Kamis, 02 Mei 2013

Renungan (19): Tentang Buah Roh (bagian 2)


KASIH

Kasih yang dimaksud disini adalah kasih ilahi (Yun: agape), yaitu kasih seperti yang dimiliki oleh Allah. Kasih yang pernah dituntut oleh Yesus Kristus kepada Petrus, dengan pertanyaan yang sama sampai tiga kali. Namun jawaban Petrus tidak memuaskan Yesus Kristus karena ia tidak dapat memenuhi tuntutanNya untuk mengasihi Tuhan dengan kasih illahi (agape), melainkan hanya dapat mengasihiNya dengan kasih persaudaraan atau kasih persahabatan (filea), seperti yang diceritakan  dalam Injil Yohanes (Yoh.21:15-19).

Yoh.21:15-19. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (agape) Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (filia) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (agape) Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (filia) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (filia) Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi (filia) Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (filia) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." 

Pertama-tama mendengar jawaban Petrus, Yesus Kristus tidak puas dan mengulang pertanyaan yang sama dengan harapan Petrus bisa memberikan jawaban seperti yang diinginkanNya. Tapi setelah Ia mendengar jawabannya yang sama dengan jawaban pertama, maka Ia dengan masghul dan kurang bersemangat, akhirnya bertanya untuk yang ketiga kalinya dengan mengikuti jawaban Petrus. Oleh karenanya Petrus menjadi sedih karena tidak menjawab sesuai keinginan gurunya. Tentu ia bisa menjawab asal saja sesuai keinginan Yesus, tapi ia adalah seorang yang jujur dan tidak mau berbohong; lagipula andaikata ia menjawab hanya untuk menyenangkanNya padahal tidak sesuai dengan hatinya, itu akan diketahuiNya juga dan akan membuatNya lebih kecewa.
Cerita ini memberi petunjuk bagi murid-murid yang lain, termasuk juga murid-murid Yesus Kristus pada masa setelah Ia naik ke sorga sampai masa kini dan sampai kedatangan Yesus Kristus kembali; bagaimana seharusnya murid-murid mengasihiNya, sehingga tidak  membuatNya kecewa.

Dalam surat rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus berusaha menerangkan secara teliti tentang kasih (agape), dengan menggunakan metoda analisis, yang menguraikannya atau memilah-milahnya menjadi sifat-sifat kasih yang lebih sempit. Ini merupakan pola berpikir filsafat Yunani yang dianut oleh orang Romawi pada masa itu. Cara ini dipilihnya supaya jemaat Korintus yang dikirimi suratnya dapat mengerti, karena orang-orang disana terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi yang sudah terbiasa menggunakan pola berpikir filsafat Yunani. 
Pada kenyataan yang sebenarnya kasih (agape) tidak mungkin dipilah-pilah, karena sifat-sifat kasih itu saling berkaitan, saling mendukung dan menjadi satu kesatuan. Kasih (agape) seperti halnya cahaya yang terpancar dari sebuah berlian, dimana cahaya yang terpancar terlihat berwarna-warni (merah, jingga, kuning, hijau, biru sampai ungu). Ketujuh warna itu tidak mungkin dipisahkan satu per satu berdasarkan warnanya, karena warna tertentu akan  nampak menurut sudut pantul nya. 
Seperti halnya cahaya diatas maka kasih dipilah-pilah menjadi beberapa karakter yaitu: sabar; murah hati; tidak cemburu. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri-sendiri. Tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Tidak bersukacita karena ketidak-adilan, tetapi karena kebenaran. Menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor.13:4-7). Semua karakter itu sebenarnya tidak mungkin dapat dipisahkan satu persatu menurut masing-masing karakternya, karena semuanya merupakan satu kesatuan, dan salah satu karakter kasih akan terlihat didalam diri seorang beriman ketika berinteraksi dengan orang lain yang ditemui dalam hidupnya. 

1) Orang yang sabar adalah mereka yang senantiasa mau memberi maaf pada orang yang bersalah kepadanya.

Petrus pernah menanyakan kepada Yesus Kristus mengenai topik ini, ia menanyakan berapakalikah sebaiknya seseorang harus mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Dan jawaban Yesus adalah tujuh puluh kali tujuh , yang artinya bahwa mengampuni orang itu harus dilakukan setiap saat, bila ada orang yang bersalah kepadanya (Mat.18:21-35). 
Marilah berhitung: 70 x 7 kali = 490 kali, sedangkan seseorang mempunyai waktu berinteraksi dengan orang lain hanya pada saat ia sedang dalam posisi tidak tidur. Misalkan ada orang yang tahan tidur hanya empat jam sehari, maka setiap harinya ia dapat berinteraksi dengan orang lain selama dua puluh jam. Jadi selama satu jam (60 menit) ia hanya bisa mengampuni orang yang bersalah kepadanya sebanyak 490 : 20 = 24,5 kali, atau 4,9 kali setiap 12 menit atau harus mengampuni orang yang sama  setiap 2 menit 24 detik. 
Adalah mustahil akan ada seseorang yang sangat jahat yang melakukan kesalahan setiap 2,5 menit sekali kepada satu orang saja. Kalau ada orang yang seperti itu maka ia harus bersama-samanya sepanjang hari dari bangun tidur sampai tidur lagi untuk melakukan kesalahan kepada satu orang yang sama itu dan tidak melakukan kegiatan lain, bahkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sendiri sehari-hari, seperti: makan, minum, buang air kecil, buang air besar, mandi, bekerja; dan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Sabar yang seperti ini yang dimaksud Tuhan Yesus harus dilakukan oleh murid-muridNya. Bilamana orang beriman dapat melakukannya maka dikatakan Tuhan Yesus, bahwa ia benar-benar mempunyai kasih (agape).

Mat.18:21-35. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

2) Orang yang murah hati adalah mereka yang dengan tulus mau memberikan pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan.

Tuhan Yesus memberikan sebuah contoh seorang yang murah hati dalam sebuah cerita kepada ahli Taurat yang bermaksud mencobaiNya, yaitu tentang seorang  Samaria yang menolong orang Yahudi yang terluka parah, akibat perampokan dan penganiayaan  di jalan menuju kota Yerikho.

Luk.10:30-37. Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Tuhan Yesus tidak  menerangkan kasih (agape) dengan kata-kata yang sulit atau dengan filsafat yang bisa membuat orang yang mendengarnya menjadi pusing, melainkan Ia menggunakan sebuah cerita untuk menggambarkan seorang yang mempunyai kasih dan yang menolong orang lain yang tertimpa kesusahan tanpa melihat keberadaannya, melainkan atas panggilan hatinya semata. Ia melakukannya tidak hanya sekedarnya saja atau sebatas kepantasan saja, tapi dengan sepenuh hati dan dengan sungguh-sunguh untuk menolongnya, hal ini terlihat ketika ia tidak kikir menggunakan  kekayaannya untuk menolong orang Yahudi yang malang itu.

Pada masa Yesus, orang Yahudi menganggap dirinya sebagai keturunan Abraham, dan menjadi ahli  warisnya atas janji Tuhan Allah kepada Abraham. Mereka memandang rendah orang-orang Samaria, karena mereka keturunan Yahudi yang tidak murni, mereka keturunan Yahudi campuran dengan bangsa-bangsa lain. Dalam cerita ini terlihat jelas bahwa Yesus menceritakannya untuk menyindir ahli Taurat itu dan orang-orang lain yang merasa baik dan saleh, bahwa mereka tidak mempunyai kasih (agape) bila mereka tidak melakukan perintah Tuhan Allah dan mereka tidak lebih baik dari pada orang Samaria yang dipandangnya rendah, tetapi justru yang telah melakukan kasih (agape).

Berkaitan dengan cerita Orang Samaria itu, Yesus Kristus juga mengajarkan dalam perumpamaan lain agar murid-murid menggunakan kekayaannya untuk berbuat baik dan menolong sesamanya (Luk.16:1-14), agar mereka layak disebut sebagai muridNya dan beroleh tempat di dalam KerajaanNya.

Luk.16:1-14. Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."  
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.

3) Orang yang tidak cemburu adalah mereka yang merasa senang dengan kesuksesan orang lain, walaupun dirinya sendiri kurang sukses.

Yohanes Pembaptis adalah contoh yang sangat jelas mempunyai karakter ini, yang ia nyatakan dengan perkataannya kepada murid-muridnya yang mengadukan perihal banyak orang yang pergi kepada Yesus, sehingga orang yang datang dan mengikut Yohanes semakin lama semakin berkurang. Yohanes menanggapinya dengan bijaksana dan memberi jawaban yang menyejukan,  sehingga mendinginkan hati murid-muridnya yang panas karena (mungkin) mendapat hasutan dari seorang Yahudi.

Yoh.3:22-36. Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."

Pada masa gereja mula-mula sampai masa sekarang  sering terjadi persaingan antar gereja, antar denominasi, dan antar kelompok (1.Kor.1:11-13; 3:1-4); yang sebenarnya tidak akan pernah terjadi apabila pemimpin-pemimpin gereja mempunyai kasih (agape) seperti yang dituntut Tuhan Yesus kepada rasul Petrus.

1.Kor.1:11-13. Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
 
1.Kor.3:1-4. Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

4) Orang yang tidak memegahkan diri dan tidak sombong adalah mereka yang menerima kesuksesan dirinya dengan bersyukur, sehingga tidak lupa bahwa semua itu dikaruniakan Tuhan, bukan semata-mata karena hasil usahanya sendiri.

Karakter yang satu ini juga sangat nampak pada pribadi Yohanes Pembaptis, yang nyata dari pernyataannya kepada murid-muridnya, bahwa Ia harus makin kecil, tetapi Yesus harus makin besar (Yoh.21:15-19). Dan pernyataan Yohanes Pembaptis itu sesuai dengan yang diajarkan Yesus Kristus kepada murid-murid, agar tidak memegahkan diri, melainkan untuk memposisikan diri sebagai hamba (Luk.17:7-10).

Luk.17:7-10. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

5) Orang yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri adalah mereka yang senantiasa ingat bahwa Tuhan menyertainya, sehingga ia selalu menjaga dirinya agar dapat hidup sesuai dengan kehendakNya.

Berkenaan dengan karakter yang satu ini, Yesus Kristus sudah memberikan peringatan kepada murid-murid untuk berjaga-jaga dan berdoa, karena Iblis senantiasa mengintai orang beriman untuk menggoda dan mencobainya dengan berbagai cara (dengan perjinahan dan ketamakan) untuk memikat orang beriman supaya jatuh dalam dosa sehingga menjadi tidak layak bagi Kerajaan Sorga (Mat.26:36-43; 1Ptr.5:8-9).
 
Mat.26:36-43. Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat

1Ptr.5:8-9. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

6) Orang yang tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain adalah mereka yang mau memahami kekurangan orang lain dan menerimanya dengan ikhlas.

Mengenai hal ini Yesus Kristus mengajarkan apabila sedang mengadakan upacara korban bakaran (sebagai penebus dosa dalam tradisi Yahudi di dalam Bait Allah), ia teringat akan sesuatu perbuatan atau perkataannya yang bisa membuat orang lain tidak senang padanya, maka ia harus bergegas berdamai dengannya (Mat.5:23-26).  Dengan perkataan ini Yesus Kristus mengajarkan bahwa adalah percuma melakukan upacara-upacara yang hanya bersifat simbolik, tetapi tidak peka terhadap orang lain dalam hubungan sosialnya sehari-hari. Karena dalam kehidupan keseharian inilah seorang beriman ditempa dan dibentuk dengan segala kesulitan dan masalah, baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun dalam interaksinya dengan orang lain. Interaksinya ini yang kemudian akan mendewasakan imannya, sehingga ia menjadi tidak mudah emosi dan tidak mudah marah, serta mau memaafkan orang yang bersalah kepadanya dengan sepenuh hati. Dan ia harus sadar bahwa Allah sedang mendidik dan menempa dirinya supaya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap hari (Ams.27:17).
Dalam pengertian yang sama rasul Paulus juga mengingatkan jemaat Efesus, agar tidak bertengkar sampai matahari terbenam (Ef.4:26-27). 

Mat.5:23-26. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
     
Ams.27:17. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. 

Ef.4:26-27. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

7) Orang yang tidak suka dengan ketidakadilan, tetapi karena kebenaran adalah orang yang hidup jujur sesuai dengan hati nuraninya/ suara Roh Kudus.

Roh Kudus senantiasa menyertai setiap orang percaya dan diam dalam dirinya (Yoh.14:15-17), maka ia tidak akan melakukan segala sesuatu yang melanggar kehendak Tuhan Allah, baik dalam hubungannya dengan usaha, pekerjaan, pergaulan, bahkan dalam perkataan dan dalam pikirannya, karena ia diberi kemampuan untuk itu dengan kehadiran Roh Kudus dalam dirinya; ia akan selalu berlaku jujur terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, maupun terhadap Tuhan Allah. Bila dikatakannya 'ya' atau 'tidak' maka itu adalah yang sebenar-benarnya yang ada di dalam hati dan pikirannya. Ia tidak akan mengatakan 'ya' padahal sebenarnya 'tidak', atau sebaliknya mengatakan 'tidak' padahal sebenarnya 'ya' (Mat.5:33-37).

Yoh.14:15-17. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. 

Yoh.14:25. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.


Mat.5:33-37. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Roh Kudus juga senantiasa  mengingatkan orang percaya akan firman Tuhan dan membimbingnya untuk hidup menuruti keinginan roh. Dan tidak menuruti keinginan daging, yang selalu mendorongnya melakukan perbuatan dosa untuk memuaskan keinginan dagingnya, yaitu melakukan percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, dan pesta pora (Gal.5:19-26).  

Gal.5:19-26. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.


8) Orang yang menutupi segala sesuatu adalah mereka yang tidak suka membesar-besarkan masalah. Masalah besar akan dibuatnya menjadi kecil, dan masalah kecil akan dibuatnya menjadi bukan masalah.

Orang yang hidup di dunia senantiasa mempunyai masalah, walaupun orang itu sudah percaya  kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi seorang yang percaya tidak akan membesar-besarkan masalah yang ada padanya, karena ia mau berserah kepada Tuhan sehingga hatinya akan tetap dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera. Besar atau kecil masalah bersifat relatif, artinya bahwa suatu masalah yang dihadapinya akan dapat menjadi besar apabila ia menganggapnya besar; dan menjadi kecil apabila ia menganggapnya kecil. Bahkan suatu masalah bagi seseorang dapat menjadi bukan masalah bagi orang yang lain. Semuanya itu bisa terjadi tergantung pada seberapa besar iman seseorang, semakin besar imannya semakin mudah ia menyelesaikan masalahnya, karena ia tidak akan ceroboh meresponnya dengan melakukan banyak tindakan salah, yang akan justru membuat masalah baru, sehingga masalahnya menjadi besar dan meluas kemana-mana. Seorang yang mempunyai iman yang kuat akan mudah sekali memaafkan kesalahan orang lain, dan tidak membesar-besarkan masalah yang ada, bahkan dapat menganggapnya tidak ada.

Mat.17:14-21. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)"

9) Orang yang percaya segala sesuatu adalah mereka yang percaya pada janji Tuhan.

Orang beriman akan percaya bahwa semua Firman Tuhan akan digenapi, tidak ada yang tidak digenapi. Ia percaya bahwa Allah Abraham adalah Allah Trinitas, Allah yang mempunyai tiga pribadi, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Ia percaya bahwa Yesus adalah Allah Anak yang diutus Allah Bapa turun dari sorga menjadi manusia sebagai mesias atau kristus untuk menebus dosa-dosa manusia. Ia percaya bahwa Allah Bapa dalam nama Yesus Kristus yang mengutus Allah Roh Kudus ke dunia setelah kenaikanNya ke sorga. Dan Ia juga percaya bahwa Yesus Kristus dengan penuh kemuliaan akan turun kembali ke bumi untuk menjemput orang-orang kudusNya.

10) Orang yang mengharapkan segala sesuatu adalah mereka yang mengharapkan penggenapan janji Tuhan .

Orang beriman  dapat tetap percaya bahwa janji Tuhan akan digenapi, walaupun secara akal sehat manusia sepertinya semua itu tidak mungkin dan mustahil dapat terjadi. Semua itu dapat dilakukan orang beriman tidak melihat dengan mata inderawinya, melainkan melihat dengan menggunakan mata rohani. Sesuatu yang dilihat dengan mata inderawi sesuatu hal terlihat mustahil dapat terjadi, bagi mata rohani menjadi mungkin saja terjadi. Karena mata inderawi hanya mampu melihat yang terlihat di depan matanya saja, tetapi tidak mampu melihat jauh ke masa depan, yang hanya dapat dilihat dengan mata rohani. Dengan menggunakan mata rohani inilah orang beriman mempunyai harapan atas penggenapan janji Tuhan sehingga dapat bertahan dari segala godaan dan cobaan yang datang kepadanya sepanjang hidupnya di dunia. Yaitu harapan tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus ke dunia; dan harapan akan hidup kekal di dalam Kerajaan Allah yang dijanjikanNya.

11) Orang yang sabar menanggung segala sesuatu adalah mereka yang terus menerus mengharap penggenapan janji Tuhan itu walaupun harus mengalami hambatan dan siksaan, baik secara batin maupun secara fisik.

Dalam mengharapkan penggenapan janji Tuhan, orang beriman dengan sabar tetap bertahan dari segala godaan, yaitu segala sesuatu kesempatan untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang  sifatnya sementara yang akhirnya akan berujung pada dosa; dan segala cobaan, yaitu segala  kesusahan dan kesulitan yang membuat hidupnya tidak nyaman secara manusiawi, baik secara jasmani maupun batin, tetapi yang akan membuat imannya bertumbuh menjadi dewasa yang pada akhirnya akan memberikan hidup kekal  dan hidup bahagia bersama-sama Tuhan di sorga.




Rabu, 24 April 2013

Renungan (18): Tentang Buah Roh (bagian 1)

Penafsiran sebagian gereja atau sebagian hamba Tuhan terhadap istilah yang diungkapkan rasul Paulus kepada jemaat di Galatia tentang 'buah Roh' atau yang lebih suka mereka sebut 'buah-buah Roh', sering ditafsirkan sebagai jiwa-jiwa orang yang bertobat yang dimenangkan oleh seorang Kristen. Sehingga kemudian timbul kesan oleh orang-orang dalam masyarakat (baca: orang yang beragama lain), bahwa gereja melakukan praktek 'kritenisasi'. Dari adanya pengertian inilah kemudian seorang beriman yang mengabarkan Injil dianggap mengkristenkan orang. Yang lebih gawat lagi adalah apabila orang yang dikhabari Injil adalah orang yang sudah memeluk agama lain, maka akan menimbulkan rasa tidak senang dan antipati dari orang-orang yang beragama lain itu, yang kemudian bereaksi dengan usaha-usahanya untuk menentang dan menghambat pekhabaran Injil Tuhan.

Padahal pekhabaran Injil sendiri menurut makna yang sebenarnya adalah pemberitahuan tentang khabar baik, yaitu tentang khabar keselamatan yang telah dimenangkan Yesus Kristus dikayu salib atas maut. Hal ini sangat jelas dari makna kata 'Injil' atau yang dalam bahasa aslinya (bhs Yun 'euangelion') itu mempunyai pengertian yang berkaitan dengan budaya orang Romawi pada masa kejayaan mereka; dimana berita kemenangan panglima mereka di medan perang akan disampaikan kepada orang-orang yang ada di dalam kota Roma oleh seorang pewarta, kurir, atau utusan yang harus berlari cepat atau dengan menunggang kuda masuk kota mendahului arak-arakan pasukan Legiun Romawi, sehingga orang-orang yang ada disana bisa melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan pahlawan itu dengan penghormatan yang meriah. 
Sambutan meriah yang demikian pernah pula dilakukan orang-orang Yahudi dan orang-orang banyak di Yerusalem ketika Yesus Kristus dan rombonganNya memasuki kota dengan menunggang anak keledai yang masih muda.

Yoh.12:12-19. Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia. Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia. Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu. Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia."

Menurut makna 'euangelion' yang demikianlah seharusnya pengertian pekhabaran Injil diberitakan kepada semua orang dan semua bangsa-bangsa, agar orang-orang sedunia yang mendapat khabar Injil Keselamatan mau bersiap diri bagi kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kelak; dan tidak dengan pengertian 'pengkristenan' seperti di atas.
Adalah bijaksana kalau kemudian gereja atau hamba Tuhan yang mempunyai penafsiran seperti di atas itu, mau meninjau ulang penafsiran mereka mengenai ungkapan  'buah Roh' ini, sehingga pengertian yang diperoleh jemaat dan orang-orang yang beragama lain lebih sesuai dengan firman Yesus Kristus; dibanding penafsiran yang dibuat untuk kepentingan 'politik gereja' dalam usahanya menambah jumlah anggota jemaatnya. Untuk itulah kemudian renungan ini ditulis, sebagai suatu masukan kecil bagi terlaksananya kehidupan beragama yang lebih sesuai dengan ajaran 'kasih' yang dijunjung tinggi oleh semua ajaran agama-agama illahi yang ada, sehingga dapat terbina perdamaian dan kerukunan antar umat beragama di dunia dengan semangat toleransi dan saling hormat-menghormati.
Yesus Kristus dalam Injil beberapa kali berkata-kata berkaitan dengan 'buah Roh' yang diungkapkan oleh rasul Paulus, dimana Ia  mengumpamakannya sebagai karakter manusia yang baik, yang benar dan yang sesuai dengan karakter yang dikehendaki Allah; yaitu karakter yang sesuai dengan pertobatan orang yang beriman kepadaNya, dan dapat menjadi petunjuk atau cara untuk membedakan antara hamba Tuhan yang benar dan hamba Tuhan yang tidak benar, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius; Injil Lukas; Injil Yohanes dan surat-surat kiriman rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Roma, Korintus, Filipi, Kolose, Galatia dan kepada jemaat Yahudi; dan juga surat edaran yang ditulis Yakobus saudara Yesus Kristus kepada jemaat Kristen mula-mula.

Mat.3:7-12. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Mat.7:15-20. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Mat.12:33 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.

Luk.13:6-9. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Yoh.4:31-36 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 

Yoh.15:14-17. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
 
Rm.1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu--tetapi hingga kini selalu aku terhalang--agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.

2 Kor. 9:10-11 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Flp.1:9-11. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. 

Kol.1:9-11. Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

Ibr.12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Yak.3:17-18 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.


Gal.5:22-26 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. 

'Buah Roh' menurut rasul Paulus adalah sama dan sepadan dengan 'Harta yang terpendam di ladang' dan 'Mutiara yang indah' dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat.13:44-46), dimana 'harta yang terpendam' itu berupa peti harta karun yang berisi bermacam-macam emas-permata yang sangat berharga, yang menggambarkan berbagai keadaan (kasih, sukacita, damai-sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri) yang ditemukan dalam diri orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Hal ini juga sesuai dengan surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yang menyatakan bahwa Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, sukacita dan damai sejahtera (Rm.14:17). Dalam makna yang sama pada perumpamaan 'Mutiara yang indah', keadaan itu digambarkan sebagai bidang-bidang bersudut pada permukaan mutiara itu yang memancarkan cahaya berwarna-warni, yang menggambarkan karakter kasih (agape) yang disebutkan dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Kor.13:4-7). 

Mat.13:44-46. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Rm.14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

1Kor.13:4-7. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  

Dalam perkataan yang lain Yesus Kristus juga menyebut 'Buah Roh' sebagai 'Kebenaran Kerajaan Allah' seperti yang tertulis dalam Injil Matius (Mat.6:33). Dari semua perumpamaan dan perkataan Yesus Kristus dan surat rasul Paulus, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk mendapati 'Kerajaan Allah dan Kebenarannya' (yaitu: kasih, sukacita, damai-sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri); seorang beriman harus menyerahkan hidupnya atau datang kepadaNya, seperti ajakan yang diserukan Tuhan Yesus dalam Injil (Mat.11:28-30).

Mat.6:25-34. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mat.11:25-30. Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." 

Seorang yang mempunyai Kasih maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor.13:4-7).

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang .

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan. 

1Kor.13:4-7. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Rabu, 17 April 2013

Tafsir Cerita Yesus (4)

Yesus Dimuliakan di atas Bukit

Mat.17:1-13. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. 

Cerita ini menceritakan pengalaman tiga orang murid Yesus, yang mendapat penglihatan tentang dua orang nabi besar yang datang menemui Yesus di bukit Zaitun. Dalam hal ini mereka melihat bukan dengan mata indrawi mereka, melainkan melihat dengan mata rohani mereka, karena Allah membukakan hati mereka sehingga mampu melihat penampakan Yesus, Musa dan Elia dalam tubuh kemuliaan. Disamping itu juga dibukakan telinga mereka sehingga dapat mendengar suara Allah dari awan-awan. Awan yang mereka lihat itu juga bukan awan biasa, melainkan awan kemuliaan Allah. Awan yang juga terlihat di gunung Sinai ketika Musa menerima perintah Allah (Kel.19-19-25); awan yang berupa tiang awan yang memimpin bangsa Israel keluar dari mesir (.Kel.13:17-22); dan awan yang membawa Yesus naik ke sorga di bukit Zaitun (Kis.1:6-11).

Kel.19:16-25. Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.  Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka." Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus." Lalu TUHAN berfirman kepadanya: "Pergilah, turunlah, kemudian naiklah pula, engkau beserta Harun; tetapi para imam dan rakyat tidak boleh menembus untuk mendaki menghadap TUHAN, supaya mereka jangan dilanda-Nya."  Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan hal itu kepada mereka.

Kel.13:17-22. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir." Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir. Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh: "Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.

Kis.1:6-11. Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Musa dan Elia datang kepada Yesus dan mereka nampak dalam tubuh kemuliaan, karena Musa dan Elia adalah dua orang hamba Tuhan yang mencapai sempurna dan diangkat ke sorga. Seperti yang kita ketahui dalam Alkitab, orang-orang Israel tidak pernah berhasil menemukan Musa maupun  jenasahnya di gunung dimana mereka berpisah (Ul.34:5-8). Dan Elia telah diangkat ke sorga di depan Elisa, muridnya (2 Raj.2:9-12).

Ul.34:5-8. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.


2 Raj.2:9-12. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu." Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. 
Penampakan Yesus, Musa, dan Elia dalam tubuh kemuliaan; awan kemuliaan Allah; dan suara yang didengar oleh tiga orang murid itu ( tentunya tidak akan dilihat dan dengar oleh orang lain, andaikata pada waktu itu hadir di sana ). Seperti halnya pengalaman murid-murid yang bertemu dengan Yesus setelah Ia bangkit dari kubur dan mengenakan tubuh kemuliaan. Ia dapat dilihat oleh semua murid yang dikehendakiNya, bahkan dapat diraba, dapat dipegang, dapat makan; dapat masuk ke dalam rumah yang tertutup tanpa melalui pintu, tapi dengan menembus dinding rumah; bahkan dapat pergi kemana saja yang dikehendakinya dalam sekejab saja (Luk.24:36-49).

Luk.24:36-49. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." 

Dikatakan oleh Yesus bahwa Elia yang dipercayai oleh para ahli Taurat akan datang, adalah Yohanes Pembaptis orangnya. Ia yang memulihkan segalanya untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus pada pelayananNya yang pertama. Pada kedatangan Yesus yang ke dua nanti akan diutus pula dua orang untuk mempersiapkan jalan bagiNya, mereka adalah dua orang yang seperti Musa dan Elia. Dalam penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos, Musa dan Elia disebut sebagai 'dua orang saksi Allah' (Why.11:3-13). Sebagaimana halnya Yohanes Pembaptis yang disebut sebagai Elia oleh Yesus, maka Musa dan Elia yang akan datang nanti juga bukan Musa dan Elia yang sebenarnya. Mereka  menggambarkan 'dua saksi Allah' yang akan datang itu. Mereka adalah dua orang yang akan memberikan kesaksian kepada dunia tentang Allah yang hidup (tentang Tuhan Yesus yang pernah hidup, mati, bangkit, naik ke sorga dan akan datang lagi ke Bumi untuk yang ke dua kalinya) dengan perbuatan-perbuatan ajaib seperti yang telah dilakukan dalam pelayanan Tuhan Yesus dua ribu tahun yang lalu. Dan menuntut orang yang melihat, mendengar, dan mengalami perbuatan ajaib yang  dilakukannya diantara mereka, untuk percaya pada pemberitaan Injil dan bertobat dari segala dosa-dosa mereka. 
'Dua saksi Allah' itu datang untuk memulihkan segalanya yang diperlukan untuk persiapan kedatangan Yesus kembali, karena pada masa-masa setelah para rasul, terjadi pergeseran firman yang diajarkan Tuhan Yesus (yang justru dilakukan oleh  para hamba Tuhan, karena mereka dipengaruhi akal, pikiran, logika, ilmu pengetahuan dan kepentingan-kepentingan, yang sebenarnya jauh dari pikiran yang rohani). Dengan kehadiran 'dua saksi Allah' ini maka segala penyelewengan ajaran gereja dikoreksi dan ajaran Tuhan Yesus ditegakkan, dan akan banyak orang percaya yang imannya akan bertumbuh mencapai sempurna, sehingga Yesus Kristus berkenan datang ke Bumi. (Luk.18:1-8)

Luk.18:1-8. Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."  Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Why.11:3-13. Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka. Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga.
Dengan perbuatan ajaibnya 'dua saksi Allah' meluruskan ajaran gereja yang menyatakan bahwa karunia-karunia Roh tidak berlaku lagi, karena ilmu pengetahuan dan tekhnologi sudah maju dan telah menggantikannya; menunjukkan kesesatan gereja yang mengajarkan hal-hal yang bersifat duniawi; menolak pendapat bahwa perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus adalah cerita mitos belaka; dan mematahkan pendapat bahwa Yesus adalah tokoh rekayasa yang hanya ada didalam dongeng belaka. Disamping itu 'dua saksi Allah' juga akan membukakan segala firman yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus, yang dahulu disampaikanNya dengan perumpamaan-perumpamaan (sehingga banyak hal mengenai Kerajaan Allah seperti diselubungi dengan tirai dan menjadi rahasia bagi orang banyak). 

Mrk.4:10-12 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."

Mrk.4:33-34 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.






Selasa, 09 April 2013

Tafsir Cerita Yesus (3)

Yesus Melihat Natanael

Yoh.1:43-51. Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Cerita  Injil Yohanes di atas mengungkapkan tiga hal yang dikatakan Yesus kepada Natanael, yaitu :
1. Yesus dapat melihat karakter Natanael.
2. Yesus dapat melihat keberadaan Natanael sebelum bertemu denganNya.
3. Yesus dapat melihat yang akan dialami Natanael pada masa yang akan datang.

Dari ketiga hal itu dapat dimengerti bahwa Yesus menggunakan 'kuasa membedakan roh' sehingga pada hal yang pertama, Ia bisa mengenal pribadi Natanael dan tidak ada sesuatu tentang dirinya yang dapat dirahasiakan lagi dariNya, Ia mengenalnya melebihi Natanael mengenal dirinya sendiri; dan setelah Ia naik ke sorga, 'kuasa membedakan roh' dikaruniakan kepada orang yang percaya kepadaNya. Cara kerja karunia ini adalah juga seperti karunia-karunia Roh yang lain; Ia akan bekerja hanya bilamana orang percaya menghendaki untuk mengetahui segala sesuatu tentang orang yang ditemuinya. Karena dengan menggunakan 'kuasa membedakan roh', Yesus dapat membaca pikiran orang lain, mengerti segala sesuatu tentang orang yang bersangkutan, mengetahui sampai hal-hal yang paling kecil dan tersembunyi sekalipun. 
Kejadian yang dialami Natanael ini juga dialami oleh  seorang perempuan Samaria, yang ditemui Yesus di sumur Yakub.

Yoh.4:4-30. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." 
Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 

Dalam hal yang ke dua Yesus dapat melihat keberadaan Natanael yang sedang berteduh dibawah pohon ara, padahal pada waktu itu Ia tidak berada disana. Dan Natanael merasa takjub ketika Yesus mengungkapkan hal itu kepadanya, karena Yesus baru pernah bertemu dengannya dan  kemungkinan ia pada waktu itu sedang sendiri saja, tidak ada orang lain yang bersamanya, sehingga tidak mungkin ada orang yang menceritakan keberadaannya itu kepada Yesus. Oleh karena itu ia segera percaya bahwa Yesus adalah mesias, nabi yang dijanjikan oleh Musa, seperti yang dikatakan oleh sahabatnya, Filipus. Karena dengan karunia membedakan roh, orang percaya dapat melihat kejadian yang jauh dari tempat ia berada dan yang terjadi dimasa lampau. Dan kejadian ini juga dialami perempuan Samaria itu, dimana ia kemudian juga menjadi takjub dan percaya kepada Yesus, bahwa Ia adalah mesias yang akan datang, yang disebut Kristus. Dari perempuan Samaria inilah pertama kali Yesus mendapat gelar 'Kristus', dan Yesus pertama kali mengakuinya secara terbuka. Beberapa tahun setelah Yesus mati dan naik ke sorga para pengikutNya oleh orang-orang di Antiokhia disebut 'Kristen'.

Kis.11:19-26. Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.  Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Dalam hal yang ke tiga, Yesus mengungkapkan pengalaman yang akan terjadi dalam hidup Natanael jauh ke masa yang akan datang, dimana ia akan melihat orang-orang kudus Allah keluar masuk dari alam roh ke dunia untuk mengajar orang-orang percaya yang masih hidup di bumi pada masa Kerajaan Seribu Tahun Damai. Dengan ungkapan ini Yesus menyatakan secara tidak langsung bahwa Natanael akan mati sebagai pengikut setiaNya dan mendapat tempat terhormat di dalam Kerajaan Sorga. Dari cerita-cerita tradisi, Natanael menjadi misionari ke Asia dan bersaksi kepada orang-orang banyak di suatu wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki dan hidupnya diakhiri sebagai martir setelah berkhotbah di Armenia  sambil dicambuk sampai mati. Yesus mengungkapkan perkara itu, karena dengan 'kuasa membedakan roh', Ia dapat melihat kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Hal yang sama juga dinyatakan Yesus kepada Simon Petrus, bahwa ia akan menyangkalNya sebanyak tiga kali sebelum ayam jago berkokok menyambut datangnya pagi.

Mat.26:69-75. Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Yoh.13:36-38. Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.".........................................................Yoh.18:13-27. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,  tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!" Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.  Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan." Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. Simon Petrus masih berdiri berdiang. KataKata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"  Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.