Minggu, 27 November 2011

Baptis dengan Api (3)

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutnya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Mat.3:11)

Pertumbuhan iman orang percaya mengalami tiga kali pembaptisan, pertama adalah Baptis air, yang ke dua adalah Baptis Roh Kudus, dan yang ke tiga adalah Baptis Api. Baptis Air adalah baptis pertobatan, seperti yang di ajarkan oleh Yohanes Pembaptis. Baptis Roh Kudus adalah baptis yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman secara pribadi, dan tanda baptis Roh Kudus adalah Karunia bahasa roh. Baptis Api adalah baptis yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada orang beriman yang telah mempunyai buah Roh, dan tanda baptis api adalah martir/ mati karena Yesus.

Ketiga baptisan ini menandai pertumbuhan iman orang percaya yang dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah ketika orang yang mendengar Injil menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya, akan dibaptis oleh hamba Tuhan dengan air sebagai tanda pertobatan. Pada tahap ini orang percaya mulai belajar dan haus akan firman Tuhan.

Tahap ke dua adalah ketika orang percaya mengalami hidup baru, dimana ia mau meninggalkan semua tabiat lama dan kemudian mendapat karunia bahasa roh sebagai tanda Baptis roh oleh Tuhan Yesus. Ada yang mendapatkannya secara masal dalam kebaktian gereja atau KKR, tetapi sering terjadi orang beriman mendapatkannya secara sendiri-sendiri pada saat di dalam doa dan penyembahan pribadi.

Tahap ke tiga adalah ketika orang beriman telah bertumbuh sampai menghasilkan buah Roh. Pada tahap ini orang beriman mengalami banyak pembaharuan pribadinya, sehingga semakin besar kasihnya kepada orang lain. Ia semakin murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor.13:4-7).

Pada tahap ini orang beriman mengalami pertumbuhan iman sampai sempurna, yaitu ketika ia telah menghasilkan buah Roh, yaitu ketika hidupnya dipenuhi dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal.5:22-23). Ketika orang beriman telah mencapai tahap ini ia akan melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan pikiran dan kehendak Allah sampai batas akhir, yaitu ketika Tuhan Yesus menjemputnya sebagai martir. Peristiwa martir atau mati karena nama Tuhan inilah yang disebut sebagai Baptis Api. Dalam Alkitab kita banyak menjumpai kisah-kisah tentang martir, yaitu kisah nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang dibunuh karena melakukan perintah Tuhan ALLAH. Dan kisah para rasul dan murid Yesus yang lain di dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Pengajaran tentang Baptis Api juga dapat ditemukan dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil.

Mrk.10:38-40 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tapi hal duduk di sebelah kananKu atau disebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Kis.12:1-2 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.

Mat.10:39 Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Luk.17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Yoh.12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, Ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitupun pelayanKu berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Perkataan Tuhan Yesus diatas dengan jelas memberikan pengajaran tentang Baptis Api. Bahwa Baptis Api adalah suatu ujian iman yang hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Tuhan. Tujuannya adalah untuk memurnikan imannya itu sampai batas terakhir, sampai mati. Bagi mereka yang dapat lulus dari ujian ini akan mendapat tempat paling terhormat disisi tahta Tuhan dan hidup bahagia bersama Nya. Inilah kehidupan yang dijanjikan Tuhan. Jadi sebenarnya Baptis Api adalah merupakan pintu yang ada di dunia untuk masuk ke ruang maha suci dalam Kerajaan Sorga Kekal. (bersambung....lihat renungan tentang: 'Buah Roh')

BERDOA (4)



Doa adalah komunikasi yang dilakukan manusia kepada Allah. Bagi orang beriman doa adalah komunikasi orang beriman dengan Allah dalam nama Yesus Kristus. Doa merupakan nafas dari iman orang percaya, karena dengan doa imannya dikuatkan dan dapat hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. Banyak orang beriman yang berdoa tapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari Tuhan. Hal itu terjadi karena mereka berdoa tidak dari hati, tapi hanya di bibir saja. Kebanyakan mereka berdoa dengan ucapan-ucapan yang telah dihafalkan atau meniru doa orang lain, yang terdengar merdu dan indah didengar tetapi tidak keluar dari dalam hati. Sedangkan doa yang benar adalah doa yang merupakan ungkapan dari hati yang terdalam dan diucapkan melalui bibir dengan bersuara. Jadi ucapan-ucapannya adalah ungkapan perasaan yang ada di dalam hatinya. Niscaya doa yang demikian akan didengar Tuhan dan Ia akan menjawabnya. Tuhan Yesus menjawab doa orang beriman dengan bermacam-macam cara, bisa dengan mimpi, penglihatan, suara di telinga, nubuat, membaca firman, mendengar khotbah, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Ada tiga tahap komunikasi yang dilakukan orang beriman dengan Tuhan Yesus, yaitu komunikasi satu arah (monolog), Komunikasi dua arah (dialog) dan komunikasi lewat hati. Ketiga tahap komunikasi itu berkaitan pula dengan pertumbuhan rohani orang beriman, semakin dewasa iman seseorang semakin mudah dan lancar ia berkomunikasi dengan Tuhan.

Komunikasi satu arah (monolog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi hanya satu arah . Bagi orang yang baru bertobat tapi belum di baptis Roh, komunikasi dilakukan dengan doa syafaat atau doa dengan menggunakan bahasa manusia. Tapi hanya satu arah saja yaitu dari manusia kepada Tuhan Yesus. Bagi orang beriman yang sudah di baptis Roh, selain dengan doa syafaat , ia juga dapat berdoa dengan menggunakan Karunia bahasa roh, tapi juga hanya satu arah saja, dari manusia kepada Tuhan. Kelebihan berdoa dengan bahasa roh yaitu kita dapat mengungkapkan perasaan terdalam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia, dan dengan menggunakan karunia bahasa roh tidak akan pernah kehabisan kata-kata.

1 Kor.14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

Karunia bahasa roh harus digunakan setiap hari di dalam doa pribadi sebab doa dengan menggunakan karunia bahasa roh lebih efektif daripada dengan doa syafaat, karena dapat mengungkapkan semua perasaan dengan sempurna. Dan dengan melakukannya setiap hari orang beriman ibarat sebatang ranting pada pokok anggur, ia akan mendapat makanan , hidup dan akhirnya berbuah.

Yoh.15:4  Tinggal lah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian pula kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Jadi karunia bahasa Roh diberikan Tuhan Yesus (sebagai tanda baptis Roh), supaya digunakan untuk membangun iman orang percaya, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. hal ini bisa terjadi karena Roh yang ada di dalam diri orang percaya mendapat kesempatan untuk bekerja dan mengubah tabiat ‘manusia lama‘ menjadi ‘manusia baru’ yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal ini orang beriman tidak mengusahakannya sendiri, tapi Tuhan Yesus yang mengerjakannya bagi orang beriman.

Komunikasi dua arah (dialog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi bolak-balik atau dua arah. Orang bisa berdoa syafaat atau berdoa dengan menggunakan karunia bahasa roh, dan apabilaTuhan Yesus berkenan akan berfirman kepadanya melalui berbagai media, baik melalui penglihatan, nubuat, suara, mimpi atau Alkitab. Tapi dialog yang demikian ada jeda waktu antara doa dan jawabannya, mulai dari beberapa detik sampai beberapa hari. Misalnya seorang beriman berdoa, ia harus menunggu beberapa lama, baru mendapat jawaban berupa penglihatan, suara atau nubuat (bila sudah mendapat karunia bernubuat). Atau mendapat mimpi pada waktu ia tidur. Atau mendapat “pembukaan firman” ketika bersaat teduh.

Komunikasi lewat hati adalah komunikasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman pada saat melakukan puasa yang diperintahkan Nya. Dalam komunikasi ini orang beriman berbicara kepada Tuhan atau mendengar suara Tuhan dengan menggunakan hati (batin). Dalam hal ini tidak perlu menunggu jawaban Tuhan, karena orang beriman dapat berbicara kepada Tuhan Yesus seperti berbicara melalui telephon. Puasa yang dijalani adalah puasa selama 40 hari 40 malam tidak boleh makan dan minum, selain perjamuan kudus. Dan hati (batin) yang dimaksud adalah tempat atau titik di tengah-tengah kepala, bukan di dada yang dimengerti kebanyakan orang.

Mat.9:15   Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Mat.4:2   Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Banyak orang beriman yang berdoa meminta berkat, tetapi bila sudah berbicara mengenai berkat maka yang diingat adalah hal-hal duniawi. Ini adalah suatu kekeliruan terhadap kehendak dan keinginan Tuhan, karena Tuhan Yesus lebih menyukai orang beriman berpikiran rohani. Jadi berdoa yang benar adalah berbicara tentang hal-hal yang rohani kepada Tuhan bukan hal duniawi. Karena hal duniawi sudah diberikan Allah kepada semua umat manusia menurut kerelaan dan otoritas Nya, bukan hanya kepada orang beriman saja. Jadi bila ada ajaran yang mengatakan bahwa orang beriman akan mendapat berkat berlimpah setelah membayarkan perpuluhan kepada Tuhan (gereja), adalah suatu pengajaran yang salah.

Jawaban Tuhan Yesus atas doa orang beriman berisi penghiburan, pengajaran, nasihat, perintah, dan larangan. Dan semua firmanNya bersifat membimbing, menguatkan dan menegur untuk membangun dan bermanfaat bagi pertumbuhan iman orang itu. Bila tidak demikian maka harus dipertanyakan kebenarannya. Karena bisa saja yang bersuara adalah keinginannya sendiri, ambisinya sendiri, atau pikirannya sendiri yang dipengaruhi oleh nafsu dagingnya.

Doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya jelas menekankan tentang hal rohani (memuliakan Allah, kedatangan Kerajaan Allah, pengampunan dosa dan makanan secukupnya setiap hari), bukan hal duniawi.
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskan lah namaMu; datanglah KerajaanMu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan .” (Luk.11:2-4)

PERTUMBUHAN IMAN KRISTIANI (5)



Pertumbuhan iman orang Kristen mengalami tiga tahap yang di tandai dengan Baptis Air, Baptis Roh Kudus dan Baptis Api. Tetapi bagaimanakah orang Kristen dapat bertumbuh imannya hingga mencapai tahap Baptis Api, dalam hal ini kita dapat belajar dari rasul Petrus, yang ditulis dalam suratnya yang ke dua (tahun 60-70 M) kepada orang-orang Kristen yang ada di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (1 Ptr.1:1). Saat surat ini ditulis, rasul Petrus berusia sekitar enam puluh lima tahunan dan ini adalah suratnya yang terakhir sebelum beliau martir, disalib terbalik di Roma pada masa pemerintahan kaisar Nero.

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan” (2Ptr.1:5-9).

Iman (faith) adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah (Yoh.14:6)

Kebajikan (virtue) adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.

Pengetahuan (knowledge) adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan imannya.

Ketekunan (patience) adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.

Kesalehan (godliness) adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.

Kasih akan saudara-saudara (brotherly kindness) adalah kesalehan yang timbul dari dalam hati yang diberlakukan di dalam hubungannya dengan orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang yang kenal dengannya, misalnya keluarga, saudara, orang tua, istri, anak, karyawan, kolega, teman, dan saudara seiman.

Kasih akan semua orang (brotherly kindness charity) adalah keadaan dimana orang beriman dengan penuh kesalehan dapat bermurah hati kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan (apa agamanya, rasnya, negaranya dan lain-lain). Pada posisi ini pertumbuhan imannya sudah mencapai sempurna, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri (Mat.22:39).

Dari pelajaran rasul Petrus di atas dapat disimpulkan bahwa seorang percaya imannya bertumbuh seiring dengan pembaharuan karakter manusiawinya. Semakin sempurna iman seseorang maka akan semakin baik dalam bersikap, berbuat dan berpikir. Dan pada tingkat yang sempurna ia bahkan rela memberikan nyawanya untuk orang lain. Pada tingkatan iman seperti ini ia sudah siap untuk menerima Baptis Api yang diberikan Tuhan Yesus.

Yoh.15:13   Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk saudara-saudaranya.

1 Yoh.3:16   Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia menyerahkan nyawanya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Why.12:11   Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

PENGANGKATAN ORANG-ORANG KUDUS (6)



Pada masa sekarang banyak versi penafsiran tentang pengangkatan orang-orang kudus, namun hanya sekedar menjadi dongeng bagi jemaat gereja. Berita tentang pengangkatan ini ditanggapi dengan serius hanya oleh orang-orang beriman generasi abad pertama. Setelah itu kelihatannya makin lama makin melemah; dan pada abad duapuluh satu ini nubuat tentang kedatangan Tuhan tidak menjadi topik yang menarik lagi. Dari laporan Alkitab yang dapat kita baca dalam Injil jilid 2 yang ditulis tabib Lukas kepada Theofilus yang kemudian diberi judul 'Kisah Para Rasul', jemaat pada waktu itu sungguh-sungguh menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus, ini terlihat pada cara hidup jemaat Kristen waktu itu yang tidak memikirkan milik pribadi. Mereka menjual harta miliknya dan uang hasil penjualan dipersembahkan kehadapan para rasul, untuk digunakan bersama (Kis.4:34-35). Dalam suasana seperti itu kuasa Roh Kudus dinyatakan, ditengah-tengah jemaat banyak terjadi mujizat dan tanda (Kis.2:43); baik di tempat umum (kis.3:6-7), di jalan raya (Kis.5:15), dan di rumah-rumah (Kis.10:26-27). Bahkan barang-barang bekas dari rasul Paulus bisa dipakai untuk menyatakan kuasa Roh Kudus (Kis.19:11).

Jemaat Kristen abad pertama melakukan semua itu karena mereka melihat langsung kuasa Roh Kudus dinyatakan di depan mata mereka dan mereka mempunyai keyakinan bahwa kedatangan Tuhan Yesus terjadi segera pada generasi mereka (Mat.24:34; Yoh.21:23; 1Kor.7:29; Why.12:12). Tapi setelah generasi demi generasi berlalu dan kedatangan Tuhan tidak juga digenapi maka keyakinan jemaat terhadap berita itu menjadi kendor.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi (Mat.24:34).

Maka tersebarlah kabar diantara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” (Yoh.21:23)

Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristri; (1Kor.7:29)

Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Why.12:12)

Antusiame jemaat Kristen masa kini, sebenarnya telah di nubuatkan oleh Tuhan Yesus dengan perumpamaan ‘Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh’ di dalam Injil Matius (Mat.25:1-13). Jemaat kristen masa kini tentunya tidak mau menjadi seperti gadis-gadis bodoh itu, oleh karena itu perlu mempunyai pemahaman yang benar tentang pengangkatan orang-orang kudus, dan mengetahui bagaimana menjadi orang-orang pilihan Tuhan pada kedatanganNya yang sudah dekat (yang kemungkinan terjadi pada akhir zaman ini).

Mat.25:1-13. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." 

Di dalam gereja terdapat anggapan bahwa semua orang yang mengaku ‘Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya’ akan diselamatkan, dan pada saat kedatanganNya kelak akan diangkat ke sorga bersama-sama dengan orang-orang kudus yang lain. Anggapan ini mungkin merupakan penafsiran surat Paulus kepada jemaat Kristen di Roma (Rm.8:23).

Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita (Rm.8:23).

Anggapan yang demikian tentunya kurang tepat karena banyak sekali perkataan Tuhan Yesus yang tidak mendukung anggapan itu. Menurut perkataanNya orang-orang yang diangkatNya adalah orang-orang pilihan yang hidup di dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan Yesus dan mau menguduskan dirinya sampai suci bak perawan (Why.14:3-5). Mereka adalah orang-orang yang mau meninggalkan kekayaannya (Luk.14:33). Mereka adalah orang-orang yang mau hidup tidak menikah karena Yesus (Mat.19:12). Dan mereka adalah orang-orang yang mau menyerahkan nyawanya (martir) dalam nama Yesus (Yoh.12:25).

Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru dihadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela (Why.14:3-5).

Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Luk.14:33).

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain., dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti (Mat.19:12).

Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal (Yoh.12:25).

Pengangkatan orang-orang kudus akan terjadi seperti yang telah tertulis dalam Akitab, yaitu: Terjadi serempak, pada saat yang sama diseluruh muka bumi, orang-orang kudus dalam sekejab akan raib di depan orang-orang yang sedang berada bersama-sama dengannya, baik yang sedang bekerja di ladang, di pabrik atau di kantor; dan juga orang yang sedang berbincang-bincang, sedang santai atau sedang tidur (Mat.24:40-41; Luk.17:34-36) . Hal itu terjadi ketika Tuhan Yesus turun dari langit dengan menaiki awan; yaitu saat tak terhitung banyaknya orang beriman yang tumbuh menjadi sempurna (Why.7:10), yang digambarkan sebagai ranting-ranting pohon ara melembut dan mulai bertunas (Mat.24:32-33). Tidak semua orang beriman diangkatNya, tetapi hanya mereka yang dipilihNya saja (Mat.24:31), yaitu mereka yang mempunyai buah Roh.

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu (Mat.24:32-33)

Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain (Mat.24:31).

Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan (Mat.24:40-41).

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” [Kalau ada dua orang diladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan] (Luk.17:34-36).

Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya (Mat.24:30).

Kemudian dari pada itu aku melihat : sesungguhnya, sekumpulan orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya , dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri dihadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka (Why.7:10).

KERAJAAN SERIBU TAHUN DAMAI (7)

Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang ke dua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. (Why.20:6)

Kerajaan Seribu Tahun Damai mulai dengan diawali oleh kedatangan Tuhan Yesus ke bumi untuk yang ke dua kalinya, dari atas awan-awan di langit (Kis.1:11), Tuhan mengangkat orang-orang kudusNya naik ke langit bertemu dengan Nya dan orang-orang kudus lainnya yang telah martir dalam nama Nya (Why14:4). Maka saat itu Tuhan Yesus mulai memerintah Kerajaan Sorga (Why.20:4), yang kuasaNya meliputi dunia roh dan dunia fana. Dan selama waktu yang lama (seribu tahun) Tuhan mengutus orang-orang kudusNya ke bumi dan ke dalam dunia orang mati (Why.14:6).

Kis.1:11 Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

Why.14:4   Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Why.14:6   Dan aku melihat seorang malaikat terbang ditengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.

Tapi sebelum kedatanganNya itu , Tuhan Yesus mengutus terlebih dahulu dua orang saksiNya (Why.11:3) untuk menyiapkan jalan bagi Nya. Mereka adalah dua orang yang meluruskan jalan bagi Tuhan, seperti Yohanes Pembaptis pada saat kedatanganNya yang pertama (Mat.3:3). Dua orang saksi ini akan mengajar orang-orang beriman , melakukan perbuatan mujizat dan melakukan banyak tanda selama tiga setengah tahun (Why.3:3); kemudian martir (Why.11:7) dan tiga setengah hari kemudian dibangkitkan (Why.11:11), lalu diangkat naik ke sorga (Why.11:12). Semua itu tejadi sebagai kesaksian kepada dunia bahwa Tuhan Yesus sebelumnya juga telah mati, bangkit dan naik ke sorga dengan cara yang sama dan mereka adalah utusan Nya. Setelah itu selama tiga setengah tahun terjadi penganiayaan terhadap orang beriman, dan banyak diantara mereka yang martir (Why.13:10; 14:4) dan lainnya bertumbuh imannya menjadi sempurna , barulah kemudian Tuhan Yesus datang.

Why.11:3   Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksiKu, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Mat.3:3   Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:”Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:  Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.


Why.11:7   Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

Why.11:11   Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat menjadi sangat takut.

Why.11:2   Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: “Naiklah kemari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Why.13:10  Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan mengutus orang-orang kudus Nya ke bumi untuk mengajar, menasihati, membimbing orang-orang beriman; sehingga iman mereka bertumbuh dan menjadi sempurna seperti dirinya. Mereka menggunakan tubuh kemuliaan, sehingga dapat masuk ke dalam rumah tanpa harus melalui pintu, dan dapat datang- pergi dalam sekejap, karena ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberadaannya seperti Tuhan Yesus (selama empat puluh hari) setelah kebangkitanNya (Kis.1:3). Orang-orang beriman akan mengenali siapa dirinya dan ia juga mengenali orang-orang beriman dimana ia datang, karena ia mempunyai kemampuan mengenali latar belakang seseorang tanpa harus kenal terlebih dahulu.

Kis.1:3   Kepada mereka Ia menunjukkan diri Nya setelah penderitaan Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan juga mengutus orang-orang kudus Nya ke dunia orang-orang mati untuk menginjili mereka yang selama hidupnya belum pernah mendengar Injil keselamatan yang dari Tuhan (Why.14:6). Ketika orang-orang kudus masuk ke dalam dunia orang mati, keadaan akan berubah menjadi sejuk dan nyaman, sehingga banyak diantara mereka yang kemudian menolak Injil. Bagi mereka yang mau menerima Injil mereka akan diselamatkan dan langsung berada di firdaus, tapi yang tidak mau menerima Injil akan mendapat hukuman kekal bersama-sama iblis dan setan (Why.14:11).

Why.14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barang siapa yang menerima tanda namanya.”

Selama Pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, pemerintahan dunia masih ada dan masih mempunyai peranan sebagai pemerintahan yang mempunyai otoritas seperti masa sekarang. Pada masa itu orang yang hidup di bumi masih melakukan aktifitasnya seperti masa sekarang. Mereka masih kawin-mengawinkan, masih bersaing mencari harta dunia, masih ada agama-agama, masih berebut menjadi pemimpin, masih terjadi kejahatan, dan lain-lain masih sama seperti masa sekarang; tidak ada perubahan. Perbedaan pada masa itu adalah bahwa dalam persekutuan orang-orang beriman sering kedatangan orang-orang kudus yang diutus Tuhan Yesus ke tengah-tengah mereka. Mereka hidup menurut bimbingan orang-orang kudus. Roh Kudus tidak lagi berdiam di dalam diri orang beriman, dan karunia-karunia Roh sudah tidak dinyatakan lagi. Injil sudah tidak dikhabarkan lagi karena sudah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus. Pendeta-pendeta atau yang mengaku hamba Tuhan sudah tidak berkhotbah lagi. Orang-orang beriman hidup dengan iman karena penglihatan dan pengalamannya. Mereka hanya ada jalan lain, tapi yang sangat sulit dicapai, yaitu mereka harus menjadi sempurna seperti Henokh (Kej.5:24).

Kej.5:24   Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.