-saudaranya itu berkembang menjadi perasaan benci. Dalam mimpinya Yusuf melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang yang bersujud kepadanya. Saudara-saudaranya paham yang dimaksudkan dengan sebelas bintang itu, dan mereka tidak rela bila harus bersujud kepada Yusuf, adik bungsu mereka. Oleh karena itu mereka berencana melenyapkan Yusuf, agar mimpi itu tidak menjadi kenyataan. Mereka sepakat menunggu saat tepat untuk melenyapkan Yusuf; dan ketika kesempatan itu tiba mereka dirasuk roh jahat, yang membuat mereka berniat membunuhnya. Seorang dari mereka tidak tega membunuhnya, sehingga mengusulkan jalan tengah untuk  menjual Yusuf sebagai budak, .

TUHAN mempunyai rencana dibalik penderitaan Yusuf, hal ini disadari oleh Yusuf dikemudian hari setelah belasan tahun berlalu, ketika ia sudah menjadi penguasa di Mesir (Kej.19:19-21). TUHAN mengirim Potifar seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja membeli Yusuf sebagai budak. Tetapi beberapa tahun kemudian Yusuf dijadikan Potifar sebagai kepala pelayan di rumahnya dan memberi kuasa atas rumah dan segala miliknya, karena ia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan dengan sangat memuaskan. Untuk sementara Yusuf tenang di dalam rumah Potifar, namun dikemudian  hari TUHAN mengujinya kembali. 

Potifar mempunyai seorang istri yang terpikat oleh Yusuf yang tampan dan manis budi pekertinya, tetapi memfitnahnya melakukan perbuatan kurang ajar kepadanya, karena Yusuf tidak mau diajak selingkuh. Potifar yang terprovokasi istrinya itu marah dan memasukan Yusuf ke dalam penjara. Beberapa lama kemudian Yusuf mempunyai teman senasib dalam penjara, yaitu : dua orang pegawai istana raja, yang seorang juru minuman dan seorang lainnya juru roti  raja Mesir. Mereka masing-masing bermimpi dan mimpi mereka ditafsirkan Yusuf. Ternyata tafsir mimpi itu menjadi kenyataan, tepat seperti yang dikatakan Yusuf. Juru minuman telah berjanji kepada Yusuf akan berupaya melepaskannya dari dalam penjara setelah ia bebas, tetapi ia lupa janjinya itu. 

Sampai suatu malam Firaun mendapat mimpi dan tidak  ada seorangpun dari antara orang-orang berhikmat dalam kerajaannya yang dapat menafsirkan arti mimpi itu. Juru minuman raja kemudian teringat kepada Yusuf. Dan melaporkan kepada Firaun yang berkenan menyuruh pegawainya memanggil Yusuf ke istana, untuk mengartikan mimpinya. Raja sangat terkesan oleh hikmat yang dimiliki Yusuf, dan ia menunjuknya sebagai seorang pejabat yang berkuasa penuh di Mesir, yang kekuasaannya hanya di bawah Firaun saja.

Selama ini gereja kristen memahami riwayat hidup Yusuf sebagai gambaran Yesus Kristus sebagai Anak Allah  yang dikasihi Allah Bapa, yang merelakan diri dilahirkan ke dunia menjadi manusia dan mengambil rupa sebagai budak; melakukan pelayanan kepada manusia, dan mati disalib untuk menebus dosat manusia; tetapi kemudian Ia bangkit dari kubur, naik ke sorga, dan duduk di atas tahta Kerajaan Allah. Selain sebagai gambaran Yesus Kristus, riwayat hidup Yusuf merupakan pelajaran rohani dan hikmat bagi orang beriman yang hidup di jalan Tuhan, sebagai "Studi Yusuf." 

"Studi Yusuf" memberikan lima hal yang dikerjakan TUHAN dalam hidup Yusuf, sehingga imannya tumbuh menjadi dewasa. TUHAN adalah Allah yang kekal dan tidak berubah sepanjang masa, sehingga TUHAN membentuk iman orang percaya juga tidak berubah tetap menggunakan lima hal ini, yaitu: 1. Tuhan berfirman kepada orang yang beriman kepadaNya; 2. Tuhan meremukkan hatinya; 3. Tuhan menguji kesuciannya; 4. Tuhan menguji kesabarannya; 5. Tuhan menguji karaternya. 

1. Tuhan berfirman kepada orang beriman

Dalam hidup seorang beriman yang benar, ia akan mengalami banyak pengalaman rohani bersama Tuhan, dimana yang pertama adalah pengalaman berkomunikasi dengan Allah. Ia mengalami mendapat firman Tuhan yang sifatnya satu arah, yaitu dari Tuhan kepada orang beriman; sebagai jawaban atas doa-doanya yang ditujukan kepada Allah yang disembahnya, bisa melalui mimpi, bisa melalui penglihatan, bisa melalui pembukaan firman, bisa melalui mendengar suara Tuhan yang terdengar di telinganya, atau bisa juga melalui nubuat seorang hamba Tuhan.
Dalam hal ini Yusuf mendapat firman Tuhan melalui mimpi, pada mimpi yang pertama Yusuf belum mengerti arti mimpinya itu dengan jelas, masih samar-samar; sehingga ia menceritakannya kepada saudara-saudaranya dan juga bapanya. Tetapi dengan mendapat mimpi yang ke dua maka pesan firman Tuhan pada mimpi yang pertama menjadi terang dan dapat dimengerti dengan jelas.

Demikian pula yang dialami oleh orang-orang beriman pada masa Perjanjian Baru sampai sekarang, Tuhan berfirman masih menggunakan cara dan pola yang sama, karena TUHAN yang berfirman kepada Yusuf adalah Allah yang sama dengan Allah yang berfirman kepada orang beriman pada masa sekarang. Tetapi setelah kenaikan Yesus ke sorga pada kedatangan Nya yang pertama sampai kedatanganNya kembali  pada akhir jaman adalah "Masa Kasih Karunia" atau "Zaman Anugerah," Tuhan Yesus Kristus mengutus Roh Kudus ke dunia untuk membimbing dan menolong orang yang percaya dan tinggal-diam dalam dirinya. Maka orang beriman pada zaman ini lebih mudah berkomunikasi denganNya. Disamping itu Ia juga memberikan karunia-karunia Roh Kudus dengan berlimpah kepada setiap orang percaya yang mau bersungguh-sunguh hidup menurut jalan Nya (Mrk.16:15-18), untuk membangun jemaat Tuhan. 

Mrk.16:15-18. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda  ini akan menyertai  orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru  bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Allah memberikan karunia-karunia Roh Kudus sebagai tanda yang menyertai orang percaya, salah satunya adalah karunia berbahasa roh, yaitu karunia berbicara dalam bahasa-bahasa baru yang merupakan karunia untuk berkomunikasi dengan Nya, karena bahasa-roh hanya dapat dimengerti oleh Allah dan roh orang itu sendiri, tetapi tidak dimengerti oleh manusia dan setan.

2. Tuhan meremukkan hatinya.

Pengalaman Yusuf dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya itu adalah pengalaman yang sangat menyakitkan, dan meremukkan hatinya. Hal ini dapat dimengerti karena ia dari sejak masih kanak-kanak bergaul akrab dengan sebelas saudara-saudaranya itu; mereka adalah orang-orang yang dianggapnya paling dekat dengannya, paling disayanginya dan juga menyayanginya, sehingga ia sangat percaya kepada saudara-saudaranya itu. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada dalam hati dan yang dialami diceritakannya kepada mereka tanpa ada yang dirahasiakannya, termasuk pengalamannya mendapat firman TUHAN. Tetapi ketika pada kenyataannya ia diperlakukan dengan jahat, perbuatan yang mungkin akan sulit dilakukan orang lain kepadanya, telah membuat hatinya hancur, kecewa, dan remuk-redam. 

Perasaan sakit hati yang sangat mendalam yang dirasakan Yusuf adalah perasaan sakit luar biasa di dalam dadanya; Ia merasa bagaikan ulu hatinya ditusuk-tusuk dengan jarum sampai meneteskan darah yang rasa nyeri hatinya itu tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, dan rasa sakit itu menyebabkannya sulit bernafas. karena bila ia berusaha menarik nafas yang dirasakannya adalah rasa nyeri dan sakit di dalam dadanya. Perasaan sakit demikian yang harus ditanggung oleh Yusuf pada masa mudanya, ketika ia masih seorang remaja berusia tujuh belas tahun. Pengalamannya itu bagi orang lain mungkin akan membekas sangat dalam dan melukai jiwanya dan cukup untuk membuatnya tidak waras; atau paling ringan akan menjadikannya seorang pendendam yang berdarah dingin, sadis dan jahat. Tetapi pada kenyataannya hal itu tidak terjadi pada diri Yusuf, bahkan membuat dirinya menjadi seorang yang mempunyai iman yang kuat dan mempunyai kesabaran untuk lebih memahami kelemahan dan kekurangan orang lain. Dan semuanya itu menjadikannya mudah memaafkan saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya. 

Hal ke dua yang dikerjakan Tuhan itu menjadikannya menjadi seorang yang berkepribadian menyenangkan sehingga ia dikasihi orang-orang yang mengenalnya, diantaranya adalah Potifar, kepala penjara; juru minum dan juru roti raja;  Firaun, raja Mesir, dan juga rakyat Mesir. (Kej.39:4, 21)

Kej.39 :4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.

Kej.39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

3. Tuhan menguji kesuciannya. 

Yusuf digoda istri Potifar
Hal ke tiga yang dikerjakan TUHAN adalah menguji kesucian Yusuf. Sebagai seorang anak muda adalah bukan perkara yang mudah untuk mengendalikan diri dari dorongan seksualnya ketika seorang wanita jelita berusaha menggodanya. Maka godaan yang datang dari seorang wanita dewasa seperti istri kepala pengawal raja, seorang wanita pilihan yang mempunyai tubuh proporsional dan wajah ayu, akan mudah menggoda laki-laki muda untuk berzinah dengannya. Dari isi cerita dapat disimpulkan bahwa istri Potifar bukanlah seorang wanita baik-baik; ia adalah seorang wanita yang pintar berpura-pura, suka menggoda lawan jenisnya, dan sering berselingkuh dengan laki-laki lain dibelakang suaminya. Oleh karena itu Ia berusaha menyembunyikan rahasia perselingkuhannya dari Potifar, suaminya, yang sampai saat itu masih menganggapnya seorang istri baik-baik dan terhormat. 

Yusuf menolak istri Potifar yang mengajaknya berselingkuh, hal ini membuat wanita itu merasa tersinggung dan direndahkan harga dirinya, sehingga rasa tertarik dan kasihnya kepada Yusuf berubah menjadi benci. Tetapi bersamaan dengan itu juga timbul perasaan kuatir bila rahasia perselingkuhannya dengan banyak laki-laki terbongkar; sehingga ia berpikir Yusuf dapat membongkar rahasia perselingkuhannya, maka untuk menyelamatkan diri ia memfitnah Yusuf  yang berbuat kurang-ajar kepadanya.

Dalam hal "Kesucian" Tuhan mempunyai standar yang sempurna, yang berlaku bagi orang beriman tidak terkecuali juga bagi Yusuf. "Kesucian" yang dimaksud itu mempunyai lima kriteria, yaitu : Suci dalam hati; Suci dalam pikiran; Suci dalam perkataan; Suci dalam perbuatan; dan Suci dalam kasih; sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya (Mat.5:17-48).

Mat.5:17-48 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."


Suci dalam hati adalah tidak mempunyai hati ntuk membenci sesamanya, apapun alasannya sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus : "Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."

Suci dalam pikiran adalah tidak mempunyai keinginan dan pikiran untuk mencemarkan tubuhnya sendiri sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus : "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya."

Suci dalam perkataan adalah tidak berkata sia-sia dengan perkataan yang berbelit-belit, melainkan mengatakan segala sesuatu dengan sederhana dan jujur sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus: "Janganlah sekali-kali bersumpah,....Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak."

Suci dalam perbuatan adalah tidak melawan atau membalas bila orang yang melakukan hal yang jahat kepadanya, melainkan memaafkan kesalahannya; sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus: "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu."

Suci dalam kasih adalah kasih seperti yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya atau kasih Allah kepada manusia yang mengasihi tanpa membeda-bedakan, sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Lima kriteria ini menjadi dasar bagi orang beriman, baik  dalam hidup pribadinya dengan Tuhan, maupun dalam hidupnya berhubungan dengan orang lain. Tuhan menghendaki "Kesucian" orang beriman berakar dari dasar hatinya yang terdalam; bukan hanya kesucian untuk diperlihatkan kepada orang lain, tetapi "Kesucian" yang sesungguhnya, bukan kesucian yang penuh kemunafikan; "Kesucian" yang tidak hanya benar menurut penilaian manusia, tetapi juga benar menurut penilaian Allah.


Dalam hal ini Yusuf telah lulus dan keberadaannya di dalam penjara dalam waktu relatif lama menjadi tempat berlatih yang baik baginya. Dan keberadaannya di dalam penjara membentuknya menjadi seorang yang sabar dan matang; yang dewasa dalam berpikir; bijaksana dalam berkata-kata; dan berhikmat dalam bertindak. Dewasa dalam berpikir berarti mempunyai kemampuan dalam memikirkan segala sesuatu, dengan mempertimbangkan segala aspek; baik yang bersangkutan dengan dirinya sendiri maupun yang menyangkut orang lain; Bijaksana dalam berkata-kata berarti memikirkan terlebih dahulu akibat yang bisa ditimbulkan dari perkataan yang dinyatakannya, akibat yang negatif atau akibat yang positif; Berhikmat dalam bertindak berarti dapat memutuskan tindakan yang tepat, yang telah dipikirkan secara dewasa dan mengutarakannya dengan bijaksana, sehingga menghasilkan tindakan yang lebih banyak memberi maslahat bagi banyak orang dari pada yang mudarat. Akhirnya setelah melewati waktu kurang lebih tiga tahun di dalam penjara, TUHAN membukakan jalan dan mempertemukan Yusuf dengan raja Mesir, Firaun.

4. Tuhan menguji kesabarannya. 

Inilah hal yang paling berat karena TUHAN menguji kesabarannya dengan "Waktu" yang tidak ditentukan, tetapi yang lamanya tergantung pada kemampuan Yusuf sendiri. Semakin cepat ia ia dapat mengatasi ujian-ujian itu, semakin cepat TUHAN membebaskannya dari masa pelatihan, dan selama itu ia harus menjalani hidupnya dengan menanggung berbagai penderitaan yang datang susul-menyusul bagaikan gelombang laut ; dalam hal ini Yusuf harus mengalami berbagai pengalaman yang menyakitkan hatinya, mulai dari dijual saudara-saudaranya; difitnah berbuat kejahatan yang tidak dilakukannya; dan harus menghuni dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa kepastian. Dan walaupun ia tidak tahu berapa lama harus menjalaninya, ia tetap beriman kepada Tuhan bahwa Ia suatu "Waktu" akan menolong dan membebaskannya . 
Yusuf sebagai pejabat Mesir

Pada mulanya Yusuf tentu  merasa sangat kecewa dan mencoba untuk berusaha mencari cara agar dapat dibebaskan dari penjara, dengan meminta tolong kepada semua orang yang kemungkinan dapat mengeluarkannya dari dalam penjara, dan diantara mereka yang dimintainya pertolongan itu adalah seorang juru minuman raja. Tetapi setelah lama ditunggu juru minuman yang telah bebas dari penjara juga telah melupakannya. Dan karena "waktu" pula akhirnya Yusuf mengerti yang harus dilakukannya pada posisi saat itu, bahwa ia harus berserah kepada TUHAN, menerima semua pelatihan itu dengan rela dan ikhlas. Menerima dengan rela berarti menerima semua pelatihan itu tanpa berusaha menghindar, menolak, atau melawan keadaan yang menyesakkan hatinya itu;  Dan menerima dengan ikhlas berarti menerima pelatihan itu dengan hati yang gembira dan suka cita, bukan terpaksa karena tidak berdaya lagi. Karena ia tidak mengandalkan kekuatan dan akalnya sendiri, melainkan hanya mengandalkan pada pertolongan TUHAN saja. Pada saat Yusuf sampai pada titik ini maka hati dan perasaannya menjadi tenang, dan ketika itu pula TUHAN  menganggapnya telah lulus dari ujian, dan berkenan membebaskannya dari dalam penjara.

"Waktu" adalah alat paling ampuh yang digunakan Tuhan untuk membentuk karakter manusia; karena dengan berjalannya waktu; pendapat, cita-cita dan keyakinan seseorang dapat berubah atau berbalik dari keyakinannya semula. Allah menghendaki seorang beriman mempunyai karakter yang kuat dan kokoh, seperti batu karang ditengah laut yang tetap teguh walau diterjang ombak dan gelombang sepanjang tahun. Tuhan membutuhkan orang-orang yang mempunyai karakter demikian untuk membangun jemaatNya (Mat.16:13-20). Karena orang beriman yang mempunyai karakter demikian yang dapat menjadi garam dan terang dunia (Mat.5:13-16).

Mat.16:13-20. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka:"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku  dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.


Mat.5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


5. Tuhan menguji karaternya.


Hal  terakhir yang dilakukan TUHAN terhadap Yusuf adalah menguji karakter sejati Yusuf dengan memberinya kekuasaan dan kehormatan besar, layaknya seorang raja. Dalam tahap ini Yusuf tidak jatuh dalam pencobaan, karena ia telah teruji pada empat hal sebelumnya. Dengan hal yang terakhir ini TUHAN memurnikan karakter Yusuf. Dalam pelayanan Yusuf kepada masyarakat, ia bertindak sebagai seorang pejabat Mesir yang baik, yang mau bekerja keras, bertindak jujur, adil, dan bijaksana. Ia melayani semua orang dengan kasih dan mengusahakan agar mereka semua mendapat hidup penuh sukacita, damai sejahtera, dan
Yusuf memaafkan saudara-saudaranya
aman-sentausa dalam kerajaan Firaun, tuannya.


Seorang yang sudah dibentuk TUHAN melalui empat hal di atas (sama seperti Yusuf) niscaya tidak akan pernah lagi mempunyai pikiran memperkaya diri, atau berusaha mendapatkan kehormatan bagi dirinya sendiri. Ia hanya berpikir untuk melakukan kehendak Allah dan memuliakan nama TUHAN, karena dalam hidupnya hanya memikirkan hal-hal yang menyenangkan hati Nya saja. Ia melakukan perbuatan baik tidak menganggap sebagai prestasinya sendiri, hasil kerjanya sendiri, atau perbuatan baiknya sendiri; melainkan menempatkan dirinya sebagai seorang hamba yang melakukan perintah  tuannya. Ia tidak merasa berjasa dengan semua perbuatan baik yang dilakukannya itu, karena ia melakukannya sebagai kewajiban atau keharusan; Ia melakukannya dengan wajar, sebagai perbuatan yang sudah seharusnya dilakukan oleh orang beriman. Dalam hal ini Yusuf melakukan sesuai dengan yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus dalam Injil (Luk.17:7-10). 


Luk.17:7-10 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."


Dalam hal TUHAN menguji karakter sejati seorang hamba Tuhan adalah bukan hanya sementara waktu atau dalam waktu tertentu saja, melainkan mengujinya seumur hidupnya; sampai batas akhir hidupnya, sampai ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, ketika ia harus datang memenuhi panggilan Tuhan. Jadi ia diuji sepanjang hidupnya, sejak ia diberi jabatan paling terhormat itu sampai ia mati; tetapi  ia tidak jatuh dalam dosa (
Kej.50:19-21). 

Kej.50:19-21. Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikandengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Rabu, 18 Juni 2014

Kanon Perjanjian Lama dalam Iman Kristiani

Kanon Perjanjian Lama sering dipertanyakan oleh beberapa orang kristen, karena mengacu pada pendapat beberapa tokoh gereja yang menunjuk pada kitab tertentu dalam Kanon Perjanjian Baru sebagai bagian terpenting dalam iman kristiani, dimana ada sementara orang Kristen yang menganggap Kitab Roma sebagai bagian yang lebih penting dibanding kitab-kitab lain dalam kanon, baik dalam kanon Perjanjian Baru maupun kanon Perjanjian Lama, karena menganggap bahwa surat rasul Paulus kepada jemaat Roma itu sudah mencakup keseluruhan pengajaran tentang iman kristiani, sehingga berpendapat bahwa seorang kristiani sudah cukup hanya berdasarkan padanya saja. Dan yang lain ada yang menganggap bahwa Injil Yohanes yang terpenting; tetapi ada juga yang menganggap Kitab Ibrani sebagai yang paling penting. Bahkan ada yang menganggap kanon perjanjian Lama tidak penting lagi, karena sudah digenapi oleh Yesus Kristus sehingga berpendapat  bahwa kanon Perjanjian Lama sudah tidak berlaku lagi, yang penting hanya kanon Perjanjian Baru saja.

Yusuf dihadapkan Firaun
Dengan adanya silang pendapat seperti di atas itu maka terjadi kerancuan pemahaman tentang pentingnya kanon perjanjian Lama diantara jemaat Kristen sendiri. Hal yang demikian sering ditemukan pada tulisan-tulisan dan forum kristen di media-sosial, jadi bagaimana posisi kanon Perjanjian Lama yang benar dalam iman kristisni yang seharusnya dimengerti oleh orang kristen, agar dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan iman kristiani, baik bagi setiap pribadi kristiani secara khusus, maupun bagi jemaat Kristen pada umumnya.

Apabila seorang Kristen secara sungguh-sungguh mengikut Tuhan Yesus Kristus, maka sebenar-benarnya ia akan mengetahui bagaimana seharusnya memposisikan kanon Perjanjian Lama dalam kaitannya dengan iman kristiani. Hal ini dimungkinkan karena ia mendapat bimbingan Roh Kudus, yang memberinya hikmat dan memimpinnya untuk mengerti dengan benar bagaimana seharusnya menempatkan kanon Perjanjian Lama. Ia akan disertaiNya , dibimbingNya, dihiburNya, ditegurNya, dan dikuatkanNya di dalam menjalani hidupnya selama mengikut Tuhan, sehingga ia dimampukan melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang firmanNya (Yoh.14:25-26). 

Yoh.14:15-31 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu . Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah  kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah  dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."

Seorang Kristiani tidak akan dapat mengerti dengan benar bagaimana menempatkan posisi kanon Perjanjian Lama apabila ia memahaminya dengan mengandalkan akalnya sendiri, kepintarannya sendiri, atau pendapatnya sendiri. Tetapi ia akan dengan mudah mengerti dan memahaminya, apabila ia menggunakan iman dan mau berusaha melakukan kehendak Tuhan Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh; dengan sepenuh hati, dengan segenap kekuatannya, dan dengan segala kemampuannya.

Dengan sepenuh hati berarti ia mau melakukannya tidak dengan ragu-ragu, tidak dengan terpaksa, dan tidak dengan pamrih mendapatkan imbalan yang diinginkannya. Dengan segenap kekuatannya berarti ia berusaha dengan maksimal sampai batas terakhir yang bisa dilakukannya. Sedangkan dengan segala kemampuannya berarti ia menggunakan segala yang ada pada dirinya untuk dapat melakukan kehendak Tuhan Yesus Kristus, dengan segala yang dimilikinya, yang ada pada dirinya baik materiil (misalnya barang, uang, atau kepemilikannya terhadap segala sesuatu) maupun yang immateriil (misalnya keahliannya, kepandaiannya, waktunya, dan seluruh hidupnya). Yang demikian ini sebenarnya bukan hal baru, karena semua itu telah dilakukan dan dialami oleh orang-orang beriman yang diceritakan dalam kanon Perjanjian Lama, hal ini juga telah dikatakan oleh Yesus Kristus pada khotbah Nya di atas bukit kepada murid-murid dalam Injil Matius.

Berbahagialah kamu, jika karena Aku  kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. "(Mat.5:11-12)

Sebagai contoh untuk menerangkan hal yang berkaitan dengan itu adalah cerita tentang Yusuf dalam kitab Kejadian (sebagai pelajaran, refleksi diri dan hikmah serta perenungan atau introspeksi diri bagi orang beriman pada masa sekarang), dimana Yusuf sebagai seorang anak-muda yang masih remaja ternyata telah mampu memilih yang terbaik, dengan merespon firman TUHAN itu dan hidup menurut kehendakNya. Tindakan Yusuf ini sesuai dengan perkataan Yesus kristus: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. " (Mat.6:19-24)

Kesimpulan demikian diambil berdasarkan pengalaman Yusuf, seperti yang tertulis dalam kitab Kejadian, yang menceritakan pengalaman rohaninya kepada saudara-saudaranya dan kepada Yakub bapanya; ketika pertama kalinya TUHAN berfirman kepadanya melalui mimpi tentang berkas gandum saudara-saudaranya yang sujud pada berkas gandumnya; dan yang ke dua mimpi tentang matahari, bulan dan sebelas bintang yang bersujud kepadanya; oleh karena itu ia kemudian dibenci oleh saudara-saudaranya yang kemudian bertindak lebih lanjut dengan melakukan tipu daya dan menjualnya sebagai budak; tetapi kemudian TUHAN mengirim Potifar seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja yang membelinya dan kemudian menjadikannya kepala dalam rumah tangganya dan memberinya kuasa atas rumah dan segala miliknya; tetapi kemudian difitnah oleh istri Potifar yang terpikat oleh ketampanannya dan berakhir di penjara, karena tidak mau menuruti kehendak wanita itu untuk berzinah dengannya; di dalam penjara ia menafsirkan arti mimpi dua orang pegawai istana raja, yaitu: juru minuman dan juru roti  raja Mesir, yang dipenjara karena melakukan kesalahan; oleh karena kemampuannya itu pada suatu saat ia dipanggil ke istana untuk menafsirkan arti mimpi Firaun, yang kemudian berakhir dengan penunjukkan oleh Firaun yang menjadikan dirinya sebagai seorang penjabat yang berkuasa penuh di Mesir, yang kekuasaannya hanya di bawah Firaun saja. (Kej.37-50)

Bila merenungkan cerita tentang Yusuf itu, dari mulai remaja sampai usia tiga puluh tahun ketika ia diangkat menjadi penguasa di Mesir , ia harus mengalami banyak kesulitan dan penderitaan yang tidak sedikit dan tidak ringan dalam waktu yang lama (tidak kurang dari dua belas tahun lamanya). Tetapi dalam menjalani kesulitan dan penderitaannya itu, ia tidak pernah melupakan TUHANnya dan menjalaninya dengan tabah, oleh karena itu ia mengalami pertumbuhan iman yang baik dan menghasilkan buah iman, yaitu karakter yang diinginkan Allah, yang tercermin dari perkataannya ketika ia menghibur saudara-saudaranya, setelah Yakub meninggal dunia (Kej.50:15-21).

Kej.50:15-21 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam  kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya. " Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan:  Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa  mereka, sebab mereka telah berbuat jahat  kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu. " Lalu menangislah  Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya  serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu. "  Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan  hati mereka dengan perkataannya.

Perkataan Yusuf itu menunjukkan imannya yang telah mencapai dewasa, dan dapat disimpulkan menjadi tiga karakter yang dikehendaki Allah, yaitu:

1. Rendah hati 

Yusuf dikatakan sebagai seorang yang rendah hati tercermin dari pernyataannya kepada saudara-saudaranya, katanya: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?". Karena dengan kalimat itu ia yang biarpun sudah mencapai puncak kesuksesannya, sebagai seorang yang mempunyai kuasa sangat besar di Mesir, ia tidak menjadi lupa diri, tidak menjadi sombong, dan tidak menjadi gila hormat; melainkan tetap mengingat bahwa ia sebenarnya hanya seorang hamba saja, yang harus meninggikan Allah saja. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan Tuhan Yesus dalam perumpamaan "Tuan dan hamba" dalam Injil Lukas.(Luk. 17:7-10)

Luk. 17:7-10 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku  sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan. "

2. Mau memaafkan orang yang bersalah dan berbuat jahat kepadanya.

Perkataan Yusuf  selanjutnya: "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,  tetapi Allah telah mereka-rekakannya  untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup  suatu bangsa yang besar." mencerminkan kesadarannya sebagai hamba TUHAN yang digunakan sebagai alat Nya untuk memelihara suatu bangsa yang diinginkan TUHAN, yaitu Israel. Karenanya ia bisa menerima semua kesulitan dan penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun dengan rela dan tidak mendendam kepada orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridnya tentang Hukum Taurat dalam Injil  (Mat.5: 17-48).

Mat.5: 17-48 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam nerakaDan jika tanganmu yang kanan menyesatkan   engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai  kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah , ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;  janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.  Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.  Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. 

3. Membalas kejahatan dengan kebaikan. 

Kalimat terakhir yang dikatakan Yusuf : "Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu  juga." ini mencerminkan kemurnian, ketulusan, kesucian dan kebesaran hatinya serta cara pandang yang benar tentang hidup. Tindakan yang demikian hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah mengalami pendewasaan iman, yang merupakan hasil pendidikan yang dilakukan TUHAN kepadanya dengan melalui banyak kesulitan dan banyak penderitaan yang berlangsung lama; sebagaimana yang dikatakan Tuhan Yesus Kristus kepada jemaat di Laodikia dalam wahyu kepada rasul Yohanes di pulau Patmos (Why.3:14-22). 

Why.3:14-22 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat ." 

Dari semua uraian diatas maka cerita-cerita dalam kanon Perjanjian Lama menjadi satu cerita pendidikan yang berguna bagi orang kristen sebagai pelajaran, teladan, dan hikmat di dalam hidupnya sehingga ia tidak sampai jatuh terkapar dalam dosa, baik pada saat ia sedang mengalami kesulitan dan menderita, maupun pada saat ia dalam keadaan yang senang dan bahagia. Karena pada kedua keadaan itu manusia dapat saja jatuh ke dalam dosa, apabila tidak berpegang kuat pada imannya.
Oleh karena itu kanon Perjanjian Lama mempunyai posisi yang sama penting dengan kanon Perjanjian Baru, dan semua kitab dalam kanon Alkitab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan menjadi buku panduan hidup rohani bagi orang yang beriman kepada Tuhan Yesus, dalam usahanya mengikuti jalan Tuhan yang sesak dan sempit itu (Mat.7:12-14). Hal ini sesuai dengan ajakan Tuhan Yesus kepada semua orang untuk datang dan belajar kepadaNya, supaya mendapat kebahagiaan bersama Nya dalam Kerajaan Sorga. (Mat.11:25-29)

Mat.7:12-14. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Mat.11:25-29. Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku  dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. "

Senin, 24 Maret 2014

Renungan (21): Tentang Penciptaan dan Dosa Asal

Dosa asal menurut doktrin teologi Kristen adalah kondisi pertama kali manusia berbuat dosa saat di Taman Eden. Walau Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang sering membicarakan penuhnya dosa dalam diri manusia tidak memiliki kata-kata "dosa asal" dan "dosa leluhur", doktrin yang menggunakan kata-kata ini disebutkan berdasarkan pada ajaran Rasul Paulus dalam Roma 5:12-21 dan 1 Korintus 15:22. Setelah melihat doktrin ini, yang tidak ditemukan di teologi Yahudi, termuat secara terselubung di kalimat-kalimat Perjanjian Lama seperti di dalam Mazmur 51:5 dan Mazmur. (disadur dari Wikipedia)

Rm.5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

1Kor.15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Mzm.51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

Tidak jelas siapa yang pertama kali menggunakan istilah 'dosa asal' dan tidak tahu pula kapan orang mulai memakai istilah ini, tetapi istilah ini adalah hasil kesimpulan dari cerita Adam-Hawa yang jatuh dalam dosa karena melanggar perintah TUHAN Allah, yaitu: larangan memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej.2:16-17); dan ajaran rasul Paulus tentang penebusan dosa oleh Yesus Kristus (Rm.5:6-21).

Kej.2:16-17. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Rm.5:6-21. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa, juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Secara umum 'doktrin dosa asal' sudah diterima oleh gereja-gereja sedunia dan menjadi dasar bagi 'Iman Kristiani' dalam hubungannya dengan misi penebusan Tuhan Yesus Kristus, sang Anak Allah yang turun ke dunia; lahir sebagai manusia, memberitakan Kerajaan Allah, mati, bangkit, naik ke sorga, duduk disisi Allah Bapa; dan berjanji akan datang kembali ke Bumi untuk menjemput orang-orang kudusNya.

Sejak semula doktrin Gereja ini sebenarnya telah dinyatakan Alkitab, yaitu dalam Kitab Kejadian yang bercerita tentang penciptaan alam semesta, bumi seisinya dan penciptaan manusia. Dalam kitab ini terdapat dua versi cerita penciptaan  (Kej.1:1-2:3; dan Kej.2:4-25) yang mempunyai perbedaan cukup mencolok diantara keduanya. Pada cerita penciptaan yang pertama (Kej.1:1-2:3), dikatakan bahwa semua ciptaanNya adalah 'baik', bahkan manusia yang diciptakan Nya dikatakan 'amat baik'. Semuanya diciptakanNya cukup dengan berfirman dan dilakukanNya berturut-turut selama enam hari, yang kemudian pada hari ke tujuh semua ciptaan diberkati dan dikuduskanNya. Tapi pada cerita penciptaan yang ke dua (Kej.2:4-25) dilakukanNya pada hari yang sama, tidak disebutkan berapa lama TUHAN Allah menciptakan semuanya itu, tetapi hewan dan manusia diciptakanNya dari debu dan tanah. Pada cerita penciptaan kali ini justru kebalikan dari cerita yang pertama, manusia diciptakanNya terlebih dahulu, baru kemudian diciptakanNya berturut-turut tumbuhan, pohon hias yang menarik, pohon buah, pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, binatang, burung, dan yang terakhir diciptakanNya seorang perempuan. Tetapi pada versi penciptaan yang pertama, manusia diciptakan laki-laki dan perempuan secara bersamaan.

Kej.1:1-2:3. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 
Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 
Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung berterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 

Kej.2:4-25. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Dalam Theologia kedua versi penciptaan itu dijelaskan sebagai dua cerita yang berasal dari dua sumber yang berbeda, yang kemudian oleh penyunting Kitab Kejadian digabungkan menjadi satu cerita seperti yang kita temukan sekarang. Pendapat ini kemudian dikenal dengan 'Teori Dua Sumber', karena pada cerita penciptaan yang pertama menyebut 'Allah' (Elohim) sedangkan pada yang ke dua menyebut 'TUHAN' (Yahweh), maka sumber pertama disebut sumber 'Elohis' dan sumber ke dua disebut sumber 'Yahwis'.
Terlepas dari teori itu, tentu Allah mempunyai maksud tertentu dengan mengijinkan penyunting menggabungkannya menjadi satu, walaupun ia tentunya tidak pernah mempunyai pikiran selain dengan  pertimbangan bahwa kedua cerita penciptaan itu sama-sama penting dan sulit baginya untuk hanya memilih salah satu saja diantaranya, sehingga keputusan yang dipilihnya adalah dengan menggabungkan keduanya menjadi satu cerita, biarpun sebenarnya terlihat janggal bagi pembaca yang teliti. 

Cerita penciptaan yang pertama menceritakan penciptaan yang sangat sempurna, tiada bercacat-cela, dan semuanya terjadi dari firman Allah, sedangkan cerita penciptaan yang ke dua terjadi dengan perbuatan TUHAN. Bahkan untuk menciptakan manusia, hewan dan perempuan, TUHAN membutuhkan bahan dari debu-tanah dan tulang rusuk manusia. Semua cerita itu tentunya mempunyai sesuatu rahasia yang ingin disampaikan Allah, lalu bagaimanakah seharusnya dua cerita penciptaan itu ditafsirkan agar dapat memberikan pengajaran bagi jemaat gereja yang sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus Kristus. Dengan maksud itulah maka dibawah ini akan diuraikan penafsiran yang mungkin dapat dipertanggung jawabkan secara Theologis maupun secara keimanan.

Berdasarkan kebiasaan orang Yahudi memberi nama pada masing-masing kitab Torah/ Taurat dengan mengambil satu kata pada kalimat pertama dalam lima kitabnya; misalnyaNama 'Kitab beresyit' (pada mulanya) untuk Kitab Kejadian (Kej.1:1), nama 'Kitab we'elle syemot' (inilah nama) untuk Kitab Keluaran (Kel.1:1), nama 'Kitab wayyiqra' (memanggil) untuk Kitab Imamat (Im.1:1), nama 'Kitab bemidbar' (di padang gurun) untuk Kitab Bilangan (Bil.1:1), dan nama 'Kitab Elleh haddebarim' (inilah perkataan-perkataan) untuk Kitab Ulangan (Ul.1:1). 

Kej.1:1.  Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 
(beresyit bara elohim et hasysyamayim we'et ha'arets.)

Kel.1:1.   Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:

(we'elle syemot bene yisyra'el habbayim Mitsrayemah et ya'aqob isy  ubetow ba'u:)

Im.1:1. TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:

(wayyiqra el-mosye wayedabber yahweh ellyon me'ohel mow'ed le'mor:)

Bil.1:1. TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, dalam Kemah Pertemuan, pada tanggal satu bulan yang kedua dalam tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir:

(wayedabber yahweh el-mosyeh bemidbar sinay be'ohel mow'ed be'ehad lehodesy hasyeni' basyanah hasyenit letse'tam me'erets mitsrayim le'mor:) 

(Ul.1:1. Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab.
(elleh haddebarim asyer dibber mosyeh el-kal-yisra'el be'eber hayyarden bammidbar batsarabah mowl suf  ben-paran uben-tofel welaban wahatserot wedi tsahab:)

Setelah Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanon (ditetapkan) menjadi kitab Suci Kristiani dan di jilid menjadi satu bundel buku saja, bila mengikuti kebiasaan orang Yahudi, maka sekarang Kitab Suci Kristiani akan diberi nama sesuai dengan kata dalam kalimat pertama kitaqb itu, yaitu: 'Kitab Beresyit' (pada mulanya), oleh karena itu Kitab Suci Kristiani adalah 'Kitab tentang penciptaan'. Kesimpulan ini diambil berdasarkan alur cerita seluruh kitab (enam puluh enam jilid) yang diawali dengan cerita tentang rancangan penciptaan secara detail dari hari pertama sampai hari ke tujuh, dimana pada hari yang terakhir ini TUHAN Allah telah selesai bekerja dan kemudian memberkati dan mengkuduskan seluruh ciptaanNya itu (Kej.1:1-2:3). Selanjutnya cerita penciptaan yang sesungguhnya dimulai dengan manusia sebagai sentralnya, dimana diceritakan bagaimana manusia sampai jatuh ke dalam dosa, bagaimana manusia menyebar keseluruh penjuru duni; bagaimana orang beriman kepada Allah (mulai dari Henokh, Nuh, Abraham, Musa, hakim-hakim, Daud, Salomo, nabi-nabi; mulai Samuel sampai Yohanes Pembaptis yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, dan kemudian murid-murid Yesus sebagai rasul-rasul yang memberitakan Injil Keselamatan. Pada jilid terakhir kemudian diceritakan tentang dunia baru, Yerusalem Baru, Yerusalem sorgawi, dunia kekal yang sempurna yang dipenuhi kemuliaan Allah (Why.21:9-27).

Why.21:9-27 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Dari seluruh isi cerita Alkitab ini maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa sampai saat ini TUHAN Allah masih bekerja dan proses penciptaan masih terus berlangsung, karena penciptaan dari pihak Nya masih dalam proses menjadi. Dari kesimpulan diatas maka masa sekarang masih berada pada masa hari ke enam dari masa penciptaan yang diceritakan dalam Kitab Kejadian  ('Kitab Beresyit'), dan  hari ke tujuh mulai pada saat Tuhan Yesus Kristus datang kembali ke Bumi untuk yang ke dua kali.

Pada cerita penciptaan yang pertama (Kej.1:1-2:3) bercerita tentang rancangan penciptaan secara keseluruhan, dari awal sampai pada akhirnya. Dan penciptaan itu pasti terjadi, tidak mungkin gagal dan semua yang diciptakanNya sesuai dengan kehendak TUHAN Allah. Penciptaan itu terjadi oleh 'firman Allah', oleh karena itu Tuhan Yesus berfirman bahwa manusia hidup bukan dari roti (baca: nasi) tetapi dari firman Allah (Mat.4:1-4). Pelajaran dari kisah penciptaan yang ingin disampaikanNya : "Manusia harus mementingkan hal-hal rohani lebih dari pada hal-hal duniawi, supaya rohnya mendapatkan makanan rohani sehingga imannya dapat bertumbuh menjadi dewasa, dan menghasilkan buah roh seperti yang dikehendaki Nya".

Mat.4:1-4. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Sedangkan pada cerita penciptaan yang ke dua (Kej.2:4-25) bercerita tentang betapa besarnya kasih Allah kepada manusia ciptaanNya itu (Yoh.3:1-21). Semua yang diciptakanNya diperuntukkanNya bagi manusia sehingga umatNya itu hidup sesuai dengan kehendakNya dan berbahagia bersama-samaNya di sorga (Taman Eden). 

Yoh.3:1-21. Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." 

Cerita penciptaan yang ke dua ini tidak bisa dilepaskan dari cerita Adam-Hawa jatuh kedalam dosa (Kej.3:1-24), yang merupakan rancangan untuk menyelamatkan manusia oleh Tuhan Yesus Kristus, melalui pengorbanan anak domba penebus dosa, yang digambarkanNya dengan memberikan mereka pakaian dari kulit binatang.

Kej.3:1-24. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"  Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." 
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. 
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.


Kesimpulan dari penyuntingan dua cerita penciptaan dalam Kitab Kejadian di atas adalah  bahwa bukan suatu kebetulan atau kesalahan dengan adanya dua cerita penciptaan yang berbeda, melainkan merupakan suatu kesengajaan dari pihak Allah untuk memberitahukan segala rancanganNya dengan sangat teliti kepada umat manusia, yang dimaksudkan agar iman orang percaya menjadi semakin kuat; karena menyadari bahwa Tuhan Allah yang disembah dan ditinggikan dalam nama Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah yang benar dan Tuhan yang hidup, yang telah menyatakan diriNya kepada umat manusia yang hidup di dunia mulai dari Adam-Hawa. Ia adalah Allah yang telah menciptakan alam semesta dengan segenap makhluk yang hidup di dalamnya dan umat manusia yang sangat dikasihiNya. Dan Ia adalah Tuhan yang mau merendahkan diri menjadi manusia biasa untuk menyapa manusia dengan bahasa manusia itu sendiri, sehingga umat manusia mengerti kehendak Nya, agar manusia dapat terbebas dari segala ikatan dosa, dan hidup berbahagia bersamaNya dalam Kerajaan Sorga yang kekal selama-lamanya.

Minggu, 23 Maret 2014

Kayu Penaga untuk Membuat Papan Kemah Suci



Kayu Penaga (acacia nilotica atau acacia seval) = kayu pohon akasia.

Pohon Akasia


Dikenal oleh orang Yahudi dengan nama 'kayu Syittim' atau 'kayu shitim' adalah kayu keras yang tidak mudah berubah, mudah dikerjakan, tekstur seratnya indah, digunakan untuk membuat mebel atau konstruksi rumah sebagai pengganti kayu jati yang sulit diperoleh dan mahal, tidak mudah pecah, dan sifat kembang-susutnya kecil. Berat jenis kayu akasia adalah 0,75, yang berarti setiap satu meter kubik kayu akasia mempunyai berat 750 kilogram.

Pohon akasia cepat bertumbuh, mempunyai umur produksi yang relatif pendek (hanya puluhan tahun saja), tahan hidup dalam berbagai kondisi alam pada ketinggian dibawah 300 meter dpl. Berduri, batang lurus dan dapat mencapai lebih dari 10 meter.


KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture.

Kel.26:15-24 Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, sepuluh hasta panjangnya satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. Tiap-tiap papan harus ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan segala papan Kemah Suci. Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan. Dan haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu, dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya, dan seterusnya dua alas di bawah setiap papan untuk kedua pasaknya. Juga untuk sisi yang kedua dari Kemah Suci, pada sebelah utara, kaubuatlah dua puluh papan dengan empat puluh alas peraknya: dua alas di bawah satu papan dan seterusnya dua alas di bawah setiap papan. Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah barat, haruslah kaubuat enam papan. Dua papan haruslah kaubuat untuk sudut Kemah Suci, di sisi belakang. Kedua papan itu haruslah kembar pasaknya di sebelah bawah dan seperti itu juga kembar pasaknya di sebelah atas, di dekat gelang yang satu itu; demikianlah harus kedua papan itu; haruslah itu merupakan kedua sudutnya.


Papan untuk membuat Kemah Suci berukuran : 10 hasta x 1,5 hasta x tebal papan (450 centimeter x 67,5 centimeter x tebal papan). Kemungkinannya seorang pria Israel mampu mengangkat papan yang mempunyai berat maksimal 100 kilogram, jadi bila papan harus diangkat dua orang pria, maka berat papan maksimal adalah 200 kilogram. Berat alas perak adalah 1 talenta dan masing masing papan mempunyai dua alas, jadi berat alas perak pada sebuah papan adalah 2 talenta x 34,2 kilogram = 68,4 kilogram. Berat kayu yang mungkin adalah 200 kilogram - 68,4 kilogram = 131,6 kilogram.




Berat papan      = volume papan x berat jenis papan 
                           = (450 x 67,5 x tebal papan) centimeter kubik x 0,75
131,6 kilogram = 30375 centimeter persegi x tebal papan x 0,75

Tebal papan (maksimal) = 131,6 kilogram / 30375 centimeter persegi x 0,75
                                           = 131,6 kilogram / 22781,25 centimeter persegi
                                           = 131,6 kilogram / 227,8125 desimeter persegi
                                           = 0,577668 desimeter
                                           = 5,8 centimeter
                                           = 6 centimeter (dibulatkan)

Jumlah kubikasi 48 papan kemah suci = 48 x 450 x 67.5 x 6 centimetr kubik
                                                                   = 8748000 centimeter kubik
                                                                   = 8,748  meter kubik



Berat 1 meter kubik kayu akasia = 1000 decimeter kubik 

                                                         = 1000 liter air 
                                                         = 1000 x 0,75 kilogram 
                                                         = 750 kilogram.

Berat 48 papan Kemah Suci = 8,748 x 750 kilogram = 6561 kilogram atau dibulatkan kira-kira 6,6 ton; atau kurang-lebih 7 ton setelah dilapis dengan emas murni.



1 talenta = 34,2 kilogram, jadi perak yang diperlukan untuk membuat satu papan kemah suci = 2 x 34,2 kilogram = 68,4 kilogram.

Jadi emas murni yang digunakan untuk melapisi papan kira-kira seberat (7 - 6,6 ) ton = 0,4 ton = 400 kilogram, dan perak yang digunakan untuk membuat alas 48 papan Kemah Suci = 48 x 68,4 kilogram = 3283,2 kilogram = 3,3 ton.

Jumlah kubikasi kayu gelondong =   8,748 meter kubik : 60 %
                                                 = 14,580 meter kubik

Diameter pohon akasia yang dibutuhkan rata-rata adalah 90 centimeter (lebih 22,5 centimeter dari lebar papan = 67,5 centimeter, untuk pasak papan), maka satu batang kayu gelondong berdiameter rata-rata 90 centimeter dengan panjang 460 centimeter adalah (90 x 90 x 4,6 x 0,7854) : 10.000 = 2,9264 meter kubik.
Jadi untuk membuat 48 papan kemah suci dibutuhkan kayu gelondong berdiameter rata-rata 90 centimeter sebanyak 14,580 : 2,9264 = 5, 324 batang atau dibulatkan menjadi 6 batang.

Pertumbuhan batang pohon akasia antara 2-3 centimeter per tahun, sehingga untuk dapat mencapai diameter sebesar 90 centimeter dibutuhkan pohon yang berumur lebih dari 30 tahun.

Dari hasil 'googling' dan hitung-hitungan di atas maka bisa diperoleh pelajaran atau kesimpulan bahwa untuk membangun KerajaanNya; Tuhan Yesus membutuhkan orang-orang (kayu) yang mempunyai karakteristik seperti kayu akasia (kayu penaga); mudah tumbuh dimana saja, cepat  menjadi dewasa / besar, kuat, tidak mudah pecah, dan awet / tahan lama.