Rabu, 30 November 2011

Koleksi gambar Yesus Kristus

Natal (Mat.1:25; Luk.2:7)

Yesus Kristus Juru Selamat Dunia

Di taman Getsemani
(Mat.26:36-46; Mrk.14:32-42; Luk.22:39-46)
Yesus Kristus Juru Selamat

Pencobaan di padang gurun
(Mat.4:1-11; Mrk.1:13-13; Luk.4:1-13)
Yesus Kristus Juru Selamat Dunia

Perkawinan di Kana
(Yoh.2:1-11)
Percakapan dengan perempuan Samaria
(Yoh.4:1-42)
Penyaliban Yesus di bukit Tengkorak
(Mat.27:33-44; Mrk.15:22-32; Luk.23:33-43; Yoh.19:17-24)
                                                 

Di taman Getsemani
(Mat.26:36-46; Mrk.14:32-42; Luk.22:39-46)
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Yesus Kristus Juru Selamat Dunia

Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Yesus terangkat ke sorga
(Mrk.16:19; Luk.24:50-53; Kis.1:6-11)
Di taman Getsemani
(Mat.26:36-46; Mrk.14:32-42; Luk.22:39-46)
Angin ribut diredakan
(Mat.8:23-27; Mrk.4:35-41; Luk.8:22-25)
Angin ribut diredakan
(Mat.8:23-27; Mrk.4:35-41; Luk.8:22-25)
Yesus memberi makan lima ribu orang
(Mat.14:13-21; Mrk.6:14-29; Luk.9:7-9)
Yesus di tolak di Nazaret
(Luk.4:16-30)
Yesus diurapi
(Mat.26:6-13; Mrk.14:3-9; Yoh.12:1-8)
Yesus memberi makan empat ribu orang
(Mat.15:32-39; Mrk.8:1-10)
Khotbah di bukit
(Mat.5-7)
Yesus menampakan diri kepada Tomas
(Yoh.20:24-29)
Percakapan dengan perempuan Samaria
(Yoh.4:1-42)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Penjala ikan menjadi penjala manusia
( Luk.5:1-11)
Di taman Getsemani
(Mat.26:36-46; Mrk.14:32-42; Luk.22:39-46)
Di taman Getsemani
(Mat.26:36-46; Mrk.14:32-42; Luk.22:39-46)
Penyembuhan pada hari Sabat di kolam Betesda
(Yoh.5:1-18)
Percakapan dengan perempuan Samaria
(Yoh.4:1-42)
Yesus Kristus Juru Selamat Dunia

Yesus menyembuhkan Bartimeus
(Mat.20:29-34; Mrk.10:46-52; Luk.18:35-43)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Yesus menyembuhkan Bartimeus
(Mat.20:29-34; Mrk.10:46-52; Luk.18:35-43)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Penyembuhan pada hari Sabat di kolam Betesda
(Yoh.5:1-18)
 Perkawinan di Kana
(Yoh.2:1-11)
Yesus dan dua belas murid di danau Tiberias
(Yoh.6:3)
                                  
Angin ribut diredakan
(Mat.8:23-27; Mrk.4:35-41; Luk.8:22-25)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Orang yang buta sejak lahir
(Yoh.9:1-44)
Yesus berjalan di atas air
(Mat.14:22-33; Mrk.6:45-52; Yoh.6:16-21)
Orang yang buta sejak lahir
(Yoh.9:1-44)
Penetapan Perjamuan Malam
(Mat.26:20-29; Mrk.14:22-25; Luk.22:14-23; Yoh.13:25-30; 1Kor.11:23-25
Penetapan Perjamuan Malam
(Mat.26:20-29; Mrk.14:22-25; Luk.22:14-23; Yoh.13:25-30; 1Kor.11:23-25)
Penjala ikan menjadi penjala manusia
(Luk.5:1-11; Mat.4:18-22; Mrk.1:16-20)
Lazarus dibangkitkan
(Yoh.11:1-44)
Khotbah di bukit
(Mat.5-7)
Perkawinan di Kana
(Yoh.2:1-11)
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan
(Mrk.5:21-43; Mat.9:18-26; Luk.8:40-56)
Abraham and Isaac
Laurent de La Hire, 1650
(Kej.22:1-19)
Yesus dielu-elukan di Yerusalem
(Mat.21:1-11; Mrk.11:1-11; Luk.19:28-44; Yoh.12:12-19)




















































































































































BERMACAM-MACAM KARUNIA ROH KUDUS


Didalam Injil terdapat keterangan bahwa mereka yang diutus Yesus Kristus menumpangkan tangan pada orang sakit, orang itu sembuh; Dapat mengusir setan yang merasuk pada orang kesurupan; Diberi makanan beracun tidak mati, atau digigit ular beracun tidak mati (Mrk.16:17-18).

Mrk.16:17-18  Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Di dalam Suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menyebutkan ada 9 (sembilan) Karunia Roh, yaitu:  karunia kesembuhan, karunia mujizat, karunia membedakan roh, karunia iman, karunia hikmat, karunia makrifat, karunia bernubuat, karunia bahasa roh, dan karunia mengartikan bahasa roh (1 Kor.12:8-10). 

1Kor.12:8-10  Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang  Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Karunia Kesembuhan adalah kemampuan untuk membuat orang sakit sembuh dari sakitnya ketika  menumpangkan tangannya keatas kepala orang sakit dan mendoakannya.

Karunia Membuat Mujizat adalah kemampuan untuk melakukan mujizat, misalnya mengubah air tawar menjadi air anggur, atau menggandakan ikan dan roti.

Karunia Membedakan roh adalah karunia untuk melihat roh-roh setan dan roh-roh manusia. Dengan karunia Roh ini dapat melihat roh-roh jahat yang masuk kedalam tubuh orang yang kesurupan, dan berkuasa untuk mengusir roh-roh itu keluar dari tubuh orang itu. Dan dapat melihat sejarah masa lalu seseorang, dapat membaca pikiran dan isi hati seseorang sehingga orang tidak dapat membohonginya.

Karunia Iman adalah karunia yang memberikan kemampuan agar dapat menyerahkan seluruh jiwa dan raganya, sehingga bila Tuhan menghendakinya untuk menyerahkan nyawanya sekalipun ia tidak menolak.

Karunia Hikmat adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi didalam kehidupan manusia, baik yang ada dalam hidup seseorang secara pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, atau dengan mahkluk lain atau dengan alam lingkungannya. 
Contoh yang sangat terkenal dari karunia ini adalah Hikmat Salomo, dimana ia dapat memecahkan perselisihan antara dua orang ibu  yang datang kepadanya, dan menentukan ibu yang sebenarnya dari balita yang diperebutkan itu.

Karunia Makrifat (Karunia Berkata-kata dengan Pengetahuan), adalah kemampuan yang diberikan  untuk mengerti ajaran-ajaran Tuhan dan kehendakNya terhadap hidup manusia, sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis didalam Alkitab. Ajaran Tuhan Yesus adalah KASIH, Tuhan menghendaki manusia untuk mengembangkan sikap penuh kasih. Dengan Kasih orang akan dapat bersabar, mau berkorban, dan penuh perhatian kepada orang lain dan kepada mahkluk ciptaan Tuhan yang lain. 

Karunia Bernubuat adalah suatu karunia untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dimana Tuhan bisa berfirman menggunakan mulutnya kepada orang itu sendiri dan kepada orang lain baik perorangan atau orang banyak (jemaah).

Karunia Berbahasa roh adalah karunia untuk berkomunikasi kepada Tuhan dengan menggunakan bahasa-bahasa lain yang tidak dimengerti oleh manusia maupun setan. Yang mengerti hanya roh manusia dan Tuhan. Dengan karunia ini rohnya mengungkapkan perasaan-perasaannya yang terdalam, yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia kepada Tuhan, yaitui keluh-kesah atau puji-pujian kepada Tuhan.
Dan Tuhan juga dapat menyampaikan firmanNya melalui bahasa-bahasa lain itu, yang isinya penghiburan, nasihat, atau teguran. Dalam hal ini perlu diterjemahkan oleh orang yang mempunyai karunia mengartikan bahasa roh, bisa oleh orang itu sendiri atau oleh orang lain.

Karunia Mengartikan bahasa roh adalah suatu karunia untuk mengartikan bahasa-bahasa lain yang tidak dimengerti oleh manusia itu (karunia bahasa roh).

Karunia -Karunia Roh diberikan,  mempunyai tujuan untuk memelihara gereja agar dapat bertumbuh dengan subur dan menghasilkan buah Roh yang berlimpah-limpah bagi Tuhan (1 Kor.12:7). Di dalam prakteknya karunia-karunia itu tidak bekerja secara tunggal, melainkan saling terkait. Misalnya karunia bahasa roh akan dilengkapi dengan karunia mengartikan bahasa roh atau dengan karunia bernubuat atau ketiganya bekerja secara bersama-sama. Karunia bernubuat dalam jemaat akan dilengkapi dengan karunia membedakan roh atau karunia kesembuhan atau karunia membuat mujizat. Demikian pula dengan karunia-karunia Roh yang lain. Untuk kepentingan gereja maka adalah suatu keharusan meminta kepada Tuhan Yesus untuk melengkapi jemaat dengan berbagai-bagai karunia Roh itu (Luk.11:13).

1Kor.12:7  Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Luk.11:13  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.

Minggu, 27 November 2011

BERSERAH KEPADA ALLAH


Kalimat ini sangat sering kita dengar diucapkan orang-orang beriman dalam percakapan mereka sehari-hari, baik di dalam gereja maupun di luar gereja (di pasar- pasar, di mal-mal, di jalan atau di tempat-tempat lain). Seringkali orang mengucapkan kalimat ini tidak memahami maknanya secara mendalam, karena kata “berserah” sering rancu dengan kata “pasrah”. Bila kita teliti maknanya, kita akan menemukan perbedaan makna yang cukup jauh dari kedua kata itu, sehingga dapat memahami kalimat “Berserah kepada Allah” dengan tepat dan jelas sesuai dengan yang dimaksud Tuhan Yesus.

Berserah adalah kata kerja aktif yang bermakna menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah karena percaya atau iman, bahwa Allah akan memeliharanya dan memberikan yang terbaik kepadanya. Sedangkan Pasrah adalah kata kerja pasif yang bermakna menyerahkan segalanya kepada Allah karena ia sudah tidak berdaya lagi, atau telah menyerah kalah, tidak mampu melawan lagi. Dalam pengertian rohani, berserah adalah tindakan iman yang mempersilahkan Tuhan untuk ikut campur tangan dalam hidupnya, sedangkan pasrah adalah ungkapan yang mencerminkan keputus-asaan dan tidak berdaya, bukan karena iman.

Pengajaran Tuhan Yesus mengenai “Berserah“ dapat kita ketemukan dalam Injil, yang pada dasarnya dapat kita bedakan menjadi dua prinsip, yaitu:

Prinsip pertama adalah Hidup Menurut Roh.

Mat.11:28-30 Marilah kepadaku , semua yang letih dan lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikul lah kuk yang Ku pasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Ku pasang itu enak dan beban Ku pun ringan.

Ini adalah perkataan Tuhan Yesus yang dengan terbuka mengajak manusia untuk datang dan menyerahkan hidupnya, dan akan diberikan kelegaan atau ketenangan hidup. Tetapi untuk itu Ia akan memberi beban atau kuk kepadanya, yaitu pelajaran untuk memikul salib atau pelajaran untuk mengendalikan diri sehingga dapat hidup menurut Roh.
Adalah suatu beban yang tidak berat bila kita mau datang dengan sukarela dan percaya kepada Nya. Jiwa nya akan menjadi tenang, karena semua persoalan hidupnya sudah dipercayakan kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan mengatur segalanya. Ia tidak mempunyai perasaan kuatir dalam hatinya dan tidak ada lagi ambisi untuk melakukan segala sesuatu yang diluar kemampuan dirinya. Dengan demikian ia menjadi mampu hidup dengan mengikuti aliran takdir yang telah ditentukan Allah Bapa. Dalam hal ini bukan berarti ia boleh bermalas-malasan atau hanya menerima nasib saja, melainkan ia harus aktif dan rajin bekerja serta mengusahakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya dan berpikir bila pekerjaan yang dilakukannya itu adalah suatu persembahan dan puji-pujian bagi kemuliaan nama Tuhan.

Ketenangan hidup atau jiwa yang tenang adalah apabila hati telah dipenuhi sukacita damai sejahtera, yang berarti ia telah menemukan harta yang terpendam dan mutiara yang berharga seperti orang yang ada di dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat.13:44-46), dan berarti pula bahwa  ia telah menemukan kebenaran Kerajaan Allah itu (Mat.6:33).


Mat. 13:44-46 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."


Mat. 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Prinsip ke dua adalah Hidup Untuk Hari Ini.

Mat.6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Dengan perkataan ini Tuhan Yesus mengajarkan agar tidak berpikir melantur tentang segala sesuatu yang belum diketahui. Bilamana menemukan suatu masalah atau kesulitan haruslah berpikir pada masalah itu saja dan mencari penyelesaiannya, tidak perlu memperpanjang dengan pengandaian-pengandaian menurut imajinasinya sendiri, karena bagaimana yang akan terjadi besok ia tidak tahu dan tidak mempunyai kuasa untuk mengaturnya. Setelah menemukan cara penyelesaian yang terbaik maka dilaksanakannya sampai dengan maksimal, kemudian ia tunggu hasilnya dan besok harinya baru dipikirkan lagi bila memang masalahnya belum dapat terselesaikan.

Banyak orang yang tertipu oleh pikirannya sendiri dan seringkali bahkan memperumit masalah, sehingga mengorbankan lebih banyak waktu, biaya dan pikiran yang seharusnya tidak perlu. Dengan hidup sehari demi sehari maka suatu perkara yang sangat besar akan dapat terselesaikan. Prinsip seperti ini digunakan oleh orang lemah yang berusaha memindahkan barang yang sangat berat, yaitu dengan cara memindahkan barang itu sebagian demi sebagian, sehingga dengan ketekunannya barang dapat dipindahkan tanpa kesulitan yang berarti. Demikian pula halnya dengan persoalan hidup, orang yang bersangkutan pasti akan melihat dan merasakan masalah yang dihadapinya lebih berat dari pada masalah yang dihadapi orang lain, tetapi bila ia mau mengerjakannya dengan prinsip ini maka pada waktunya persoalan itu akan dapat terselesaikan dengan baik.

Banyak orang beriman mengucapkan “Berserah kepada Allah” namun mereka tidak melakukan dua prinsip diatas, sehingga semakin hari menjadi semakin jauh dari Tuhan dan tidak jarang pula yang jatuh ke dalam jerat setan. Mereka meninggalkan Tuhan, bersekutu dengan setan, bahkan ada yang putus-asa dan bertindak nekat membunuh dirinya sendiri. Berserah kepada Tuhan bukanlah sekedar teori atau bicara dibibir saja tetapi harus dengan pergumulan iman di dalam praktek kehidupan, sehingga seorang beriman yang telah mengalami pergumulan itu akan mengerti, memahami dan menghayati bagaimana seharusnya berserah kepada Tuhan yang sesungguhnya.
Jadi untuk mendapatkan pengertian “berserah” yang dimaksud Tuhan Yesus, orang beriman harus mengalami dan merasakan dahulu di dalam perjalanan hidupnya, bukan hanya didalam pikiran saja. Adalah sangat mudah untuk mengucapkan kalimat itu, tapi mengucapkannya dengan mengerti bagaimana seharusnya berserah yang benar membutuhkan banyak pengorbanan, baik uang, waktu dan perasaan . Dengan demikian orang yang telah menemukan kebenaran Kerajaan Allah, maka hidupnya akan selalu dipenuhi dengan sukacita damai sejahtera, dimana saja, kapan  saja, dan pada situasi apa saja ia berada.

PERKAWINAN MENURUT TUHAN YESUS



Perkawinan dalam perspektif Kristen mempunyai kekhususan tersendiri, karena perkawinan menurut perspektif kristen merupakan dispensasi / kelonggaran yang diberikan Tuhan kepada orang beriman, perkawinan bukan merupakan perintah Allah yang selama ini dipahami oleh orang kebanyakan, yang menggunakan dasar ayat -ayat Perjanjian Lama (Kej.1:28; 9:1; 35:11) .Karena Perjanjian Lama adalah hanya gambaran dari kehendak dan rencana Allah terhadap umat Nya. Penggambaran tentang beranak cucu sebenarnya lebih bersifat rohani, dimana Allah menghendaki setiap orang beriman untuk mempunyai keturunan rohani, anak rohani dan cucu rohani. Perkawinan tidak dilarang dengan pertimbangan bahwa bila tidak kawin dapat terbakar oleh hawa nafsunya sendiri (1Kor7:9) yang akan mematikan rohani orang beriman. Sedangkan kehendak dan rencana Nya adalah supaya manusia dapat menguduskan dirinya dan menjadi sempurna seperti Dia, sehingga bisa hidup bahagia bersamaNya dalam Kerajaan Sorga. Maka hukum perkawinan Kristen yang berlaku adalah perkataan Yesus :“Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia”(Mat.19:6), karena hanya maut atau kematian yang dapat memisahkan mereka dari pasangannya.

Tuhan Yesus jelas tidak menentang perkawinan, tetapi Ia tidak memberikan sedikit celah pun untuk bercerai bagi perkawinan orang-orang beriman. Sehingga apabila dikemudian hari pasangan itu ada masalah atau ketidak-cocokan diantara mereka, maka mereka harus mau saling mengoreksi diri dan menerima kekurangan pasangannya agar mereka dapat hidup bahagia dan membahagiakan pasangannya. Dalam hal ini jelas pengajaran yang diberikan oleh Tuhan kepada orang beriman, yaitu biarpun mereka tidak dapat memenuhi kehendak Allah secara maksimal, tetapi mereka diharapkan dapat mengalami pertumbuhan iman bersama pasangannya, sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan yang dijanjikan Allah. Bilamana pasangannya meninggal, yang masih hidup memperoleh kebebasan sebagai orang merdeka. Dan ia bebas memilih apakah hendak mencari pasangan lagi, atau hidup mensucikan diri bagi Allah. Kepada mereka yang mencari pasangan lagi maka hukum yang berlaku adalah “Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah” (Luk.16:18). Hukum diatas hanya berlaku bagi orang-orang beriman, dan tidak berlaku bagi orang yang tidak beriman. Bila seorang tidak beriman bercerai dari pasangannya, kemudian ia mengikut Yesus, maka ia dianggap sebagai orang baru dan masa lalunya tidak diperhitungkan. Karena segala dosa dan kesalahannya sudah ditebus oleh kematian dan darah Yesus. Ia bebas kawin dengan pasangan yang dipilihnya.

Jika ada pasangan yang karena sesuatu hal kemudian memutuskan untuk berpisah, maka masing-masing tidak diperbolehkan mencari pasangan lain sebagai penggantinya, selama pasangannya masih hidup.Jika seorang beriman ditinggal mati oleh pasangannya dan mempunyai anak yang masih belum dewasa, maka sebaiknya ia menunda perkawinannya sampai anaknya mandiri, karena anak itu masih menjadi tanggung-jawab dan berhak mendapat pemeliharaan dari orang tuanya yang masih hidup. Jika seorang tidak beriman yang mempunyai istri lebih dari satu, kemudian percaya kepada Yesus maka ia wajib untuk meninggalkan semua istrinya dan hidup dengan istri yang pertama saja. Jika istri yang pertama tidak mau percaya kepada Yesus dan ada diantara istrinya yang percaya kepada Yesus, maka istrinya yang beriman itu boleh menjadi pasangan hidupnya . Jika ada lebih dari satu istrinya yang mau beriman kepada Yesus, maka yang menjadi pasangan hidupnya adalah istri yang lebih tua. Sedangkan istri yang diceraikan bebas untuk mencari pasangan hidupnya menurut hukum diatas. Demikianlah perkawinan menurut Tuhan Yesus, maka murid-murid Nya memilih untuk tidak kawin saja (Mat.19:10).Tetapi menurut Tuhan Yesus orang yang tidak kawin ada tiga sebab, tetapi satu yang dikehendaki Tuhan Yesus, adalah tidak kawin karena Kerajaan Allah. Injil Matius mencatat perkataan Tuhan Yesus didalam pasal 19:12, yang berbunyi:“… Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga.”

Orang yang tidak dapat kawin karena mempunyai cacad pada alat reproduksinya sejak dari lahir, jelas orang demikian tidak mungkin dapat memilih pasangannya, karena tidak akan ada yang mau mengawininya atau dikawininya.

Orang yang tidak dapat kawin karena orang lain, banyak yang menyebabkannya antara lain, karena dikebiri orang lain (hal ini terjadi pada jaman kerajaan, dimana pelayan-pelayan laki-laki di istana raja harus dikebiri, untuk menghindari perjinahan didalam istana). Atau karena terjadi kecelakaan yang menyebabkan alat reproduksinya rusak. Atau karena penyakit yang merusak alat reproduksinya. Atau karena tidak ada yang mau kawin dengannya.

Orang yang tidak kawin karena Kerajaan Sorga, adalah orang yang karena imannya memilih untuk tidak kawin dan menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup dan bagi pelayanan kepada Tuhan.

Ayat diatas itu telah disalah tafsirkan oleh beberapa orang beriman pada abad-abad awal kekristenan, mereka mengamalkan ayat ini dengan melakukan praktek mengebiri diri sendiri. Praktek naif seperti itu adalah suatu hal yang keliru, karena yang dikehendaki Tuhan adalah kesucian hati bukan perbuatan pengebirian diri secara jasmani. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan didalam Perjanjian Lama dengan perintah sunat, yang menjadi tanda agar bangsa Israel mengingat perintah Allah agar tidak melakukan perbuatan zinah. Seorang yang tidak kawin atau yang dikebiri sekalipun, bila hidupnya tidak mengalami pembaharuan diri, keberadaannya tidak akan diperhitungkan Allah, karena ia dipandang Tuhan sebagai seorang jahat yang harus mendapatkan hukuman kekal. Karena yang dinilai Nya adalah buah Roh yang dihasilkan imannya, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22 ).

Seorang yang mempunyai Kasih maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor.13:4-7).

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang .

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan.