Tiga injil (Matius, Markus, dan Lukas) menyampaikan cerita "Pencobaan di padang gurun" dengan cara yang berbeda tetapi perbedaan itu justru menjadikan ketiga Injil itu berhasil menyampaikan pesan Tuhan Yesus dengan utuh. Injil Matius menyampaikan, pencobaan yang pertama adalah Iblis meminta Yesus mengubah batu menjadi roti; yang ke dua Iblis meminta Yesus menjatuhkan dirinya dari bubungan Bait Allah; dan yang ke tiga Iblis meminta Yesus menyembahnya. Injil Markus tidak menceritakan tentang pencobaan Tuhan Yesus secara terperinci, tetapi Injil Lukas menyampaikan pencobaan yang hampir sama dengan Injil Matius dengan urutan yang berbeda pada yang ke dua dan yang ke tiga, yaitu: pertama Iblis meminta Yesus mengubah batu menjadi roti; ke dua Iblis meminta Yesus menyembahnya; dan ke tiga Iblis meminta Yesus menjatuhkan dirinya dari bubungan Bait Allah.
Ketiga perbedaan itu terjadi karena masing-masing penulis Injil ingin menyampaikan pesan Yesus yang harus diperhatikan pembacanya. Injil Matius (Mat.4:1-11) dan Injil Lukas (Luk.4:1-12) menyampaikan pesan Yesus yang sama, bahwa murid-murid Nya harus memperhatikan tiga hal, yaitu: Berpikir rohani (Mat.4:4); Jangan mencobai Tuhan (Mat.4:7); dan Menyembah Tuhan saja (Mat.4:10). Atau Berpikir rohani (Luk.4:4); Menyembah Tuhan saja (Luk.4:7); dan Jangan mencobai Tuhan (Luk.4:12).
Mat.4:1-11. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya:"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Luk.4:1-12. Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Perbedaan urutan pencobaan dalam Injil Matius dan Injil Lukas mengisyaratkan bahwa pesan yang ke dua dan pesan yang ke tiga dapat saling dipertukarkan, tetapi pesan yang pertama adalah yang sangat penting dan harus menjadi pedoman hidup bagi orang beriman yang menjadi murid Yesus. Kenyataan bahwa rasul Yohanes, yang masih hidup pada saat injil Matius, Markus dan Lukas ditulis, tidak berusaha meluruskannya dalam Injil Yohanes yang ditulisnya lebih kemudian dari pada ketiga Injil itu, secara tidak langsung memberikan pembenaran terhadap Injil Matius maupun Injil Lukas. Dengan demikian maka pesan Injil yang hendak disampaikan adalah: bahwa orang beriman yang menjadi murid Yesus harus "Berpikiran rohani" dan menjadikannya sebagai pedoman hidupnya supaya bisa memenuhi pesan yang ke dua dan yang ketiga. Jadi secara tegas Injil Matius dan Injil Lukas menyampaikan pesan Yesus bahwa orang beriman yang dapat menjadi murid Yesus adalah mereka yang "berpikiran rohani," atau dapat dikatakan bahwa mereka yang masih "berpikiran duniawi" tidak dapat menjadi murid Yesus (Luk.14:25-35).
Luk.14:25-35. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Perikop Injil Lukas di atas (Luk.14:25-35) adalah ajaran Tuhan Yesus kepada setiap orang beriman yang ingin menjadi murid. Seorang murid harus memenuhi tiga syarat, yaitu: Tidak terikat kepada orang-orang disekitarnya lebih dari pada kepadaNya; Seorang murid harus mau menderita bagiNya bahkan menyerahkan nyawanya sekalipun bila Tuhan menghendakinya; Dan seorang murid harus mau melepaskan diri dari segala miliknya, yang berarti: hatinya tidak boleh terikat pada hal-hal duniawi.
Di pihak lain Injil Markus (Mrk.1:12-13) justru tidak menceritakan secara terperinci "pencobaan di padang gurun" itu dan hanya menuliskannya secara singkat tentang "puasa" Yesus di awal pelayananNya. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa seorang beriman yang menjadi murid Yesus, sebelum melakukan pelayanan pengkhabaran Injil, harus menjalani "puasa" seperti yang dilakukan Tuhan Yesus untuk di cobai Iblis dan mengalahkannya (Mat.17:14-21; Mrk.2:18-22). "Puasa" itu bukan puasa biasa yang dilakukan atas keinginan atau kemauannya sendiri, tetapi atas perintah Tuhan yang berfirman langsung kepadanya. Dalam hal ini Tuhan Yesus Kristus dapat berfirman kepadanya dengan berbagai cara, yaitu melalui mimpi, nubuat, pembukaan firman, pendengaran, penglihatan, atau dengan dua-tiga cara itu. Bagi murid yang telah melewati tahap ini Tuhan Yesus Kristus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia dan kuasa Roh Kudus sebagai "tanda " penyertaanNya. Ini yang dimaksudkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya ketika memerintah murid-murid mengabarkan Injil keseluruh penjuru dunia dan Ia berjanji akan menyertainya (Mat.28:16-20; Mrk.16:9-20).
Mrk.1:12-13. Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.
Mat.17:14-21. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)"*
* Kalimat dalam tanda kurung pada perikop ini (Mat.17:14-21) adalah tambahan yang ditulis oleh rasul Matius sebagai keterangan untuk melengkapi ucapan Tuhan Yesus yang (mungkin) dikatakan Nya pada kesempatan yang lain. Keterangan itu adalah merupakan penjelasan tentang "iman" yang dapat memindahkan gunung; yang sangat penting dalam pengajaran Tuhan tentang "puasa" dalam kaitannya dengan karunia-karunia dan Kuasa Roh Kudus.
Mrk.2:18-22. Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.** Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua , karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
** Kalimat pada Injil Markus yang di garis bawahi dalam perikop di atas (Mrk.2:18-22) adalah perkataan Tuhan Yesus yang mengisyaratkan tentang "Puasa" yang harus dilakukan oleh murid-murid Nya setelah kenaikanNya ke sorga. "Puasa" yang dimaksudkan bukan puasa seperti yang biasa dilakukan oleh murid-murid Yohanes Pembaptis atau oleh orang-orang Farisi (Yahudi), tetapi puasa seperti yang dilakukan Tuhan di Padang Gurun; yaitu puasa dengan tidak makan-minum selama empat puluh hari empat puluh malam.
Mat.28:16-20. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."***
*** Perkataan Tuhan Yesus yang digaris bawahi di atas (Mat.28:16-20) adalah awal dan akhir kalimat yang merupakan pesan bahwa Tuhan Yesus mempunyai otoritas atas segala kuasa di sorga dan di bumi dan Ia memberikan otoritas itu kepada murid-muridNya.
Mrk.16:9-20. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Jadi secara utuh pesan Injil dalam cerita "Pencobaan di Padang Gurun" adalah: Seorang beriman yang menjadi murid Yesus harus "berpikiran rohani" sehingga dapat selalu "menyembah Tuhan" dan tidak "mencobaiNya." Dan ia harus siap apabila diperintahkanNya menjalani "puasa" untuk dicobai Iblis, mengalahkannya, dan Ia akan menyertainya dalam pekhabaran Injil dan membuat tanda-tanda dengan karunia-karunia dan kuasa Roh Kudus. (BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar