Minggu, 12 Oktober 2014

Pertolongan TUHAN

Kisah tentang "Yesus Kristus yang membangkitkan Lazarus." (Yoh.11:1-44) adalah kesaksian tentang "Pertolongan Tuhan" dalam Alkitab Perjanjian Baru yang sangat familiar dalam jemaat orang percaya.  Dan bukan hal yang kebetulan apabila Lazarus mendapat "Pertolongan Tuhan," sebagai simbol pertolongan terbesarNya bagi umat manusia, yaitu menyelamatkan manusia dari hukuman kekal. Karena nama "Lazarus" yang berasal dari singkatan bahasa Ibrani: אלעזר, Elʿāzār, Eleazar yang artinya "Allah (telah) menolong." Dan nama "Yesus,"  yang merupakan alihaksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), berarti "Yahweh menyelamatkan."*
*Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas; 
   Kamus Alkitab, Herbert Haag, Penerbit Nusa Indah,Jl. Katedral 5, Ende, Flores-NTT, 1989.

Pada peristiwa kebangkitan Lazarus itu, Yesus Kristus menyatakan diri sebagai Anak Allah, yang adalah Allah; seperti yang dikatakanNya kepada murid-muridNya: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Yoh.11:1-44. Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru  ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah YesusKata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." 

Nats Alkitab di atas memberi petunjuk kepada orang beriman, bahwa "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya; "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya;  "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman; "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir; dan "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya. Dengan demikian maka lima petunjuk di atas dapat menjadi dasar bagi orang beriman untuk menyatakan dengan jelas pengalaman orang beriman yang dapat disebut sebagai "Pertolongan Tuhan."

1. "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya.

Lazarus adalah orang yang dekat dengan Tuhan Yesus Kristus, karena ia disebut oleh Marta dan Maria saudara Lazarus sebagai orang yang dikasihiNya (Yoh.11:3). Dan mereka yang dikasihi Tuhan adalah orang yang hidup menuruti firmanNya (Yoh.14:21), yaitu orang yang hidup menurut Roh atau orang yang hidup dengan pikiran rohani,  tidak hidup secara duniawi.

Yoh.11:3. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."

Yoh.14:21. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Adalah hal yang sangat subyektif sifatnya apabila berbicara tentang "kedekatan orang beriman dengan Tuhan," karena hampir semua orang beriman akan merasa dirinya mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan Yesus Kristus. Apalagi bagi orang beriman yang rajin; berdoa, membaca firman Tuhan, aktif mengikuti ibadah di gereja, aktif dalam pelayanan gereja, dan telah menjadi pelayan gereja full timer. Tetapi apa yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus dalam Injil (Mat.7:12-23) dengan tegas menolak anggapan yang demikian. Karena kedekatan orang beriman dengan Tuhan bukan diukur dengan melakukan yang ritual, seperti anggapan orang umum; melainkan melakukan yang spiritual, dalam kehidupan pribadinya.
Yang dimaksud dengan kegiatan ritual adalah menjalankan tatacara upacara suatu agama yang dibuat manusia sesuai dengan budaya suatu kelompok, suku, atau bangsa tertentu. Sedangkan kegiatan spiritual adalah kegiatan yang berhubungan dengan kejiwaan, rohani atau batin manusia.

Mat.7:12-23. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yangmasuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.""Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu  yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yangbuas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohonyang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohonyang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

2. "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya.

Setelah Yesus Kristus mendapat kabar tentang sakitnya Lazarus, Ia tidak segera pergi kepadanya, melainkan dengan sengaja menangguhkan keberangkatanNya (Yoh.11:7-8). Bagian kalimat ini tentu akan membingungkan bagi pembaca Injil Yohanes, karena memberikan kesan seolah-olah Tuhan Yesus tidak perduli kepada Lazarus yang dalam keadaan sakit keras dan sedang kritis.

Yoh.11:7-8. Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

Dan ketika Ia mengetahui bahwa Lazarus telah mati, Ia baru mengajak murid-muridNya pergi kepada Lazarus (Yoh.11:11-16). Sementara itu murid-muridNya belum mengetahui bahwa Lazarus telah mati dan mengira Lazarus masih hidup. Keadaan ini terjadi karena Tuhan Yesus Kristus dapat mengetahui keadaan Lazarus yang sebenarnya melalui "Karunia membedakan roh," sehingga Ia dengan menggunakan kemampuan roh, dapat melihat (menerawang) sesuatu di tempat yang jauh tanpa harus pergi ke tempat yang diinginkanNya. Kemampuan "Karunia membedakan roh" ini dilakukan Tuhan Yesus ketika ia pertama kali bertemu dengan Natanael dan mengatakan kepadanya bahwa Ia telah melihatnya dibawah pohon ara sebelum Filipus memanggilnya (Yoh.1:47-51).

Pada saat Natanel sedang berteduh seorang diri dibawah pohon ara yang besar dan berdaun lebat, sehingga orang merasa sejuk dibawah naungannya pada siang hari yang panas, Filipus menemuinya dan mengabarkan tentang Yesus; yang dikatakannya adalah mesias yang ditunggu orang Yahudi. Oleh sebab itu maka Natanael menjadi terkejut dan takjub ketika Yesus mengetahui keberadaannya saat itu, karena ia tidak bertemu seorang pun disana sebelum Filipus menemukannya; sehingga ia kemudian percaya kepada perkataan Filipus, bahwa Yesus adalah mesias yang akan melepaskan bangsanya dari pejajahan dan mendirikan kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Israel dimasa Daud. 

Yoh.11:11-16. Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."


Yoh.1:47-51. Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka  dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Dari kronologi itu maka tampak sangat jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus dengan sengaja menunggu saat kematian Lazarus dan menangguhkan keberangkatanNya agar tiba di Betania tepat setelah tiga hari kematiannya. Keberadaan Tuhan Yesus Kristus di seberang Yordan (Betania) hanya berjarak beberapa puluh mil saja, yang membutuhkan waktu sehari berjalan kaki. Apabila kurir yang telah menyampaikan berita dari Marta dan Maria menempuh perjalanan sehari dari Betania, berarti Lazarus meninggal dunia keesokan harinya, beberapa waktu sebelum atau setelah ia bertemu Yesus Kristus. Dengan menangguhkan selama dua hari keberangkatanNya ke Betania, berarti Ia dan rombongan berangkat setelah Lazarus meninggal selama tiga hari. Sehingga Tuhan Yesus Kristus tiba di Betania pada hari yang ke empat, karena harus berjalan kaki sehari dari tempatNya di seberang sungai Yordan (Yoh.10:40).

Yoh.11:11-16. Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Yoh.10:40. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.

Adalah juga bukan suatu kebetulan melainkan sudah direncanakan Tuhan sehingga Ia dapat membangkitkan Lazarus pada hari ke empat, setelah Lazarus tepat mati selama tiga hari lamanya. Kematian Lazarus sendiri adalah merupakan peristiwa biasa yang sangat alamiah yang dapat dialami semua manusia, yaitu mati karena sakit keras. Kesimpulan itu adalah berdasarkan argumen bahwa "Tuhan tidak pernah merencanakan yang jahat bagi manusia, melainkan merencanakan yang baik saja bagi manusia." Sehingga pada peristiwa ini, yang terjadi adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah mengetahui jalan hidup Lazarus dan menggunakan penyakit yang dideritanya untuk memuliakan Allah (Yoh.11:4).

Yoh.11:4. Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

3. "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman.

Adalah hal yang mengheran bilamana seorang yang sangat dekat berhubungan dengan Tuhan Yesus, tetapi cerita mengenai dirinya dalam Injil sangat terbatas, ia hanya muncul dalam dua pasal dalam Injil Yohanes saja (Yoh.11 dan Yoh. 12). Dan kemunculannya pun tidak menonjol dan tidak pernah terdengar suaranya. Ia hanya muncul bak figuran dalam film saja, padahal ia adalah orang yang sangat dikasihi Tuhan Yesus, orang yang sangat dekat denganNya. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa Lazarus seorang yang rendah hati dan tidak pernah menonjolkan diri. Ia adalah seorang pribadi yang halus, sangat dewasa dan baik budinya, sehingga tidak pernah melakukan tindakan yang tercela. Pendek kata Lazarus adalah seorang yang sangat berbeda dengan murid-murid Yesus yang lain, seperti Yudas Iskariot, Simon Petrus, Thomas, dan yang lainnya. Ia mempunyai iman yang jauh lebih maju dari murid-murid yang lain, sehingga Tuhan berkenan menguji imannya sampai kematiannya. Pengalamannya mungkin dapat disejajarkan dengan cerita tentang Ayub yang harus menderita sakit penyakit karena Tuhan menguji kesetiaannya. Walaupun tidak terdapat catatan yang terperinci mengenai dirinya, namun dapat dipastikan bahwa ia tidak pernah mengeluh ketika penyakit menyiksa tubuhnya sampai ajal menjemputnya. Setelah itu Tuhan berkenan memulihkan kesehatan dan hidupnya; dan menjadikannya sebagai saksi hidup bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus (Yoh.12:1-2).

Yoh.12:1-2. Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

4. "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir.

Tuhan datang membangkitkan Lazarus yang telah mati selama tiga hari adalah terjadi tepat pada saat terakhir, karena pada saat itu tubuh jasmani orang mati sudah mulai membusuk. Berdasarkan kisah tentang "kebangkitan Tuhan Yesus" maka manusia yang mati rohnya masih berada dalam alam fana selama tiga hari, dan pada hari yang ke empat roh orang mati harus kembali ke alam baka, kepada Allah Bapa. Dalam kisah itu Yesus Kristus yang bangkit pada hari ke tiga, menemui Maria di dalam kuburNya pada hari yang ke empat, saat Ia hendak pergi kepada Allah Bapa di sorga (Yoh.20:17). 

Yoh.20:17. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Yesus Kristus membangkitkan Lazarus adalah peristiwa yang sangat mengejutkan orang banyak, baik orang yang percaya maupun orang yang menentangNya, karena "Pertolongan Tuhan" yang dilakukan itu adalah merupakan perbuatan mujizat yang menakjubkan orang yang menyaksikan atau mendengarnya. Sehingga semua orang tahu dan mengerti, bahwa itu adalah perbuatan Tuhan; dan orang yang menentangnya sekali pun tidak dapat memungkirinya.

5. "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya.


"Pertolongan Tuhan" yang diberikan kepada orang beriman yang dikasihiNya merupakan perbuatan mujizat yang spektakuler, bukan perbuatan biasa yang dapat dilakukan manusia; sehingga semua orang merasa takjub dan heran atas perbuatanNya itu. Keadaan ini yang kemudian membuat orang yang melihat dan mendengarkanNya menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan memuliakanNya. Karena tanpa melihat perbuatanNya yang spektakuler itu orang tidak mungkin dapat percaya bahwa Tuhan benar-benar telah turun ke dunia dan telah hadir diantara manusia untuk menyelamatkan mereka. 


Banyak kisah tentang pengalaman tokoh-tokoh iman dalam Alkitab yang dapat menjadi acuan orang beriman pada masa sekarang untuk mengerti "Pertolongan Tuhan" dalam hidup mereka, diantaranya adalah pengalaman "Pertolongan Tuhan" kepada Abraham (Kej.22:1-19) ketika ia mendapat perintah Allah untuk mempersembahkan Ishak, anaknya sebagai korban. Dan pengalaman "Pertolongan Tuhan" kepada Musa (Kel.14:1-31) ketika ia mendapat perintah TUHAN untuk membelah laut Teberau.

Dalam kedua kisah itu juga ditemukan lima petunjuk yang sama dengan yang dilakukan Yesus Kristus ketika membangkitkan Lazarus, yaitu: "Pertolongan Tuhan" diberikan kepada orang yang dekat dengan Nya (Abraham dan Musa dikenal mempunyai hubungan yang dekat Nya); "Pertolongan Tuhan" itu sudah direncanakanNya (Kej.22:1; Kel.14:1); "Pertolongan Tuhan" untuk menguji orang beriman (Kej.22:2; Kel.14:2); "Pertolongan Tuhan" terjadi pada saat terakhir (Kej.22:11-13; Kel.14:10-12); "Pertolongan Tuhan" memuliakanNya (Kej.22:13-14; Kel.14:15-31). 


Dari ketiga kisah itu membuktikan bahwa "Pertolongan Tuhan" nyata dalam hidup orang yang beriman kepadaNya; dan juga membuktikan bahwa Allah yang menolong Abraham menyediakan kambing korban sebagai pengganti anaknya adalah sama dengan TUHAN yang menolong Musa membelah laut Teberau. Ia juga adalah sama dengan Yesus kristus yang telah membangkitkan Lazarus. Ia adalah Tuhan dan Juru Selamat yang telah menjadi manusia.


Kej.22:1-19. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan. Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan "; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.


Kel.14:1-31. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol l  dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati l  orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda." Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda --sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.