Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata hikmat berarti: 1. kearifan; 2. kesaktian (kekuatan gaib); Tetapi Alkitab memberi makna yang berbeda dengan KBBI, karena 'Hikmat' yang dimaksud adalah karunia Hikmat yang diberikan Roh Kudus kepada orang yang dikenan Allah. Alkitab mempunyai 216 ayat yang memuat kata 'Hikmat,' baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dari mulai kitab-kitab Torah, kitab Nabi-nabi, maupun kitab-kitab Puisi.
Dalam Injil Matius secara implisit Yesus Kristus mengatakan arti kata 'hikmat' yang terdapat dalam Injil Matius: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak." Kalimat itu ditujukan kepada murid-murid, ketika mereka menanyakan arti perumpamaan tentang sang penabur yang diceritakan sebelumnya (Mat.13:11-23). "Karunia untuk mengetahui Kerajaan Sorga" yang dimaksudkanNya itu ialah karunia 'Hikmat' yang diuraikan panjang lebar dalam kitab Amsal, yang ditulis Salomo, anak Daud, raja Israel (Ams.1:1-7), yang menerima 'Hikmat' dan pengertian dari TUHAN (2 Taw.1:1-13)
Mat.13:11-23 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Ams.1:1-7 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel, untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda-- baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan-- untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak. Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Dalam Injil Matius secara implisit Yesus Kristus mengatakan arti kata 'hikmat' yang terdapat dalam Injil Matius: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak." Kalimat itu ditujukan kepada murid-murid, ketika mereka menanyakan arti perumpamaan tentang sang penabur yang diceritakan sebelumnya (Mat.13:11-23). "Karunia untuk mengetahui Kerajaan Sorga" yang dimaksudkanNya itu ialah karunia 'Hikmat' yang diuraikan panjang lebar dalam kitab Amsal, yang ditulis Salomo, anak Daud, raja Israel (Ams.1:1-7), yang menerima 'Hikmat' dan pengertian dari TUHAN (2 Taw.1:1-13)
Mat.13:11-23 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Ams.1:1-7 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel, untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda-- baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan-- untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak. Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
2 Taw.1:1-13 Salomo, anak Daud, menjadi kuat dalam kedudukannya sebagai raja; TUHAN, Allahnya, menyertai dia dan menjadikan kekuasaannya luar biasa besarnya. Salomo memberi perintah kepada seluruh Israel, kepada kepala-kepala pasukan seribu dan pasukan seratus, kepada para hakim dan kepada semua pemimpin di seluruh Israel, yakni para kepala puak. Lalu pergilah Salomo bersama-sama dengan segenap jemaah itu ke bukit pengorbanan yang di Gibeon, sebab di situlah Kemah Pertemuan Allah yang dibuat Musa, hamba TUHAN itu, di padang gurun.--Tetapi Daud telah mengangkut tabut Allah dari Kiryat-Yearim ke tempat yang disiapkannya bagi tabut itu,--sebab ia telah memasang kemah untuk tabut itu di Yerusalem. Namun mezbah tembaga yang dibuat Bezaleel bin Uri bin Hur masih ada di sana di depan Kemah Suci TUHAN. Maka ke sanalah Salomo dan jemaah itu meminta petunjuk TUHAN. Salomo mempersembahkan korban di sana di hadapan TUHAN di atas mezbah tembaga yang di depan Kemah Pertemuan itu; ia mempersembahkan seribu korban bakaran di atasnya. Pada malam itu juga Allah menampakkan diri dan berfirman kepadanya: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Berkatalah Salomo kepada Allah: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada Daud, ayahku, dan telah mengangkat aku menjadi raja menggantikan dia. Maka sekarang, ya TUHAN Allah, tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah. Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?" Berfirmanlah Allah kepada Salomo:"Oleh karena itu yang kau ingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau." Lalu pulanglah Salomo dari bukit pengorbanan yang di Gibeon itu, dari depan Kemah Pertemuan, ke Yerusalem dan ia memerintah atas Israel.
Perkataan Yesus Kristus di atas bukan hanya basa-basi, tetapi berisi pengajaran yang dikatakan dengan terus-terang kepada murid-murid; sesuai dengan yang diajarkanNya, yaitu: supaya mereka mengatakan segala sesuatu dengan sejujurnya, tidak berkata plintat plintut apalagi dibumbui dengan sumpah palsu (Mat.5: 33-37)
Mat.5: 33-37 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Secara terbuka Salomo menyatakan bahwa hikmat dikaruniakan kepada orang beriman yang mempunyai hati kepada Tuhan, sebagai pintu menuju 'Hikmat' itu; tetapi 'Hikmat' dianggap terlalu tinggi (Ams.24:7) bagi orang yang menolak didikan ayahnya (Ams.15:5). yaitu didikan yang diberikan Tuhan kepada umatNya, karena Tuhan Allah yang menjadi bapa dari umatNya dan setiap orang yang percaya Tuhan Yesus adalah anak-anak Allah (Yoh 8:42; Luk 6:36; 2Kor 1:3; Yoh 20:17).
Ams.15:5. Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
Ams.24:7 Hikmat terlalu tinggi bagi orang bodoh; ia tidak membuka mulutnya di pintu gerbang
Yoh 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Luk 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati."
2Kor 1:3 TerpujilahAllah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
Yoh 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku , sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Luk 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati."
2Kor 1:3 TerpujilahAllah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
Yoh 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku , sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Di dalam kitab Amsal, Salomo menulis, bahwa untuk mendapatkan 'Hikmat' atau pengetahuan, pertama-tama orang harus mempunyai hati "Takut akan TUHAN," dan dengan hikmat itu orang akan akan memperoleh 'Pengertian' yang memberinya pengenalan tentang Yang Mahakudus (Ams.4:7; Ams.9:10), sehingga ia mengerti kehendak Allah, yaitu mengenai yang kudus dan yang benar (1Tes.4:3-7).
Ams.4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kau peroleh, perolehlah pengertian.
Ams.9:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
1Tes.4:3-7 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Pengertian hanya dapat dimiliki oleh orang yang mencari dan mengejarnya dengan hati yang sungguh-sungguh (Ams.2:1-22) mau hidup dengan jujur (Ams.14:2) dan menjauhkan diri dari perbuatan Jahat (Ayb.28:28).
Ams.2:1-22 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat, yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya; supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya, yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya; sesungguhnya rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut, jalannya menuju ke arwah-arwah. Segala orang yang datang kepadanya tidak balik kembali, dan tidak mencapai jalan kehidupan. Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ, tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu, dan pengkhianat akan dibuang dari situ.
Ams.14:2 Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia
Ayb.28:28 tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Ayb.28:28 tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Yang dimaksud dengan "Hidup dengan jujur" adalah benci kepada dusta (Ams.13:5) dan mengejar kebaikan (Ams.11:27). Dan yang dimaksud dengan "Perbuatan jahat" adalah perbuatan yang dibenci Tuhan, yaitu: kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat (Ams.8:13); yaitu: perilaku orang yang bertingkah dengan mata yang sombong, mempunyai lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara (Ams.6:16-19).
Ams.13:5 Orang benar benci kepada dusta, tetapi orang fasik memalukan dan memburukkan diri.
Ams.11:27 Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan.
Ams.8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Ams.6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Benci kepada dusta
Ungkapan yang menyatakan: "Berbohong demi kebaikan" adalah hikmat manusia untuk membenarkan suatu perkataan dusta yang dimaksudkan untuk menghindar dari pertengkaran, permusuhan, atau demi menjaga perasaan orang dan demi menjaga harga diri serta kehormatannya. Pernyataan seperti itu dibenci dan tidak akan dilakukan oleh orang yang hidup dalam kebenaran (1Yoh 3:10).
1Yoh 3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
Mengejar kebaikan
Yang dianggap 'baik' oleh orang pada umumnya adalah bila menguntungkannya, yang menyenangkannya, yang bermanfaat baginya, yang sesuai dengan keinginannya, dan yang tidak menentang kepentingan dirinya. Tetapi yang dimaksud "mengejar kebaikan" disini adalah 'kebaikan' bagi semua orang, walaupun akan merugikan dirinya, dan tidak sesuai dengan keinginannya.
Mata sombong
Ungkapan ini sama dengan "Tidak memandang sebelah mata" berarti memandang rendah orang lain, menganggap dirinya sendiri lebih baik, lebih pintar, lebih bijak, lebih benar, lebih kaya, lebih kuat, dan lebih berkuasa, sehingga meremehkan orang lain.
Lidah dusta
Ungkapan ini sama dengan"Lidah tak bertulang" berarti orang yang perkataannya tidak dapat dipercaya, perkataan dan yang diperbuatnya bertolak-belakang.
Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah
Ungkapan ini sama dengan "Tangan yang berlumuran darah" berarti orang yang tega melakukan kekerasan yang mengakibatkan kematian. Orang yang melakukan kekerasan seperti ini sudah berdosa, apalagi ditambah dengan korban yang tak bersalah.
Hati yang membuat rencana-rencana yang jahat
Ungkapan ini sama dengan "Niat Jahat" berarti mempunyai pikiran untuk membuat orang lain susah, membuat orang merugi, membuat orang menderita, atau membuat orang celaka; walaupun ia tidak atau belum melaksanakannya.
Kaki yang segera lari menuju kejahatan
Ungkapan ini sama dengan "Babi yang kembali kekubangan" atau "Anjing yang kembali ke muntahannya" berarti orang yang kesukaannya berbuat jahat (2Ptr 2:22).
2Ptr 2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan
Adalah seorang yang dipercaya atau disumpah untuk bersaksi tentang sesuatu kejadian untuk mencari kebenaran, tetapi ia menggunakannya untuk keuntungan sendiri dengan memberi kesaksian palsu.
Seorang yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Adalah orang yang membuat orang lain menjadi salah paham dan bermusuhan dengan perkataan, maupun perbuatannya, sehingga menimbulkan perpecahan keluarga atau persaudaraan.
Dari uraian di atas maka hanya ada satu pintu sebagai jalan menuju kepada 'Hikmat,' tetapi tidak semua orang mau melakukannya, karena banyak orang bodoh yang menghina dan meremehkannya (Ams.1:7), hanya orang yang mempunyai akal budi yang baik saja yang mempunyai hati untuk melakukannya (Mzm.111:10). Oleh karena itu seorang pencemooh menjadi sia-sia saja mencari hikmat, tetapi yang mudah diperoleh orang yang mempunyai pengertian (Ams.14:6); karena didikan yang mendatangkan hikmat adalah "Takut akan TUHAN" dan untuk dapat hidup menurut didikan itu, orang harus mempunyai kerendahan hati (Ams.15:33), karena orang yang menganggap dirinya benar tidak akan mendengarkan nasihat dan didikan ( Ams.12:15).
Ams.1:7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Mzm.111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
Ams.14:6 Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.
Ams.15:33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Ams.12:15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
Ams.12:15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar