Doa adalah komunikasi yang dilakukan manusia kepada Allah. Bagi orang beriman doa adalah komunikasi orang beriman dengan Allah dalam nama Yesus Kristus. Doa merupakan nafas dari iman orang percaya, karena dengan doa imannya dikuatkan dan dapat hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. Banyak orang beriman yang berdoa tapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari Tuhan. Hal itu terjadi karena mereka berdoa tidak dari hati, tapi hanya di bibir saja. Kebanyakan mereka berdoa dengan ucapan-ucapan yang telah dihafalkan atau meniru doa orang lain, yang terdengar merdu dan indah didengar tetapi tidak keluar dari dalam hati. Sedangkan doa yang benar adalah doa yang merupakan ungkapan dari hati yang terdalam dan diucapkan melalui bibir dengan bersuara. Jadi ucapan-ucapannya adalah ungkapan perasaan yang ada di dalam hatinya. Niscaya doa yang demikian akan didengar Tuhan dan Ia akan menjawabnya. Tuhan Yesus menjawab doa orang beriman dengan bermacam-macam cara, bisa dengan mimpi, penglihatan, suara di telinga, nubuat, membaca firman, mendengar khotbah, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Ada tiga tahap komunikasi yang dilakukan orang beriman dengan Tuhan Yesus, yaitu komunikasi satu arah (monolog), Komunikasi dua arah (dialog) dan komunikasi lewat hati. Ketiga tahap komunikasi itu berkaitan pula dengan pertumbuhan rohani orang beriman, semakin dewasa iman seseorang semakin mudah dan lancar ia berkomunikasi dengan Tuhan.
Komunikasi satu arah (monolog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi hanya satu arah . Bagi orang yang baru bertobat tapi belum di baptis Roh, komunikasi dilakukan dengan doa syafaat atau doa dengan menggunakan bahasa manusia. Tapi hanya satu arah saja yaitu dari manusia kepada Tuhan Yesus. Bagi orang beriman yang sudah di baptis Roh, selain dengan doa syafaat , ia juga dapat berdoa dengan menggunakan Karunia bahasa roh, tapi juga hanya satu arah saja, dari manusia kepada Tuhan. Kelebihan berdoa dengan bahasa roh yaitu kita dapat mengungkapkan perasaan terdalam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia, dan dengan menggunakan karunia bahasa roh tidak akan pernah kehabisan kata-kata.
1 Kor.14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
Karunia bahasa roh harus digunakan setiap hari di dalam doa pribadi sebab doa dengan menggunakan karunia bahasa roh lebih efektif daripada dengan doa syafaat, karena dapat mengungkapkan semua perasaan dengan sempurna. Dan dengan melakukannya setiap hari orang beriman ibarat sebatang ranting pada pokok anggur, ia akan mendapat makanan , hidup dan akhirnya berbuah.
Yoh.15:4 Tinggal lah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian pula kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Jadi karunia bahasa Roh diberikan Tuhan Yesus (sebagai tanda baptis Roh), supaya digunakan untuk membangun iman orang percaya, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. hal ini bisa terjadi karena Roh yang ada di dalam diri orang percaya mendapat kesempatan untuk bekerja dan mengubah tabiat ‘manusia lama‘ menjadi ‘manusia baru’ yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal ini orang beriman tidak mengusahakannya sendiri, tapi Tuhan Yesus yang mengerjakannya bagi orang beriman.
Komunikasi dua arah (dialog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi bolak-balik atau dua arah. Orang bisa berdoa syafaat atau berdoa dengan menggunakan karunia bahasa roh, dan apabilaTuhan Yesus berkenan akan berfirman kepadanya melalui berbagai media, baik melalui penglihatan, nubuat, suara, mimpi atau Alkitab. Tapi dialog yang demikian ada jeda waktu antara doa dan jawabannya, mulai dari beberapa detik sampai beberapa hari. Misalnya seorang beriman berdoa, ia harus menunggu beberapa lama, baru mendapat jawaban berupa penglihatan, suara atau nubuat (bila sudah mendapat karunia bernubuat). Atau mendapat mimpi pada waktu ia tidur. Atau mendapat “pembukaan firman” ketika bersaat teduh.
Komunikasi lewat hati adalah komunikasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman pada saat melakukan puasa yang diperintahkan Nya. Dalam komunikasi ini orang beriman berbicara kepada Tuhan atau mendengar suara Tuhan dengan menggunakan hati (batin). Dalam hal ini tidak perlu menunggu jawaban Tuhan, karena orang beriman dapat berbicara kepada Tuhan Yesus seperti berbicara melalui telephon. Puasa yang dijalani adalah puasa selama 40 hari 40 malam tidak boleh makan dan minum, selain perjamuan kudus. Dan hati (batin) yang dimaksud adalah tempat atau titik di tengah-tengah kepala, bukan di dada yang dimengerti kebanyakan orang.
Mat.9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Mat.4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Banyak orang beriman yang berdoa meminta berkat, tetapi bila sudah berbicara mengenai berkat maka yang diingat adalah hal-hal duniawi. Ini adalah suatu kekeliruan terhadap kehendak dan keinginan Tuhan, karena Tuhan Yesus lebih menyukai orang beriman berpikiran rohani. Jadi berdoa yang benar adalah berbicara tentang hal-hal yang rohani kepada Tuhan bukan hal duniawi. Karena hal duniawi sudah diberikan Allah kepada semua umat manusia menurut kerelaan dan otoritas Nya, bukan hanya kepada orang beriman saja. Jadi bila ada ajaran yang mengatakan bahwa orang beriman akan mendapat berkat berlimpah setelah membayarkan perpuluhan kepada Tuhan (gereja), adalah suatu pengajaran yang salah.
Jawaban Tuhan Yesus atas doa orang beriman berisi penghiburan, pengajaran, nasihat, perintah, dan larangan. Dan semua firmanNya bersifat membimbing, menguatkan dan menegur untuk membangun dan bermanfaat bagi pertumbuhan iman orang itu. Bila tidak demikian maka harus dipertanyakan kebenarannya. Karena bisa saja yang bersuara adalah keinginannya sendiri, ambisinya sendiri, atau pikirannya sendiri yang dipengaruhi oleh nafsu dagingnya.
Doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya jelas menekankan tentang hal rohani (memuliakan Allah, kedatangan Kerajaan Allah, pengampunan dosa dan makanan secukupnya setiap hari), bukan hal duniawi.
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskan lah namaMu; datanglah KerajaanMu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan .” (Luk.11:2-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar