Cerita tentang "Yesus mengusir orang-orang yang berdagang di Bait-Allah" adalah satu cerita yang sangat populer dalam jemaat Kristen, dan sering digunakan untuk membela diri apabila mereka dicela karena telah marah kepada sesamanya karena sesuatu hal, baik dalam pergaulannya di dalam lingkungan gereja maupun di luar lingkungan gereja; dalam lingkungan keluarganya sendiri atau dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka berdalih bahwa sebagai pengikut Kristus, mereka juga tidak salah bila sekali-kali marah, karena Tuhan Yesus juga pernah marah. Dan orang yang mencela akan mengatakan bahwa kemarahanya itu tidak dapat dibandingkan dengan kemarahan Tuhan Yesus, karena yang dilakukan Yesus Kristus adalah "marah yang kudus," suatu istilah untuk "membela" Yesus Kristus yang "marah" kepada pedagang-pedagang di Bait-Allah, untuk membedakan antara "marah" yang dilakukan Tuhan Yesus dengan marah yang mereka lakukan. Dengan menggunakan istilah itu secara tidak langsung mereka telah memberitahu bila "marah" adalah perbuatan yang kurang terpuji, perbuatan yang mencerminkan ketidakmampuan mengendalikan diri dari emosi dan ego nya, dan memperlihatkan iman yang belum dewasa.
Kejadian seperti tersebut di atas adalah peristiwa yang biasa terjadi dalam hidup orang-orang Kristen, karena Yesus dalam cerita itu dipahami telah "marah" kepada orang-orang yang berdagang di Bait-Allah, dengan perbuatanNya menunggang-langgangkan semua meja-kursi para pedagang di Bait-Allah. Inilah pemahaman yang tidak sesuai dengan Injil, tetapi telah umum menjadi pemahaman orang Kristen; sebab dengan mudah dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan renungan, khotbah, dan pendalaman alkitab di forum-forum kristiani, salah satunya adalah yang terdapat pada catatan "Alkitab SABDA" yang menerangkan cerita "Yesus mengusir orang-orang yang berdagang di Bait-Allah" dengan kalimat: "Dalam kemarahan yang menyala-nyala Ia mengusir dari rumah Allah orang fasik, orang tamak dan mereka yang merusak tujuan rohani yang benar dari Bait Suci itu," yang kutipan selengkapnya (co-pas) seperti dibawah ini:
Kejadian seperti tersebut di atas adalah peristiwa yang biasa terjadi dalam hidup orang-orang Kristen, karena Yesus dalam cerita itu dipahami telah "marah" kepada orang-orang yang berdagang di Bait-Allah, dengan perbuatanNya menunggang-langgangkan semua meja-kursi para pedagang di Bait-Allah. Inilah pemahaman yang tidak sesuai dengan Injil, tetapi telah umum menjadi pemahaman orang Kristen; sebab dengan mudah dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan renungan, khotbah, dan pendalaman alkitab di forum-forum kristiani, salah satunya adalah yang terdapat pada catatan "Alkitab SABDA" yang menerangkan cerita "Yesus mengusir orang-orang yang berdagang di Bait-Allah" dengan kalimat: "Dalam kemarahan yang menyala-nyala Ia mengusir dari rumah Allah orang fasik, orang tamak dan mereka yang merusak tujuan rohani yang benar dari Bait Suci itu," yang kutipan selengkapnya (co-pas) seperti dibawah ini:
9 Full Life : MENGUSIR SEMUA PEDAGANG DI SITU.
Nas : Luk 19:45
Pembersihan Bait Allah menjadi tindakan besar pertama pelayanan Yesus di muka umum (Yoh 2:13-22) dan tindakan besar terakhir pelayanan-Nya di muka umum (bd. Mat 21:12-17; Mr 11:15-17). Dalam kemarahan yang menyala-nyala Ia mengusir dari rumah Allah orang fasik, orang tamak dan mereka yang merusak tujuan rohani yang benar dari Bait Suci itu. Tindakan Yesus yang dua kali membersihkan Bait Allah selama tiga tahun pelayanan-Nya menunjukkan betapa pentingnya pelajaran rohani itu:
1) Kristus sangat menginginkan kekudusan dan ketulusan yang saleh di dalam gereja-Nya (bd. Yoh 17:17,19). Ia mati untuk "menguduskannya ... menyucikannya ... dan menempatkan jemaat ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:25-27).
2) Ibadah di dalam gereja haruslah dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Gereja harus menjadi suatu tempat doa dan persekutuan dengan Allah (bd. Mat 21:13).
3) Kristus akan menghukum semua orang yang menggunakan gereja, Injil atau Kerajaan-Nya demi keuntungan, kemuliaan atau kemajuan diri pribadi.
4) Kasih yang tulus bagi Allah dan bagi tujuan penebusan-Nya akan menghasilkan "semangat" yang menyala-nyala bagi kebenaran rumah Allah dan Kerajaan-Nya (Yoh 2:17). Keserupaan yang sejati dengan Kristus meliputi sikap tidak bertoleransi terhadap yang tidak benar di dalam gereja (bd. pasal Wahy 2:1-3:22).
5) Penting bagi semua pelayanan Kristen yang benar untuk menentang mereka yang mencemarkan dan merendahkan Kerajaan Allah (bd. 1Kor 6:9-11; Gal 1:6-10; Wahy 2:1-3:22).
6) Kita bisa memilih salah satu, yakni mengizinkan Kristus masuk ke dalam jemaat-jemaat untuk membersihkannya dari kebohongan, kemesuman, keduniawian, dan kenajisan (lih. pasal Wahy 2:1-3:22) atau pada kedatangan-Nya yang kedua kali dengan hukuman ilahi Ia akan membersihkan gereja-Nya secara tuntas (lih. Mal 3:2).
Kutipan di atas adalah pemahaman gereja secara umum mengenai cerita "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah," yang biasa diajarkan dalam jemaat. Dalam cerita itu Tuhan Yesus dianggap benar-benar telah "marah" yang dinyatakan seperti "api yang menyala-nyala." Seolah-olah kemarahanNya itu sangat mengerikan dan mampu meluluh-lantakan semua yang dijumpainya. Pada kenyataannya keempat penulis Injil yang di kanon, tidak pernah menulis tentang Yesus yang "marah," baik dalam ketiga Injil sinopsis (Mat.21:12-17; Mrk.11:15-19; Luk.19:45-48) maupun dalam Injil Yohanes (Yoh.2:13-25), karena di dalam perikop itu tidak ditemukan satu pun kata "marah."
Mat.21:12-17. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.
Mat.21:12-17. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.
Mrk.11:15-19. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada- Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.
Luk.19:45-48. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Yoh.2:13-25. Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ma.rah berarti: a sangat tidak senang (krn dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar: aku--mendengar ucapannya yg kasar itu; bangkit (naik--, timbul--) ki menjadi marah. Dalam arti kata "marah" yang demikian maka orang yang marah adalah orang yang sudah tidak dapat mengendalikan dirinya karena emosi yang meluap-luap, lepas kendali, dan membabi buta karena "ego" nya direndahkan. Dengan demikian pemahaman bahwa Yesus Kristus "marah" dalam cerita itu tidak tepat, sebab Yesus Kristus tidak dalam keadaan "sangat tidak senang" atau "berang," apalagi "gusar" karena tersinggung harga diriNya oleh perlakuan atau perkataan orang yang merendahkan Nya.
Seperti diketahui dalam perikop-perikop sebelumnya Yesus dielu-elukan oleh orang-orang banyak, yang telah mendengar segala tanda dan mujizat yang telah diperbuatNya sebelumnya di Galilea, Samaria dan Yudea. Jadi sebagai seorang yang sudah mendapat simpati begitu banyak orang, Yesus tentu tidak akan melakukan perbuatan marah-marah seperti yang dibayangkan oleh pembaca Injil pada umumnya.
Dalam cerita itu Yesus mengusir orang yang berdagang itu tidak dengan cara yang kasar, seperti yang dibayangkan orang Kristen pada umumnya. Yang dilakukanNya adalah menghalau hewan-hewan kurban itu dengan cambuk yang dibuatNya dan menghamburkan uang penukar, tetapi setelah itu Ia menyuruh mereka mengambil dan membawanya ke luar dari Bait Allah; dan Ia juga masih sempat melayani orang-orang Yahudi yang protes terhadapNya. Setelah peristiwa yang terjadi pada hari pertama perayaan Paskah itu, Ia selama tujuh hari berturut-turut membuat tanda-tanda dan mujizat untuk menyembuhkan orang yang buta dan orang yang timpang. Selama hari-hari itu Ia juga mengajar Firman Allah kepada orang-orang yang ada disana sampai petang hari. Dari keadaan yang demikian maka menjadi janggal dan tidak masuk akal apabila Yesus sebelum memulai semua yang dilakukanNya dengan marah-marah, karena bila demikian orang-orang banyak itu tentu tidak akan menaruh simpatik lagi pada Nya dan tidak tertarik mendengarkan segala perkataan yang diajarkanNya.
Disamping itu ke empat Injil walaupun menceritakan tentang "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah," dengan cara yang berbeda tetapi menyajikannya bak paduan suara yang harmonis dan indah. Anggapan orang yang membaca Injil bahwa Yesus telah "marah" dalam cerita itu terjadi karena mereka sudah mempunyai "praduga" yang salah, karena tidak meneliti terlebih dahulu dengan mendalam. Mereka menganggap perbuatan Yesus Kristus yang menjungkir balikkan meja dan kursi para pedagang sebagai ekspresi kemarahan. Perbuatan mereka itu ibarat mengukur baju Yesus Kristus dengan ukuran bajunya sendiri, sehingga gagal paham.
Penelitian yang seharusnya dilakukan adalah dengan mendalami cerita "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah" dari keempat Injil, sehingga dapat direka-ulang kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian pembaca Injil dapat mengerti kesalahan yang sudah dilakukan selama ini dan meluruskannya dengan pemahaman yang benar. Dan yang perlu diketahui lebih dahulu sebelum penelitian adalah latar belakang cerita itu, yaitu perayaan Paskah.
Menurut Ensiklopedia Alkitab Praktis, Paskah atau Pasah* adalah salah satu hari raya bangsa Ibrani yang terpenting (Kel.12:27 TKB), dirayakan setiap tahun sekali pada musim semi (bulan Maret atau April); sama dengan adat makan apam fatir (Kel:11, 17 TKB), hari raya fatir (Kel.23:15 TKB), hari raya makan roti yang tidak beragi (Kel.12:17), hari raya Roti Tidak Beragi (Ul.16:16), hari raya roti yang tiada beragi (Kis.12:3 TKB), masa raya roti fatir (2Taw.8:13 TKB), atau Paskah (Luk.2:41). Kata Pasah berarti "lalu." Nama itu berasal dari peristiwa ketika maut "melalui" setiap rumah tangga bangsa Israel di Mesir yang bertanda darah anak domba (yang disembelih bagi pesta itu) pada jenang pintunya. Pasah menolong bangsa Ibrani untuk selalu mengingat bahwa Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan. Cara merayakan hari besar itu berbeda-beda sesuai dengan tempat dan masa. Pada masa Yesus, semua orang Yahudi yang dapat, patut merayakan Pasah di kota Yerusalem (Luk.2:41-43). Anak domba disembelih di Bait Allah, dibawa pulang, dan dipanggang seluruhnya. Lalu dagingnya itu dimakan dengan apam fatir (semacam roti yang dibuat tanpa ragi), sayur pahit (untuk mengingat masa perbudakan yang pahit), selai terbuat dari buah-buahan dan buah keras (untuk mengingatkan gala-gala yang dipakai dengan batu bata di Mesir), dan air anggur. Seorang anak laki-laki dalam setiap keluarga wajib bertanya:"Mengapa malam ini berbeda daripada segala malam lainnya?" (Lihat Kel.12:26-27). Maka diulangilah kembali kepadanya kisah Pasah yang pertama-tama diadakan itu.
* Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
TKB = Terjemahan Klinkert-Bode (Terjemahan lama)
Injil Matius menceritakan bahwa Yesus langsung masuk dan mengusir para pedagang yang berjualan di halaman Bait Allah dengan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati, setelah itu Ia menyembuhkan orang buta dan orang timpang yang datang. Uang penukar** yang dimaksud adalah uang perak khusus untuk membayar pajak Bait-Allah (pada zaman Perjanjian Baru) dengan segala jenis uang lainnya (Yoh.2:14-16). dimana untuk jasa ini ditetapkan sejumlah uang sebagai upahnya; kadang-kadang jumlah itu sangat besar (Mat.21:12-13).
** Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
Burung merpati adalah korban yang diberikan oleh orang yang kurang mampu sebagai korban bakaran,*** yaitu salah satu upacara keagamaan yang penting bagi bangsa Ibrani (Im.1:1-17). Para penyembah membawa korban yang hidup berupa lembu, domba, kambing, burung tekukur, atau burung merpati, sesuai dengan kekayaan masing-masing. Orang itu meletakkan tangannya di atas binatang itu sebagai tanda yang menyatakan bahwa: "Makhluk ini telah menggantikan diri saya. Saya menyerahkan semuanya pada mezbah Allah, sebagai tanda bahwa segala sesuatu yang saya miliki itu adalah milik Allah." Binatang itu kemudian disembelih dan dibakar seluruhnya.
*** Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
Setelah terjadi perdebatan dengan para imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, Ia pergi ke Betania kota dimana Lazarus dan dua saudarinya, Maria dan Marta tinggal, yang terletak dua mil (3,2 km) di sebelah timur Yerusalem dan bermalam disana (Yoh.11:1-44 ).
Yoh.11:1-44. Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia. " Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
Injil Markus bercerita hampir serupa dengan yang diceritakan Injil Matius, perbedaannya pada keterangan bahwa Yesus juga tidak memperbolehkan orang membawa barang melintasi halaman Bait-Allah; Yesus mengajar orang banyak yang datang kepadaNya; dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat berusaha membinasakanNya.
Injil Lukas bercerita hampir serupa dengan yang diceritakan Injil Matius dan Injil Markus, perbedaannya pada keterangan bahwa Yesus mengajar di Bait-Allah berhari-hari lamanya. Sedangkan Injil Yohanes bercerita dengan lebih lengkap, menerangkan bahwa sebelum mengusir pedagang dari Bait-Allah, Ia terlebih dahulu membuat sebuah cambuk dari tali, dan menceritakan perdebatan lebih terperinci antara Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi. Disamping itu Injil Yohanes juga memberi keterangan bahwa peristiwa itu terjadi selama hari-hari dalam perayaan Paskah, yang dilaksanakan selama tujuh hari lamanya (Yeh.45:18-25).
Yeh.45:18-25. Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Pada bulan yang pertama, pada tanggal satu bulan itu ambillah seekor lembu jantan muda yang tidak bercela dan sucikanlah tempat kudus itu. Imam harus mengambil sedikit dari darah korban penghapus dosa dan membubuhnya pada tiang-tiang Bait Suci dan pada keempat sudut jalur keliling yang ada pada mezbah dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam. Demikianlah engkau harus perbuat pada hari pertama bulan yang ketujuh demi orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak sengaja dan tanpa diketahui. Dengan demikian engkau mengadakan pendamaian bagi Bait Suci. Pada bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu haruslah kamu merayakan hari raya Paskah, dan selama tujuh hari kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari itu raja harus mengolah lembu jantan sebagai korban penghapus dosa karena dirinya dan karena seluruh penduduk negeri. Selama tujuh hari hari raya itu ia harus mengolah korban bakaran bagi TUHAN: tiap hari tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan yang tidak bercela dan untuk korban penghapus dosa tiap hari seekor kambing jantan. Sebagai korban sajian ia harus mengolah satu efa tepung dengan seekor lembu dan satu efa tepung dengan seekor domba jantan dan minyak satu hin untuk satu efa. Pada bulan ketujuh, pada tanggal lima belas bulan itu, yaitu pada hari raya, ia harus mengolah seperti ini selama tujuh hari: korban penghapus dosa, korban bakaran, korban sajian dan minyak.
Dengan adanya kesamaan berita yang disampaikan oleh Injil-Injil itu dan keterangan-keterangan yang saling melengkapi kekurangan masing-masing Injil, maka berita yang disampaikan dalam cerita "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah," menjadi utuh dan cerita yang sebenarnya akan dipahami sebagai berikut :
Setelah Yesus sampai di Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah di Bait-Allah seperti yang biasa dilakukan oleh bangsa Ibrani. Ketika Ia masuk ke dalam Bait-Allah dilihatnya banyak orang berdagang uang dan hewan kurban dalam halaman Bait-Allah, maka Ia membuat cambuk dari tali yang kemudian digunakanNya untuk mengusir hewan yang ada disana, baik lembu, kambing-domba, maupun merpati. Disamping itu Yesus Kristus juga menghamburkan uang penukar yang digunakan untuk persembahan korban; menjungkir-balikan meja-kursi yang digunakan untuk berjualan; dan menyuruh pedagang itu membawa keluar semua hewan itu dari halaman Bait-Allah. Bahkan orang yang mmbawa barang pun dilarang melintasi halaman Bait-Allah. Hal itu menyebabkan banyak orang-orang Yahudi yang memprotes tindakanNya itu, juga terjadi perdebatan dengan ahli-ahli Taurat dan Imam-imam kepala di Bait-Allah.
Kemudian Yesus Kristus mengajar orang-orang banyak sambil melakukan tanda-tanda dan mujizat menyembuhkan orang-orang sakit yang datang atau yang dibawa ke hadapanNya; Semua itu dilakukanNya di dalam Bait-Allah selama perayaan Paskah, mulai hari pertama sampai hari yang ke tujuh. Pada petang hari Ia pergi keluar dari Bait-Allah meninggalkan Yerusalem berjalan ke arah Timur menuju kota kecil bernama Betania, yang berjarak dua mil (3,2 km) dan bermalam disana. Selama itu banyak orang yang menjadi percaya dan beriman kepadaNya karena semua yang diajarkan dan tanda-tanda mujizat yang dibuatNya, sehingga ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha membinasakanNya tetapi mereka tidak berani melakukannya, karena begitu banyak orang yang telah menjadi percaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ma.rah berarti: a sangat tidak senang (krn dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar: aku--mendengar ucapannya yg kasar itu; bangkit (naik--, timbul--) ki menjadi marah. Dalam arti kata "marah" yang demikian maka orang yang marah adalah orang yang sudah tidak dapat mengendalikan dirinya karena emosi yang meluap-luap, lepas kendali, dan membabi buta karena "ego" nya direndahkan. Dengan demikian pemahaman bahwa Yesus Kristus "marah" dalam cerita itu tidak tepat, sebab Yesus Kristus tidak dalam keadaan "sangat tidak senang" atau "berang," apalagi "gusar" karena tersinggung harga diriNya oleh perlakuan atau perkataan orang yang merendahkan Nya.
Seperti diketahui dalam perikop-perikop sebelumnya Yesus dielu-elukan oleh orang-orang banyak, yang telah mendengar segala tanda dan mujizat yang telah diperbuatNya sebelumnya di Galilea, Samaria dan Yudea. Jadi sebagai seorang yang sudah mendapat simpati begitu banyak orang, Yesus tentu tidak akan melakukan perbuatan marah-marah seperti yang dibayangkan oleh pembaca Injil pada umumnya.
Dalam cerita itu Yesus mengusir orang yang berdagang itu tidak dengan cara yang kasar, seperti yang dibayangkan orang Kristen pada umumnya. Yang dilakukanNya adalah menghalau hewan-hewan kurban itu dengan cambuk yang dibuatNya dan menghamburkan uang penukar, tetapi setelah itu Ia menyuruh mereka mengambil dan membawanya ke luar dari Bait Allah; dan Ia juga masih sempat melayani orang-orang Yahudi yang protes terhadapNya. Setelah peristiwa yang terjadi pada hari pertama perayaan Paskah itu, Ia selama tujuh hari berturut-turut membuat tanda-tanda dan mujizat untuk menyembuhkan orang yang buta dan orang yang timpang. Selama hari-hari itu Ia juga mengajar Firman Allah kepada orang-orang yang ada disana sampai petang hari. Dari keadaan yang demikian maka menjadi janggal dan tidak masuk akal apabila Yesus sebelum memulai semua yang dilakukanNya dengan marah-marah, karena bila demikian orang-orang banyak itu tentu tidak akan menaruh simpatik lagi pada Nya dan tidak tertarik mendengarkan segala perkataan yang diajarkanNya.
Disamping itu ke empat Injil walaupun menceritakan tentang "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah," dengan cara yang berbeda tetapi menyajikannya bak paduan suara yang harmonis dan indah. Anggapan orang yang membaca Injil bahwa Yesus telah "marah" dalam cerita itu terjadi karena mereka sudah mempunyai "praduga" yang salah, karena tidak meneliti terlebih dahulu dengan mendalam. Mereka menganggap perbuatan Yesus Kristus yang menjungkir balikkan meja dan kursi para pedagang sebagai ekspresi kemarahan. Perbuatan mereka itu ibarat mengukur baju Yesus Kristus dengan ukuran bajunya sendiri, sehingga gagal paham.
Penelitian yang seharusnya dilakukan adalah dengan mendalami cerita "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah" dari keempat Injil, sehingga dapat direka-ulang kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian pembaca Injil dapat mengerti kesalahan yang sudah dilakukan selama ini dan meluruskannya dengan pemahaman yang benar. Dan yang perlu diketahui lebih dahulu sebelum penelitian adalah latar belakang cerita itu, yaitu perayaan Paskah.
Menurut Ensiklopedia Alkitab Praktis, Paskah atau Pasah* adalah salah satu hari raya bangsa Ibrani yang terpenting (Kel.12:27 TKB), dirayakan setiap tahun sekali pada musim semi (bulan Maret atau April); sama dengan adat makan apam fatir (Kel:11, 17 TKB), hari raya fatir (Kel.23:15 TKB), hari raya makan roti yang tidak beragi (Kel.12:17), hari raya Roti Tidak Beragi (Ul.16:16), hari raya roti yang tiada beragi (Kis.12:3 TKB), masa raya roti fatir (2Taw.8:13 TKB), atau Paskah (Luk.2:41). Kata Pasah berarti "lalu." Nama itu berasal dari peristiwa ketika maut "melalui" setiap rumah tangga bangsa Israel di Mesir yang bertanda darah anak domba (yang disembelih bagi pesta itu) pada jenang pintunya. Pasah menolong bangsa Ibrani untuk selalu mengingat bahwa Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan. Cara merayakan hari besar itu berbeda-beda sesuai dengan tempat dan masa. Pada masa Yesus, semua orang Yahudi yang dapat, patut merayakan Pasah di kota Yerusalem (Luk.2:41-43). Anak domba disembelih di Bait Allah, dibawa pulang, dan dipanggang seluruhnya. Lalu dagingnya itu dimakan dengan apam fatir (semacam roti yang dibuat tanpa ragi), sayur pahit (untuk mengingat masa perbudakan yang pahit), selai terbuat dari buah-buahan dan buah keras (untuk mengingatkan gala-gala yang dipakai dengan batu bata di Mesir), dan air anggur. Seorang anak laki-laki dalam setiap keluarga wajib bertanya:"Mengapa malam ini berbeda daripada segala malam lainnya?" (Lihat Kel.12:26-27). Maka diulangilah kembali kepadanya kisah Pasah yang pertama-tama diadakan itu.
* Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
TKB = Terjemahan Klinkert-Bode (Terjemahan lama)
Injil Matius menceritakan bahwa Yesus langsung masuk dan mengusir para pedagang yang berjualan di halaman Bait Allah dengan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati, setelah itu Ia menyembuhkan orang buta dan orang timpang yang datang. Uang penukar** yang dimaksud adalah uang perak khusus untuk membayar pajak Bait-Allah (pada zaman Perjanjian Baru) dengan segala jenis uang lainnya (Yoh.2:14-16). dimana untuk jasa ini ditetapkan sejumlah uang sebagai upahnya; kadang-kadang jumlah itu sangat besar (Mat.21:12-13).
** Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
Burung merpati adalah korban yang diberikan oleh orang yang kurang mampu sebagai korban bakaran,*** yaitu salah satu upacara keagamaan yang penting bagi bangsa Ibrani (Im.1:1-17). Para penyembah membawa korban yang hidup berupa lembu, domba, kambing, burung tekukur, atau burung merpati, sesuai dengan kekayaan masing-masing. Orang itu meletakkan tangannya di atas binatang itu sebagai tanda yang menyatakan bahwa: "Makhluk ini telah menggantikan diri saya. Saya menyerahkan semuanya pada mezbah Allah, sebagai tanda bahwa segala sesuatu yang saya miliki itu adalah milik Allah." Binatang itu kemudian disembelih dan dibakar seluruhnya.
*** Ensiklopedia Alkitab Praktis, W.N McElrath - Billy Mathias, Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), 1989, Bandung.
Setelah terjadi perdebatan dengan para imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, Ia pergi ke Betania kota dimana Lazarus dan dua saudarinya, Maria dan Marta tinggal, yang terletak dua mil (3,2 km) di sebelah timur Yerusalem dan bermalam disana (Yoh.11:1-44 ).
Yoh.11:1-44. Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia. " Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
Injil Markus bercerita hampir serupa dengan yang diceritakan Injil Matius, perbedaannya pada keterangan bahwa Yesus juga tidak memperbolehkan orang membawa barang melintasi halaman Bait-Allah; Yesus mengajar orang banyak yang datang kepadaNya; dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat berusaha membinasakanNya.
Injil Lukas bercerita hampir serupa dengan yang diceritakan Injil Matius dan Injil Markus, perbedaannya pada keterangan bahwa Yesus mengajar di Bait-Allah berhari-hari lamanya. Sedangkan Injil Yohanes bercerita dengan lebih lengkap, menerangkan bahwa sebelum mengusir pedagang dari Bait-Allah, Ia terlebih dahulu membuat sebuah cambuk dari tali, dan menceritakan perdebatan lebih terperinci antara Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi. Disamping itu Injil Yohanes juga memberi keterangan bahwa peristiwa itu terjadi selama hari-hari dalam perayaan Paskah, yang dilaksanakan selama tujuh hari lamanya (Yeh.45:18-25).
Yeh.45:18-25. Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Pada bulan yang pertama, pada tanggal satu bulan itu ambillah seekor lembu jantan muda yang tidak bercela dan sucikanlah tempat kudus itu. Imam harus mengambil sedikit dari darah korban penghapus dosa dan membubuhnya pada tiang-tiang Bait Suci dan pada keempat sudut jalur keliling yang ada pada mezbah dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam. Demikianlah engkau harus perbuat pada hari pertama bulan yang ketujuh demi orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak sengaja dan tanpa diketahui. Dengan demikian engkau mengadakan pendamaian bagi Bait Suci. Pada bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu haruslah kamu merayakan hari raya Paskah, dan selama tujuh hari kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari itu raja harus mengolah lembu jantan sebagai korban penghapus dosa karena dirinya dan karena seluruh penduduk negeri. Selama tujuh hari hari raya itu ia harus mengolah korban bakaran bagi TUHAN: tiap hari tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan yang tidak bercela dan untuk korban penghapus dosa tiap hari seekor kambing jantan. Sebagai korban sajian ia harus mengolah satu efa tepung dengan seekor lembu dan satu efa tepung dengan seekor domba jantan dan minyak satu hin untuk satu efa. Pada bulan ketujuh, pada tanggal lima belas bulan itu, yaitu pada hari raya, ia harus mengolah seperti ini selama tujuh hari: korban penghapus dosa, korban bakaran, korban sajian dan minyak.
Dengan adanya kesamaan berita yang disampaikan oleh Injil-Injil itu dan keterangan-keterangan yang saling melengkapi kekurangan masing-masing Injil, maka berita yang disampaikan dalam cerita "Yesus mengusir para pedagang di Bait-Allah," menjadi utuh dan cerita yang sebenarnya akan dipahami sebagai berikut :
Setelah Yesus sampai di Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah di Bait-Allah seperti yang biasa dilakukan oleh bangsa Ibrani. Ketika Ia masuk ke dalam Bait-Allah dilihatnya banyak orang berdagang uang dan hewan kurban dalam halaman Bait-Allah, maka Ia membuat cambuk dari tali yang kemudian digunakanNya untuk mengusir hewan yang ada disana, baik lembu, kambing-domba, maupun merpati. Disamping itu Yesus Kristus juga menghamburkan uang penukar yang digunakan untuk persembahan korban; menjungkir-balikan meja-kursi yang digunakan untuk berjualan; dan menyuruh pedagang itu membawa keluar semua hewan itu dari halaman Bait-Allah. Bahkan orang yang mmbawa barang pun dilarang melintasi halaman Bait-Allah. Hal itu menyebabkan banyak orang-orang Yahudi yang memprotes tindakanNya itu, juga terjadi perdebatan dengan ahli-ahli Taurat dan Imam-imam kepala di Bait-Allah.
Kemudian Yesus Kristus mengajar orang-orang banyak sambil melakukan tanda-tanda dan mujizat menyembuhkan orang-orang sakit yang datang atau yang dibawa ke hadapanNya; Semua itu dilakukanNya di dalam Bait-Allah selama perayaan Paskah, mulai hari pertama sampai hari yang ke tujuh. Pada petang hari Ia pergi keluar dari Bait-Allah meninggalkan Yerusalem berjalan ke arah Timur menuju kota kecil bernama Betania, yang berjarak dua mil (3,2 km) dan bermalam disana. Selama itu banyak orang yang menjadi percaya dan beriman kepadaNya karena semua yang diajarkan dan tanda-tanda mujizat yang dibuatNya, sehingga ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha membinasakanNya tetapi mereka tidak berani melakukannya, karena begitu banyak orang yang telah menjadi percaya.