BERBAGAI RUJUKAN KEPADA YESUS YANG DITULIS OLEH PARA PENULIS SEKULAR DARI ZAMAN PURBA
Dalam
bahasan ini kita membahas satu kelompok rujukan-rujukan diluar Alkitab
kepada Yesus: yang semuanya oleh penulis-penulis sekular kuno.
Penulis-penulis ini tidak selalu orang yang tidak beragama. Kita
menggunakan istilah "penulis sekular" untuk mengacu kepada jenis tulisan
yang mereka buat, bukan pada kepercayaan mereka masing-masing.
Bagaimanapun, semua penulis itu, adalah orang bukan Kristen atau bahkan
orang yang memusuhi kekristenan.
1. THALLUS DAN PHLEGON
Kemungkinan
satu dari penulis-penulis yang mula-mula menjelaskan tentang Yesus
adalah Thallus. Karyanya tentang kesejarahan tidak bertahan sampai saat
ini, tetapi beberapa bapa gereja mula-mula mengutip tulisan Thallus
dalam berbagai hal, dengan demikian melestarikan yang sedikit yang kita
ketahui tentang dia. (MuC. FH 517 dst. berisi fragmen-fragmen yang masih
ada dari karya-karya Thallus). Beberapa sarjana menentukan tanggal
penulisan kira-kira 52 M, yang lainnya pada akhir abad pertama atau pada
awal abad kedua.(Lihat BrF. Jeo 30 dan HaG.AE 93 untuk tanggal yang
termuda. Lihat WeG.HE 18 untuk tanggal yang berikutnya) Yulius
Afrikanus, menulis kira-kira pada tahun 221 M, menyatakan tentang
saat-saat kegelapan pada waktu penyaliban Yesus, "Thallus, dalam buku
ketiga tentang sejarahnya, menjelaskan tentang kegelapan ini sebagai
sebuah gerhana matahari - kelihatannya tidak masuk akal bagi saya."[1]
Afrikanus benar dalam menolak pandangan Thallus. Sebuah gerhana
matahari tidak dapat bersinar pada saat bulan purnama, "dan pada saat
itu adalah masa bulan purnama paskah ketika Yesus mati." [2]
Sebuah
pengamatan yang paling penting yang dibuat tentang pendapat Thallus,
bagaimanapun, adalah bahwa ia tidak mencoba untuk menjelaskan keberadaan
dan penyaliban (dengan menyertakan masa kegelapan) Yesus. Thallus
menyatakan penyaliban sebagai suatu peristiwa bersejarah yang nyata,
meskipun peristiwa tersebut memerlukan penjelasan yang alamiah bagi
kegelapan yang meliputi bumi pada saat itu. Afrikanus juga mengatakan
bahwa Thallus menanggali peristiwa ini pada tahun kelima belas
pemerintahan Kaisar Tiberius (mungkin tahun 29 M). (RiHA.TS 34:113)[3]
Akan tetapi, Lukas 3:1 mengatakan bahwa pada tahun itulah Yohanes
Pembaptis memulai pelayanannya. Dengan demikian peristiwa penyaliban
terjadi kira-kira tiga sampai tiga setengah tahun kemudian. Tampaknya
bahwa untuk mencari penjelasan yang alamiah mengenai kegelapan yang
menyelimuti peristiwa penyaliban, Thallus mempunyai keinginan untuk
mencari sesuatu di dalam periode waktu penyaliban tersebut.
Karya lain yang mirip dengan karya Thallus dan yang juga tidak bertahan sampai sekarang adalah Chronicles
oleh Phlegon. Phlegon menulisnya sekitar tahun 140 M. sebuah fragmen
singkat dari karya tersebut, yang diceritakan Afrikanus menegaskan
kegelapan yang meliputi bumi pada saat penyaliban; muncul hanya sesaat
setelah pernyataan Afrikanus mengenai Thallus. Afrikanus mengatakan
bahwa Phlegon menunjuk pada gerhana yang sama ketika "ia mencatat bahwa
pada zaman Kaisar Tiberius pada bulan purnama, ada gerhana matahari
penuh dari enam sampai sembilan jam."[4]
Origen,
seorang sarjana Kristen pada abad awal ketiga yang produktif, juga
menyebut Phlegon beberapa kali dalam Against Celsus. Dalam 2.33, Origen
menuliskan: Agaknya Yesus telah
disalibkan pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius. Pada peristiwa itu
telah terjadi gerhana matahari dan gempa bumi besar, saya kira Phlegon
juga telah menulis kejadian-kejadian itu di dalam buku Tawarikhnya yang
ke-13 atau yang ke-14.[5]
Dalam 2.14 ia berkata: Saya
pikir, Phlegon, dalam buku ke tigabelas atau yang ke empatbelas,
tentang Tawarikhnya, pengetahuan akan masa depan bukan hanya berasal
dari Yesus (meskipun mengalami kebingungan tentang beberapa hal yang
berhubungan dengan Petrus, seperti jika mereka mengacu kepada Yesus),
tetapi juga menceritakan tentang akibat persamaan terhadap
prakiraan-Nya. [6]
Dalam 2.59 Origen berbicara mengenai gempa bumi dan kegelapan: Mengenai
hal ini kita telah baca pada halaman-halaman terdahulu membuat
pertahanan kita, sesuai kemampuan kita, mengemukakan kesaksian Phlegon,
yang menceritakan bahwa peristiwa-peristiwa ini mengambil tempat ketika
Penebus kita sedang menderita. [7]
Seorang penulis abad ke enam, Philopon, menulis: "Dan tentang kegelapan ini ... Phlegon menyebutnya kembali dalam Olympiads (judul buku sejarah kehidupannya)."
Kita
perlu berhati-hati dalam menggunakan karya-karya Phlegon sebagai sebuah
"pembuktian yang positif" rujukan tentang Yesus. Ketidak-telitian dalam
laporan-laporannya menunjukkan bahwa sumber-sumbernya yang merujuk
kepada Yesus kurang lengkap. Tetapi Phlegon merupakan sumber rujukan
yang berarti dikarenakan satu fakta yang penting. Seperti Thallus, ia
tidak memberi petunjuk apapun, yang pada periode awal ini, fakta tentang
keberadaan Yesus (dan bahkan menceritakan secara terperinci tentang
kegelapan dan penyaliban) yang pernah diperdebatkan. Mereka
menganggapnya suatu fakta sejarah yang pasti. Masalahnya hanya bagaimana
fakta-fakta itu diterjemahkan, itulah yang menjadi bahan perdebatan.
-------------------
Catatan :
[1] Yulius Africanus, Chronography 18.1 di RoA. ANF. [AS].
[2] Ibid.,
[3]
Bahwa tahun 29 TM adalah permulaan pelayanan Yesus, lihatlah berbagai
pilihan dan pembuktian yang diringkas kan dalam Chronological Aspect of
the Life of Christ, karya Harold W. Hoehner.
[4]Afrikanus, Chronography 18.1, di RoA.ANF. [AS]
[5]Origenes, Against Celsus 2.33, di RoA.ANF. [AS]
[6] Ibid., 2. 14.
[7] Ibid., 2. 59.
2. YOSEFUS
Yosefus
lahir hanya beberapa tahun setelah kematian Yesus. Atas usahanya
sendiri ia menjadi konsultan bagi para rabi di Yerusalem pada umur 13
tahun, menjadi seorang pertapa di gurun pada umur enam belas tahun dan
menjadi seorang pemimpin Militer di Galilea pada tahun 66 M. Rupanya ia
telah melihat alamat buruk, membelot kepada orang Romawi dan menjamin
keamanannya di masa depan dengan cara bernubuat bahwa Vespasianus,
pemimpin pasukan penyerbu (yang diterimanya sebagai Mesias Israel), pada
suatu hari akan menjadi kaisar. Vespasianus betul-betul menjadi kaisar,
dan Flavius Yosefus, sebagaimana ia dikenal sekarang setelah
menambahkan nama majikannya kepada namanya sendiri, dengan
leluasa dapat meneruskan kariernya sebagai penulis. Ia menyelesaikan The Antiquities of the Jews pada tahun 93.
Tiga Bagian yang Menarik bagi orang Kristen
Ada
tiga bagian dalam Antiquities yang sangat bernilai dan urutan
penampakannya itu penting. Bagian pertama - menurut urutan kronologis -
terdapat dalam kitab 18, bab 3, alenia 3 [8].
Para ahli merujuk kepada bagian yang tersohor ini sebagai Testimonium
Flavianum karena kesaksiannya tentang Yesus, tetapi kita akan
membahasnya kemudian.
Bagian #2 - Yohanes Pembaptis. Bagian pada
urutan berikutnya juga terdapat di kitab 18, tetapi dua bab kemudian
dalam 18.5.2 (116-119). Para ahli setuju bahwa bagian ini sama
autentiknya dengan tipe bagian lain dalam karya Yosefus. Pokok
pembicaraannya adalah Yohanes Pembaptis dan ceritanya dengan gamblang
menguatkan penggambaran tentang Yohanes dalam catatan-catatan kitab
Injil seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini: (2)
Namun bagi beberapa orang Yahudi penghancuran bala tentara Herodes
kelihatannya adalah pembalasan ilahi, dan memang pembalasan yang adil
karena perlakuannya terhadap Yohanes, yang dijuluki Pembaptis.
Karena Herodes telah menyuruh orang membunuh dia, meskipun ia seorang
yang baik dan telah menasihatkan orang Yahudi untuk hidup benar, berbuat
adil terhadap sesamanya dan hidup saleh terhadap Allah, dan setelah
berbuat demikian memberi dirinya di baptis. Menurut pandangannya hal ini
merupakan persiapan yang perlu agar baptisan itu berkenan kepada Allah.
mereka tidak boleh menggunakannya untuk memperoleh pengampunan untuk
dosa-dosa apa pun yang telah mereka lakukan, tetapi sebagai penahbisan
tubuh yang menunjukkan bahwa jiwa itu sudah disucikan sama sekali oleh
perilaku yang benar. Ketika orang lain juga bergabung dengan orang
banyak yang berkerumun di sekelilingnya, karena mereka sangat tergugah
oleh khotbah-khotbahnya, Herodes menjadi khawatir. Kefasihan yang begitu
besar pengaruhnya pada manusia bisa saja menimbulkan semacam
pendurhakaan, karena kelihatannya seakan-akan mereka bersedia dipimpin
oleh Yohanes dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Meskipun Yohanes,
karena kecurigaan Herodes, dibawa terbelenggu ke Makhaerus, benteng
yang telah kami sebut sebelumnya, dan dibunuh di sana, putusan orang
Yahudi ialah bahwa kebinasaan yang menimpa bala tentara Herodes telah
memulihkan nama baik Yohanes karena Allah merasa pantas untuk
menjatuhkan pukulan yang begitu hebat pada Herodes.
Satu-satunya
perbedaan yang mungkin di antara cerita Yosefus dan cerita Kitab Injil
terdapat dalam gambaran yang diberikan Injil bahwa Herodes membunuh
Yohanes atas permintaan Herodias dan putrinya, dan kesedihannya karena
permohonan mereka (Matius 14:6-12; Mrk. 6:21-29). Namun, segala sesuatu
dapat diselesaikan dengan sempurnanya mengingat dua pengamatan:
(1)
Matius 14:5 dan Markus 6:21 menunjukkan bahwa Herodes sudah ingin
membunuh Yohanes beberapa waktu sebelum jamuan itu; "Herodes ingin
membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes
sebagai nabi"; dan
(2) Matius 14:6 dan Markus 6:21, "Pada hari ulang
tahun Herodes," menunjukkan bahwa paling tidak beberapa waktu telah
berlalu di antara "dibawa terbelenggu ke Makhaerus" dan "dibunuh di
sana" dalam kisah Yosefus. Selama waktu ini kelihatannya sikap Herodes
terhadap Yohanes telah menjadi lunak, padahal Herodias terus berusaha
agar dia dihukum mati.
Sekarang, perhatikanlah detail-detail
yang cocok sekali dengan Perjanjian Baru; kehidupan benar Yohanes,
pemberitaan dan kepopulerannya di antara orang banyak; dan baptisannya
yang melambangkan ajaran Perjanjian Baru tentang keselamatan "karena
kasih karunia oleh iman" disusul oleh baptisan sebagai ungkapan lahiriah
dari (bukan syarat untuk) pembenaran di hadapan Allah. Meskipun bagian
ini tidak berbicara tentang Yesus, ia memberikan petunjuk bahwa dengan
tepat para penulis Injil telah menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh yang
mereka lukiskan. Apabila kisah mereka tentang Yohanes Pembaptis tepat,
mengapa tentang Yesus tidak? Louis Feldman, Profesor Sastra
Yunani dan Romawi kuno pada Universitas Yeshiva dan penerjemah
Antiquities edisi Loeb, menyatakan mengenai kesahihan bagian ini, "Tidak
banyak orang yang meragukan keautentikkan bagian ini"[9]
Beberapa
alasan yang menyebabkan ahli, terutama mereka di bidang mata kuliah
Sastra Yunani dan Romawi kuno, menerima bagian ini sebagai autentik
meliputi:
(1) Frase "Yakobus, saudara Yesus yang dinamakan
Kristus" terlampau netral sehingga tak mungkin disisipkan kemudian oleh
seorang Kristen yang ingin menyatakan ke Mesiasan Yesus secara lebih
tegas dan juga mengingkari tuduhan-tuduhan terhadap Yakobus. Bagi kita,
frase ini menunjukkan kesejarahan Yesus, tetapi baru dalam abad-abad
belakangan ini hal tersebut menjadi pokok persoalan. Bagi orang-orang
Kristen yang mula-mula, frase ini tidak membuktikan apa-apa, dan tidak
akan disisipkan. Karena itu frase ini sudah pasti berasal dari Yosefus
sendiri.
(2) Origenes mengacu kepada bagian ini dalam karyanya,
Commentaryon Matthew 10.17, dan dengan demikian membuktikan bahwa bagian
ini terdapat dalam karya Yosefus sebelum waktunya (kurang lebih tahun
200 M). [10]
(3) Pada waktu yang
sangat awal kata Kristus mulai digunakan sebagai suatu nama diri di
antara orang-orang Kristen bukan Yahudi. Hal ini dapat dilihat dalam
Perjanjian Baru, tetapi frase, "dinamakan Kristus," seperti yang
dikatakan Paul Winter (bukan orang Kristen tetapi seorang cendekiawan
Yahudi yang terkenal), "menyingkapkan pengetahuan penulis bahwa 'Mesias'
bukan suatu nama diri, dan karena itu mencerminkan pemakaian orang
Yahudi, bukan orang Kristen." (WiP.J 432) Di bagian ini Yosefus hanya
membedakan Yesus ini dari tiga belas atau lebih Yesus yang lain yang ia
sebutkan dalam tulisan-tulisannya. Menurut Yosefus, Yesus ini adalah
orang "yang dinamakan Kristus (yaitu Mesias)."
G.A. Wells
mencoba mengubah bagian ini dan membuatnya hanya merujuk kepada seorang
pemimpin Yahudi yang bernama Yakobus. Ia mau mencoret kata-kata "saudara
Yesus, yang dinamakan Kristus." Akan tetapi, apabila bagian itu hanya
mengatakan "Yakobus dan beberapa orang lain" telah ditangkap, pembaca
terpaksa akan bertanya, "Yakobus yang mana?" Yakobus adalah nama lain
yang sangat umum dan Yosefus hampir selalu memberikan detail-detail
untuk menetapkan tokoh-tokohnya dalam sejarah. Apabila Yosefus hanya
mengatakan, "Yakobus saudara Yesus," pembaca harus bertanya," Yesus yang
mana? Kamu sudah menyebutkan paling tidak tiga belas orang lain yang
bernama Yesus." "Yakobus, saudara Yesus, yang dinamakan Kristus" adalah
bahasa yang paling teliti yang cocok dengan bagian-bagian lain dari
tulisan-tulisan Yosefus, dan para ahli tidak menemukan alasan yang baik
untuk meragukan kesahihannya. Karena itu, bagian ini merupakan acuan
kuno yang sangat penting kepada Yesus.
Kebanyakan ahli
sependapat mengenai satu hal lain tentang acuan Yosefus kepada Yesus
bersama dengan Yakobus. Winter mengatakannya begini, "Apabila ...
Yosefus mengacu kepada Yakobus sebagai 'saudara Yesus yang dinamakan
Kristus,' tanpa berpanjang-panjang lagi, kita harus menganggap bahwa
dalam bagian sebelumnya ia sudah bercerita kepada para pembacanya
mengenai Yesus sendiri." (WiP.J 432) [11] G.
A. Wells pun mengatakan bahwa "rasanya tak masuk akal bila Yosefus akan
menyebutkan Yesus di sini, seakan-akan secara sambil lalu; ketika ia
tidak menyebutkannya di tempat lain."(WeG.DJE 11) Sudah pasti,
Wells sedang berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus tidak disebutkan
sama sekali oleh Yosefus, tetapi pernyataannya memperlihatkan bahwa
bahkan dia mengakui ketidak-lengkapan bagian mengenai Yakobus itu tanpa
adanya Testimonium. Karena tidak banyak ahli meragukan keautentikan
Testimonium tersebut, maka terdapat alasan yang baik untuk menerima
keautentikan Testimonium, paling tidak dalam suatu bentuk. R.T France
menambahkan: Yang penting bagi
maksud kita adalah cara Yosefus mencatat gelar ini secara sambil lalu,
tanpa memberi komentar atau penjelasan. Istilah "Christos" tidak
terdapat di tempat lain dalam tulisan Yosefus, kecuali di bagian yang
tidak lama lagi akan kita selidiki. Hal ini sendiri sudah luar biasa,
karena kita mengetahui bahwa gagasan-gagasan mesianis, dan istilah
"Mesias" sendiri, banyak diselidiki dengan teliti dalam Yudaisme abad
pertama. (FrRE 26)
Yosefus, yang menulis demi
kepentingan orang Yahudi, tetapi kepada pembaca orang Romawi, mungkin
sekali sangat berhati-hati dalam hal memberi alasan kepada orang Romawi
untuk menindas orang Yahudi lebih lanjut. Apabila ia menyebutkan bahwa
berulang-ulang muncul mesias di antara orang Yahudi, maka orang Roma
akan lebih percaya lagi bahwa orang Yahudi adalah bangsa pembangkang
yang harus terus-menerus ditindas. Akan tetapi, ketika Yosefus hendak
menulis tentang oknum Yesus pada tahun 93, kekristenan telah cukup
menyatu dengan orang bukan Yahudi sehingga ia pasti merasa Yesus sebagai
"Christos" tidak merupakan ancaman tindakan balasan Romawi terhadap
orang Yahudi. Sebenarnya, ia mungkin merasa bahwa penganiayaan Romawi
terhadap orang Kristen (mis. pada tahun 64 di bawah Nero) membantu
orang-orang Yahudi dalam perlawanannya terhadap kekristenan. Maka Yosefus
hanya mengatakan bahwa Yesus itulah "yang dinamakan Kristus." Dan
pembacanya merasa bahwa sebelumnya Yosefus telah memperkenalkan orang
ini. Hal ini membawa kita kembali kepada bagian pertama dari tiga bagian
yang secara berurutan telah disebutkan di atas.
Bagian #1 - Identitas Yesus: Antiquities 18.3.3 (63-4), lagi, yang dikenal sebagai Testimonium Flavianum berbunyi: Kira-kira
pada waktu ini hidup Yesus, seorang manusia bijaksana, jika memang ia
dapat dikatakan seorang manusia. Karena ia seorang yang mengadakan
berbagai perbuatan yang menakjubkan dan seorang guru dari orang-orang
yang menerima kebenaran itu dengan senang hati. Ia telah mengambil hati
banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Mesias. Setelah
mendengar dia dituduh oleh orang-orang yang berkedudukan paling
tinggi di antara kami, Pilatus menghukum dia untuk disalibkan. Namun,
orang-orang yang pertama-tama mengasihi dia tidak berhenti mengasihi
Dia. Pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah
Ia dihidupkan kembali, karena para nabi Allah telah menubuatkan hal ini
dan tak terhitung banyaknya hal lain yang menakjubkan tentang diri-Nya.
Dan orang Kristen, yang dinamakan demikian menurut Kristus, belum
lenyap sampai hari ini.[12]
BERBAGAI ARGUMEN YANG MENYOKONG KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Seperti
dalam hal sastra klasik, terdapat bukti manuskrip yang kuat bahwa
bagian ini benar-benar ditulis oleh Yosefus. Bagian ini terdapat di
dalam semua manuskrip Yosefus yang masih ada, dan Eusebius, yang
terkenal sebagai "Bapa Sejarah Gereja," mengutipnya dalam karyanya History of the Church, yang ditulis sekitar tahun 325 M, dan lagi dalam Demonstration of the Gospel yang ditulis sedikit lebih dahulu.[12]
Kosakata dan gaya bahasanya: menurut LOUIS Feldman, seorang penerjemah
Loeb, secara mendasar sesuai dengan bagian-bagian lain dari tulisan
Yosefus kecuali dalam beberapa hal.(J.A/L 49) France menguraikan: Demikianlah
penggambaran tentang Yesus sebagai "seorang manusia bijaksana" bukanlah
khas Kristen tetapi digunakan oleh Yosefus tentang Salomo dan Daniel,
misalnya. Begitu pula, orang Kristen tidak mengacu kepada
mukjizat-mukjizat Yesus sebagai "perbuatan-perbuatan yang mengherankan" (paradoxa erga),
tetapi ungkapan yang tepat sama digunakan oleh Yosefus tentang
mukjizat-mukjizat Elisa. Dan penggambaran orang Kristen sebagai suatu "suku" (phylon) tidak terdapat di
tempat lain dalam sastra Kristen kuno, sedangkan Yosefus menggunakan
kata tersebut untuk "bangsa" Yahudi dan juga untuk kelompok-kelompok
nasional atau umum lainnya. (FrR.E 30)
Tambahan pula,
bagian ini terutama menyalahkan penyaliban Yesus pada Pilatus dan bukan
pada pemuka-pemuka Yahudi. Hal ini berbeda sekali dengan pemikiran
Kristen pada abad ke-2 dan ke-3, yang lebih menyalahkan orang Yahudi
sebagai penghasut penyaliban itu; seperti yang dikatakan oleh Winter,
"Perbedaan di antara fungsi¬fungsi para iman Yahudi dan Gubernur Romawi
menyingkapkan adanya sedikit pengetahuan tentang caranya
tindakan-tindakan hukum diambil pada masa Yesus." (WiP.J 433) Ia
melanjutkan: Sejak masa
penulis Kitab Kisah Para Rasul dan Injil keempat, telah ditegaskan oleh
para pengkhotbah, apologet, dan sejarawan Kristen, bahwa orang-orang
Yahudi telah bertindak, bukan hanya sebagai penuduh Yesus, tetapi juga
sebagai hakim dan algojo-Nya. Banyaknya tuduhan terhadap mereka dalam
hal ini sungguh mengesankan. Sukar untuk percaya bahwa seorang pemalsu
Kristen telah mengarang perkataan yang sedang dibicarakan ini, karena ia
cenderung untuk menyanjung status Yesus dan merendahkan status
orang-orang Yahudi. (WiP.J 433-34)
BERBAGAI KEBERATAN TERHADAP KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM
Ada beberapa penyanggahan yang kuat terhadap keautentikan Testimonium, paling tidak seperti yang dikemukakan di atas.
Pertama,
sangat tidak mungkin bahwa Yosefus telah menulis tentang Yesus, "Inilah
sang Mesias." Bukan saja majikan-majikan Romawinya akan mencurigai dia
berkhianat, tetapi ia sendiri tidak memberikan indikasi di manapun bahwa
ia seorang Kristen. Lagi pula, Origenes yang menulis sekitar satu abad
sebelum Eusebius, mengatakan dua kali bahwa Yosefus "tidak percaya pada
Yesus sebagai Kristus." [14]
Kedua,
karya Testimonium, seperti yang tertulis di atas, mengandung kosakata
lain yang tidak akan diharapkan dari Yosefus, yang oleh para pengeritik
bagian tersebut sering dinamakan" seorang Yahudi Ortodoks." Sambil lalu
kita memperhatikan bahwa ada sedikit keraguan mengenai betapa
ortodoksnya Yosefus itu sebenarnya. Rupanya ia merasa nyaman dengan cara
hidup Romawi yang telah diterimanya. Sekalipun demikian, frase-frase
seperti "jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia," "orang-orang
yang menerima kebenaran itu," "seorang yang mengadakan berbagai
perbuatan yang menakjubkan," dan "pada hari yang ketiga Ia menampakkan
diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali", semuanya
mengharuskan Yosefus menjadi orang Kristen yang siap sedia untuk
menderita karena kesaksiannya. Tambahan pula, hal menghubungkan
nubuat-nubuat Perjanjian Lama dengan Yesus menunjukkan bahwa
bagian-bagian ini telah ditulis oleh seorang penyalin Kristen di
kemudian hari.
Ketiga,
apabila bagian itu, seperti yang ada sekarang ini, semula memang berasal
dari karya Yosefus, maka Yustinus Martyr, Klemens dari Aleksandria,
Tertullianus atau Origenes sudah mengutipnya karena nilai apologetiknya
sangat besar." Seperti yang di katakan Lardner: Sebuah kesaksian yang begitu menguntungkan Yesus dalam karya-karya
Yosefus, yang hidup tidak lama setelah masa Juruselamat kita, yang
begitu memahami tindakan-tindakan dalam negerinya sendiri, yang telah
menerima begitu banyak dukungan dari Vespasianus dan Titus, pasti tidak
akan diabaikan atau disia-siakan oleh apologet Kristen siapapun. (LaN.W
487)
Sekalipun penyanggahan ini merupakan penyanggahan
yang berasal dari keheningan, dan sekalipun banyak karya Origenes dan
penulis lain yang hilang dalam zaman purbakala dan mungkin telah memuat
Testimonium, penyanggahan tersebut tetap masuk akal karena ada banyak
bagian dalam karya penulis-penulis yang disebut di atas dan juga penulis
lain di mana bagian ini akan sangat berharga untuk membuktikan pendapat
mereka.
Akhirnya, ada yang menganjurkan bahwa bagian ini
menghentikan aliran normal narasi Yosefus sedemikian rupa sehingga "jika
bagian itu dikeluarkan, argumennya dapat berjalan terus menurut susunan
yang baik." (WeG.DJE 10) Gordon Stein, menyusul Nathanael Lardner
menyatakan bahwa "bagian tersebut muncul di tengah suatu koleksi
cerita-cerita mengenai berbagai malapetaka yang menimpa orang-orang
Yahudi." (StG.JH 2)
MENJAWAB KEBERATAN-KEBERATAN ITU
Dari
keempat keberatan di atas, yang terakhir dapat ditolak dengan segera.
Hanya dua dari lima paragraf dalam bab Yosefus yang memuat Testimonium
itu adalah benar-benar merupakan malapetaka. Isi kelima dari bab 3
adalah sebagai berikut: Paragraf satu berbicara mengenai suatu
malapetaka yang mungkin, yang dapat di atasi oleh keberanian orang-orang
Yahudi ketika mereka mengajukan protes kepada Pilatus. Sebenarnya itu
suatu kemenangan, bukan suatu malapetaka. Paragraf dua berbicara
mengenai malapetaka orang Yahudi ketika "sejumlah besar dari mereka"
terbunuh dan yang lain terluka. Paragraf tiga adalah Testimonium.
Paragraf empat menggambarkan kisah godaan seorang wanita suci di kuil
Isis di Roma dan sama sekali tidak berhubungan dengan orang Yahudi atau
hal lain dalam bab ini.
Akhirnya, paragraf lima menulis tentang
pembuangan orang Yahudi dari Roma. Meskipun paragraf empat mulai dengan
kata-kata, "kira-kira pada waktu yang sama suatu malapetaka lain yang
menyedihkan mengacaukan orang-orang Yahudi," Yosefus menjelaskan bahwa
ia sedang mengacu kepada apa yang akan dilukiskannya dalam paragraf
lima. Ia mengatakan bahwa ia akan melukiskannya setelah pengalihannya
kepada kisah godaan wanita yang suci di kuil Isis. Kisah wanita suci ini
yang menempati lebih dari separuh bagian bab tiga, begitu menyimpang
dari konteksnya sehingga orang terpaksa mengambil kesimpulan bahwa jika
sesuatu harus dikeluarkan dari bab ini maka itulah paragraf empat dan
bukan Testimonium. Bagaimanapun, paragraf empat dan bagian-bagian lain
seperti itu dalam Antiquities
ialah menyatakan bahwa kadang-kadang Yosefus cenderung mencantumkan
kisah-kisah kepentingan manusia dalam kronologinya tanpa menghiraukan
apakah kisah-kisah tersebut cocok dengan konteks disekitarnya.
Kita
harus setuju dengan France ketika ia berkata, "semua ini membuat orang
bertanya-tanya bagaimana Wells dapat mengatakan bahwa jika bagian
tentang Yesus dikeluarkan, 'argumennya dapat berjalan terus menurut
susunan yang baik'." (FrR.E 28) Karena itu, ada cukup alasan untuk
menerima Testimonium, meskipun dalam nada yang lebih netral atau bahkan
negatif.
Sebagian terbesar ahli masa kini memilih alternatif
ketiga." Ahli-ahli menolaknya sebagai pemalsuan sama sekali atau
menerimanya secara menyeluruh, mereka berpendapat bahwa Yosefus pasti
telah mengatakan sesuatu tentang Yesus yang kemudian, sesuatu yang
sangat disayangkan, telah "dipalsukan" oleh seorang penyalin Kristen.
Pendapat ini menjawab tiga keberatan lain terhadap keautentikan di atas,
sementara juga menyetujui bukti-bukti yang menguntungkan keautentikan
yang juga di kemukakan di atas.
Pendapat ini setuju dengan
keberatan yang pertama bahwa Yosefus tidak akan menyebutkan Yesus
sebagai "Kristus." Menurut E.M. Blaiklock, Yosefus boleh jadi menulis 'yang dinamakan Mesias,' seperti yang dilakukannya ketika, dua kitab
kemudian, ia menyebut Kristus lagi, bersama dengan pembunuhan Yakobus.
(BIE.MM 29)
Pernyataan ini bukan saja setuju dengan apa yang
mungkin benar-benar dipercayai oleh Yosefus, tetapi bersama dengan
informasi lainnya dalam Testimonium, pernyataan tersebut memberikan
perkenalan yang perlu mengenai Yesus ini yang dibutuhkan dalam kitab 20,
ketika Yosefus hanya berkata singkat tentang Dia, "yang dinamakan
Kristus."
Terhadap keberatan yang kedua bahwa ada kosa-kata yang tidak menjadi ciri khas Yosefus, Bruce menerangkan secara ringkas: Telah
dianjurkan,mengingat konteks di mana Paragraf itu terdapat bahwa apa
yg dikatakan Yosefus adalah seperti di bawah ini:
Kira-kira pada masa ini timbul suatu sumber kesukaran lebih lanjut
bernama Yesus, seorang manusia bijaksana yang mengadakan
perbuatan¬perbuatan mengherankan, guru orang-orang yang dengan senang
hati menyambut hal-hal aneh. Ia menyesatkan banyak orang Yahudi, dan
juga banyak orang bukan Yahudi. Dialah yang dinamakan Kristus. Ketika
Pilatus, yang bertindak berdasarkan informasi yang diberikan oleh
orang-orang terkemuka di antara kami, menghukum dia untuk disalibkan,
orang-orang yang dari semula telah mengikut Dia tidak berhenti
menyebabkan kesukaran, dan kelompok orang Kristen, yang telah dinamakan
menurut Dia, belum lenyap sampai hari inipun.
Corak
terjemahan ini mungkin mengungkap maksud Yosefus dengan lebih teliti.
Terjemahan ini mengandung empat perbaikan yang ditulis dengan huruf
miring.
Yang pertama, dianjurkan oleh Robert Eisler (EiR. M 50 dst.;
terutama lihatlah hlm. 45), adalah tambahan frase "suatu sumber
kesukaran lebih lanjut" dalam kalimat pertama. Frase ini menghubungkan
paragraf tersebut secara lebih wajar dengan apa yang telah ditulis
sebelumnya, karena Yosefus sedang mengkisahkan beberapa kesukaran yang
timbul selama Pilatus rnenjadi gubernur.
Perbaikan kedua, dianjurkan
oleh H. ST. J. Thackeray, adalah perkataan "hal-hal aneh" (Yunani, aehte) sebagai gantinya "hal-hal benar" (Yunani: alehte).
(ThH, JTM 144 dst.). Sudah pasti kekristenan bagi Yosefus kelihatan
lebih aneh daripada benar.
Yang ketiga, dianjurkan oleh G.c. Richards
dan R. J. H. Shutt, adalah sisipan "yang dinamakan" sebelum "Kristus."
(RiG. CN 31:176 dan Rig. TJ 42:70-71) ... Sedikit keterangan kepada nama
Tuhan kita sebagai "Kristus" diperlukan di sini; kalau tidak, para
pembaca karya Yosefus mungkin tidak akan mengerti bagaimana sebenarnya
"kelompok orang-orang Kristen" rnendapat namanya dari Yesus.
Yang
keempat, bukan suatu perbaikan dalam arti yang sama dengan yang lain.
Yosefus mengatakan bahwa murid-murid Yesus "tidak berhenti," dan kita
harus bertanya, "tidak berhenti berbuat apa?" Jawabannya akan sesuai
dengan konteks, dan dalam jenis konteks yang kita bayangkan " tidak
berhenti menyebabkan kesukaran" memang masuk akal. (BrF.JCO 39-40)
Rekonstruksi
Bruce diatas (atau yang lain-lain seperti itu) juga menjawab keberatan
kedua terhadap keautentikan; tak seorangpun dari bapa-bapa gereja yang
mula-mula sebelum Eusebius telah mengutip Yosefus. Nilai utama dari
bagian tersebut dewasa ini adalah membuktikan keberadaan Yesus dalam
sejarah dan beberapa fakta mendasar mengenai kehidupan dan kematian-Nya
di bawah Gubernur Pilatus. Bagaimanapun, karena fakta-fakta ini tidak
dibantah pada abad-abad yang dahulu itu, tidak ada alasan bagi salah
seorang bapak gereja untuk mengutip Yosefus. Tambahan pula, bagian itu,
seperti yang disampaikan oleh Bruce, menunjukkan bahwa Yosefus bukan
orang Kristen dan merupakan alasan cukup bagi Origenes untuk mengatakan
bahwa Yosefus tidak percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Schlomo Pines,
seorang cendekiawan Israeli yang terkemuka, menyatakan: Sebenarnya,
sejauh menyangkut kemungkinan-kemungkinan, tidak ada orang Kristen yang
percaya akan menulis teks yang begitu netral; bagi dia satu-satunya hal
penting mengenai teks tersebut ialah pengesahan akan bukti sejarah
tentang Yesus. Namun, kenyataannya ialah bahwa persoalan khusus ini baru
dimulai pada zaman modern. Musuh-musuh yang paling membenci kekristenan
pun tidak pernah meragukan bahwa Yesus benar-benar telah hidup. (PiS.A
VT 69)
Dr. James H. Charlesworth dari Princeton
Theological Semimary menulis tentang bukti lebih lanjut yang menegaskan
kisah Yosefus tentang Yesus: Sudah
bertahun-tahun saya rindu untuk menemukan teks dari Antiquities Yosefus
yang memuat varian-varian dalam Testimonium Flavianum. Lalu, kita
mungkin dapat menyokong berbagai pemikiran para sarjana dengan bukti
tekstual. Sebenarnya, justru cita-cita inilah yang menguntungkan kami.
(ChJ. R 109)
Selanjutnya Profesor Charlesworth
menggambarkan sebuah versi Arab abad ke-4 mengenai Testimonium tersebut
yang terpelihara dalam kitab Al-Unwan karya Agapius dari abad ke-IV.
Pines menerjemahkan bagian ini: Pada
waktu ini ada seorang bijaksana yang bernama Yesus. Dan perilakunya
baik, dan (ia) terkenal orang yang berbudi luhur. Dan banyak orang dari
antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-Nya. Pilatus
menghukum Dia untuk disalibkan dan mati. Dan orang-orang yang telah
menjadi murid-Nya tidak meninggalkan kemuridan-Nya. Mereka melaporkan
bahwa Ia menampakkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyaliban-Nya
dan bahwa Ia hidup; jadi, Ia mungkin adalah Mesias yang dari halnya
nabi-nabi telah menceritakan hal-hal ajaib. (PiS. A VT 16)
Suatu
versi Testimonium dari abad ke-11, yang disebut Pines sebagai teks
Michael, memuat kalimat berikut, "Ia dianggap sebagai Mesias." Pines
mengemukakan bahwa kalimat ini mungkin mempertahankan sesuatu yang lebih
dekat dengan kalimat asli Yosefus daripada "Ia mungkin adalah Mesias"
(seperti yang dikatakan dalam teks bahasa Arab itu). Menurut
Charlesworth, versi bahasa Arab itu" menyediakan dasar kebenaran
tekstual untuk menghilangkan bagian-bagian kristiani dan memperlihatkan
bahwa Yosefus boleh jadi telah membahas Yesus dalam Antiquities 18." (ChJ. R 110)
Untuk
mengakhiri pembicaraan kita mengenai Yosefus dapat ditambahkan bahwa
sebutannya tentang Yesus di bagian yang menyangkut Yakobus benar-benar
dapat dipercayai, tetapi sejarawan Earle E. Cairns juga mencatat: Sungguhpun
orang Kristen telah menambahkan sesuatu pada bagian ini, kebanyakan
ahli setuju bahwa informasi mendasar yang baru disebut (bahwa Yesus
adalah "orang bijaksana" yang dihukum untuk mati disalib oleh Pilatus)
mungkin sekali merupakan bagian dari teks yang asli. Memang, Yosefus
bukan seorang sahabat kekristenan, karena itu sebutannya akan Kristus
mempunyai nilai sejarah lebih besar. (CaEE.CT 50)
-------------------
Catatan :
[8]
Rujukan yang umumnya dikutip para sarjana yang berhubungan dengan
naskah Yeremia, misalnya dalam edisi Loeb, adalah XVIlI, 63-64, dan
mengacu kepada bagian ke-63 dan ke-64 dari kitab 18 dalam naskah Yunani
Antiquities. Kami akan memberi kedua rujukan itu dalam semua kutipan
yang berikut, dengan mengutip rujukan yang dipakai oleh naskah Yunani
dalam tanda kurung. Jadi, bagian ini adalah 18.3.3. (63-64).
[9] Yosefus, Antiquities, Loeb Edition, vol. IX, hlm. 496.
NathanieI
Lardner (lihat LaN.W) adalah salah satu dari sedikit orang yang
berpendapat bahwa penyebutan Yakobus dan Yesus di bagian ini telah
ditambahkan oleh para penyalin Kristen beberapa waktu sebelum tahun 200
TM. Lardner merasa bahwa kisah Yosefus tentang kematian Yakobus tidak
cocok dengan kisah Hegessipus, yang terdapat dalam The History of the
Church 2.23. [AS] dari Eusebius. T eta pi jelas tidaklah demikian,
karena kisah Y osefus terutama berhubungan dengan kegiatan Ananias dan
penyingkirannya dari keimaman. Perajaman Yakobus merupakan satu rincian
yang terdiri dari satu kalimat dalam kisah tersebut. Di pihak lain,
Hegessipus memusatkan perhatian pada pribadi Yakobus dan mengembangkan
konteksnya agak luas. Ia menegaskan segala sesuatu yang dikatakan
Yosefus, yaitu bahwa Yakobus diserahkan untuk dirajam, tetapi
menambahkan rincian bahwa beberapa anggota Sanhedrin tertentu ingin
memakai Yakobus untuk membujuk orang banyak agar berpaling dari Kristus;
bahwa sebelum Yakobus dirajam ia telah dibuang dari tembok lindung yang
rendah di atas tembok kota; bahwa karena ia masih hidup setelah jatuh,
ia dirajam sementara ia berdoa mohon pengampunan bagi para pelaksana
hukumnya; dan karena tetap masih hidup, kematiannya diselesaikan dengan
satu pukulan di kepalanya dengan pentungan. Kisah-kisah itu sangat
cocok. Kisah-kisah itu hanya saling bertentangan bila dipaksa untuk
mengatakan apa yang mereka tidak katakan. Lagipula, jika seorang
penyusup kristiani kemudian menyisipkan nama Yakobus ke dalam kisah
Yosefus pada tempat ini, orang akan berpikir bahwa ia akan berusaha
lebih sungguh-sungguh untuk membuat kisah kematian Yakobus lebih sejajar
dengan kisah yang diberikan oleh Hegessipus. Sebagaimana keadaan kedua
kisah itu sekarang yang masing-masing menceritakan rincian yang berbeda,
tetapi yang tidak saling bertentangan, buktinya sama meyakinkan seperti
yang dapat diharapkan dan kedua kisah itu dapat diterima sebagaimana
ada.
[10] Origenes (maupun
Eusebius satu abad kemudian) juga mengutip Yosefus yang berkata,
"Hal-hal ini terjadi pada orang-orang Yahudi sebagai pembalasan karena
Yakobus yang benar. Yakobus adalah saudara Yesus yang dinamakan Kristus,
yang meskipun ia adalah manusia yang paling benar, orang Yahudi telah
membunuh dia. (Against Ce/sus 1. 47, di RoA.ANF [AS]).
[11]
Paul Winter, "Excursus II - Yosefus tentang Yesus dan Yakobus."
Artikel ini merupakan sumber bibliografi yang berharga. Winter mencatat
47 karya acuan yang paling penting tentang persoalan ini: 9 karya
membela keauntetikan Testimonium, 17 menentang keautentikan itu, dan 21
mempertahankan bahwa bagian itu aslinya terdapat dalam karya Yosefus,
tetapi itu hanya dilunakkan, bukan disisipkan, oleh seorang penyalin
yang kemudian.
[12] Yosefus, Antiquities,
edisi Loeb. Karena bagian ini diperdebatkan banyak orang, kami telah
menggunakan terjemahan yang dianggap paling dapat dipercaya.
[13] Eusebius, The History of the Church 1. 11. 7; Demonstration of the Gospe/ 3 .5. 105. [AS]
[14] Origenes, Against Ce/sus 1. 47 dan Commentaryon Mattew 10. 17, in RoA.ANF. [AS]
[15]
Pentinglah untuk memperhatikan bahwa nilai apologetika untuk
oran?-orang Kristen awal ini bukanlah kesejarahan Yesus, melainkan bahwa
seseorang dalam kedudukan yang di hormati di kekaisaran Romawi akan
memandang dengan menyenangkan pada pribadi dan ajaran Yesus. Kesejarahan
Yesus baru menjadi masalah pada abad-abad belakangan ini.
[16]
Rupanya orang ingin menolak seluruh bagian ini terbiasa menulis
seakan-akan semua sarjana lain akan mendukung mereka. Tidaklah
demikian.Kebanyakan sarjana yang telah menyelidiki persoalan ini
mendukung alternatif yang ketiga. Untuk menemukan bibliograli yang
sangat baik dan dihormati dari para sarjana yang mendukung berbagai
pendirian, lihatlah WiP.J di ScE.HJP/73 428-430