Senin, 24 Maret 2014

Renungan (21): Tentang Penciptaan dan Dosa Asal

Dosa asal menurut doktrin teologi Kristen adalah kondisi pertama kali manusia berbuat dosa saat di Taman Eden. Walau Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang sering membicarakan penuhnya dosa dalam diri manusia tidak memiliki kata-kata "dosa asal" dan "dosa leluhur", doktrin yang menggunakan kata-kata ini disebutkan berdasarkan pada ajaran Rasul Paulus dalam Roma 5:12-21 dan 1 Korintus 15:22. Setelah melihat doktrin ini, yang tidak ditemukan di teologi Yahudi, termuat secara terselubung di kalimat-kalimat Perjanjian Lama seperti di dalam Mazmur 51:5 dan Mazmur. (disadur dari Wikipedia)

Rm.5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

1Kor.15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Mzm.51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

Tidak jelas siapa yang pertama kali menggunakan istilah 'dosa asal' dan tidak tahu pula kapan orang mulai memakai istilah ini, tetapi istilah ini adalah hasil kesimpulan dari cerita Adam-Hawa yang jatuh dalam dosa karena melanggar perintah TUHAN Allah, yaitu: larangan memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej.2:16-17); dan ajaran rasul Paulus tentang penebusan dosa oleh Yesus Kristus (Rm.5:6-21).

Kej.2:16-17. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Rm.5:6-21. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa, juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Secara umum 'doktrin dosa asal' sudah diterima oleh gereja-gereja sedunia dan menjadi dasar bagi 'Iman Kristiani' dalam hubungannya dengan misi penebusan Tuhan Yesus Kristus, sang Anak Allah yang turun ke dunia; lahir sebagai manusia, memberitakan Kerajaan Allah, mati, bangkit, naik ke sorga, duduk disisi Allah Bapa; dan berjanji akan datang kembali ke Bumi untuk menjemput orang-orang kudusNya.

Sejak semula doktrin Gereja ini sebenarnya telah dinyatakan Alkitab, yaitu dalam Kitab Kejadian yang bercerita tentang penciptaan alam semesta, bumi seisinya dan penciptaan manusia. Dalam kitab ini terdapat dua versi cerita penciptaan  (Kej.1:1-2:3; dan Kej.2:4-25) yang mempunyai perbedaan cukup mencolok diantara keduanya. Pada cerita penciptaan yang pertama (Kej.1:1-2:3), dikatakan bahwa semua ciptaanNya adalah 'baik', bahkan manusia yang diciptakan Nya dikatakan 'amat baik'. Semuanya diciptakanNya cukup dengan berfirman dan dilakukanNya berturut-turut selama enam hari, yang kemudian pada hari ke tujuh semua ciptaan diberkati dan dikuduskanNya. Tapi pada cerita penciptaan yang ke dua (Kej.2:4-25) dilakukanNya pada hari yang sama, tidak disebutkan berapa lama TUHAN Allah menciptakan semuanya itu, tetapi hewan dan manusia diciptakanNya dari debu dan tanah. Pada cerita penciptaan kali ini justru kebalikan dari cerita yang pertama, manusia diciptakanNya terlebih dahulu, baru kemudian diciptakanNya berturut-turut tumbuhan, pohon hias yang menarik, pohon buah, pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, binatang, burung, dan yang terakhir diciptakanNya seorang perempuan. Tetapi pada versi penciptaan yang pertama, manusia diciptakan laki-laki dan perempuan secara bersamaan.

Kej.1:1-2:3. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 
Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 
Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung berterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 

Kej.2:4-25. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Dalam Theologia kedua versi penciptaan itu dijelaskan sebagai dua cerita yang berasal dari dua sumber yang berbeda, yang kemudian oleh penyunting Kitab Kejadian digabungkan menjadi satu cerita seperti yang kita temukan sekarang. Pendapat ini kemudian dikenal dengan 'Teori Dua Sumber', karena pada cerita penciptaan yang pertama menyebut 'Allah' (Elohim) sedangkan pada yang ke dua menyebut 'TUHAN' (Yahweh), maka sumber pertama disebut sumber 'Elohis' dan sumber ke dua disebut sumber 'Yahwis'.
Terlepas dari teori itu, tentu Allah mempunyai maksud tertentu dengan mengijinkan penyunting menggabungkannya menjadi satu, walaupun ia tentunya tidak pernah mempunyai pikiran selain dengan  pertimbangan bahwa kedua cerita penciptaan itu sama-sama penting dan sulit baginya untuk hanya memilih salah satu saja diantaranya, sehingga keputusan yang dipilihnya adalah dengan menggabungkan keduanya menjadi satu cerita, biarpun sebenarnya terlihat janggal bagi pembaca yang teliti. 

Cerita penciptaan yang pertama menceritakan penciptaan yang sangat sempurna, tiada bercacat-cela, dan semuanya terjadi dari firman Allah, sedangkan cerita penciptaan yang ke dua terjadi dengan perbuatan TUHAN. Bahkan untuk menciptakan manusia, hewan dan perempuan, TUHAN membutuhkan bahan dari debu-tanah dan tulang rusuk manusia. Semua cerita itu tentunya mempunyai sesuatu rahasia yang ingin disampaikan Allah, lalu bagaimanakah seharusnya dua cerita penciptaan itu ditafsirkan agar dapat memberikan pengajaran bagi jemaat gereja yang sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus Kristus. Dengan maksud itulah maka dibawah ini akan diuraikan penafsiran yang mungkin dapat dipertanggung jawabkan secara Theologis maupun secara keimanan.

Berdasarkan kebiasaan orang Yahudi memberi nama pada masing-masing kitab Torah/ Taurat dengan mengambil satu kata pada kalimat pertama dalam lima kitabnya; misalnyaNama 'Kitab beresyit' (pada mulanya) untuk Kitab Kejadian (Kej.1:1), nama 'Kitab we'elle syemot' (inilah nama) untuk Kitab Keluaran (Kel.1:1), nama 'Kitab wayyiqra' (memanggil) untuk Kitab Imamat (Im.1:1), nama 'Kitab bemidbar' (di padang gurun) untuk Kitab Bilangan (Bil.1:1), dan nama 'Kitab Elleh haddebarim' (inilah perkataan-perkataan) untuk Kitab Ulangan (Ul.1:1). 

Kej.1:1.  Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 
(beresyit bara elohim et hasysyamayim we'et ha'arets.)

Kel.1:1.   Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:

(we'elle syemot bene yisyra'el habbayim Mitsrayemah et ya'aqob isy  ubetow ba'u:)

Im.1:1. TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:

(wayyiqra el-mosye wayedabber yahweh ellyon me'ohel mow'ed le'mor:)

Bil.1:1. TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, dalam Kemah Pertemuan, pada tanggal satu bulan yang kedua dalam tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir:

(wayedabber yahweh el-mosyeh bemidbar sinay be'ohel mow'ed be'ehad lehodesy hasyeni' basyanah hasyenit letse'tam me'erets mitsrayim le'mor:) 

(Ul.1:1. Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab.
(elleh haddebarim asyer dibber mosyeh el-kal-yisra'el be'eber hayyarden bammidbar batsarabah mowl suf  ben-paran uben-tofel welaban wahatserot wedi tsahab:)

Setelah Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanon (ditetapkan) menjadi kitab Suci Kristiani dan di jilid menjadi satu bundel buku saja, bila mengikuti kebiasaan orang Yahudi, maka sekarang Kitab Suci Kristiani akan diberi nama sesuai dengan kata dalam kalimat pertama kitaqb itu, yaitu: 'Kitab Beresyit' (pada mulanya), oleh karena itu Kitab Suci Kristiani adalah 'Kitab tentang penciptaan'. Kesimpulan ini diambil berdasarkan alur cerita seluruh kitab (enam puluh enam jilid) yang diawali dengan cerita tentang rancangan penciptaan secara detail dari hari pertama sampai hari ke tujuh, dimana pada hari yang terakhir ini TUHAN Allah telah selesai bekerja dan kemudian memberkati dan mengkuduskan seluruh ciptaanNya itu (Kej.1:1-2:3). Selanjutnya cerita penciptaan yang sesungguhnya dimulai dengan manusia sebagai sentralnya, dimana diceritakan bagaimana manusia sampai jatuh ke dalam dosa, bagaimana manusia menyebar keseluruh penjuru duni; bagaimana orang beriman kepada Allah (mulai dari Henokh, Nuh, Abraham, Musa, hakim-hakim, Daud, Salomo, nabi-nabi; mulai Samuel sampai Yohanes Pembaptis yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, dan kemudian murid-murid Yesus sebagai rasul-rasul yang memberitakan Injil Keselamatan. Pada jilid terakhir kemudian diceritakan tentang dunia baru, Yerusalem Baru, Yerusalem sorgawi, dunia kekal yang sempurna yang dipenuhi kemuliaan Allah (Why.21:9-27).

Why.21:9-27 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Dari seluruh isi cerita Alkitab ini maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa sampai saat ini TUHAN Allah masih bekerja dan proses penciptaan masih terus berlangsung, karena penciptaan dari pihak Nya masih dalam proses menjadi. Dari kesimpulan diatas maka masa sekarang masih berada pada masa hari ke enam dari masa penciptaan yang diceritakan dalam Kitab Kejadian  ('Kitab Beresyit'), dan  hari ke tujuh mulai pada saat Tuhan Yesus Kristus datang kembali ke Bumi untuk yang ke dua kali.

Pada cerita penciptaan yang pertama (Kej.1:1-2:3) bercerita tentang rancangan penciptaan secara keseluruhan, dari awal sampai pada akhirnya. Dan penciptaan itu pasti terjadi, tidak mungkin gagal dan semua yang diciptakanNya sesuai dengan kehendak TUHAN Allah. Penciptaan itu terjadi oleh 'firman Allah', oleh karena itu Tuhan Yesus berfirman bahwa manusia hidup bukan dari roti (baca: nasi) tetapi dari firman Allah (Mat.4:1-4). Pelajaran dari kisah penciptaan yang ingin disampaikanNya : "Manusia harus mementingkan hal-hal rohani lebih dari pada hal-hal duniawi, supaya rohnya mendapatkan makanan rohani sehingga imannya dapat bertumbuh menjadi dewasa, dan menghasilkan buah roh seperti yang dikehendaki Nya".

Mat.4:1-4. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Sedangkan pada cerita penciptaan yang ke dua (Kej.2:4-25) bercerita tentang betapa besarnya kasih Allah kepada manusia ciptaanNya itu (Yoh.3:1-21). Semua yang diciptakanNya diperuntukkanNya bagi manusia sehingga umatNya itu hidup sesuai dengan kehendakNya dan berbahagia bersama-samaNya di sorga (Taman Eden). 

Yoh.3:1-21. Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." 

Cerita penciptaan yang ke dua ini tidak bisa dilepaskan dari cerita Adam-Hawa jatuh kedalam dosa (Kej.3:1-24), yang merupakan rancangan untuk menyelamatkan manusia oleh Tuhan Yesus Kristus, melalui pengorbanan anak domba penebus dosa, yang digambarkanNya dengan memberikan mereka pakaian dari kulit binatang.

Kej.3:1-24. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"  Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." 
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. 
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.


Kesimpulan dari penyuntingan dua cerita penciptaan dalam Kitab Kejadian di atas adalah  bahwa bukan suatu kebetulan atau kesalahan dengan adanya dua cerita penciptaan yang berbeda, melainkan merupakan suatu kesengajaan dari pihak Allah untuk memberitahukan segala rancanganNya dengan sangat teliti kepada umat manusia, yang dimaksudkan agar iman orang percaya menjadi semakin kuat; karena menyadari bahwa Tuhan Allah yang disembah dan ditinggikan dalam nama Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah yang benar dan Tuhan yang hidup, yang telah menyatakan diriNya kepada umat manusia yang hidup di dunia mulai dari Adam-Hawa. Ia adalah Allah yang telah menciptakan alam semesta dengan segenap makhluk yang hidup di dalamnya dan umat manusia yang sangat dikasihiNya. Dan Ia adalah Tuhan yang mau merendahkan diri menjadi manusia biasa untuk menyapa manusia dengan bahasa manusia itu sendiri, sehingga umat manusia mengerti kehendak Nya, agar manusia dapat terbebas dari segala ikatan dosa, dan hidup berbahagia bersamaNya dalam Kerajaan Sorga yang kekal selama-lamanya.

Minggu, 23 Maret 2014

Kayu Penaga untuk Membuat Papan Kemah Suci



Kayu Penaga (acacia nilotica atau acacia seval) = kayu pohon akasia.

Pohon Akasia


Dikenal oleh orang Yahudi dengan nama 'kayu Syittim' atau 'kayu shitim' adalah kayu keras yang tidak mudah berubah, mudah dikerjakan, tekstur seratnya indah, digunakan untuk membuat mebel atau konstruksi rumah sebagai pengganti kayu jati yang sulit diperoleh dan mahal, tidak mudah pecah, dan sifat kembang-susutnya kecil. Berat jenis kayu akasia adalah 0,75, yang berarti setiap satu meter kubik kayu akasia mempunyai berat 750 kilogram.

Pohon akasia cepat bertumbuh, mempunyai umur produksi yang relatif pendek (hanya puluhan tahun saja), tahan hidup dalam berbagai kondisi alam pada ketinggian dibawah 300 meter dpl. Berduri, batang lurus dan dapat mencapai lebih dari 10 meter.


KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture.

Kel.26:15-24 Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, sepuluh hasta panjangnya satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. Tiap-tiap papan harus ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan segala papan Kemah Suci. Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan. Dan haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu, dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya, dan seterusnya dua alas di bawah setiap papan untuk kedua pasaknya. Juga untuk sisi yang kedua dari Kemah Suci, pada sebelah utara, kaubuatlah dua puluh papan dengan empat puluh alas peraknya: dua alas di bawah satu papan dan seterusnya dua alas di bawah setiap papan. Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah barat, haruslah kaubuat enam papan. Dua papan haruslah kaubuat untuk sudut Kemah Suci, di sisi belakang. Kedua papan itu haruslah kembar pasaknya di sebelah bawah dan seperti itu juga kembar pasaknya di sebelah atas, di dekat gelang yang satu itu; demikianlah harus kedua papan itu; haruslah itu merupakan kedua sudutnya.


Papan untuk membuat Kemah Suci berukuran : 10 hasta x 1,5 hasta x tebal papan (450 centimeter x 67,5 centimeter x tebal papan). Kemungkinannya seorang pria Israel mampu mengangkat papan yang mempunyai berat maksimal 100 kilogram, jadi bila papan harus diangkat dua orang pria, maka berat papan maksimal adalah 200 kilogram. Berat alas perak adalah 1 talenta dan masing masing papan mempunyai dua alas, jadi berat alas perak pada sebuah papan adalah 2 talenta x 34,2 kilogram = 68,4 kilogram. Berat kayu yang mungkin adalah 200 kilogram - 68,4 kilogram = 131,6 kilogram.




Berat papan      = volume papan x berat jenis papan 
                           = (450 x 67,5 x tebal papan) centimeter kubik x 0,75
131,6 kilogram = 30375 centimeter persegi x tebal papan x 0,75

Tebal papan (maksimal) = 131,6 kilogram / 30375 centimeter persegi x 0,75
                                           = 131,6 kilogram / 22781,25 centimeter persegi
                                           = 131,6 kilogram / 227,8125 desimeter persegi
                                           = 0,577668 desimeter
                                           = 5,8 centimeter
                                           = 6 centimeter (dibulatkan)

Jumlah kubikasi 48 papan kemah suci = 48 x 450 x 67.5 x 6 centimetr kubik
                                                                   = 8748000 centimeter kubik
                                                                   = 8,748  meter kubik



Berat 1 meter kubik kayu akasia = 1000 decimeter kubik 

                                                         = 1000 liter air 
                                                         = 1000 x 0,75 kilogram 
                                                         = 750 kilogram.

Berat 48 papan Kemah Suci = 8,748 x 750 kilogram = 6561 kilogram atau dibulatkan kira-kira 6,6 ton; atau kurang-lebih 7 ton setelah dilapis dengan emas murni.



1 talenta = 34,2 kilogram, jadi perak yang diperlukan untuk membuat satu papan kemah suci = 2 x 34,2 kilogram = 68,4 kilogram.

Jadi emas murni yang digunakan untuk melapisi papan kira-kira seberat (7 - 6,6 ) ton = 0,4 ton = 400 kilogram, dan perak yang digunakan untuk membuat alas 48 papan Kemah Suci = 48 x 68,4 kilogram = 3283,2 kilogram = 3,3 ton.

Jumlah kubikasi kayu gelondong =   8,748 meter kubik : 60 %
                                                 = 14,580 meter kubik

Diameter pohon akasia yang dibutuhkan rata-rata adalah 90 centimeter (lebih 22,5 centimeter dari lebar papan = 67,5 centimeter, untuk pasak papan), maka satu batang kayu gelondong berdiameter rata-rata 90 centimeter dengan panjang 460 centimeter adalah (90 x 90 x 4,6 x 0,7854) : 10.000 = 2,9264 meter kubik.
Jadi untuk membuat 48 papan kemah suci dibutuhkan kayu gelondong berdiameter rata-rata 90 centimeter sebanyak 14,580 : 2,9264 = 5, 324 batang atau dibulatkan menjadi 6 batang.

Pertumbuhan batang pohon akasia antara 2-3 centimeter per tahun, sehingga untuk dapat mencapai diameter sebesar 90 centimeter dibutuhkan pohon yang berumur lebih dari 30 tahun.

Dari hasil 'googling' dan hitung-hitungan di atas maka bisa diperoleh pelajaran atau kesimpulan bahwa untuk membangun KerajaanNya; Tuhan Yesus membutuhkan orang-orang (kayu) yang mempunyai karakteristik seperti kayu akasia (kayu penaga); mudah tumbuh dimana saja, cepat  menjadi dewasa / besar, kuat, tidak mudah pecah, dan awet / tahan lama.

Lebih Lanjut Tentang Karunia Berbahasa-roh

Karunia Berbahasa roh adalah karunia Roh pertama yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman, yaitu orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia; yang telah hidup di Bumi sebagai manusia, yang telah mengajar murid-muridNya, yang telah menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia, yang telah bangkit dari kubur dan naik ke Sorga dengan disaksikan oleh murid-murid Nya, dan yang akan turun kembali ke Bumi untuk menjemput semua orang kudus Nya.

Seperti yang telah saya ungkapkan pada tulisan tentang "Bermacam-macam Karunia Roh Kudus" dan "Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh", bahwa "Karunia Berbahasa roh adalah karunia untuk berkomunikasi kepada Tuhan dengan menggunakan bahasa-bahasa lain yang tidak dimengerti oleh manusia maupun setan. Yang mengerti hanya roh manusia dan Tuhan. Dengan karunia ini rohnya mengungkapkan perasaan-perasaannya yang terdalam, yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia kepada Tuhan, yaitu keluh-kesah atau puji-pujian kepada Tuhan.
Dan Tuhan juga dapat menyampaikan firmanNya melalui bahasa-bahasa lain itu, yang isinya penghiburan, nasihat, atau teguran. Dalam hal ini perlu diterjemahkan oleh orang yang mempunyai karunia mengartikan bahasa roh, bisa oleh orang itu sendiri atau oleh orang lain" (baca: Bermacam-macam Karunia Roh Kudus)
"Baptis dengan Roh Kudus atau Baptis Roh adalah suatu pengalaman yang sangat penting bagi jemaat gereja, karena orang yang dibaptis dengan Roh Kudus akan mendapat tanda karunia bahasa roh yang berguna bagi pertumbuhan imannya. Hal ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel dan kemudian juga dikatakan oleh rasul Paulus dalam surat Korintus bahwa siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya atau imannya, sehingga dapat bertumbuh subur dan menghasilkan buah Roh yang disukai Tuhan." (baca: Baptis dengan Roh Kudus dan Karunia Berbahasa roh)
Maka dapat disimpulkan bahwa Karunia Berbahasa Roh adalah merupakan Karunia Roh Kudus pertama yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman, sebagai "tanda Baptis Roh" yang berguna untuk membangun diri orang beriman agar dapat bertumbuh menjadi manusia rohani yang sempurna.

Dalam perjalanan hidup orang beriman yang menerima Baptis Roh Kudus, selanjutnya akan mengalami banyak pengalaman-pengalaman rohani dari Tuhan Yesus, mulai dari mendapat mimpi ketika sedang tidur; mendapat penglihatan ketika sedang berdoa dan menyembah Tuhan; mendengar suara Tuhan pada saat sedang tidak tidur (bangun); mendapat pembukaan Firman ketika sedang dalam suasana teduh atau sedang membaca firman Tuhan; menerima Karunia Bernubuat; menerima Karunia Mengartikan Bahasa roh; menerima Karunia Hikmat; menerima Karunia Makrifat; sampai menerima karunia-karunia Roh kudus yang lain (Karunia membuat mukjizat, Karunia mengadakan kesembuhan, dan Karunia membedakan roh).

Ketika seorang beriman telah menerima Baptis Roh Kudus, ia akan mengetahui cara kerja roh mengungkapkan perasaaannya kepada Allah, yaitu dengan menggunakan berbagai ucapan-ucapan lidah yang tidak direncanakan sebelumnya, karena ucapan-ucapan lidah itu keluar diluar akalnya.

Seorang beriman yang sedang mempraktekkan Karunia Berbahasa roh, ia akan merasa sebagai orang ke tiga atau sebagai pendengar dari perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri, yang merupakan ungkapan perasaan atau keluhan-keluhan dari roh yang disampaikan kepada Allah melalui bahasa roh tersebut, walaupun perasaan dan keluhan itu secara akal tidak pernah disadarinya.

Dan ketika ia berusaha untuk mengintervensi ucapan-ucapan lidahnya dengan kata-kata yang direncanakan, maka yang akan diucapkan lidahnya adalah perkataan-perkataan lain, perkataan yang tidak pernah terpikirkannya.

Dalam kasus ini seperti terdapat tiga pribadi yang sedang berada disana; yaitu dirinya sendiri, yang hanya sebagai pendengar; roh (dari orang beriman itu sendiri), yang aktif berbicara mengungkapkan perasaan hatinya; dan  Tuhan Yesus.

Dalam pengalaman-pengalaman mendapat mimpi, penglihatan, mendengar suara Tuhan, pembukaan Firman, bernubuat, mengartikan bahasa roh, mendapat hikmat, dan pengalaman karunia-karunia Roh Kudus yang lain mempunyai cara kerja yang sama dengan cara kerja Karunia Berbahasa roh, yaitu tidak melibatkan akal manusia (orang beriman itu sendiri). Oleh karena itu Karunia Berbahasa roh adalah karunia Roh Kudus yang pertama diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman dan menjadi dasar bagi orang beriman untuk dapat mengerti bagaimana cara kerja karunia-karunia Roh lain yang akan diterimanya dari Tuhan Yesus, ketika ia telah bertumbuh semakin dewasa. Dari pengertian di atas itu maka dapat dimengerti apabila seorang beriman tidak mungkin mendapat Karunia-karunia Roh Kudus yang lain sebelum mendapat Karunia Berbahasa-roh yang merupakan tanda "Baptis Roh Kudus".

Pada masa sekarang banyak orang beriman melakukan praktek-praktek kesembuhan dan mengusir setan yang dilakukan didalam ibadah gereja, didalam ibadah rumah jemaat, dan didalam ibadah KKR (Kebangkitan Kebangunan Rohani); tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa yang dipraktekkan sebenarnya bukan Karunia Roh Kudus melainkan "doa" memohon kesembuhan bagi orang sakit dan orang yang kesurupan. Apabila Tuhan Yesus berkenan, maka doa itu akan dikabulkan dan disembuhkanlah orang yang yang sakit atau orang yang kesurupan itu. Oleh karena itu yang terjadi dalam prakteknya kadang-kadang ada orang sakit yang disembuhkan, tetapi banyak pula yang tidak disembuhkan. Dalam praktek KKR seorang hamba Tuhan yang berdoa di mimbar memohon kesembuhan kepada Tuhan Yesus bagi orang-orang yang hadir pada saat itu secara umum (dengan harapan Tuhan akan berkenan mengabulkan doanya itu), dan apabila ada salah seorang atau beberapa orang yang disembuhkan dari sakitnya akan diminta untuk bersaksi di atas podium.


Jadi ada perbedaan antara orang beriman yang telah menerima karunia Roh Kudus dan orang beriman yang belum menerima karunia Roh Kudus. Perbedaannya adalah bahwa pada saat orang beriman itu mempraktekkan karunia itu, bagi orang beriman yang telah mempunyai karunia Roh Kudus, ia akan tahu dengan pasti dan yakin bahwa yang dipraktekkannya adalah dari Tuhan maka ia akan berkata-kata dengan penuh keyakinan dan yang dikatakannya adalah benar; sedangkan bagi orang beriman yang belum mempunyai karunia Roh, ia tidak tahu dengan pasti, maka ia hanya berkata-kata sebatas pengetahuannya dan yang dikatakannya bisa saja salah. 
Oleh karena itu hasil praktek yang dilakukan dua orang beriman itu pun berbeda. Dari orang beriman yang mempunyai karunia Roh Kudus, akan dihasilkan suatu pengalaman dan pengetahuan yang bersifat membangun dan tetap, baku, tidak berubah-ubah, yang tersusun menjadi satu pengenalan akan Tuhan dari pengalaman rohani yang satu kepada pengalaman rohani berikutnya, dan semua pengalaman yang diperolehnya itu merupakan pengetahuan firman Allah yang membentuk satu pengajaran rohani yang utuh, sistematis, dan masuk akal. Disamping itu juga selaras dengan pengalaman dan pengetahuan orang-orang beriman lain yang menerima karunia-karunia Roh Kudus, baik pengalaman dan pengetahuan orang-orang beriman yang tertulis dalam Alkitab (Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Daud, Salomo, nabi-nabi, Yesus, dan para rasul) maupun pengalaman dan pengetahuan orang-orang beriman yang tidak tertulis dalam Alkitab; baik yang terjadi pada masa lampau maupun yang terjadi masa sekarang dan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Berkenaan dengan karunia Roh Kudus yang berhubungan dengan kuasa menyembuhkan, kuasa membuat mukjizat, dan kuasa membedakan roh; maka bagi orang beriman yang telah menerima karunia kuasa itu, akan tahu dengan pasti bahwa semua yang dilakukannya akan terjadi, dan semuanya berasal dari Tuhan; semua yang didoakannya akan didengar Tuhan dan dikabulkanNya, karena sesuai dengan kehendak Tuhan. dan juga telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus Kristus 
(Mat.21:18-22; Mrk.11:20-26). Sebagai contohnya adalah yang dilakukan rasul Petrus yang menyembuhkan orang lumpuh di pintu masuk Bait Allah (Kis.3:1-8).

Mat.21:18-22. Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Mrk.11:20-26. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

Kis.3:1-8. Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.

Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.

Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah benar bahwa Karunia Berbahasa roh merupakan karunia pertama bagi orang beriman yang diberikan Tuhan Yesus kepada jemaatnya, sebab dengan melalui Karunia Berbahasa roh ini orang beriman dilatih untuk belajar hidup dengan iman; tidak hidup dengan mengandalkan akalnya, kepintarannya, atau kekuatannya sendiri, melainkan hidup dengan hanya mengandalkan Tuhan saja. Dan menjadi pengalaman dasar bagi orang beriman agar dapat menggunakan Karunia-karunia Roh yang lain yang akan diberikan Tuhan Yesus kepadanya.