Sabtu, 31 Maret 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 3)

3. Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara berharga

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendam kan nya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.  Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Mat. 13:44-46.

Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus Kristus memberikan pelajaran kepada murid-muridNya dan orang banyak yang mendengarkanNya, bahwa setiap orang yang menemukan Kerajaan Allah, mereka harus mau meresponnya secara total. Mereka harus menggunakan semua yang dimilikinya dan semua yang ada pada dirinya untuk mendapatkannya. Baik mereka yang menemukannya dengan tidak sengaja, seperti orang yang menemukan harta di ladang, maupun mereka yang dengan kesadaran penuh mencarinya, seperti pedagang yang menemukan mutiara yang indah.

Orang yang menemukan harta di ladang adalah orang kebanyakan, yang mempunyai hidup sederhana, mereka adalah orang-orang yang setiap harinya hanya bergantung pada berkat Tuhan dalam menyambung hidupnya, mereka adalah kaum petani, peladang, dan orang-orang miskin, yaitu orang-orang yang penghasilannya hanya pas-pasan saja. Mereka tidak mempunyai harta yang banyak, karena itu untuk memenuhi hajat hidup sehari -hari ia harus bekerja keras. Mereka hanya memikirkan bagaimana harus bertahan hidup dari sehari demi sehari, tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada hari esok. Mereka hidup sesuai dengan  ajaran  Tuhan Yesus, yang mengatakan: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakan nya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakan nya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelap lah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatiran nya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Mat. 6:19-34.

Seorang pedagang yang menemukan mutiara yang indah adalah orang yang berpendidikan, orang-orang yang mempunyai harta tetapi senantiasa mencari Kerajaan Allah, sehingga ketika ia menemukannya ia rela untuk menyerahkan seluruh miliknya dan hidupnya untuk mendapatkannya. Orang yang seperti inilah yang akan dapat menemukan Kerajaan Allah, hal ini juga sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Mat. 7:7-11.

Jadi dari perumpamaan ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Kerajaan Allah  diperuntukan bagi semua orang, baik yang kaya maupun yang miskin, bagi orang yang berpendidikan maupun orang yang sederhana. Tetapi mereka harus orang yang mau hidup menurut tuntunan Roh Kudus dan mau melakukan firman Tuhan. Mereka adalah orang yang mementingkan hidup rohani lebih dari pada hidup duniawi, karena mereka memang orang-orang rohani, orang-orang yang berpikiran rohani. Mereka adalah orang yang senantiasa hidup menuruti firman yang diberikan Tuhan kepadanya, seperti yang dikatakan  Daud dalam Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.


4. Perumpamaan tentang Pukat

"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu  setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,  lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.  Mengerti kah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti."  Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaan nya." Mat. 13:47-52.

Kerajaan Allah digambarkan sebagai pukat atau jala ikan, dalam arti bahwa Kerajaan Allah menangkap atau menjaring semua orang agar percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang akan menyelamatkan mereka dan yang akan memberikan hidup kekal kepada mereka. Tetapi tidak semua orang yang datang kepada Nya akan dipilihNya sebagai penghuni Kerajaan Allah, melainkan mereka yang hidup dengan iman yang bertumbuh dan menghasilkan buah roh saja (ikan yang baik). Sedangkan mereka yang hidupnya masih di dalam dosa, tidak bertumbuh dan tidak menghasilkan buah roh (ikan yang jahat) akan diabaikan Nya. Hal ini juga ditegaskan oleh Tuhan Yesus dengan perkataanNya: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Mat.7:15-23.

Jadi dari perumpamaan tentang pukat ini dapat dimengerti bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan mendapat tempat dalam Kerajaan Allah, bila mereka bertumbuh imannya dan menghasilkan buah roh yang sesuai dengan imannya itu.

Selasa, 20 Maret 2012

KERAJAAN ALLAH (bagian 2)



Karakteristik dari Kerajaan Allah dapat dikenali dari  perumpamaan-perumpamaan yang di ajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan kepada orang banyak. Sehingga Kerajaan Allah yang dimaksudkan Tuhan Yesus Kristus pun dapat dimengerti dengan lebih jelas.

1. Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.

Kerajaan Allah oleh Tuhan Yesus digambarkan seperti biji sesawi yang bertumbuh dari satu benih yang sangat kecil  menjadi satu pohon yang besar melebihi tanaman-tanaman jenis lain , dan  cabang-cabangnya dapat menjadi tempat burung-burung di udara membuat sarang. (Mat. 13:31-35)  
Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu tumbuh pertama-tama mulai dari iman yang sangat kecil tetapi setelah tumbuh dewasa dan sempurna dapat memenuhi dan menguasai seluruh  Bumi , melebihi kerajaan-kerajaan lain yang didirikan dengan kekuatan dan kekuasaan manusia. Dalam hal ini Tuhan Yesus memberikan satu penekanan bahwa iman itu mempunyai kekuatan dan kuasa yang sangat besar, walaupun itu adalah iman yang kecil sekalipun. Ini di ungkapkanNya dengan kalimat : " Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (Mat.17:20)
Dan perkembangan Kerajaan Allah  digambarkannya seperti ragi yang merupakan bahan yang hanya sedikit jumlahnya tetapi dapat membuat seluruh adonan (yang jumlahnya jauh lebih banyak)  mengembang. Dalam hal ini (untuk mengembangkan seluruh adonan) dibutuhkan waktu, demikian pula dengan Kerajaan Allah , untuk dapat berkembang memenuhi seluruh Bumi membutuhkan waktu. Setelah melewati waktu dua ribu tahun maka sekarang iman dari para murid-murid Yesus yang hanya dua belas orang (dikurangi Yudas Iskariot yang menjual Tuhan Yesus), telah hampir mengkhamirkan seluruh Bumi. Dan beberapa waktu lagi akan khamir seluruhnya.

Mat. 13:31-35  Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.  Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." 
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Mat. 17:20  Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Jadi dari pelajaran pertama ini Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita bahwa supaya Kerajaan Allah dapat terbentuk sempurna pertama yang dibutuhkan adalah iman dan yang ke dua adalah waktu, karena Kerajaan Allah berbeda dari pada kerajaan duniawi (yang sifatnya hanya sementara saja).

Yoh.18:36  Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

2. Perumpamaan ilalang diantara gandum.

Kerajaan Allah mulai ada dari benih firman yang ditabur Tuhan Yesus ketika Ia turun ke dunia sebagai manusia dan mengajar murid-muridNya dan orang banyak  yang datang kepadaNya. Orang yang menerima Tuhan dan beriman kepadaNya adalah benih gandum, yang pada waktunya kelak akan menghasilkan buah Roh.* Sedangkan orang yang datang kepada Yesus tetapi tidak menghasilkan buah Roh adalah benih alang-alang. Mereka bertumbuh bersama-sama di ladang Tuhan, yaitu gereja Tuhan yang ada di dunia. Tetapi pada saat menuai nanti antara gandum dan alang-alang akan dipisahkan.
Siapa yang berasal dari benih alang-alang dapat ditentukan, yaitu mereka yang tidak mengalami pertumbuhan  iman seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang biarpun rajin beribadah di gereja dan melakukan pelayanan namun hidupnya masih sama dengan orang-orang duniawi. Karakternya tidak pernah berubah, masih  seperti sebelum mengenal Tuhan Yesus Kristus; pertobatannya hanya dibibir saja; tidak pernah bertobat sungguh-sungguh, masih sebagai orang lama yang berpikiran duniawi. Hidupnya hanya mencari, mengumpulkan dan dikuasai oleh barang-barang yang ada di dunia.

* lihat Pertumbuhan Iman Kristiani (5)

Mat.13:36  Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Jadi dari pelajaran ke dua ini Tuhan Yesus mengingatkan bahwa bukan setiap orang yang mengaku percaya adalah anak-anak Allah, tetapi mereka yang menghasilkan buah Roh saja, karena mereka ini yang berhak menjadi warga Kerajaan Allah. Bagi mereka yang tidak menghasilkan buah Roh, pada hari terakhir nanti Tuhan yesus Kristus mengatakan, bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka, bahkan dikatakanNya, bahwa mereka adalah orang-orang jahat.

Mat.7:15-27  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Buah Roh adalah sebuah pencapaian  hidup yang didasari oleh iman yang bertumbuh menjadi dewasa dan sempurna sehingga menghasilkan karakter yang baik seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus, yaitu karakter seperti yang rasul Paulus nyatakan dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia.

Gal. 5:22-23  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan-diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu

Kasih
Kasih yang dimaksud disini adalah kasih agape, yang tidak membeda-bedakan, tidak pilih-pilih,  kasih yang timbul dari dalam hati yang tulus dan suci. Tidak ada pamrih didalamnya.

Sukacita
Adalah perasaan bahagiagembira, senang, dan bersyukur dalam hati yang timbul dari iman kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan karena ada rangsangan dari luar dirinya.

Damai sejahtera
Adalah perasaan tenang yang timbul didalam hati, sehingga tidak kawatir terhadap hidupnya, karena percaya pada pemeliharaan Allah.

Kesabaran
Adalah sikap hidup yang berkaitan dengan dunia diluar dirinya, dimana ia tidak memaksakan kehendak, keinginan atau pikirannya sendiri, tetapi hidup menurut keadaan dimana ia berada dan melakukan yang terbaik bagi semua orang.

Kemurahan
Adalah sikap hidup yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik yang bersifat materiil maupun immateriil.

Kebaikan
Adalah sikap hidup yang selalu mengutamakan keuntungan bagi orang lain, tidak mementingkan dirinya sendiri.

Kesetiaan
Adalah sikap hidup yang selalu menjunjung tinggi perkataannya, sehingga ia tidak akan mengingkari apa yang menjadi komitment yang telah dibuatnya, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Kelemah-lembutan
Adalah sikap hidup yang mendasarkan tindakannya pada perasaan atau hati nurani yang timbul dalam dirinya ketika berinteraksi dengan dunia diluar dirinya.

Penguasaan-diri
Adalah sikap hidup yang mendasarkan tindakannya pada kehendak roh yang senantiasa menghendaki agar berbuat kebaikan, bukan menuruti keinginan daging yang senantiasa menginginkan pemuasan nafsu.