Sabtu, 21 April 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 4)

5. Perumpamaan tentang pengampunan

Mat.18:21-35. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkan lah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan ku lunas kan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus-dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan ku lunas kan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan nya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah ku hapuskan karena engkau memohonkan nya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?  Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.  Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." 

Dengan perumpamaan di atas Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa manusia dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah karena adanya pengampunan oleh Tuhan Yesus yang adalah raja dari Kerajaan Allah itu. Tetapi Ia menuntut kepada orang yang telah diampuni dosanya itu juga harus mau mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Bila ia tidak mau mengampuni orang lain itu maka Tuhan Yesus akan mengijinkan  iblis untuk menderanya dengan kesulitan-kesulitan hidup sampai ia dapat mengampuni orang lain seperti yang dikehendaki Nya.
Kehendak Tuhan Yesus adalah bahwa selagi manusia masih hidup di dunia ia harus selalu mau memaafkan atau mengampuni semua orang yang bersalah kepadanya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja orang itu lakukan. Bilamana ia bisa mengampuni dengan tulus maka ia telah bertumbuh imannya dan imannya itu telah menghasilkan buah Roh (Gal.5:22-23), karena buah Roh mempunyai sifat-sifat yang menjadi dasar bagi manusia agar dapat mengampuni kesalahan orang lain dengan tulus. Dan bagi orang yang belum mencapai iman seperti itu tidak akan mampu melakukannya, karena ia masih dikuasai oleh dagingnya atau egonya. Tetapi bagi mereka yang mempunyai iman yang sungguh-sungguh (yang benar) akan dapat mencapai pertumbuhan seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus itu, walaupun harus melalui kesulitan-kesulitan hidup yang penuh dengan air mata. Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus :"Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." (Mrk. 10:25-27)

Gal. 5:22-23  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Mrk.24b-27  "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Jadi orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang dapat mengampuni sesamanya manusia dengan tulus, dengan segenap hatinya , tidak hanya dengan ucapan di bibir saja. Adalah suatu tuntutan yang sangat tinggi dan sepertinya sangat sulit untuk dapat dilakukan oleh manusia. Tetapi bilamana Tuhan Yesus telah mengatakan bahwa hal itu mungkin untuk dilakukan oleh manusia maka tidak ada sesuatu apapun yang akan dapat  menggagalkan nya. Hal itu pasti bisa terjadi, karena FirmanNya "ya" dan "amin", yang berarti pasti dan digenapi.

6. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di ladang anggur

Mat. 20:1-16 . "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah se dinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.  Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?  Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandor nya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk dahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.  ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuannya itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat se dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri-hati kah engkau, karena aku murah hati ? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus Kristus hendak menyampaikan pesan bahwa setiap orang yang hidup menuruti imannya, berikrar untuk tidak menikah dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Nya atau menjadi martir karena nama Nya akan mendapat upah yang sama, yaitu mendapat tempat yang paling mulia di dalam Kerajaan Allah. (lihat: Peta Perjalanan Iman Kristiani; Pertumbuhan Iman kristiani)

Mat.19:11-12  Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.

Ada yang bertobat dan berikrar dari sejak masih muda belia (usia remaja), yang diumpamakan pekerja-pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan pertama, pada pagi-pagi benar. Ada yang bertobat dan berikrar pada masa muda (usia 20 an), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke dua, kira-kira pukul sembilan pagi. Ada yang bertobat dan berikrar  pada masa sudah dewasa (usia 30 an tahun), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke tiga, kira-kira pukul dua belas siang. Ada yang bertobat dan martir pada masa sudah tua (usia 50 an), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke empat, kira-kira pukul tiga sore. Ada yang bertobat dan martir pada masa  sudah lanjut usia (usia 60 an lebih), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke lima, kira-kira pukul lima petang.
Berikrar tidak menikah atau menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus mempunyai batas usia, yaitu usia tiga puluh tahun bagi seorang wanita dan usia tiga puluh lima tahun bagi seorang pria. Karena pada masa sebelum usia itu orang mempunyai harapan akan masa depan dan dapat berkarier untuk meraih cita-citanya. Dengan berikrar berarti ia merelakan untuk tidak mengejar cita-citanya itu demi imannya kepada Tuhan. Hal itu sama saja dengan memberikan hidupnya kepada Tuhan.
Disamping berikrar sebagai pernyataan orang beriman menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan, ada pula cara lain sebagai pernyataan orang beriman menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, yaitu dengan menjadi martir karena nama Tuhan Yesus Kristus. Tetapi hal ini hanya dapat terjadi apabila orang itu hidup didalam situasi dimana Antikris berkuasa.

Mat.10:32-42 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Mat.16:25-27 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib nya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.

 Mrk.8:34-38 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

Luk.9:23-26
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.

Jadi untuk mendapat tempat yang mulia di dalam Kerajaan Allah, ada dua jalan yaitu dengan berikrar tidak menikah karena nama Yesus Kristus atau dengan martir karena nama Nya.
Bagi yang berikrar tidak menikah, ia harus mau hidup menuruti tuntunan Roh Kudus, yang memberinya firman melalui mimpi, nubuat, penglihatan atau pembukaan firman yang terdapat di dalam Alkitab. Sedangkan bagi yang tidak berikrar, karena ia banyak direpotkan oleh hal-hal dunia sehingga firman Tuhan menjadi sulit diperolehnya. Tetapi ia masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan tempat yang mulia itu dengan jalan martir, bila berada dalam masa pemerintahan Antikris.

Sabtu, 31 Maret 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 3)

3. Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara berharga

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendam kan nya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.  Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Mat. 13:44-46.

Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus Kristus memberikan pelajaran kepada murid-muridNya dan orang banyak yang mendengarkanNya, bahwa setiap orang yang menemukan Kerajaan Allah, mereka harus mau meresponnya secara total. Mereka harus menggunakan semua yang dimilikinya dan semua yang ada pada dirinya untuk mendapatkannya. Baik mereka yang menemukannya dengan tidak sengaja, seperti orang yang menemukan harta di ladang, maupun mereka yang dengan kesadaran penuh mencarinya, seperti pedagang yang menemukan mutiara yang indah.

Orang yang menemukan harta di ladang adalah orang kebanyakan, yang mempunyai hidup sederhana, mereka adalah orang-orang yang setiap harinya hanya bergantung pada berkat Tuhan dalam menyambung hidupnya, mereka adalah kaum petani, peladang, dan orang-orang miskin, yaitu orang-orang yang penghasilannya hanya pas-pasan saja. Mereka tidak mempunyai harta yang banyak, karena itu untuk memenuhi hajat hidup sehari -hari ia harus bekerja keras. Mereka hanya memikirkan bagaimana harus bertahan hidup dari sehari demi sehari, tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada hari esok. Mereka hidup sesuai dengan  ajaran  Tuhan Yesus, yang mengatakan: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakan nya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakan nya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelap lah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatiran nya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Mat. 6:19-34.

Seorang pedagang yang menemukan mutiara yang indah adalah orang yang berpendidikan, orang-orang yang mempunyai harta tetapi senantiasa mencari Kerajaan Allah, sehingga ketika ia menemukannya ia rela untuk menyerahkan seluruh miliknya dan hidupnya untuk mendapatkannya. Orang yang seperti inilah yang akan dapat menemukan Kerajaan Allah, hal ini juga sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Mat. 7:7-11.

Jadi dari perumpamaan ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Kerajaan Allah  diperuntukan bagi semua orang, baik yang kaya maupun yang miskin, bagi orang yang berpendidikan maupun orang yang sederhana. Tetapi mereka harus orang yang mau hidup menurut tuntunan Roh Kudus dan mau melakukan firman Tuhan. Mereka adalah orang yang mementingkan hidup rohani lebih dari pada hidup duniawi, karena mereka memang orang-orang rohani, orang-orang yang berpikiran rohani. Mereka adalah orang yang senantiasa hidup menuruti firman yang diberikan Tuhan kepadanya, seperti yang dikatakan  Daud dalam Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.


4. Perumpamaan tentang Pukat

"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu  setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,  lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.  Mengerti kah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti."  Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaan nya." Mat. 13:47-52.

Kerajaan Allah digambarkan sebagai pukat atau jala ikan, dalam arti bahwa Kerajaan Allah menangkap atau menjaring semua orang agar percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang akan menyelamatkan mereka dan yang akan memberikan hidup kekal kepada mereka. Tetapi tidak semua orang yang datang kepada Nya akan dipilihNya sebagai penghuni Kerajaan Allah, melainkan mereka yang hidup dengan iman yang bertumbuh dan menghasilkan buah roh saja (ikan yang baik). Sedangkan mereka yang hidupnya masih di dalam dosa, tidak bertumbuh dan tidak menghasilkan buah roh (ikan yang jahat) akan diabaikan Nya. Hal ini juga ditegaskan oleh Tuhan Yesus dengan perkataanNya: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Mat.7:15-23.

Jadi dari perumpamaan tentang pukat ini dapat dimengerti bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan mendapat tempat dalam Kerajaan Allah, bila mereka bertumbuh imannya dan menghasilkan buah roh yang sesuai dengan imannya itu.

Selasa, 20 Maret 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 2)



Karakteristik dari Kerajaan Allah dapat dikenali dari  perumpamaan-perumpamaan yang di ajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan kepada orang banyak. Sehingga Kerajaan Allah yang dimaksudkan Tuhan Yesus Kristus pun dapat dimengerti dengan lebih jelas.

1. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.

Kerajaan Allah oleh Tuhan Yesus digambarkan seperti biji sesawi yang bertumbuh dari satu benih yang sangat kecil  menjadi satu pohon yang besar melebihi tanaman-tanaman jenis lain , dan  cabang-cabangnya dapat menjadi tempat burung-burung di udara membuat sarang. (Mat. 13:31-35)  
Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu tumbuh pertama-tama mulai dari iman yang sangat kecil tetapi setelah tumbuh dewasa dan sempurna dapat memenuhi dan menguasai seluruh  Bumi , melebihi kerajaan-kerajaan lain yang didirikan dengan kekuatan dan kekuasaan manusia. Dalam hal ini Tuhan Yesus memberikan satu penekanan bahwa iman itu mempunyai kekuatan dan kuasa yang sangat besar, walaupun itu adalah iman yang kecil sekalipun. Ini di ungkapkanNya dengan kalimat : " Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (Mat.17:20)
Dan perkembangan Kerajaan Allah  digambarkannya seperti ragi yang merupakan bahan yang hanya sedikit jumlahnya tetapi dapat membuat seluruh adonan (yang jumlahnya jauh lebih banyak)  mengembang. Dalam hal ini (untuk mengembangkan seluruh adonan) dibutuhkan waktu, demikian pula dengan Kerajaan Allah , untuk dapat berkembang memenuhi seluruh Bumi membutuhkan waktu. Setelah melewati waktu dua ribu tahun maka sekarang iman dari para murid-murid Yesus yang hanya dua belas orang (dikurangi Yudas Iskariot yang menjual Tuhan Yesus), telah hampir mengkhamirkan seluruh Bumi. Dan beberapa waktu lagi akan khamir seluruhnya.

Mat. 13:31-35  Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.  Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." 
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Mat. 17:20  Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Jadi dari pelajaran pertama ini Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita bahwa supaya Kerajaan Allah dapat terbentuk sempurna pertama yang dibutuhkan adalah iman dan yang ke dua adalah waktu, karena Kerajaan Allah berbeda dari pada kerajaan duniawi (yang sifatnya hanya sementara saja).

Yoh.18:36  Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

2. Perumpamaan ilalang diantara gandum.

Kerajaan Allah mulai ada dari benih firman yang ditabur Tuhan Yesus ketika Ia turun ke dunia sebagai manusia dan mengajar murid-muridNya dan orang banyak  yang datang kepadaNya. Orang yang menerima Tuhan dan beriman kepadaNya adalah benih gandum, yang pada waktunya kelak akan menghasilkan buah Roh.* Sedangkan orang yang datang kepada Yesus tetapi tidak menghasilkan buah Roh adalah benih alang-alang. Mereka bertumbuh bersama-sama di ladang Tuhan, yaitu gereja Tuhan yang ada di dunia. Tetapi pada saat menuai nanti antara gandum dan alang-alang akan dipisahkan.
Siapa yang berasal dari benih alang-alang dapat ditentukan, yaitu mereka yang tidak mengalami pertumbuhan  iman seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang biarpun rajin beribadah di gereja dan melakukan pelayanan namun hidupnya masih sama dengan orang-orang duniawi. Karakternya tidak pernah berubah, masih  seperti sebelum mengenal Tuhan Yesus Kristus; pertobatannya hanya dibibir saja; tidak pernah bertobat sungguh-sungguh, masih sebagai orang lama yang berpikiran duniawi. Hidupnya hanya mencari, mengumpulkan dan dikuasai oleh barang-barang yang ada di dunia.

* lihat Pertumbuhan Iman Kristiani (5)

Mat.13:36  Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Jadi dari pelajaran ke dua ini Tuhan Yesus mengingatkan bahwa bukan setiap orang yang mengaku percaya adalah anak-anak Allah, tetapi mereka yang menghasilkan buah Roh saja, karena mereka ini yang berhak menjadi warga Kerajaan Allah. Bagi mereka yang tidak menghasilkan buah Roh, pada hari terakhir nanti Tuhan yesus Kristus mengatakan, bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka, bahkan dikatakanNya, bahwa mereka adalah orang-orang jahat.

Mat.7:15-27  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Buah Roh adalah sebuah pencapaian  hidup yang didasari oleh iman yang bertumbuh menjadi dewasa dan sempurna sehingga menghasilkan karakter yang baik seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus, yaitu karakter seperti yang rasul Paulus nyatakan dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia.

Gal. 5:22-23  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan-diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu

Kasih
Kasih yang dimaksud disini adalah kasih agape, yang tidak membeda-bedakan, tidak pilih-pilih,  kasih yang timbul dari dalam hati yang tulus dan suci. Tidak ada pamrih didalamnya.

Sukacita
Adalah perasaan bahagiagembira, senang, dan bersyukur dalam hati yang timbul dari iman kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan karena ada rangsangan dari luar dirinya.

Damai sejahtera
Adalah perasaan tenang yang timbul didalam hati, sehingga tidak kawatir terhadap hidupnya, karena percaya pada pemeliharaan Allah.

Kesabaran
Adalah sikap hidup yang berkaitan dengan dunia diluar dirinya, dimana ia tidak memaksakan kehendak, keinginan atau pikirannya sendiri, tetapi hidup menurut keadaan dimana ia berada dan melakukan yang terbaik bagi semua orang.

Kemurahan
Adalah sikap hidup yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik yang bersifat materiil maupun immateriil.

Kebaikan
Adalah sikap hidup yang selalu mengutamakan keuntungan bagi orang lain, tidak mementingkan dirinya sendiri.

Kesetiaan
Adalah sikap hidup yang selalu menjunjung tinggi perkataannya, sehingga ia tidak akan mengingkari apa yang menjadi komitment yang telah dibuatnya, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Kelemah-lembutan
Adalah sikap hidup yang mendasarkan tindakannya pada perasaan atau hati nurani yang timbul dalam dirinya ketika berinteraksi dengan dunia diluar dirinya.

Penguasaan-diri
Adalah sikap hidup yang mendasarkan tindakannya pada kehendak roh yang senantiasa menghendaki agar berbuat kebaikan, bukan menuruti keinginan daging yang senantiasa menginginkan pemuasan nafsu.

Minggu, 01 Januari 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 1)




Kerajaan Allah adalah suatu bentuk pemerintahan oleh Allah sebagai rajanya. Dalam hal ini yang duduk di tahta raja adalah Tuhan Yesus Kristus, yang telah mengalahkan maut dan sekarang duduk di sisi Allah Bapa. Kerajaan Allah meliputi wilayah dunia fana dan dunia baka. Kerajaan Allah berdiri sejak Yesus Kristus memberitakan Injil dan menyatakan kuasa Kerajaan Allah dengan berbagai perbuatan ajaib menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan dan melakukan berbagai mujizat. Penghuni Kerajaan Allah adalah orang-orang yang diselamatkan dari dosa, karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan keberadaan orang-orang yang diselamatkan itu dikelompokan menjadi tiga menurut gambar tabernakel, yaitu: Orang halaman/ pelataran, orang ruangan suci dan orang ruangan maha suci (lihat gambar di atas).


Orang-orang halaman/ pelataran adalah mereka yang selama hidupnya tidak mempunyai kesempatan bertumbuh maksimal. Contoh orang halaman ini adalah salah seorang penjahat yang disalib bersama-sama dengan Yesus dan dijanjikan akan bersama Yesus di Firdaus.


Orang-orang ruangan suci adalah mereka yang selama hidupnya memperhatikan pertumbuhan imannya, tetapi tidak menyerahkan hidup seutuhnya bagi Yesus. Contoh orang ruangan suci adalah mereka yang meninggal dalam usia tua atau karena sakit dan mereka tidak pernah menyerahkan hidupnya karena Kerajaan Sorga.


Orang-orang ruangan maha suci adalah mereka yang dari masa muda menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Yesus, tidak menikah atau mati martir dalam nama Yesus. Contoh orang ruangan maha suci adalah para rasul dan orang-orang yang martir mulai abad pertama sampai sekarang dan yang akan datang.

Mat. 19:11-12 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."


Orang-orang ruangan maha suci adalah :
a) Orang-orang yang pada pertumbuhan tahap1, tahap 2 dan tahap 3 (lihat peta pertumbuhan iman Kristiani) mati martir dalam nama Yesus.
b) Orang-orang yang menyerahkan hidup seutuhnya bagi Yesus (tidak menikah karena Yesus) belum mencapai pertumbuhan yang sempurna tetapi bertahan sampai dipanggil Tuhan (mati dalam usia yang lanjut atau mati pada usia yang telah ditentukan Tuhan).
c) Orang-orang yang menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Yesus yang mengalami pertumbuhan iman mencapai sempurna dan kemudian diangkat Tuhan ke surga.
Jadi ada tiga kemungkinan menjadi orang-orang ruangan maha suci. 

Untuk orang yang tidak menyerahkan hidupnya bagi Tuhan  masih mempunyai satu kesempatan untuk dapat menjadi orang ruangan maha suci, yaitu dengan mati martir. Kesempatan ini hanya ada dan dapat terjadi bila terjadi penganiayaan oleh Antikris yang mempunyai kekuasaan yang besar. Untuk orang yang menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Tuhan Yesus mempunyai tiga kesempatan untuk dapat menjadi orang ruangan maha suci, yaitu dengan mati martir, atau dipanggil Tuhan sampai batas usianya, atau mencapai sempurna dan diangkat ke sorga.

Orang-orang martir itu terdiri dari orang-orang yang mengalami pertumbuhan iman mencapai hampir sempurna, mereka terdiri dari orang-orang yang berada pada tahap satu, tahap dua dan tahap tiga  pertumbuhan imannya (lihat Peta Pertumbuhan Iman Kristiani). Sehingga tepatlah perumpamaan tentang 'Orang-orang upahan di ladang anggur' yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya (Mat.20:1-16), bahwa orang yang akan mendapatkan tempat di dalam kerajaanNya tidak didasarkan pada kapan ia bertobat atau berapa lamanya ia melayani Tuhan atau bekerja di ladang Tuhan, tapi tergantung pertumbuhan iman masing-masing. Bisa terjadi orang yang baru bertobat mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mau menyerahkan hidupnya untuk Tuhan, menjadi martir dalam nama Tuhan Yesus, melebihi  pertumbuhan iman orang yang sudah bertobat dan bekerja diladang Tuhan bertahun-tahun lamanya. Dalam hal ini sudah  dikatakanNya  bahwa "orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." 

Mat. 20:1-16  "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.  Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.  Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.  Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?  Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.  Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.  Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.  Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,  katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?  Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.  Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." 

Disamping pengertian Kerajaan Allah secara obyektif di atas, secara subyektif Kerajaan Allah adalah juga merupakan suatu keadaan yang dapat dirasakan oleh orang yang telah mendapatkannya. Karena Kerajaan Allah adalah perasaan sukacita damai sejahtera yang memenuhi hati orang beriman, sehingga  ia tidak  terpengaruh oleh setiap keadaan yang datang dalam hidupnya, baik yang menguntungkan atau menyenangkan maupun yang merugikan atau masalah. Karena hidupnya tidak bergantung pada apa yang kelihatan oleh mata manusia, tetapi bergantung pada janji Allah, yang hanya dapat dilihat dengan mata hati atau dengan iman. Perasaan sukacita damai sejahtera itu berlangsung sejak masih di dunia sampai pada kehidupannya dalam Kerajaan Allah yang kekal. Jadi orang beriman  mulai menjadi warga Kerajaan Allah sejak masih hidup di dunia dengan tubuh yang fana sampai pada kehidupan yang kekal di dalam Kerajaan Allah dengan tubuh kemuliaan. Tetapi adalah sangat sulit untuk mendapatkan Kerajaan Allah itu bagi orang-orang yang hidup dengan menikah, mempunyai anak dan istri atau suami, karena pada situasi yang  seperti itu seseorang terikat oleh berbagai kepentingan yang tidak mungkin dapat diabaikannya begitu saja. 

Jadi bilamana seseorang mempunyai panggilan untuk mengikut Tuhan maka ia akan lebih mudah mendapatkan Kerajaan Allah, bilamana ia hidup tidak kawin atau menyerahkan hidupnya  bagi Tuhan Yesus Kristus seutuhnya, karena dengan keadaannya itu tidak ada lagi kepentingan-kepentingan yang menghambatnya  mengikuti Tuhan Yesus Kristus.





Senin, 26 Desember 2011

TUBUH KEMULIAAN



Setelah seorang beriman mencapai kedewasaan iman dan menjadi sempurna, tubuh jasmaninya berubah menjadi tubuh kemuliaan yang tidak mengalami ketuaan, sakit-penyakit, lapar-haus, panas-dingin dan  gangguan jasmani yang lain. Tubuh kemuliaan tidak dapat dibatasi oleh hukum alam lagi, ia tidak dapat dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Ia dapat pergi kemana saja dalam sekejap, hanya dengan memikirkannya saja lalu ia sudah berada di suatu tempat yang dikehendakinya pada saat itu juga. Walaupun demikian tubuhnya mempunyai massa, bisa dilihat, bisa dipegang, bisa makan dan minum.  Pada kedatangan Tuhan Yesus kembali ke bumi orang-orang kudus pilihan Tuhan dibangkitkan dan diangkat naik kepadaNya bersama-sama dengan orang-orang pilihanNya yang masih hidup pada saat itu. Tubuh jasmani mereka berubah menjadi tubuh kemuliaan.
Demikian pula dengan Yesus Kristus, setelah Ia dibangkitkan dari kubur, selama empat puluh hari lamanya Ia menemui banyak murid-murid dengan mengenakan tubuh kemuliaan. Ia dapat masuk kedalam rumah yang terkunci rapat dan Ia dapat datang pergi dalam sekejap. 

Yoh. 20:19  Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Orang yang mengenakan tubuh kemuliaan mempunyai bentuk tubuh dan rupa pada keadaan dewasa yang paling sempurna. Sehingga seorang yang dipanggil Tuhan (mati) pada saat sudah lanjut usia, ketika mengenakan tubuh kemuliaan akan kembali pada keadaan saat ia dewasa, pada keadaan fisiknya yang paling sempurna. Tapi tanda pengenal pada mereka tidak hilang, seperti yang ditunjukan oleh Yesus Kristus kepada Thomas, yaitu tanda bekas paku pada tangan dan lubang bekas tusukan tombak pada lambungNya.

Yoh. 20:25 -29  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Mereka akan datang bersama-sama Tuhan Yesus dan memerintah Kerajaan Allah pada masa Pemerintahan Seribu Tahun Damai. Mereka mengenakan tubuh kemuliaan hadir ditengah-tengah persekutuan orang-orang Kristen, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Yesus Kristus setelah kebangkitanNya itu. Dan orang-orang yang hadir akan mengenalnya dan mendengarkan perkataannya. Pada masa ini karunia-karunia Roh Kudus sudah tidak dinyatakan lagi, baik karunia bahasa roh, karunia mengartikan bahasa roh, karunia bernubuat, karunia membedakan roh, karunia kesembuhan, karunia membuat mujizat, karunia hikmat, karunia makrifat, dan karunia iman, semuanya sudah dihapuskan. Alkitab juga sudah tidak dibaca lagi karena mereka mendengar langsung perkataan orang-orang kudus yang di utus Tuhan Yesus. Praktis rohani mereka bertumbuh bukan berdasarkan iman tapi dari apa yang mereka lihat dan dengar; karena Roh Kudus atau Roh Penolong sudah tidak berkarya lagi di bumi. Dan ketika ada orang kristen yang mengalami pertumbuhan rohani hingga mencapai sempurna, ia segera akan raib atau menghilang diangkat ke sorga disaksikan oleh orang yang sedang bersamanya. Hal itu terjadi seperti saat kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua, hanya kejadian ini berlangsung terus selama pemerintahan Kerajaan  Seribu Tahun Damai.

Mat. 24:40-41 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Peristiwa adanya orang-orang kudus yang mengenakan tubuh kemuliaan digambarkan dalam mimpi Yakub sebagai malaikat-malaikat yang turun naik tangga dari  langit ke bumi. 

Kej. 28:10-12  Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Yesus Kristus pun memberi keterangan tentang orang-orang kudus dengan tubuh kemuliaan itu, menggunakan gambaran yang sama dengan mimpi Yakub. Dalam hal ini malaikat-malaikat  Allah adalah orang-orang kudus dengan tubuh kemuliaan, sedangkan anak manusia adalah orang Kristen yang hidup di bumi pada masa pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai.

Yoh. 1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."




Minggu, 25 Desember 2011

IMAN - PENGHARAPAN - KASIH



Yang menjadi dasar pengajaran Tuhan Yesus ada tiga hal, yaitu Iman, Pengharapan, dan Kasih. Jadi bagi semua orang yang mau mengikutiNya maka mereka harus hidup dengan memperhatikan tiga dasar itu. Karena dengan memperhatikan tiga dasar itu,  ia baru dapat hidup menurut kehendakNya.


Iman
Iman yang mula-mula adalah percaya pada pemberitaan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia untuk menebus dosa manusia, lahir menjadi manusia, hidup, mati, bangkit, naik ke sorga dan akan datang kembali untuk menjemput orang-orang pilihanNya. Jadi 'percaya' adalah awal (starting point) dari iman.
Setiap orang yang percaya pada pemberitaan Injil maka ia harus bertobat dan hidup baru, yaitu hidup menurut iman selama hayat dikandung badan sampai ia dipanggil Tuhan ke sorga.


Rm. 10:9  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.


Rm.10:17  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.


Ibr. 11:1  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.


Pengharapan
Orang yang percaya pada pemberitaan Injil dan mau hidup menurut iman, karena ia mempunyai pengharapan akan keselamatan dan hidup kekal dalam Kerajaan Nya seperti yang dijanjikan Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ia harus hidup menurut tuntunan roh, yaitu mau menyalibkan dagingnya, untuk menyucikan diri.


Tit. 1:2  dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,


1 Ptr. 1:3-5  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.


1 Yoh. 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.


Kasih
Orang percaya yang mau hidup menurut roh akan memperhatikan semua yang dibuat selama hidupnya, yaitu berusaha berbuat kasih terhadap sesamanya, seperti yang ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.


1 Kor.13:4-7  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Orang yang sabar adalah mereka yang senantiasa mau memberi maaf pada orang yang bersalah kepadanya.

Orang yang murah hati adalah mereka yang dengan tulus mau memberikan pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan.

Orang yang tidak pencemburu adalah mereka yang merasa senang dengan kesuksesan orang lain, walaupun dirinya sendiri kurang sukses.

Orang yang tidak memegahkan diri dan tidak sombong adalah mereka yang menerima kesuksesan dirinya dengan bersyukur, sehingga tidak lupa bahwa semua itu dikaruniakan Tuhan, bukan semata-mata karena hasil usahanya sendiri.

Orang yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri adalah mereka yang senantiasa ingat bahwa Tuhan menyertainya, sehingga ia selalu menjaga dirinya agar dapat hidup sesuai dengan kehendakNya.

Orang yang tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain adalah mereka yang mau memahami kekurangan orang lain dan menerimanya dengan ikhlas.

Orang yang tidak suka dengan ketidakadilan, tetapi karena kebenaran adalah orang yang hidup jujur sesuai dengan hati nuraninya/ suara Roh Kudus.

Orang yang menutupi segala sesuatu adalah mereka yang tidak suka membesar-besarkan masalah. Masalah besar akan dibuatnya menjadi kecil, dan masalah kecil akan dibuatnya menjadi bukan masalah.

Orang yang percaya segala sesuatu adalah mereka yang percaya pada janji Tuhan.

Orang yang mengharapkan segala sesuatu adalah mereka yang mengharapkan penggenapan janji Tuhan .

Orang yang sabar menanggung segala sesuatu adalah mereka yang terus menerus mengharap penggenapan janji Tuhan itu walaupun harus mengalami hambatan dan siksaan, baik secara batin maupun secara fisik. (bersambung...lihat Renungan tentang:  'Buah Roh')

Jumat, 23 Desember 2011

Khotbah di Atas Bukit (10)


"Khotbah di Atas Bukit" ditulis oleh rasul Matius dalam Injilnya kepada orang-orang Yahudi kebanyakan yang kurang pendidikan, mempunyai tujuan untuk menegaskan bahwa 'Yesus adalah nabi yang akan datang', yang dinubuatkan oleh nabi Musa di dalam Taurat, yang harus didengarkan perkataanNya (Ul.18:15). Karena Dia  adalah TUHAN (Yahweh) sendiri yang memberikan  Perintah  Baru  di atas bukit (Mat.5:1-12), seperti  TUHAN (Yahweh) yang telah memberikan Sepuluh Perintah kepada Musa di atas gunung Sinai.  Dengan menggunakan gambaran seperti ini, rasul Matius memberikan penilaian bahwa Yesus Kristus mempunyai kwalitas yang sejajar dengan nabi Musa, yang diakui sebagai nabi terbesar diantara nabi-nabi orang Yahudi,   bahkan lebih dari padanya; dan mereka dapat mengerti pesan yang diberitakan rasul itu.


Ul.18:15  Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN (Yahweh), Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.


Mat. 5:1-12   Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu".


1. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang miskin secara rohani dan selalu mengharapkan pertolongan Allah, karena ia sendiri tidak menemukan jalan bagi dirinya sendiri untuk mendapatkan  hidup yang tenang dan nyaman. Mereka yang mempunyai perasaan seperti ini yang akan mendapatkan Kerajaan Allah sebagai miliknya, yaitu mendapatkan sukacita damai sejahtera didalam hatinya sehingga ia tidak kuwatir lagi akan hidupnya.


2. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Orang yang berdukacita adalah orang yang senantiasa memikirkan hidup orang lain, sehingga ia mempunyai empathi  terhadap kesusahan orang lain. Dalam hal ini ia tidak bermalas-malasan  untuk berbagi dengan orang lain,  karena dengan berbuat demikian ia mendapatkan kebahagiaan batin dan hatinya menjadi puas,  yaitu suatu perasaaan puas yang tidak dapat diperolehnya dari segala macam barang duniawi yang telah dan bisa dimilikinya.


3. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Orang yang lemah lembut adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh perhatian dan dengan hati yang tulus, tidak mempunyai motivasi lain yang terselubung, misalnya : untuk mencari keuntungan atau memuaskan keinginan dagingnya. Ia tidak menilai orang dari penampilan luarnya saja, dan tidak membeda-bedakan orang atas dasar apapun, baik ras, agama, suku, budaya, umur, jabatan, jumlah kekayaan, warna kulit, dan lain-lain. Ia memandang orang lain sebagai manusia seutuhnya,  yaitu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang bermartabat, mulia dan berharga untuk dikasihi.


4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang senantiasa mengusahakan hidupnya sesuai dengan firman  Tuhan (Mat. 4:4; Yoh.4:13-14), karena Tuhan sendiri adalah sumber kebenaran (Yoh. 14:6). Dengan tindakannya itu, ia dapat berjalan  selangkah demi selangkah  di jalan Tuhan (Mzm. 119:105) sampai ia masuk kedalam Kerajaan Allah yang kekal.

Mat. 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Yoh.4:13-14
 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."


Mat. 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Mzm. 119:105  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.


5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Orang  yang murah hatinya adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain dengan sepenuh hati, baik waktu, harta dan  hidupnya, bahkan nyawanya  akan diberikan bila memang diperlukan. Walaupun demikian ia tidak pernah kekurangan, karena Tuhan senantiasa memberikan segala sesuatu yang baik dan memberikan semua yang dibutuhkannya di dalam hidupnya.


Mzm. 23:1-6  Mazmur Daud. TUHAN (Yahweh) adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN (Yahweh) sepanjang masa.


6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Orang yang suci hatinya adalah orang yang hidup dengan sepenuh hati mengikut Tuhan, sehingga dalam segala perasaan, pikiran, perkataan dan tindakannya, semuanya sesuai dengan hati nuraninya yang terdalam. Di dalam dirinya sudah tidak terdapat lagi satu titik pun kepalsuan atau kebohongan atau kemunafikan. Bilamana 'ya' akan dikatakannya 'ya', bila 'tidak' maka akan dikatakannya 'tidak'. Orang yang demikian termasuk orang yang sudah  dewasa imannya, sehingga bila Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya, maka ia akan termasuk orang yang akan melihatNya dan diangkatNya ke langit.


Mat. 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Why. 14:4-5  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesejukan, kegembiraan, kesenangan, ketenangan, kesukaan, kebebasan, kelegaan, dan segala perasaan yang nyaman bagi orang-orang yang berada di dekatnya. Ia akan dapat memberikan jalan bagi orang yang berada dalam kebuntuan. Ia akan dapat mendamaikan orang yang sedang bermusuhan. Ia akan dapat menolong orang yang dalam kesulitan. Dan ia akan dapat menunjukan jalan Tuhan kepada orang yang hidup tersesat di dalam lembah kekelaman (yaitu orang yang hidup dalam dosa).


8. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran adalah orang yang melakukan perbuatan baik sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan tetapi dicela, dimusuhi dan dianiaya, karena menentang dan merugikan orang yang hidup tidak benar. Dari sisi rohani sesungguhnya Tuhan sedang menguji iman orang itu. Bilamana kemudian ia bertahan menghadapi keadaan itu maka imannya akan meningkat dan bertumbuh dengan cepat menjadi dewasa, dan menemukan Kerajaan Sorga. Ia akan selalu dapat bersyukur dan dapat berserah kepada Tuhan Yesus dalam segala keadaan; serta senantiasa mempunyai sukacita damai sejahtera sepanjang hidupnya. sehingga ia merasakan hidupnya di dunia seperti di dalam sorga.


Mat. 6:9-13  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]


9. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.

Pada Perintah Berbahagia yang ke sembilan Tuhan Yesus memberikan satu peringatan bagi orang yang mengikutiNya, untuk bersiap-sedia menanggung semua beban dan kesulitan yang akan dihadapinya karena keputusannya itu. Yaitu segala penderitaan yang harus ditanggung pada perasaan dan harga diri mereka, mulai dari yang bersifat batiniah  sampai kepada siksaan yang bersifat badaniah. 


10. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Pada Perintah Berbahagia yang ke sepuluh Tuhan Yesus memberikan satu penghiburan bagi orang yang mau mengikutinya dan bertahan dengan imannya. Bahwa semua yang akan dihadapinya bukanlah hal baru dan bukanlah hal yang sangat sulit karena hal itu juga sudah dialami terlebih dahulu oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama dan mereka dapat menanggungnya sampai selesai.

Dengan Sepuluh Perintah Berbahagia  dalam khotbah di bukit yang diberitakan Tuhan Yesus itu, Ia memberikan dasar bagi orang beriman tentang bagaimana mereka harus mulai (start) menjalani hidup yang benar, dan sejauh mana perjalanan iman yang harus mereka lalui sampai batas akhirnya (finish)

Sebagaimana Tuhan Yesus menyimpulkan Sepuluh Perintah yang diterima  Musa di gunung Sinai dengan dua kalimat yang ringkas, yaitu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Maka Sepuluh Perintah Berbahagia  yang diberitakan Tuhan Yesus Kristus di dalam Khotbah di Bukit dapat diringkas menjadi : "Berbahagialah orang yang berharap kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi; dan  berbahagialah orang yang menderita dan mati dalam nama Tuhan Yesus Kristus". 

Sepuluh Perintah TUHAN di atas gunung Sinai diberikan kepada bangsa Israel, yang hidup di bawah Hukum Dosa yang mematikan;  tetapi Sepuluh Perintah Berbahagia di atas bukit diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada bangsa Israel Rohani, yang hidup di bawah Hukum Kasih Karunia yang menyelamatkan.


Mat. 22:37-39  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (bersambung....lihat: 'Sepuluh Perintah Berbahagia')