Selasa, 27 Januari 2015

Pencobaan di Padang Gurun (3)

2. Jangan mencobai Tuhan.

"Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Ul.6:16) adalah kalimat yang sering salah dipahami oleh orang beriman, sehingga yang dimaksud dengan "mencobai Tuhan" menjadi tidak jelas. Konteks dari perkataan Musa itu adalah cerita yang terjadi dekat mata air Meriba di Masa (Kel.17:1-7), dimana orang Israel dalam keadaan kehausan  di tengah-tengah padang gurun menuntut Musa membuat mujizat, karena telah kehabisan air untuk diminum.

Ul.6:1-25 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami--dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi. Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa. Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita? maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita. TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita."


Kel.17:1-7. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?" Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Kebanyakan pembaca kitab Keluaran (Kel.17:1-7) mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan "mencobai Tuhan" adalah "tidak percaya pada penyertaan Tuhan di dalam hidupnya." Kesimpulan ini berdasarkan ayat terakhir (Kel.17:7) dalam perikop ini yang berbunyi "Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Bangsa Israel seperti yang telah diketahui adalah bangsa pilihan Tuhan, yang menjadi bayangan dari orang-orang beriman atau bangsa Israel rohani, maka pemahaman tentang "mencobai Tuhan" seperti di atas adalah pemahaman yang rancu dan tidak tepat. Karena seseorang yang menyebut dirinya orang beriman tentu adalah orang yang percaya kepada firman dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Tetapi sebaliknya bila "mencobai Tuhan" dikenakan kepada orang yang tidak beriman, maka hal itu menjadi salah alamat; karena mereka sudah jelas tidak beriman kepada Tuhan, oleh karena itu ketidak-percayaannya tidak lagi dipermasalahkan. Tetapi yang dimaksudkan dengan "mencobai Tuhan" akan menjadi terang apabila pembaca lebih teliti dengan memperhatikan keseluruhan cerita dalam perikop ini terutama satu ayat (Kel.17:2) yang berbunyi: Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?". Dari ayat ini pembaca dapat mengerti bahwa pertengkaran antara bangsa Israel dengan Musa adalah tentang tuntutan mereka kepadanya untuk memberinya air di tengah-tengah padang gurun yang tandus itu; seolah-olah Musa mempunyai kuasa untuk membuat mujizat. Mereka telah melupakan bahwa Musa hanya seorang hamba Allah saja, yang hanya melakukan apa-apa yang diperintahkan kepadanya, bukan Tuhan. Dipihak lain Musa tidak berdaya terhadap kesalah-pahaman mereka yang tidak mau mengerti pada penjelasannya itu. 

Jadi dengan demikian adalah lebih tepat apabila yang dimaksudkan dengan "Mencobai Tuhan" dikenakan kepada orang beriman (bukan kepada orang yang tidak beriman) yang memaksakan kehendaknya agar Tuhan membuat mujizat baginya, seolah-olah dirinya lebih berkuasa dari pada Tuhan sendiri; dan menempatkan Tuhan sebagai pelayan yang harus melakukan segala keinginannya. Yang dilakukan orang Israel itu adalah perbuatan yang dimurkai Tuhan, tetapi itu juga yang sering dilakukan oleh orang beriman pada masa sekarang yang menuntut mujizat terjadi di dalam hidupnya atau terjadi di dalam pelayanan mereka; supaya mereka mendapatkan segala hal-hal duniawi untuk memuaskan hasrat syahwatinya, atau untuk mendapatkan hormat dan pujian dari manusia dalam pelayanannya.

Orang beriman kesulitan membedakan antara "Mencobai Tuhan" dan "Iman," oleh karena itu sering dengan tidak disengaja melakukan kesalahan; yang terjadi akibat tidak mengerti dengan benar arti "iman." Menurut pemahaman mereka, orang yang mempunyai "iman" adalah mereka yang mempunyai keyakinan bahwa apa yang didoakannya akan dikabulkan Tuhan. Kesalahan itu terjadi akibat pemahaman yang keliru atas beberapa pernyataan Yesus kepada murid-muridNya yang terdapat dalam Injil, antara lain : 

"Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu (Mat.17:20). 

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Mat.7:7-11) 

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Luk.11:1-13)

Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.) (Mrk.11:20-26)

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta  dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh.14:1-14)

Terlepas dari dikabulkan atau tidak dikabulkan doanya itu, orang beriman harus menyadari sekarang bahwa yang dilakukannya itu "bukan iman" melainkan  "Mencobai Tuhan."  
Seorang beriman tidak akan sampai "Mencobai Tuhan" bila ia "berpikiran rohani," tetapi bagi orang beriman yang masih "berpikiran duniawi " akan mudah terjerumus melakukan kesalahan ini, karena mereka mudah tergoda oleh hal-hal duniawi.

3. Menyembah Tuhan saja.

Jawaban Tuhan Yesus yang ke tiga yang dikutip dari kitab Ulangan adalah:  "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(Ul.6:13-14)

Manusia yang masih "berpikiran duniawi" mudah sekali tergoda oleh harta (uang), tahta (kekuasaan) dan wanita (seksual), bahkan sampai memberhalakannya di samping Tuhan, sehingga setiap waktu, mulai dari ia bangun tidur di pagi hari sampai hendak tidur di malam hari, 
yang dipikirkan dan yang dikerjakannya adalah hal-hal duniawi.
Orang beriman yang masih "berpikiran duniawi" tanpa sadar telah terjebak oleh pencobaan ini. bahkan diantaranya adalah hamba-hamba Tuhan, yang setiap hari membaca dan belajar firman Tuhan. Mereka berbicara tentang firman Tuhan, tetapi yang mereka cari bukan Tuhan, melainkan hal-hal duniawi. Mereka mencari kesuksesan dalam pelayanannya, tetapi menggunakan ukuran duniawi; tidak ubahnya seorang pengusaha atau pebisnis. Mereka merasa 'sukses' atau memandang 'pelayanannya sukses' apabila telah membangun jemaat yang ribuan jumlahnya, dengan persembahan yang melimpah, dengan gedung gereja yang besar, dan menggunakan kendaraan yang super mahal. Mereka juga merasa 'sukses' jika telah dianggap sebagai pendeta besar, karena namanya popular dikenal sampai ke seluruh penjuru dunia, dan banyak mendapat undangan berkhotbah dimana-mana. Tidak jarang diantara hamba Tuhan itu terjerat oleh godaan Iblis dan melakukan dosa seksual yang menjerumuskan mereka ke dalam lumpur kehinaan yang dipandang jahat di mata Tuhan, sebagaimana yang telah dialami oleh raja Daud (2Sam.11:1-27) dan raja Salomo (1Raj.11:1-13).

2Sam.11:1-27. Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di YerusalemSekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung." Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?" Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!" Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati. Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu. Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: "Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja, dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok? Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? --maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati." Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya. Suruhan itu berkata kepada Daud: "Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang. Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati." Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: "Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!" Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat  di mata TUHAN.

Sebagai seorang pemuda Daud adalah orang pilihan dan Tuhan selalu menyertainya sehingga ia berhasil mengalahkan Goliath, seorang pahlawan Filistin yang gagah perkasa, hanya menggunakan ketapel dan sebuah batu kecil saja. Tetapi setelah berkuasa sebagai raja dan memiliki segala barang duniawi, tergelincir jatuh ke dalam dosa yang dipandang jahat di mata Tuhan.

1Raj.11:1-13. Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnyaDemikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."

Kesalahan Salomo lebih parah dari pada Daud, ayahnya, karena ia mencintai istri-istrinya lebih dari pada kepada Tuhan; dan ia rela mengganti Tuhan dengan dewa-dewa istrinya. Daud setelah jatuh dalam dosa, segera bertobat setelah diperingatkan Tuhan melalui nabi Natan; namun Salomo bahkan Tuhan sendiri yang menampakkan diri dan memperingatkannya sampai dua kali, tetap saja tidak mau mengindahkanNya.

Daud dan Salomo adalah dua contoh orang beriman atau hamba Tuhan yang telah terjerat oleh pencobaan Iblis, dengan pencobaan yang sama dengan yang dilakukannya kepada Yesus di padang gurun. Dan cerita "Pencobaan di Padang Gurun" adalah peringatan Yesus kepada orang beriman agar senantiasa berjaga-jaga supaya tidak sampai jatuh diperdayai Iblis dengan hal-hal duniawi yang akan menjauhkannya dari Tuhan, karena melakukan segala yang jahat di mata Nya; yaitu bila orang beriman memberhalakan hal-hal duniawi itu (Mrk.13:33-36).

Mrk.13:33-36. "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"

Minggu, 12 Oktober 2014

Pertolongan TUHAN

Kisah tentang "Yesus Kristus yang membangkitkan Lazarus." (Yoh.11:1-44) adalah kesaksian tentang "Pertolongan Tuhan" dalam Alkitab Perjanjian Baru yang sangat familiar dalam jemaat orang percaya.  Dan bukan hal yang kebetulan apabila Lazarus mendapat "Pertolongan Tuhan," sebagai simbol pertolongan terbesarNya bagi umat manusia, yaitu menyelamatkan manusia dari hukuman kekal. Karena nama "Lazarus" yang berasal dari singkatan bahasa Ibrani: אלעזר, Elʿāzār, Eleazar yang artinya "Allah (telah) menolong." Dan nama "Yesus,"  yang merupakan alihaksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), berarti "Yahweh menyelamatkan."*
*Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas; 
   Kamus Alkitab, Herbert Haag, Penerbit Nusa Indah,Jl. Katedral 5, Ende, Flores-NTT, 1989.

Pada peristiwa kebangkitan Lazarus itu, Yesus Kristus menyatakan diri sebagai Anak Allah, yang adalah Allah; seperti yang dikatakanNya kepada murid-muridNya: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Yoh.11:1-44. Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru  ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah YesusKata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." 

Nats Alkitab di atas memberi petunjuk kepada orang beriman, bahwa "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya; "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya;  "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman; "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir; dan "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya. Dengan demikian maka lima petunjuk di atas dapat menjadi dasar bagi orang beriman untuk menyatakan dengan jelas pengalaman orang beriman yang dapat disebut sebagai "Pertolongan Tuhan."

1. "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya.

Lazarus adalah orang yang dekat dengan Tuhan Yesus Kristus, karena ia disebut oleh Marta dan Maria saudara Lazarus sebagai orang yang dikasihiNya (Yoh.11:3). Dan mereka yang dikasihi Tuhan adalah orang yang hidup menuruti firmanNya (Yoh.14:21), yaitu orang yang hidup menurut Roh atau orang yang hidup dengan pikiran rohani,  tidak hidup secara duniawi.

Yoh.11:3. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."

Yoh.14:21. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Adalah hal yang sangat subyektif sifatnya apabila berbicara tentang "kedekatan orang beriman dengan Tuhan," karena hampir semua orang beriman akan merasa dirinya mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan Yesus Kristus. Apalagi bagi orang beriman yang rajin; berdoa, membaca firman Tuhan, aktif mengikuti ibadah di gereja, aktif dalam pelayanan gereja, dan telah menjadi pelayan gereja full timer. Tetapi apa yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus dalam Injil (Mat.7:12-23) dengan tegas menolak anggapan yang demikian. Karena kedekatan orang beriman dengan Tuhan bukan diukur dengan melakukan yang ritual, seperti anggapan orang umum; melainkan melakukan yang spiritual, dalam kehidupan pribadinya.
Yang dimaksud dengan kegiatan ritual adalah menjalankan tatacara upacara suatu agama yang dibuat manusia sesuai dengan budaya suatu kelompok, suku, atau bangsa tertentu. Sedangkan kegiatan spiritual adalah kegiatan yang berhubungan dengan kejiwaan, rohani atau batin manusia.

Mat.7:12-23. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yangmasuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.""Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu  yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yangbuas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohonyang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohonyang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

2. "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya.

Setelah Yesus Kristus mendapat kabar tentang sakitnya Lazarus, Ia tidak segera pergi kepadanya, melainkan dengan sengaja menangguhkan keberangkatanNya (Yoh.11:7-8). Bagian kalimat ini tentu akan membingungkan bagi pembaca Injil Yohanes, karena memberikan kesan seolah-olah Tuhan Yesus tidak perduli kepada Lazarus yang dalam keadaan sakit keras dan sedang kritis.

Yoh.11:7-8. Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

Dan ketika Ia mengetahui bahwa Lazarus telah mati, Ia baru mengajak murid-muridNya pergi kepada Lazarus (Yoh.11:11-16). Sementara itu murid-muridNya belum mengetahui bahwa Lazarus telah mati dan mengira Lazarus masih hidup. Keadaan ini terjadi karena Tuhan Yesus Kristus dapat mengetahui keadaan Lazarus yang sebenarnya melalui "Karunia membedakan roh," sehingga Ia dengan menggunakan kemampuan roh, dapat melihat (menerawang) sesuatu di tempat yang jauh tanpa harus pergi ke tempat yang diinginkanNya. Kemampuan "Karunia membedakan roh" ini dilakukan Tuhan Yesus ketika ia pertama kali bertemu dengan Natanael dan mengatakan kepadanya bahwa Ia telah melihatnya dibawah pohon ara sebelum Filipus memanggilnya (Yoh.1:47-51).

Pada saat Natanel sedang berteduh seorang diri dibawah pohon ara yang besar dan berdaun lebat, sehingga orang merasa sejuk dibawah naungannya pada siang hari yang panas, Filipus menemuinya dan mengabarkan tentang Yesus; yang dikatakannya adalah mesias yang ditunggu orang Yahudi. Oleh sebab itu maka Natanael menjadi terkejut dan takjub ketika Yesus mengetahui keberadaannya saat itu, karena ia tidak bertemu seorang pun disana sebelum Filipus menemukannya; sehingga ia kemudian percaya kepada perkataan Filipus, bahwa Yesus adalah mesias yang akan melepaskan bangsanya dari pejajahan dan mendirikan kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Israel dimasa Daud. 

Yoh.11:11-16. Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."


Yoh.1:47-51. Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka  dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Dari kronologi itu maka tampak sangat jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus dengan sengaja menunggu saat kematian Lazarus dan menangguhkan keberangkatanNya agar tiba di Betania tepat setelah tiga hari kematiannya. Keberadaan Tuhan Yesus Kristus di seberang Yordan (Betania) hanya berjarak beberapa puluh mil saja, yang membutuhkan waktu sehari berjalan kaki. Apabila kurir yang telah menyampaikan berita dari Marta dan Maria menempuh perjalanan sehari dari Betania, berarti Lazarus meninggal dunia keesokan harinya, beberapa waktu sebelum atau setelah ia bertemu Yesus Kristus. Dengan menangguhkan selama dua hari keberangkatanNya ke Betania, berarti Ia dan rombongan berangkat setelah Lazarus meninggal selama tiga hari. Sehingga Tuhan Yesus Kristus tiba di Betania pada hari yang ke empat, karena harus berjalan kaki sehari dari tempatNya di seberang sungai Yordan (Yoh.10:40).

Yoh.11:11-16. Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Yoh.10:40. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.

Adalah juga bukan suatu kebetulan melainkan sudah direncanakan Tuhan sehingga Ia dapat membangkitkan Lazarus pada hari ke empat, setelah Lazarus tepat mati selama tiga hari lamanya. Kematian Lazarus sendiri adalah merupakan peristiwa biasa yang sangat alamiah yang dapat dialami semua manusia, yaitu mati karena sakit keras. Kesimpulan itu adalah berdasarkan argumen bahwa "Tuhan tidak pernah merencanakan yang jahat bagi manusia, melainkan merencanakan yang baik saja bagi manusia." Sehingga pada peristiwa ini, yang terjadi adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah mengetahui jalan hidup Lazarus dan menggunakan penyakit yang dideritanya untuk memuliakan Allah (Yoh.11:4).

Yoh.11:4. Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

3. "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman.

Adalah hal yang mengheran bilamana seorang yang sangat dekat berhubungan dengan Tuhan Yesus, tetapi cerita mengenai dirinya dalam Injil sangat terbatas, ia hanya muncul dalam dua pasal dalam Injil Yohanes saja (Yoh.11 dan Yoh. 12). Dan kemunculannya pun tidak menonjol dan tidak pernah terdengar suaranya. Ia hanya muncul bak figuran dalam film saja, padahal ia adalah orang yang sangat dikasihi Tuhan Yesus, orang yang sangat dekat denganNya. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa Lazarus seorang yang rendah hati dan tidak pernah menonjolkan diri. Ia adalah seorang pribadi yang halus, sangat dewasa dan baik budinya, sehingga tidak pernah melakukan tindakan yang tercela. Pendek kata Lazarus adalah seorang yang sangat berbeda dengan murid-murid Yesus yang lain, seperti Yudas Iskariot, Simon Petrus, Thomas, dan yang lainnya. Ia mempunyai iman yang jauh lebih maju dari murid-murid yang lain, sehingga Tuhan berkenan menguji imannya sampai kematiannya. Pengalamannya mungkin dapat disejajarkan dengan cerita tentang Ayub yang harus menderita sakit penyakit karena Tuhan menguji kesetiaannya. Walaupun tidak terdapat catatan yang terperinci mengenai dirinya, namun dapat dipastikan bahwa ia tidak pernah mengeluh ketika penyakit menyiksa tubuhnya sampai ajal menjemputnya. Setelah itu Tuhan berkenan memulihkan kesehatan dan hidupnya; dan menjadikannya sebagai saksi hidup bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus (Yoh.12:1-2).

Yoh.12:1-2. Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

4. "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir.

Tuhan datang membangkitkan Lazarus yang telah mati selama tiga hari adalah terjadi tepat pada saat terakhir, karena pada saat itu tubuh jasmani orang mati sudah mulai membusuk. Berdasarkan kisah tentang "kebangkitan Tuhan Yesus" maka manusia yang mati rohnya masih berada dalam alam fana selama tiga hari, dan pada hari yang ke empat roh orang mati harus kembali ke alam baka, kepada Allah Bapa. Dalam kisah itu Yesus Kristus yang bangkit pada hari ke tiga, menemui Maria di dalam kuburNya pada hari yang ke empat, saat Ia hendak pergi kepada Allah Bapa di sorga (Yoh.20:17). 

Yoh.20:17. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Yesus Kristus membangkitkan Lazarus adalah peristiwa yang sangat mengejutkan orang banyak, baik orang yang percaya maupun orang yang menentangNya, karena "Pertolongan Tuhan" yang dilakukan itu adalah merupakan perbuatan mujizat yang menakjubkan orang yang menyaksikan atau mendengarnya. Sehingga semua orang tahu dan mengerti, bahwa itu adalah perbuatan Tuhan; dan orang yang menentangnya sekali pun tidak dapat memungkirinya.

5. "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya.


"Pertolongan Tuhan" yang diberikan kepada orang beriman yang dikasihiNya merupakan perbuatan mujizat yang spektakuler, bukan perbuatan biasa yang dapat dilakukan manusia; sehingga semua orang merasa takjub dan heran atas perbuatanNya itu. Keadaan ini yang kemudian membuat orang yang melihat dan mendengarkanNya menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan memuliakanNya. Karena tanpa melihat perbuatanNya yang spektakuler itu orang tidak mungkin dapat percaya bahwa Tuhan benar-benar telah turun ke dunia dan telah hadir diantara manusia untuk menyelamatkan mereka. 


Banyak kisah tentang pengalaman tokoh-tokoh iman dalam Alkitab yang dapat menjadi acuan orang beriman pada masa sekarang untuk mengerti "Pertolongan Tuhan" dalam hidup mereka, diantaranya adalah pengalaman "Pertolongan Tuhan" kepada Abraham (Kej.22:1-19) ketika ia mendapat perintah Allah untuk mempersembahkan Ishak, anaknya sebagai korban. Dan pengalaman "Pertolongan Tuhan" kepada Musa (Kel.14:1-31) ketika ia mendapat perintah TUHAN untuk membelah laut Teberau.

Dalam kedua kisah itu juga ditemukan lima petunjuk yang sama dengan yang dilakukan Yesus Kristus ketika membangkitkan Lazarus, yaitu: "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya (Abraham dan Musa dikenal mempunyai hubungan yang dekat Nya); "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya (Kej.22:1; Kel.14:1); "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman (Kej.22:2; Kel.14:2); "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir (Kej.22:11-13; Kel.14:10-12); "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya (Kej.22:13-14; Kel.14:15-31). 


Dari ketiga kisah itu membuktikan bahwa "Pertolongan Tuhan" nyata dalam hidup orang yang beriman kepadaNya; dan juga membuktikan bahwa Allah yang menolong Abraham menyediakan kambing korban sebagai pengganti anaknya adalah sama dengan TUHAN yang menolong Musa membelah laut Teberau. Ia juga adalah sama dengan Yesus kristus yang telah membangkitkan Lazarus. Ia adalah Tuhan dan Juru Selamat yang telah menjadi manusia.


Kej.22:1-19. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan. Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan "; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.


Kel.14:1-31. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol l  dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati l  orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda." Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda --sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

Sabtu, 20 September 2014

Unta dan Lobang Jarum

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat.19:23-24)

       
Bila kita mendengar atau membaca pernyataan Tuhan Yesus di atas maka yang terbayang adalah bahwa yang bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga hanya orang-orang miskin saja, sedang orang kaya tempatnya di neraka. Sebenarnya maksud perkataan Tuhan itu tidak demikian, karena semua orang mempunyai hak yang sama untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Yang dimaksudkan dengan perkataan di atas adalah bahwa orang yang berpikiran duniawi akan sangat sulit masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Apakah berarti mereka (yaitu orang yang kaya) tidak dapat memasukinya ? tentunya tidak demikian, karena bagi orang kaya yang berpikiran duniawi memang sangat sulit, tapi bila mereka mau berusaha untuk berubah dan bertobat tentu saja mereka dapat memasukinya walau dengan susah payah. Keadaan ini digambarkan oleh Tuhan Yesus dengan seekor unta dan lobang jarum. Bagi pendengar pada waktu Tuhan Yesus hidup dan pembaca Injil pada abad pertama yang hidup di Timur-Tengah ungkapan Tuhan itu tentu dapat dimengerti dengan jelas. Tapi bagi pembaca Injil pada masa sekarang dan yang berasal diluar Timur-Tengah menjadi suatu ungkapan yang sulit dimengerti. Karena bagaimana mungkin seekor unta yang mempunyai ukuran lebih besar dari kuda dapat masuk melalui lobang jarum yang semut saja tidak bisa melewatinya. Adanya pikiran seperti itulah yang kemudian menjadikan perkataan Tuhan Yesus tidak mudah dipahami orang Kristen pada masa sekarang.

Istilah ‘lobang jarum’ adalah pintu kecil yang terdapat pada pintu gerbang kota Kerajaan pada masa itu. Dan pintu gerbang kota bila malam hari ditutup rapat untuk menahan dan menghambat pasukan musuh yang hendak menyerang kota. Bagi orang luar yang hendak memasuki kota atau orang yang hendak keluar kota pada malam hari, mereka harus melewati pintu kecil yang dijaga prajurit bersenjata dan diperiksa dengan ketat. Pada masa kini pintu kecil seperti itu sering dijumpai pada pintu-pintu gerbang rumah atau bangunan yang besar. Dimana pintu kecil dibuat pada satu bagian dari pintu gerbang yang besar itu, agar bila ada orang yang akan masuk atau keluar rumah tidak perlu membuka pintu gerbang. Pintu kecil seperti ini yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan ‘Lobang jarum’.

Jadi sebenarnya bukanlah hal yang mustahil bagi seekor unta untuk memasuki pintu yang demikian, karena seekor unta mempunyai kemampuan untuk merunduk, yaitu merendahkan tubuhnya dengan menekuk kaki depannya dan memasuki pintu kecil itu. Demikian pula dengan seorang yang kaya, bukanlah hal yang mustahil baginya untuk memasuki Kerajaan Sorga bila ia dapat meniru perbuatan unta yang menekukan kakinya itu. Ia juga harus mau merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, mau bertobat dan tidak mengandalkan pada kekuatannya sendiri. Karena banyak orang yang berpikiran duniawi beranggapan bahwa mereka dapat melakukan segalanya dengan uang/ kekayaan yang mereka miliki; beranggapan segalanya dapat dibeli dengan uang, beranggapan segala masalah dapat diselesaikan dengan uang, beranggapan kebenaran dapat dibeli dengan uang, beranggapan kehormatan dapat dibeli dengan uang, bahkan beranggapan orang pun bisa dibelinya dengan uang.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa ‘orang kaya sangat sulit masuk kedalam Kerajaan Sorga’ bukan berarti bahwa orang miskin mudah masuk Kerajaan Sorga. Orang kaya dan orang miskin keduanya dapat masuk Kerajaan Sorga bila mereka dapat melakukan kehendak Tuhan, yaitu mau bertobat dan hidup menurut tuntunan Roh. Karena masing-masing mempunyai keberatannya sendiri, baik yang kaya maupun yang miskin mempunyai kekuatirannya sendiri. Yang kaya kuatir hartanya berkurang, sedangkan yang miskin kuatir akan hidupnya. Jadi baik orang yang kaya maupun orang yang miskin sama sulitnya untuk masuk Kerajaan Allah bila mereka masih berpikiran duniawi.